Makalah Analisis Laporan Keuangan - Kelompok 10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SKEMA ANALISIS KREDIT



“Disusun guna memenuhi tugas Kelompok Materi 12 mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan dengan dosen pengampu Made Laksmi Sena Hartini., SE.,M.Ak”



Disusun Oleh : Kelompok 10 Ni Putu Arista Dewi



(20 / 1902622010546)



Pande Wira Pratama



(24 / 1902622010550)



Murdis Umbu Kenda



(31 / 1902622010557)



Akuntansi Malam Kelas (L)



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca Untuk itu dalam kesempatan ini pemakalah menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Made Laksmi Sena Hartini selaku dosen yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan karena segala aktivitas dilakukan secara online di rumah masing-masing. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih



Denpasar, 30 Juli 2022



Kelompok 10



DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4 1.1



Latar Belakang ............................................................................................................... 4



1.2



Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4



1.3



Tujuan Penulis ................................................................................................................ 4



BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5 2.1



Arti Penting Kredit ........................................................................................................ 5



2.2



Jenis-Jenis Kredit ........................................................................................................... 5



2.3



Pehitungan Kebutuhan Kredit ...................................................................................... 8



2.4



Skema Analisis Kredit .................................................................................................... 9



2.5



Kebijakan Kredit Perdagangan .................................................................................. 18



2.6



Contoh Kasus ....................................................................... Error! Bookmark not defined.



BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 22 3.1



Kesimpulan ....................................................................................................................22



DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................23



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit merupakan salah satu kegiatan dalam dunia perbankan yang menghasilkan profit. Bank mendapatkan profit dari bunga kredit yang diberikan untuk debitur. Kredit adalah asset terbesar dalam dunia perbankan. Untuk itu kredit harus diawasi dimulai dari pengajuan, pemberian, pelaksanaan hingga pelunasannya agar tidak terjadi kredit macet. Kredit tidak bisa diberikan langsung kepada sembarang orang. Sebelum memberikan kredit kepada calon debitur harus diperhatikan faktor-faktor serta dianalisis keuangannya agar kredit yang dipinjamkan tidak menjadi kredit macet dan membuat sebuah bank tidak bisa menjalani kewajibannya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai penganalisisan laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana kategori perusahaan yang dapat dipinjamkan kredit oleh suatu bank. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kredit ? 2. Apa saja kebijakan perkreditan di Indonesia ? 3. Bagaimana analisis perkreditan ? 1.3 Tujuan Penulis 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kredit 2. Untuk mengetahui kebijakan perkreditan di Indonesia 3. Untuk mengetahui bagaimana analisis perkreditan



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Arti Penting Kredit Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Pengertian kredit sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti “kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti “kepercayaan” karena itu dasar kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian seseorang memperoleh kredit pada dasarnya adalah memperoleh kepercayaan. Dalam arti luas, kredit merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Menurut UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat



dipersamakan



dengan



itu



berdasarkan



persetujuan



atau



kesepakatan



pinjammeminjam atara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan 2.2 Jenis-Jenis Kredit A. Jenis kredit yang secara umum dapat diberikan oleh bank 1. Pinjaman Rekening Koran (PRK) Adalah pinjaman revolving jangka waktu (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank dengan mempergunakan cek, bilyet giro atau alat perintah pembayaran lainnya. 2. Pinjaman Aksep Pinjaman AAksep (DL) adalah pinjaman revolving jangka pendek (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank. Tujuan pinjaman ini adalah untuk membiayai modal kerja. 3. Anak Piutang



