Makalah Analisis Laporan Keuangan Yang Benar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Dosen Pengampu Mata Kuliah : Moh Khoiruddin, S.e, M.si. Siti Ridloah, S.e., M.mgmt. Oleh : 1. 2. 3. 4.



Aulia Nihayatur Rahmah Fitriana Abdul Hanif Muhammad Rozaq Syaifuddin Viki Darmawan



(7311418240) (7311418198) (7311418242) (7311418238)



FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019



ii



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah “Analisis Laporan Keuangan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai bentuk partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas pembuatan makalah sebagai salah satu penunjang nilai mata kuliah Manajemen Keuangan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.



Semarang, 14 Maret 2019



Penulis



iii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang...............................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah..........................................................................................................2



C.



Tujuan Penulisan............................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN A.



Pengertian Laporan Keuangan......................................................................................6



B.



Jenis-Jenis Laporan Keuangan......................................................................................6



C.



Fungsi dan Kegunaan Laporan Keuangan.....................................................................8



D.



Analisis Laporan Keuangan suatu perusahaan.............................................................10



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan...................................................................................................................42



B.



Saran.............................................................................................................................43



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil (output) dari proses kegiatan akuntasi keuangan. Setelah perusahaan menjalankan aktivitasnya selama satu periode tertentu, misalnya satu tahun, satu semester, satu kuartal atau bahkan mungkin satu bulan, biasnya perusahaan ingin mengetauhi kondisi terakhir keuangannya, misalnya berapa jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan, berapa jumlah beban yang ditanggung oleh perusahaan dan berapa pula laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan selama satu periode tersebut. Tidak sebatas informasi tentang pendapatan, beban dan laba atau rugi yang ingin diketauhi perusahaan, informasi keuangan lainnya berkenaan dengan kondisi terakhir keuangan perusaan juga sangat penting untuk diketauhi oleh perusahaan. Informasi-informasi tersebut misalnya, berapa jumlah harta (assets) terakhir perusahaan dan dalam wujud apa saja harta tersebut dimiliki perusahaan, berapa besar modal akhir perusahaan dan bagaimana komposisi modal akhir tersebut, dan masih banyak lagi informasi keuangan lainnya yang sangat perlu diketauhi oleh perusahaan. Informasi keuangan yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan akan pertanyaan-pertanyaan seperti tersebut di atas itulah yang pada hakekatnya disebut sebagai laporan keuangan (financial statement) perusahaan. Dalam hal ini manajemen sangat perlu untuk menyusun laporan keuangan, karena hal ini merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan (pemegang saham). Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pemilik perusahaan akan dapat mengetauhi keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut. Penyusunan laporan keuangan juga dimaksudkan untuk memenuhi phak-pihak lain yang memiliki kepentingan dengan perusahaan , misalnya kreditor atau calon kreditor, pemerintah, karyawan, dan lain sebagainya.



B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Laporan Keuangan? 2. Apa saja dan Bagaimana Jenis-Jenis Laporan Keuangan?



4



5



3. Apa Fungsi dan Kegunaan Laporan Keuangan? 4. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan suatu perusahaan?



C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu: 1. Menjelaskan Pengertian Laporan Keuangan 2. Menyebutkan dan menjelaskan Jenis-Jenis Laporan Keuangan 3. Menjelaskan Fungsi dan Kegunaan Laporan Keuangan 4. Menjelaskan Analisis keuangan suatu perusahaan



6



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat diartikan sebagai suatu informasi mengenai keadaan keuangan suatu perusahan dalam satu periode tertentu, yang berguna untuk menggambarkan bagaimana kinerja dari sebuah perusahaan tersebut. Umumnya sebuah laporan keuangan disusun atau dikelompokan pada 4 bagian yakni meliputi : laporan Rugi/Laba, Neraca, Arus kas dan Laporan perubahan modal. Dalam penyusunan laporan keuangan ada baiknya anda harus sudah memahami tahapan-tahapannya. Misalkan dalam penyusunan Nerca, anda setidaknya sudah mengetahui akun-akun apa sajakah yang menjadi laporan pada neraca. Disisi lain, laporan keuangan tidak memberikan semua informasi yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan ekonomi perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan laporan keuangan hanya sebatas memberikan gambaran secara umum, tentang pengaruh keuangan dan kejadian pada masa lalu, serta tidaka ada kewajiban dalam menyediakan informasi nonfinancial.



B. Jenis-jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. 1. Neraca Neraca merupakan gambaran posisi keuangan yang menampilkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Pada nerca aktiva lancar akan dipisahkan dengan akun aktiva tidak lancar, begitu juga dengan kewajiban. Kewajiban jangka pendek akan dipisahkan dengan kewajiban jangka panjang.



7



2. Laporan Laba/Rugi Laporan laba rugi bisa dikatakan sebagai ringkasan aktivitas transaksi pada perusahaan yang akan mempengaruhi stabilitas, risiko, dan prediksi pada suatu periode yang akan megnhasilkan hasil usaha besih atau rugi yang timbul dari kegiatan usa dan kegiatan aktivitas lainya. Pada laporan laba rugi, perusahaan akan menampilkan berbagai unsur kinerja keuangan. 3. Laporan Perubahan Modal Dalam perjalanan menjalakan perusahaan tentunya modal awal yang disetorkan akan mengalami sebuah perubahan. Perubahan modal ini terjadi karena modal yang disetorkan digunakan untuk menjalankan roda perputaran perusahan, juga karena adanya penambahan dari laba yang di peroleh, penggunaan modal untuk kepentingan pemilik atau pribadi dan lainya. Capital statement atau yang kita kenal dengan istilah laporan perubahan modal merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai perubahn ekuitas atau perubahan modal dalam periode tertentu. Laporan ini berfungsi untuk menunjukkan seberapa besar perubahan modal yang terjadi pada perusahaan tersebut dan apa yang menyebabkan perubahan modal ini terjadi. 4.