Ada fasilitas anjak piutang ini adalah piutang debitur (yang belum jatuh tempo) dijual kepada bank dan bank akan memberi dana sampai sekian persen. Difasilitas anjak piutang ini terdapat tiga pihak yang terlibat : a. Faktor, yaitu pihak yang mengambil alih piutang atau pembeli piutang; b. Client, yaitu pihak yang menjual piutang; c. Debitor, ini merupakan pihak yang memiliki hutang kepada client dan merupakan objek transaksi anjak piutang. 4. Pinjaman Sindikasi Adalah pinjaman komersial/modal kerja dimana dananya berasal dari beberapa bank atau pembiayaan secara bersama oleh beberapa bank. Pinjaman ini dapat merupakan pinjaman investasi untuk membiayai suatu proyek (misalnya pembangunan hotel, pusat pertokoan dan lain-lain) atau untuk membiayai kebutuhan modal kerja. Bank yang tergabung dalam pinjaman sindikasi ini ada yang bertugas sebagai : a. Lead bank yaitu pihak yang menyediakan dana dalam porsi besar dalam sindikasi tersebut dibandingkan dengan lainnya juga segabai pengelola kegiatan sindikasi tersebut baik dalam hubungan dengan debitur maupun terhadap peserta sindikasi lainnya. b. Participant bank yaitu bank yang menjadi anggota sindikasi dan bertugas hanya menyediakan dana saja. 5. Term Loan Adalah pinjaman non revolving yang dipergunakn untuk membiayai investasi aktiva tetap (alat yang tidak habis dipergunakan untuk satu siklus usaha). Pencairan dananya dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sejak dari awal dengan menyerahkan surat aksep senilai dana yang ditarik. Pembayaran kembali dilakukan dengan angsuran, baik dengan grace perio, pembayaran hanya mencakup bunga saja, sedangkan angsuran pokok dan bunga dimulai setelah grace period berakhir. B. Jenis kredit yang dibiayai 1. Kredit Modal Kerja



Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam satu cycle usaha, hal ini kalau dilihat dalam neraca suatu perusahaan akan berupa uang kas/ bank ditambah dengan piutang dagang ditambah dengan persediaan baik persediaan barang jadi, persediaan bahan dalam proses, persediaan bahan baku. 2. Kredit Investasi Yaitu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barangbarang modal yaitu tidak habis dalam satu cycle usaha, maksudnya proses dari pengeluaran uang kas dan kembali menjadi uang kas tersebut akan memakan jangka waktu yang cukup panjang setelah melalui beberapa kali perputaran. (Mulyono, 1993). 3. Kredit Konsumsi (Personal Loan) Bentuk kredit yang diberikan kepada perorangan ini bukan dalam rangka untuk mendapatkan laba tetapi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. C. Jenis kredit menurut keperluannya 1. Kredit Produksi/Ekspoitasi Yaitu kredit yang diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun peningkatan kualitatif, Kredit ini disebut kredit Eksploitasi karena bantuan modal kerja tersebut digunakan untuk menutup biayabiaya eksploitasi perusahaan secara luas. 2. Kredit Perdagangan Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya yang berarti peningkatan dari suatu barang. Kredit perdagangan ini dapat terbagi dua yaitu Kredit Perdagangan Dalam Negeri dan Kredit Perdagangan Luar Negeri atau lebih dikenl dengan Kredit Ekspor dan Impor. 3. Kredit Investasi Yaitu kredit yang diberikan bank untuk keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun mendirikan usaha proyek baru. Ciri dari kredit ini adalah diperlukan untuk penanaman modal, mempunyai



perencanaan yang terarah dan matang, dan waktu penyelesaian kredit berjangka menengah dan panjang.



2.3 Pehitungan Kebutuhan Kredit Terkadang sering kali nasabah mengajukan kredit dengan jumlah tertentu yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya. Tidak jarang pula bank menolak memberikan jumlah yang diinginkan oleh nasabah dengan alas an memang jumlah yang dibutuhkan melebihi dari yang diminta. Untuk itu, dalam hal memutuskan kredit pihak perbankan memerlukan suatu perhitungan agar kebutuhan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Alas an mengapa perlunya penilaian kebutuhan suatu kredit, sebagai berikut : a. Agar jumlah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan b. Agar kebutuhan kredit sesuai dengan kemampuan nasabah untuk membayar angsuran c. Kebutuhan kredit disesuaikan dengan jumlah nilai jaminan yang diberikan d. Sesuai kebijakan bank dan kebijakan pemerintah Untuk menentukan jumlah kredit yang sesungguhnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu; a. Nilai jaminan b. Penghasilan nasabah (gaji) c. Jumlah biaya yang akan dikeluarkan nasabah untuk pembiayaan usahanya d. Studi kelayakan e. Analisi rasio f. Cara lainnya



2.4 Skema Analisis Kredit Sebelum suatu kredit diputuskan, terlebih dulu perlu dianalisis kelayakan kredit tersebut. Tujuannya adalah untuk menghindari kredit yang dibiayai nantinya tidak layak. Kalau ini yang terjadi, kemungkinan besar bank akan menderita kerugian karena ketidakmampuan nasabah untuk mengembalikan pinjamannya alias macet. Tidak hanya itu saja, karena ketidakmampuan membayar angsuran kredit, nasabah juga akan terkena dampak dari beban yang harus dibayar yang justru dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan lebih lanjut. Macetnya pembayaran kredit nasabah memang bukan hanyakarena salah perhitungan dalam analisis kredit yang sesungguhnya, akan tetapi dapat terjadi karena faktor lainnya, misalnya objek kredit yang dibiayai terkena bencana alam. Namun, paling tidak apabila kredit telah dinilai secara baik, risiko kredit macet dapat diminimalkan. Oleh karena itu, sebelum kredit dikucurkan, wajib untuk terlebih dulu dianalisis kelayakannya. Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu sebagai berikut 1.



Dengan Prinsip 5 of C a) Character (Karakter) Character untuk mengukur karaker, perilaku pembayaran dan profil risiko debitur termasuk kemungkinan gagal bayar ke depan. , yaitu melihat bagaimana karakter dan latar belakang calon peminjam atau nasabah yang mengajukan kredit. Kriteria character ini akan dilihat dari wawancara yang dilakukan oleh pihak bank, biasanya bagian customer service. Dari karakter ini akan dapat dilihat juga bagaimana reputasi calon peminjam tersebut, apakah pernah memiliki catatan tindak kriminal atau kebiasan buruk dalam keuangan seperti tidak melunasi pinjaman.Analisa ini dilakukan dengan menggunakan credit score atau riwayat perkreditan debitur di masa lalu. b) Capacity (Kapasitas) Capacity yang bertujuan mengukur kapasitas atau kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya kelak, yaitu bagaimana kemampuan calon



peminjam dalam membayar kreditnya. Kriteria ini dilihat dari bagaimana nasabah tersebut menjalankan usahanya atau seberapa besar penghasilan yang diterima tiap bulannya. Jika pihak bank menilai bahwa nasabah tersebut tidak memiliki kemampuan cukup untuk membayar kredit, maka besar kemungkinan ajuan kreditnya akan ditolak. Analisa dilakukan dengan mempelajari sumber penghasilan atau pendapatan saat ini, proyeksi ke depan serta kewajiban yang dimiliki. c) Capital (Kecukupan Modal) Capital atau kecukupan modal yang dimiliki calon debitur untuk melakukan usaha atau bisnisnya yang khususnya diberlakukan pada nasabah yang meminjam untuk usaha atau bisnisnya. Dengan mengetahui modal atau aset yang dimiliki usaha nasabah tersebut, pihak bank dapat sumber pembiayaan yang dimiliki. Selain itu, pihak bank juga dapat melihat bagaimana laporan keuangan dari usaha yang dijalankan nasabah untuk kemudian dijadikan acuan apakah memang layak diberikan kredit atau tidak. Analisa dilakukan dengan mempelajari nilai kekayaan bersih yang dimiliki berupa selisih antara total aktiva dengan total kewajiban melalui laporan keuangan. d) Collateral (Jaminan) Collateral atau jaminan yang diberikan debitur yang diberikan pada calon peminjam saat mengajukan kredit kepada bank. Sesuai dengan namanya, jaminan ini akan menjadi penjamin atau pelindung bagi pihak bank jika nantinya nasabah tidak dapat membayar pinjaman yang diambil. Oleh karena itu, idealnya besaran jaminan yang bersifat fisik ataupun nonfisik lebih besar jumlahnya lebih besar dari kredit yang diberikan. Analisa ini bertujuan menilai seberapa besar nilai jaminan dibanding pinjaman dalam hal debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya. e) Condition (Kondisi) Analisa ini dilakukan untuk mendapat kan gambaran kemampuan debitur memenuhi kewajibannya sesuai kondisi ekonomi secara umum, industri atau



kondisi tertentu yang memengaruhi kemampuan membayar kewajiban. yaitu kondisi perekonomian baik yang bersifat general atau khusus pada bidang usaha yang dijalankan nasabah. Jika memang kondisi perekonomian sedang tidak baik atau



sektor



usaha



nasabah



tidak



menjanjikan,



biasanya



bank



akan



mempertimbangkan kembali dalam memberikan kredit. Hal ini terkait kembali dengan bagaimana kemampuan nasabah dalam membayar pinjamannya nanti yang tentu terpengaruhi atas kondisi ekonomi. 2.