Laporan Arus Kas Bagi seorang pengusaha sangat penting untuk mengrtahui akan perputaran arus dana yang berada di perusahaan, kemanan dana itu pergi dan dari mana saja adanya kas masuk. Hal ini berguna untuk melakukan kontrol pada dana atau kas perusahaan yang dimiliki selama ini. Intinya laporan arus kas ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan kas keluar. Adanya arus kas masuk dapat diketahui melalui beberapa sumber, diantaranya hasil dari kegiatan oprasional, dan kas masuk yang didapat dari pendanaan atau pinjaman. Selanjutnya untuk arus kas keluar, kita dapat mengetahuinya dengan melihat berapa banyak biaya yang dikeluarkan perusahaan baik dalam kegiatan oprasional perusahaan maupun untuk investasi pada bisnis lainnya.



5. Laporan Atas Laporan Keuangan Laporan yang satu ini dibuat khusus untuk memberikan penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang dibuat. Selain itu laporan ini dibuat untuk



8



memberikan penjelasan secara rinci mengenai hal-hal yang tertera pada laporanlaporan lainya dan menjelaskan mengakap hal-hal tersebut dilakukan. Misalnya mengenai pelaksanaan kebijakan keuangan dan akuntansi tertentu yang digunakan, rincian pos-pos keuangan, catatan kontrak hutang yang dimiliki perusahaan dan masih banyak yang lainya.



C. Fungsi dan Kegunaan Laporan Keuangan Umumnya laporan keuangan berguna untuk hal-hal sebagai berikut: 1. Alat Mengetahui Kondisi Keuangan dan Kinerja Perusahaan Untuk melihat aktivitas usaha atau kegiatan operasional perusahaan telah berjalan baik ataupun sebaliknya bisa kita lihat atau analisis melalui laporan keuangannya. Misalnya pada laporan laba rugi kita bisa melihat keuntungan perusahaan. jika keuntungannya tinggi itu berarti kinerja perusahaan dapat berjalan baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Namun jika terjadi sebaliknya, maka perlu dilakukan evaluasi serta tindakan lanjutan. Berbagai informasi dalam laporan keuangan yang meliputi kas, asset, piutang dan modal perusahaan. Kita dapat mengetahui kondisi keuangan sebenarnya apakah dalam kondisi baik, tidak baik atau bahkan buruk. Itulah salah satu fungsi dari laporan keuangan. 2. Sebagai Review Berguna untuk memberikan informasi secara menyeluruh mengenai posisi perusahaan, dan hal ini bisa dijadikan sebagai review mengenai bagaimana dengan kondisi perusahaan. Terlebih lagi untuk kondisi keuangan perusahaan, seperti misalnya aset perusahaan, hutang yang harus dibayarkan, biyaya oprasional perusahaan dan masih banyak lagi lainya. 3. Sebagai Pembuat keputusan Salah satu fungsi dari di bautnya laporan keuangan adalah menjadi bahan pertimbagan untuk membuat sebuah keputusan. Seperti misalnya perusahaan sedang dalam keadaan buruk makan informasi laporan keuangan ini bisa digunakan oleh para pemilik perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 4. Menciptakan strategi baru



9



Tak jauh beda sebagi pembantu pembuat keputusan, adanya laporan keuangan ini akan digunakan untuk membuat sebuah strategi baru oleh para pemilik perusahaan demi mengembangkan usahanya. 5. Kredebilitas adanya laporan keuangan pada sebuah perusahan menandakan perusahaan tersebut memiliki sistem perekapan data yang akurata, terpecaya dan tidak sembarangan dalam pengambilan keputusan atau dalam menjalankan oprasional perusahaan selama ini. Kredebilitas perusahaan dimata para pemegang saham tentunya membuat mereka percaya menitipkan uang nya atau sebagai tambahan modal diperusahaan. Sedangkan kredebilitas perusahaan dimata masyarakat pada umumnya akan menanamkan kepercayaan masayrakat bahwa perusahaan tersebut memiliki image yang baik dimata masyarakat. Fungsi laporan keuangan menurut jenis laporannya dapat dijelaskan seperti berikut ini : 1. Neraca 



Menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.







Memberikan informasi mengenai alokasi penggunaan dana perusahaan yang menjadi kebijakan invstasi perusahaan.







Memberikan informasi tentang asal sumber dana yang digunakan untuk membiayai investasi.



2. Laporan laba rugi 



Laporan ini dapat menilai keberhasilan operasi serta efisiensi manajemen di dalam mengelola kegiatan perusahaan.







Dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau profitabilitas dari modal dana yang diinvestasikan kedalam perusahaan.







Sebagai dasar untuk membuat perencanaan laba di masa yang akan datang.



3. Laporan Perubahan Modal



10







Memberikan informasi tentang perubahan aktiva







Memberikan informasi tentang peruabahan kewajiban







Memberikan informasi aliran modal perusahaan terutama menyangkut modal pemilik perusahaan.