Dengan Prinsip 7 of P Selain prinsip 5C, prinsip lainnya yang digunakan oleh lembaga keuangan dalam memberikan kredit adalah prinsip 7P. Dalam prinsip ini terdapat tujuh kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: a) Personality Kriteria pertama adalah personality, yaitu kepribadian dari calon peminjam yang mengajukan kreditnya. Kriteria ini hampir sama dengan kriteria character dari prinsip 5C yang telah dijelaskan diatas, dimana melihat bagaimana keseluruhan kepribadian nasabah mencakup sikap dan perilakunya sehari-hari. b) Party Yang kedua dalam prinsip 7P adalah party, dimana calon peminjam dimasukkan ke dalam beberapa golongan yang terkait dengan kondisi keuangannya. Biasanya pihak bank mengklasifikasikan nasabah berdasarkan modal yang dimiliki, kepribadian, loyalitas, dan lain sebagainya. Dengan adanya perbedaan klasifikasi dan golongan ini, akan ada perbedaan pula dalam pemberian fasilitas kredit nantinya. c) Purpose Kriteria yang ketiga adalah purpose, yaitu apa tujuan dari calon peminjam dalam mengajukan kreditnya pada lembaga keuangan. Pihak bank perlu mengetahui untuk apa dana tersebut akan digunakan, misalnya untuk modal usaha, investasi, biaya pendidikan, atau justru kegiatan konsumtif. Hal ini juga akan



menyesuaikan dengan fokus dari bank atau lembaga keuangan tersebut, misalnya jika bank tersebut berfokus pada pengelolaan modal maka akan tepat bagi nasabah yang mengajukan kredit untuk usaha. d) Prospect Kriteria keempat dari prinsip 7P adalah prospect, yaitu bagaimana prospek dari usaha yang dijalankan oleh calon peminjam. Tentu saja prinsip ini berlaku khusus bagi nasabah yang mengajukan pinjaman untuk modal usaha atau bisnis yang dikelolanya. Dengan mengetahui apakah usaha dan bisnis tersebut memiliki prospek ke depan yang bagus atau tidak, maka bank pun dapat memprediksi bagaimana perkiraan kemampuan bayar dari nasabah. e) Payment Masih berkaitan dengan kriteria sebelumnya, kriteria yang kelima ini juga bertujuan mengukur bagaimana kemampuan bayar dari calon peminjam. Prinsip payment dilihat dari sumber pendapatan nasabah, kelancaran usaha yang dijalankan, hingga prospek dari usaha tersebut. Dengan begitu, pihak bank atau lembaga keuangan dapat menilai apakah nasabah tersebut memang dapat membayar kreditnya atau tidak. f)



Profitability



Kriteria keenam adalah profitability, dimana pihak bank melihat bagaimana kemampuan calon peminjam dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Sama seperti beberapa kriteria sebelumnya, kriteria ini lebih dikhususkan pada nasabah yang meminjam untuk keperluan usahanya. Semakin tinggi tingkat profitability dari calon peminjam, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan kredit yang diajukan dapat disetujui bank. g) Protection Tidak jauh berbeda dengan kriteria collateral pada prinsip 5C, kriteria protection ini juga mengacu pada jaminan yang dapat diberikan oleh calon peminjam.



Selain jaminan berupa barang seperti aset rumah atau perusahaan, protection ini juga dapat berupa jaminan asuransi yang dimiliki oleh nasabah. 3.



Dengan Studi Kelayakan Analisi kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit zyang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dengan adanya analisis kredit, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur. Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya (angsuran pokok) beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah diperjanjikan bersama,misalnya berdasarkan akad kredit yang dibuat berdasarkan notaries publik. a) Penilaian Aspek Hukum Analisis pada aspek ini bertujuan untuk meneliti ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau pembiayaan dari bank. Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek, sebagai berikut; i.