4. Laporan Arus Kas 



Memudahkan investor atau lembaga yang memberikan pinjaman dana (kreditur) dalam memperkirakan kas (baik berupa bunga, deviden atau pengembalian dana yang di berikan ke perusahaan) yang akan diterima.







Memudahkan manajemen perusahaan dalam memperkirakan resiko yang mungkin terjadi dan antisipasi yang akan dilakukan.



D. Analisis Laporan Keuangan suatu perusahaan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan. Salah satu tujuan utamanya yaitu untuk mengidentifikasi perubahan – perubahan pokok pada trend, jumlah dan hubungan dan alasan perubahan – perubahan tersebut.Beberapa tehnik analisis dapat digunakan pada analisis laporan keuangan untuk menekankan pentingnya suatu data yang disajikan dan untuk mengevaluasi posisi perubahan. Beberapa tehnik analisis yang dapat digunakan antara lain : analisis vertikal (analisis common – size), analisis horizontal (analisis perbandingan dan analisis trend), dan analisis rasio keuangan. 1. ANALISIS VERTIKAL ( Analisis Common Size) Analisis vertikal yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama pada periode yang sama. Laporan keuangan dalam prosentase per-komponen (common-size) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Sebuah neraca yang disusun dalam prosentase per-komponen dapat memberikan informasi sebagai berikut : 



Komposisi investasi suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relative aktiva lancar terhadap aktiva tidak lancar.



11







Struktur modal yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relative utang perusahaan terhadap modal sendiri. Untuk laporan laba rugi yang disajikan dalam common-size menggambarkan



distribusi setiap satu rupiah total penjualan/pendapatan kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Berikut penyajian laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk. dan anak perusahaan dalam common-size.



12



13



Tabel 1 Analisis Common Size Neraca



14



15



Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan PT Gudang Garam Tbk menginvestasikan asset perusahaan sebagian besar kepada asset lancar yaitu berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar 74,52%, 77,73% , 72,16% , 68,16% dan 66,26% dari total asset perusahaan. Komposisi asset lancar pada tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan posisi tahun 2010 dan 2011 dan tahun 2013 dan 2014 berturut-turut mengalami penurunan. Sebaliknya komposisi asset tidak lancar mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 27,84%, walaupun sebelumnya pernah turun pada tahun 2011 sebesar 22,27% dari angka tahun 2010 yaitu sebesar 25,48%. Sementara pada tahun 2013 dan 2014 berturut-turut mengalami kenaikan menjadi 31,84% dan 33,74%. PT Gudang Garam Tbk menginvestasikan sebagian besar asetnya pada persediaan berturut-turut sebesar 65,62%, 71,68%, 64,20%, 59,57%, dan 59,67% dari total nilai asset perusahaan dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Penurunan komposisi asset tidak lancar dari total asset PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2011 turut di pengaruhi dengan kenaikan total asset lancar perusahaan. Total asset PT Gudang Garam Tbk sesungguhnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, komposisi di atas menggambarkan pergeseran jenis investasi dari asset PT Gudang Garam Tbk. Sementara pada pos pasiva, kewajiban jangka pendek lebih mendominasi dari total liabilitas perusahaan. Penurunan hanya terjadi pada tahun 2012 yang semula 34,62% menjadi 33,25%. Sementara pada tahun 2013 meningkat sebesar 39,58% diikuti peningkatan tahun 2014 menjadi 40,85 Untuk kewajiban jangka panjang, persentase kewajiban jangka panjang tahun 2010 hingga 2014 lebih banyak mengalami penurunan meski terjadi peningkatan di tahun 2012 yang semula 2,57 menjadi 2,65, selebihnya mengalami penurunan. Pada tahun 2010 kewajiban jangka panjang berada di angka yang lebih besar yaitu sebesar 3,06%. Untuk jumlah ekuitas, komposisi ekuitas lebih mendominasi daripada komposisi liabilitas di pos passive ini. Total ekuitas dari tahun 2010 hingga 2014 berfluktuasi. Tahun 2011 terjadi penurunan yang semula 69,35% menjadi 62,81%. Di tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 64,10% namun penurunan kembali terjadi di tahun 2013 menjadi 57,94% diikuti tahun 2014 sebesar 57,07%. Besarnya komposisi permodalan menggambarkan kuatnya posisi perusahaan pada tahun 2010 yang mana total ekuitas berada pada posisi 69,65%. Hal ini memberi keuntungan bagi pemegang saham PT Gudang Garam Tbk yang mana hal ini tercermin dari besarnya saldo laba yang belum dicadangkan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 yang rata-rata berada di atas nilai 50% dari total kewajiban dan ekuitas perusahaan. Karena nilai tersebut menjadi



16



dasar perhitungan deviden yang akan dibagikan kepada para pemegang saham.



Penjualan/pendapatan usaha Beban pokok penjualan Laba bruto



PT GUDANG GARAM, Tbk. Analisis Common Size L/R Periode 2010-2014 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 2010 2011 2012 2013 2014 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp13.379.566



Analisis Common Size 2010 % 100 76 24



2011 % 100 76 24



2012 % 100 81 19



2013 % 100 80 20



2014 % 100 79 21



PT GUDANG GARAM, Tbk. Pendapatan lainnya Rp Analisis 53.315 Common Rp 46.322 0,11 0,15 0,11 0,10 Size L/RRp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 0,14 Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 2010-2014 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 7,98 7,86 6,48 Analisis 7,62Common 7,45Size Periode Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 0,08 0,01 0,08 0,01 0,05 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 0,03 0,03 0,04 0,02 0,03 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 15,57 16,40 12,29 12,07 13,16 Rp Rp Rp Rp Rp % % % % Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 0,63 0,60 1,01 1,36 2,10 Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 100 100 100 100 Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 14,94 15,79 11,28 10,71 11,05 Bebanpajak pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 Beban penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 3,76 3,9676 2,98 76 2,80 81 2,78 80 Laba brutopendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp13.379.566 Laba/Total Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 11,18 11,8424 8,30 24 7,91 19 8,28 20



Pendapatanpendapatan lainnya komprehensif Laba/Total ygBeban dapatusaha diatribusikan kepada: Pemilik Bebanentitas lainnyainduk Kepentingan nonpengendali Rugi kurs, bersih



Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 0,14 0,11 0,15 0,11 Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 7,98 7,86 6,48 7,62 Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp4.511 4.013.758 4.328.736 5.368.568 Rp 31.438 Rp Rp Rp37.166 Rp Rp 7.199 Rp 11,00 31.742 11,68 0,08 8,19 0,01 7,81 0,08 8,24 0,01 Rp Rp68.507 10.157 Rp Rp64.045 Rp 12.480 54.953 Rp Rp17.658 55.196 Rp Rp 12.96526.725 Rp 0,18 16.700 0,150,03 0,11 0,03 0,10 0,04 0,04 0,02 Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 11,18 Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 11,84 15,57 8,3016,40 7,91 12,298,28 12,07 Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 0,63 0,60 1,01 1,36 Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 14,94 15,79 11,28 10,71 Tabel 2 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 3,76 3,96 2,98 2,80 Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 11,18 11,84 8,30 7,91 Laba/Total pendapatan komprehensif yg dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali



Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293



11,00 0,18 11,18



11,68 0,15 11,84



8,19 0,11 8,30



7,81 0,10 7,91



2014 % 100 79 21 0,10 7,45 0,05 0,03 13,16 2,10 11,05 2,78 8,28



8,24 0,04 8,28



17



Analisis common size pada laporan laba rugi di atas menunjukkan perubahan yang signifikan. Laba komprehensif tahun berjalan terus mengalami penurunan. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang semula 11,19% menjadi 11,84% yang kurang signifikan. Sedangkan di tahun 2012 dan 2013 berturut-turut terjadi penurunan sebesar 8,30% dan 7,91%. Peningkatan kembali terjadi di tahun 2014 menjadi 8,28%. Penurunanpenuruna tersebut terjadi karena beban bunga yang terus meningkat dan peningkatan tahun 2014 terjadi karena penurunan beban penghasilan meski beban bunga tetap meningalami peningkatan. Jika ditelusuri lebih lanjut pada catatan laporan keuangan PT. Gudang Garam Tbk yang mana pada kenyataannya juga terjadi di Indonesia pada tahun 2012, kenaikan tersebut disumbangkan oleh naiknya biaya bahan baku rokok.



18



Tabel 3 Analisis Common Size Laporan Arus Kas



Analisis common size pada laporan arus kas tersebut mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011. Kas bersih dari aktivitas operasi mengalami kerugian yaitu minus Rp 90.307 juta. Hal ini karena peningkatan penerimaan kas dari pelanggan lebih kecil daripada peningkatan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan, ditambah lagi pembayaran pajak penghasilan badan di tahun 2011 merupakan jumlah yang paling tinggi disbanding tahuntahun yang lain. Untuk aktivitas investasi, pembelian asset tetap terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2012 berturut-turut sebesar 100,27%, 100,81%, dan 103,67% sementara tahun 2013 terjadi penurunan menjadi sebesar 100,76% diikuti oleh peningkatan di tahun 2014 menjadi sebesar 100,93%. Sementara pada aktivitas pendanaan, penerimaan dari pinjaman jangka pendek lebih mendominasi. namun, kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2010 menunjukkan angka minus Rp 1.745.964 juta.



19



A. ANALISIS HORIZONTAL (Analisis Perbandingan dan Trend) Analisis horizontal (dinamis) adalah analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Analisis yang termasuk dalam analisis horizontal misalnya analisis perbandingan dan analisis trend. Analisis perbandingan (komparatif) adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan (apakah akan mengalami kenaikan/penurunan) dengan cara membandingkan laporan keuangan antara dua periode atau lebih. Analisis trend merupakan bagian dari analisis perbandingan untuk melihat kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan keuangan. Berikut penyajian laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk. dan anak perusahaan dalam analisis perbandingan dan analisis trend.