Badan usaha, meliputi Bentuk Usaha, nama badan usaha, pemegang saham, anggaran dasar perusahaan, penanggung jawab perusahaan, status usaha, bidang usaga, dan domisili.



ii. Izin-izin yang harus dimiliki, meliputi persetujuan prinsip,izin penggunaan tanah, izin gangguan, izin bangunan, izin usaha perdagangan. iii. Perjanjian-perjanjian, meiputi perjanjian dalam manajemen, perjanjian lisensi produk, perjanjian penyediaan bahan bakum perjanjian dagang barang atau jasa, perjanjian pengalihan saham. b) Penilaian Aspek Pasar dan Pemasaran



Analisi pada aspek ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang di produksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang digunakan oleh investor atau pengelola proyek agar perusahaan atau proyek dapat memenangkan persaingan yang cukup kompetitif. Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek sebagai berikut; i.



Luas dan bentuk pasar;



ii. Pangsa pasar; iii. Saingan usaha; iv. Rencana pemasaran. c) Penilaian Aspek Keuangan Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan di bidang keuangan. Analisis meliputi berbagai sub aspek sebagai berikut; i.



Penilaian data keuangan proyek;



ii. Sumber pembiayaan; iii. Kemampuan proyek; iv. Penilaian data keuangan perusahaan atau bisnis yang sudah beroprasi. d) Aspek Ekonomi Sosial Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makro ekonomis. Analisis ini meliputi sub-aspek sebagai berikut; i.



Kesempatan kerja;



ii. Penggunaan bahan baku local;



iii. Menghasilkan devisa; iv. Penghematan devisa; v.



Penerimaan pajak bagi negara;



vi. Subsidi dari negara; vii. Tax holiday viii. Backward and forward integration; ix. Pemerataan usaha versus konglomerasi; x.



Dampang lingkungan.



e) Penilaian Aspek Teknis Dan Operasi Peran aspek teknis dan operasi dalam penilaian kredit adalah membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, seperti kapasitas yang digunakan, masalah lokasi, lay out ruangan, dan mesin-mesing termasuk jenis mesin yang digunakan.Rasio-rasio dalam analisis kredit antara lain f)



Penilaian Aspek Organisasi dan Manajemen



Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai prospek yang ada dan pertimbangan lainnya. g) Penilaian Aspek Amdal Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara jika proyek atau usaha itu dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi antara lain terhadap : i.



Tanah/darat menjadi gersang



ii. Air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasa iii. Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising, dan panasa. Untuk menilai kelayakan dari suatu kredit biasanya bank menilai dari laporan keuangan yang disajikan, baik laporan keuangan neraca, laporan laba rugi, laporan kas atau perubahan modal. Laporan keuangan ini perlu dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu rasio keuangan. Dengan demikian, tergambar atau terlihat kondisi dan posisi keuangan sesungguhnya. Dari analisis ini barulah bank akan menilai kelayakan usaha tersebut dari berbagai sudut pandang. Analisis ini kita kenal dengan nama Analisis Laporan Keuangan. Analisis Laporan Keuangan yang biasanya dinilai oleh bank, yaitu sebagai berikut: 1.



2.



3.



Analisis Likuiditas a.



Current rasio



b.



Quick ratio



c.



Cash ratio



d.



Inventory to working capital



Analisis Leverage a.



Debt ratio



b.



Debt to equity ratio



c.



Long term debt to equity ratio



Analisis Aktivitas a.



Inventory turn over



b.



Receivable turn over



c.



Fxed asset turn over



d.



Working capital turn over



6. Analisis Rentabilitas a.



Profit margin



b.



Return on investment



c.



Return of equity



d.



Earning per share



2.5 Kebijakan Kredit Perdagangan Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membeli aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor. Kredit perdagangan (trade credit). Kredit ini adalah umumnya dananya dipergunakan untuk keperluan perdgangan (trade). Kredit perdagangan diajukan dengan maksud untuk membuat agar barang yang telah diproduksi tersebut menjadi lebih berguna dan bisa dipakai oleh banyak orang bukan hanya pada mereka yang berada disatu area tapi diharapkan barang tersebut bisa dipakai oleh banyak orang dari tempat yang berbeda baik daerah, negara, kawasan dan juga budaya, atau ini biasa disebut untuk membuat barang tersebut memiliki peningkatan utulity of place dari suatu barang. Umumnya kredit perdagangan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Kredit perdagangan dalam negeri 2. Kredit perdagangan luar negeri atau ini biasa disebut dengan kredit ekspor dan impor (export and import) Perbedaan antara kredit yang diberikan bank dengan penjualan kredit oleh perusahaan dagang adalah sebagai berikut.