20



21



Tabel 4 Analisis Perbandingan Neraca



22



Interpretasi analisis horizontal (analisis perbandingan) neraca PT Gudang Garam, Tbk. yaitu untuk asset lancar pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 32,62%, tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,41%. Kenaikan pada tahun 2011 paling besar disebabkan meningkatnya persediaan, sedangkan pada tahun 2012 persediaan justru mengalami kenaikan. Sementara pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 16% diikuti penurunan tahun 2014 sebesar 11%. Pada asset tidak lancar, nilai asset PT Gudang Garam, Tbk terus mengalami fluktuasi, pada tahun 2011 meningkat yang semula 11,15% menjadi 43% kemudian mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 40% diikuti tahun 2014 sebesar 20%. Total kewajiban jangka pendek mengalami kenaikan berturut-turut dari 2010 ke 2011 sebesar 59.57%, tahun 2011 ke 2012 sebesar 1,98%. Kenaikan utang jangka pendek tahun 2011 angka paling besar berasal dari pinjaman jangka pendek dan utang usaha kepada pihak ketiga, yang kenaikannya di atas 100% yaitu berturut-turut sebesar 129,69% dan 329,87%. Total kewajiban jangka panjang tidak mengalami perubahan signifikan selama 2010 s.d 2012. Hanya saja pada tahun 2013 meningkat sebesar 14,36% dan langsung mengalami penurunan drastic pada tahun 2014 sebesar -4,02%. Pada tahun 2011 total kewajiban jangka panjang naik 6,81%, dan tahun 2012 naik sebesar 9,75% dari total kewajiban jangka panjang tahun sebelumnya. Posisi total ekuitas tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal yang sedikit menonjol diantara kenaikan akun-akun ekuitas adalah penurunan di sisi ekuitas pada non controlling interest sebesar 14,24% pada tahun 2012 yg mana pada tahun sebelumnya pernah naik pada tahun 2011 sebesar 24,20%. Hingga tahun 2014, total ekuitas meningkat sebesar 12,96%.



23



Penjualan/pendapatan usaha Beban pokok penjualan Laba bruto



PT GUDANG GARAM, Tbk. Analisis Common Size L/R Periode 2010-2014 Analisis Perbandingan (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 2010 2011 2012 2013 2014 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 Rp Rp Rp Rp Rp Rp % Rp % Rp % Rp % Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 Rp 4.192.355 11,12 Rp 7.144.344 17,06 Rp 6.408.258 13,07 Rp 9.748.896 17,59 Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 Rp 2.928.574 10,16 Rp 8.088.990 25,47 Rp 4.719.122 11,84 Rp 7.243.188 16,25 Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp 13.379.566 Rp 1.263.781 14,25 Rp 944.646 9,33 Rp 1.689.136 18,39 Rp 2.505.708 23,04



Pendapatan lainnya Beban usaha Beban lainnya Rugi kurs, bersih Laba Usaha Beban bunga Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Laba/Total pendapatan komprehensif yg dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali



Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp



53.315 3.007.726 31.438 10.157 5.869.581 238.285 5.631.296 1.416.507 4.214.789



Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp



46.322 3.290.726 4.511 12.480 6.867.973 253.002 6.614.971 1.656.869 4.958.102



Rp 73.299 Rp 3.177.516 Rp 37.166 Rp 17.658 Rp 6.025.681 Rp 495.035 Rp 5.530.646 Rp 1.461.935 Rp 4.068.711



Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp



62.080 4.224.052 7.199 12.965 6.691.722 755.518 5.936.204 1.552.272 4.383.932



Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp



67.845 4.854.713 31.742 16.700 8.577.656 1.371.811 7.205.845 1.810.552 5.395.293



Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp



6.993 283.000 26.927 2.323 998.392 14.717 983.675 240.362 743.313



13,12 9,41 85,65 22,87 17,01 6,18 17,47 16,97 17,64



Rp 26.977 Rp 113.210 Rp 32.655 Rp 5.178 Rp 842.292 Rp 242.033 Rp 1.084.325 Rp 194.934 Rp 889.391



58,24 3,44 723,90 41,49 12,26 95,66 16,39 11,77 17,94



Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp



11.219 1.046.536 29.967 4.693 666.041 260.483 405.558 90.337 315.221



15,31 32,94 80,63 26,58 11,05 52,62 7,33 6,18 7,75



Rp 5.765 Rp 630.661 Rp 24.543 Rp 3.735 Rp 1.885.934 Rp 616.293 Rp 1.269.641 Rp 258.280 Rp 1.011.361



Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 Rp 747.775 18,03 Rp 880.299 Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 Rp 4.462 6,51 Rp 9.092 Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 Rp 743.313 17,64 Rp 889.391



17,99 14,20 17,94



Rp 314.978 Rp 243 Rp 315.221



7,85 0,44 7,75



Rp 1.039.832 24,02 Rp 28.471 51,58 Rp 1.011.361 23,07



Tabel 5 Analisis Perbandingan Laporan Laba Rugi



9,29 14,93 340,92 28,81 28,18 81,57 21,39 16,64 23,07



24



Analisis perbandingan pada laporan laba rugi PT Gudang Garam Tbk. mengalami laba, tetapi mengalami penurunan dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar 17,94% dari tahun 2011. Tahun 2011 PT Gudang Garam Tbk sempat mengalami kenaikan laba bersih dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 17,64%. Pencapaian terbaik yang dari laba bersih yang dicatatkan PT. Gudang Garam Tbk selama masa operasional 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.395.293 juta. Pada tahun 2014 PT Gudang Garam Tbk mencatatkan Pendapatan/Total Penjualan tertinggi yang naik sebesar 17,59% dari tahun 2013 tetapi mengalami kenaikan biaya pokok penjualan sebesar 16,25% dari tahun sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan penurunan Laba bersih yang dialami oleh PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2012 yaitu sebesar 17,94%. Beban pokok penjualan terbesar terjadi pada tahun 2012 yakni naik sebesar 25,47% dari tahun 2011 sehingga bedampak pada penurunan laba perusahaan di tahun tersebut.