1.



Bank yang menyalurkan kredit dalam bentuk uang maupun barang yang dibiayai oleh bank. Artinya nasabah bisa menerima kredit dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang



2.



Penjualan kredit oleh perusahaan dagang adalah perusahaan menjual barang dagangannya yang pembayarannya dilakukan di kemudiaan hari (kredit) baik dengan angsuran atau dicicil. Terdapat beberapa tujuan perusahaan dagang dalam memberikan kredit antara



lan untuk a.



Meningkatkan penjualan, dimana omzet penjualan meningkat atau bertambah dari waktu ke waktu



b.



Meningkatkan laba, meningkatkan laba dipengaruhi juga dengan meningkatnya penjualan. Dalam praktiknya, apabila penjualan meningkat, kemungkinan besar laba akan meningkat pula.



c.



Meningkatkan



loyalitas



pelanggan,



artinya



menyesuaikan



dengan



menyesuaikan kondisi pelanggan karena kadang tidak selamanya pelanggan memiliki dana tunai untuk membeli barang dengan alasan tertentu. Oleh karena itu, untuk mempertahankan pelanggan, perusahaan dapat memberi pelayanan secara kredit.



2.6 Contoh Kasus: Profil Perusahaan Nama perusahaan



: CV. Mitra Informa



Alamat Perusahaan



: Jl. Tanah Sereal XVIII, Jakarta Barat



Tanggal Berdiri



: 15-12-2004



Jenis usaha



: Supplier alat-alat tambang



CV. Mitra Informa merupakan supplier alat-alat tambang yang sudah berdiri 10 tahun lamanya. Dapat dilihat dari laporan keuangan 2 tahun terakhir bahwa terjadi peningkatan laba dari tahun sebelumnya. CV. Mitra Informa mempunyai banyak



pelanggan yang sudah bekerjasama dengan mereka saat ini. CV. Mitra Informa merupakan usaha yang pengurusnya semua dilakukan oleh keluarga bapak HM Drajat Analisis Kredit Dengan adanya pengajuan kredit, nasabah yang bersangkutan yaitu : Nama



: HM DRAJAT : Tangerang, Jalan Sawo Raya No. 18, Rukun Tetangga 01, Rukun



Alamat



Warga 24, Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas.



Yang membuka usahanya dengan : Nama



: CV. Mitra Inform



Alamat



: Jl. Tanah Sereal XVIII, Jakarta Barat



Mengajukan kredit sebesar Rp. 100.000.000 dengan agunan sertifikat tanah yang terdapat di daerah PERUM 1 TANGERANG dengan luas ± 140 m2 dengan jumlah harga kisaran Rp. 850.000.000. Analisa kredit 5C : 1.



Character Berdasarkan penilaian pada saat interview dengan calon debitur, dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya yang tenang dan sabar dalam menjawab dengan seksama semua pertanyaan yang diajukan mengenai usaha yang beliau lakukan tanpa ada yang ditutup-tutupi. Selain itu dari data-data dan informasi tentang perusahaan dapat diperoleh dengan mudah dan dapat dibuktikan kebenaran dari data-data dan informasi yang diberikan oleh calon debitur. Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap calon debitur dengan lingkungannya, dapat dikatakan bahwa karakter calon debitur di lingkungan sekitarnya dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab, tidak suka berfoya-foya, ramah, giat bekerja dan baik kepada semua orang. Sang calon debitur mempunyai keluarga dengan 3 anak yang harus dibiayai dan kondisi keluarga calon debitur semuanya dalam keadaan sehat. Menurut hasil BI Checking Kolektibilitas kredit dalam 2 tahun terakhir adalah lancer.



2.



Capacity



Kapasitas calon debitur dianggap mampu ketika mengajukan kredit ini. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya dengan baik dan telah berjalan selama 10 tahun. Selain itu calon debitur dianggap mampu kapasitasnya karena telah melakukan peminjaman kredit sebelumnya dan usahanya terus mengalami perkembangan sampai saat ini. 3.



Capital Dilihat dari laporan laba rugi yang ditunjukkan oleh calon debitur. Dapat dilihat bahwa calon debitur mempunyai penghasilan yang cukup dan mengalami perkembangan dalam laba yang dihasilkan selama 10 tahun ini. Selain itu dari data yang diketahui bahwa usaha yang dijalankan ini merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga calon debitur sendiri. Beliau dapat mengelola usaha ini dengan baik bersama anggota keluarganya sehingga usahanya mengalami perkembangan dan mempunyai banyak pelanggan yang saat ini bekerjasama dengan beliau.