25



Tabel 6 Analisis Perbandingan Laporan Arus Kas



Arus kas bersih dari aktivitas operasi terus mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga 2014 meski terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.953.574 juta. Arus kas bersih dari aktivitas investasi juga mengalami penurunan dai tahun ke tahun, hanya saja pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 10% meski tetap di angka minus Rp 5.069.199 juta. Arus kas dari aktivitas pendanaan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 200% dari tahun 2010.



26



Tabel 7 Analisis Trend Neraca



27



Grafik 1 Trend Neraca



Interpretasi analisis trend dari neraca PT Gudang Garam, Tbk. di atas yaitu Asset lancar dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan hanya saja terjadi sedikit penurunan di tahun 2012 yang semula 131% menjadi 131%. Begitu juga dengan asset tidak lancar yang terus mengalami peningkatan. Hanya saja trend asset tidak lancar pada tahun 2013 dan 2014 lebih tinggi dari trend asset lancar. Untuk liabilitas jangka pendek dan panjang terus mengalami peningkatan begitu juga dengan total ekuitas.



28



Penjualan/pendapatan usaha Beban pokok penjualan Laba bruto



PT GUDANG GARAM, Tbk. Analisis Common Size L/R Periode 2010-2014 (Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 2010 2011 2012 2013 2014 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp13.379.566



Pendapatan lainnya Beban usaha Beban lainnya Rugi kurs, bersih Laba Usaha Beban bunga Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Laba/Total pendapatan komprehensif yg dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali



Analisis Trend 2010 % 100 100 100



2011 % 111,12 110,16 114,25



2012 % 130,08 138,22 103,60



2013 % 147,08 154,59 122,65



2014 % 172,94 179,72 150,92



67.845 4.854.713 31.742 16.700 8.577.656 1.371.811 7.205.845 1.810.552 5.395.293



100 100 100 100 100 100 100 100 100



86,88 109,41 14,35 122,87 117,01 106,18 117,47 116,97 117,64



158,24 96,56 823,90 141,49 87,74 195,66 83,61 88,23 82,06



116,44 140,44 22,90 127,65 114,01 317,06 105,41 109,58 104,01



127,25 161,41 100,97 164,42 146,14 575,70 127,96 127,82 128,01



Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293



100 100 100



118,03 93,49 117,64



82,01 85,80 82,06



104,40 80,57 104,01



129,48 39,01 128,01



Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp



53.315 3.007.726 31.438 10.157 5.869.581 238.285 5.631.296 1.416.507 4.214.789



Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932



Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp



Tabel 8 Analisis Trend Laporan Laba Rugi



Trend laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan di tahun 2012 namun kemudian kembali meningkat di tahun 2013 dan 2014. Hal ini dikarenakan tingginya beban bahan baku di tahun 2012.



29



Tabel 9 Analisis Trend Laporan Arus Kas



Trend aktivitas investasi mengalami peningkatan yang tajam di tahun 2010 hingga 2013 namun kembali mengalami penurunan di tahun 2014. Untuk trend aktivitas operasi terjadi fluktuasi, peningkatan hanya terjadi pada tahun 2012 saja. Dan untuk aktivitas pendanaan, penurunan tajam terjadi pada tahun 2011 dan 2013. Tahun 2012 dan 2014 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.



30



B. ANALISIS RASIO KEUANGAN Analisis rasio adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan (kemampuan) keuangan perusahaan pada suatu periode dengan cara menghubungkan antara jumlah akun yang satu dengan jumlah akun yang lain. Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan menjadi: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan melihat asset lancar perusahaan relative terhadap utang lancarnya. Perusahaan dikatakan likuid jika asset lancar > utang lancar. a. Current Ratio (Rasio Lancar) Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancar yang dimiliki. 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



Aset Lancar Utang Lancar



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



22.908.293 = 2,70 8.481.933



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



30.381.754 = 2,24 13.534.319



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



29.954.021 = 2,17 13.802.317



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



34.604.461 = 1,72 20.094.580



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



38.577.191 = 1,62 23.783.134



Analisis rasio lancar PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menunjukkan angka yang paling tinggi dari 3 periode pelaporan perusahaan. Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola/memanajemen asset lancar tahun 2010 lebih baik daripada tahuntahun setelahnya. Tahun 2010 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi



kewajiban



jangka pendeknya



lebih besar daripada



tahun-tahun



31



sesudahnyayang menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi. Namun, di samping itu rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan asset lancar yang akan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar secara umum menghasilkan tingkat return yang lebih rendah dibandingkan dengan asset tetap.



b. Acid Test Ratio (Rasio Cepat/quick ratio) Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengam menggunakan asset lancar yang dimilikinya tanpa memanfaatkan persediaan. 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 =



Aset Lancar − Persediaan Utang Lancar



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



22.908.293 − 20.174.168 = 0,32 8.481.933



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



30.381.754 − 28.020.017 = 0,17 13.534.319



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



29.954.021 − 26.649.777 = 0,24 13.802.317



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



34.604.461 − 30.241.368 = 0,22 20.094.580



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



38.577.191 − 34.739.327 = 0,16 23.783.134



Di antara komponen asset lancar, persediaan biasanya dianggap sebagai asset yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai menjadi kas dan juga terjadi ketidakpastian nilai persediaan. Dengan alasan di atas, persediaan dikeluarkan dari asset lancar untuk perhitungan rasio cepat. Rasio cepat PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 lebih besar dari tahun-tahun sesudahnya. Dalam hal ini, perusahaan mampu mempergunakan asset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun



32



sesudahnya, tanpa memanfaatkan persediaan.Dapat dilihat pula pada laporan keuangan bahwa investasi asset lancar pada persediaan, tahun 2010 memang paling rendah dari tahun-tahun sesudahnya. Tingginya rasio cepat pada tahun 2010 juga didukung dengan jumlah utang lancar yang lebih kecil pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun-tahun sesudahnya. Tahun 2011 terjadi kenaikan persediaan sehingga mengakibatkan turunnya rasio cepat, namun persediaan kembali mengalami penurunan di tahun 2012 yang mengakibatkan rasio cepat mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 dan 2014 persediaan sama-sama mengalami kenaikan sehingga rasio cepat kembali mengalami penurunan. Namun demikian, rasio cepat yang rendah menujukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi.



Rasio Likuiditas 3.00



2.70



2.50



2.24



2.17



2.00



1.72



1.62



1.50 1.00 0.50



0.32



0.17



0.24



0.22



0.16



2010



2011



Current Ratio



2012



2013



Quick Ratio



Grafik 2 Rasio Likuiditas



2014



33



2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dikatakan solvable jika total asset > total hutang. a. Rasio Total Utang terhadap Total Aset (DAR) Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi. Penggunaan leverage keuangan yang tinggi akan meningkatkan ROE dengan cepat, tetapi sebaliknya jika penjualan menurun, ROE akan menurun pula. Risiko perusahaan dengan leverage keuangan yang tinggi akan semakin tinggi pula. 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 =



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



9.421.403 = 0,31 30.741.679



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



14.537.777 = 0,37 39.088.705



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



14.903.612 = 0,36 41.509.325



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



21.353.980 = 0,42 50.770.251



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



24.991.880 = 0,43 58.220.600



Total Utang Total Aset



Rasio DAR pada PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menghasilkan angka yang rendah dibandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya. Namun, untuk tahun-tahun selanjutnya hingga tahun 2014, terjadi kenaikan rasio DAR yang disebabkan oleh meningkatnya total utang. Meskipun hanya menggunakan dana dari kreditur di bawah 50%, jumlah asset tetap mengalami peningkatan. b. Rasio Total Utang terhadap Total Ekuitas (DER) Rasio ini digunakan untuk mengukur total utang dalam struktur modal suatu perusahaan dalam kondisi utang jangka panjang perusahaan.



34



𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 =



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



9.421.403 = 0,44 21.320.276



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



14.537.777 = 0,59 24.550.928



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



14.903.612 = 0,56 26.605.713



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



21.353.980 = 0,73 29.416.271



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



24.991.880 = 0,75 33.228.720



Total Utang Total Ekuitas



Rasio debt to equity (DER) di atas menggambarkan kuatnya struktur permodalan PT Gudang Garam, Tbk. meskipun pada tahun 2010 menghasilkan rasio DER yang kecil di bawah 50%, untuk tahun-tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan hingga 75%. c. Time Interest Earned (TIE) Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan utang (penggunaan leverage keuangan) perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen. 𝑇𝐼𝐸 =



EBIT Bunga



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



5.869.581 = 24,63 238.285



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



6.867.973 = 27,15 253.002



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



6.025.681 = 12,17 495.035



35



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



6.691.722 = 8,86 755.518



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



8.577.656 = 6,25 1.371.811



Rasio Solvabilitas 30 25



27.15



24.63



20 15



12.17 8.86



10



6.25 5 0.310.44



0.370.59



0.360.56



0.420.73



0.430.75



2010



2011



2012



2013



2014



0



TIE



DAR



DER



Grafik 3 Rasio Solvabilitas



3. Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. a. Net



Profit



Margin



menghitung



sejauh



mana



kemampuan



perusahaan



menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat langsung pada analisis common-size untuk laporan laba rugi. Rasio ini diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.



36



𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =



Laba bersih Penjualan



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



4.214.789 = 0,11 37.691.997



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



4.958.102 = 0,12 41.884.352



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



4.068.711 = 0,08 49.028.696



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



4.383.932 = 0,08 55.436.954



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



5.395.293 = 0,08 65.185.850



Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sedangkan NPM yang rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut, yang secara umum rasio yang rendah bisa menujukkan ketidakefisienan manajemen. Untuk industry manufaktur cenderung memiliki rasio net profit margin yang tinggi. Pada PT Gudang Garam Tbk, rasio net profit margin (NPM) mengalami peningkatan di tahun 2011 yang semula sebesar 0,11 menjadi 0,12 meski peningkatan tidak signifikan. Namun untuk tahun 2012 mengalami penurunan yang semula 0,12 menjadi 0,08 yang disebabkan oleh peningkatan beban bunga. Sementara tahun 2013 dan 2014 tidak mengalami perubahan yakni sebesar 0,08. b. Return on Asset (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. 𝑅𝑂𝐴 =



Laba bersih Total aset



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



4.214.789 = 0,14 30.741.619



37



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



4.958.102 = 0,13 39.088.705



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



4.068.711 = 0,10 41.509.325



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



4.383.932 = 0,09 50.770.251



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



5.395.293 = 0,09 58.220.600



Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi manajemen. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on asset (ROA) dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami penurunan. Tahun 2012 mengalami penurunan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelum dan sesudahnya yakni sebesar 3% sedangkan tahun 2012, 2013, dan 2014 hanya mengalami penurunan sebesar 1%. Hal ini dikarenakan perputaran asset perusahaan rendah. c. Return on Equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. 𝑅𝑂𝐴 =