4.



Collateral Jaminan yang diberikan calon debitur adalah sertifikat tanah seluas 140 m2 yang berada di perum 1 Tangerang yang mempunyai nilai pasar Rp. 850.000.000,-



5.



Condition of economy Kondisi perekonomian sangat ini masih relatif stabil. Keadaan sistem keuangan Indonesia masih aman dan tidak mengganggu perkembangan dan pertumbuhan usaha. Dengan ini dilakukannya beberapa analisa yang telah kami laksanakan kepada calon debitur maka di dapatkan dengan hasil sebagai berikut; 1.



Analisa Kualitatif Setelah dilakukan wawancara dan pengumpulan data terhadap calon debitur, dapat disimpulkan bahwa calon debitur memiliki karakteristik dan sifat yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sehingga calon debitur bisa dipercaya untuk diberikan kredit dan mampu untuk melunasi kredit yang telah diberikan dengan tepat dalam waktu yang telah disepakati bersama. Kredit yang



diajukan oleh calon debitur merupakan kredit modal kerja dimana kredit yang nantinya akan diberikan dapat digunakan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih baik sehingga dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas dan membuat kualitas usaha menjadi lebih baik lagi. Calon debitur juga memiliki kemampuan untuk dapat melunasi kredit yang akan diberikan dengan cara bersungguh – sungguh untuk membesarkan usahanya ke dalam lingkup yang lebih luas, hal ini terlihat dari banyaknya tender yang ia ikuti dan banyaknya perusahaan besar yang sudah bekerja sama dengannya. Dari data yang kami peroleh dari bank lain calon debitur ini pernah mengajukan kredit dan dari data tersebut kami melihat bahwa calon debitur dapat melunasi kredit yang telah diberikan oleh bank dengan tepat waktu. 2.



Analisa Kuantitatif Analisis ini dapat dilaksanakan melihat dari laporan keuangan tahunan . Data yang telah kami dapat merupakan data yang akurat



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kredit adalah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah, dunia usaha ataupun perorangan. Maksud dan tujuan kredit mencakup scope yang luas,ada dua fungsi pokok yang saling berkaitan dengan kredit adalah Profitability dan safety. Analisi kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dari penilaian terhadap aspek financial ataupun nonfinansial kiranya sudah mencakup tujuan daripada penilaian terhadap pertimbangan pemberian kredit, yaitu kita mengetahui sampai di mana kemampuan perusahaan pemohon kredit di dalam; a. Melaksanakan operasinya pada masa yang akan datang b. Menyediakan kebutuhan modal kerja c. Memenuhi kewajiban finansialnya d. Menciptakan atau memperoleh laba Seberapa jauh analisis atau penilaian aspek keuangan ini akan tergantung kepada besar kecilnya risiko yang dihadapi oleh bank. Jika risiko sedemikian besarnya maka pihak bank dapat mengadakan penilaian lebih luas dan teliti bahkan kalau perlu sampai pada penilaian teknis misalnya proses teknologinya.



DAFTAR PUSTAKA https://www.google.com/search?q=Mampu+Memberi+Contoh+Perhitungan+Kebutuhan+Kredit &rlz=1C1CHBD_idID942ID942&oq=Mampu+Memberi+Contoh+Perhitungan+Kebutuhan+Kre dit&aqs=chrome..69i57.3341j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8 https://prospeku.com/artikel/jenis-jenis-kredit---3952 https://www.okbank.co.id/id/information/news/jenis-jenis-kredit-yang-harus-anda-pahamisebelum-menggunakannya https://dipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_ANALISIS_KREDIT.pdf http://esutomo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11329/IX+Kredit+Perbankan.pdf www.pdfqueen.com/pdf/ma/macam–macam–kredit/ https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_kredit http://mh.mentormicrobank.org/jenis-jenis-kreditpinjaman/ https://www.simulasikredit.com/prinsip-5c-dan-7p-dalam-pemberian-kredit-di-lembagakeuangan-bank/



Kasmir Dr. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT. Rajagrafindo Persada. Depok