Laba bersih Modal saham



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



4.214.789 = 4,38 962.044



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



4.958.102 = 5,15 962.044



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



4.068.711 = 4,23 962.044



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



4.383.932 = 4,56 962.044



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



5.395.293 = 5,61 962.044



38



Meskipunrasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu, rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on equity (ROE) dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami fluktuasi. Peningkatan terjadi di tahun 2011 menghasilkan ROE 5,15 yang semula pada tahun 2010 sebesar 4,38. Sementara pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 4,23. Namun peningkatan kembali terjadi di tahun 2013 sebesar 4,56 dan diikuti tahun 2014 sebesar 5,61. Hal ini menujukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami peningkatan di dua tahun terakhir.



Rasio Profitabilitas 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 ROA ROE NET PROFIT MARGIN ROA



2010 0.14 4.38



2011 0.13 5.15



2012 0.10 4.23



2013 0.09 4.56



2014 0.09 5.61



0.11



0.12



0.08



0.08



0.08



ROE



NET PROFIT MARGIN



Grafik 4 Rasio Profitabilitas



39



4. Rasio Aktifitas Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. a. Perputaran Persediaan 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =



HPPj Persediaan



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



28.826.410 = 1,43 20.174.168



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



31.754.984 = 1,13 28.020.017



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



39.843.974 = 1,50 26.649.777



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



44.563.096 = 1,47 30.241.368



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



51.806.284 = 1,49 34.739.327



Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran persediaan mengalami fluktuasi. Tahun 2011 mengalami penurunan yang semula 1,43 kali menjadi 1,13 kali. Di tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 1,50 kali. Penurunan kembali terjadi ditahun 2013 menjadi 1,47 kali sementara tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 1,49 kali. Hal ini menunjukkan perputaran persediaan yang rendah akibat kurangnya pengendalian persediaan yang efektif padahal tingkat persediaan perusahaan relative besar dan terus meningkat setiap tahun.



40



b. Perputaran Aktiva Tetap Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya.



𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 =



Penjualan Aktiva Tetap



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



37.691.997 = 5,09 7.406.632



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



41.884.352 = 5,11 8.189.881



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



49.028.696 = 4,72 10.389.326



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



55.436.954 = 3,75 14.788.915



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



65.185.850 = 3,44 18.973.272



Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran asset tetap lebih banyak mengalami penurunan meski peningkatan terjadi di tahun 2011 yang semula 5,09 kali menjadi 5,11 kali. Tahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan, tahun 2012 sebesar 4,72 kali, tahun 2013 sebesar 3,75 kali, dan tahun 2014 sebesar 3,44 kali. Meskipun perputaran asset tetap lebih tinggi daripada perputaran total asset, tetap saja perlu dilakukan evaluasi terkait dengan efektivitas perusahaan dalam menggunakan asset tetap untuk mendukung penjualan. c. Perputaran Total Aktiva Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total asset. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi).



41



𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 =



Penjualan Total Aset



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 =



37.691.997 = 1,23 30.741.679



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 =



41.884.352 = 1,07 39.088.705



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 =



49.028.696 = 1,18 41.509.325



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 =



55.436.954 = 1,09 50.770.251



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 =



65.185.850 = 1,12 58.220.600



Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran total asset mengalami fluktuasi. Rasio yang paling tinggi terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar 1,23. Pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 1,07. Kemudian meningkat di tahun 2012 menjadi 1,18. Penurunan kembali terjadi di tahun 2013 menjadi 1,09 dan meningkat kembali di tahun 2014 menjadi 1,12. Dilihat dari hasilnya, perputaran asset perusahaan rendah dan perlu adanya evaluasi manajemen terkait dengan strategi dan pengeluaran modalnya. Rasio Aktivitas 6.00 5.11



5.09 5.00



4.72 3.75



4.00



3.44



3.00 2.00



1.23



1.43



1.07



1.13 1.18



1.50



1.09



1.47



1.12



1.49



1.00 0.00 PERPUTARAN TOTAL AKTIVA PERPUTARAN AKTIVA TETAP PERPUTARAN PERSEDIAAN



2010



2011



2012



2013



2014



1.23



1.07



1.18



1.09



1.12



5.09



5.11



4.72



3.75



3.44



1.43



1.13



1.50



1.47



1.49



PERPUTARAN TOTAL AKTIVA



PERPUTARAN AKTIVA TETAP



PERPUTARAN PERSEDIAAN



Grafik 5 Rasio Aktivitas



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Analisis laporan keuangan merupakan pemeriksaan keterkaitan angkaangka dalam laporan keuangan dan trend angka-angka dalam beberapa periode.Tujuan analisis laporan keuangan adalah mengevaluasi kinerja dari suatu perusahaan. Hasil akhir dari kegiatan akuntansi adalah laporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan ataupun pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan terssebut, sehingga perlu dibuat



analisis



laporan



keuangan



dari



perusahaan



untuk



membantu



dan



mengendalikan perusahaan atau memberikan gambaran situasi keuangan pada pihak yang berkepentingan, seperti para pemegang saham, kreditur, pemerintah dan pihak lainnya. Dengan adanya analisis laporan keuangan maka dapat dilihat hasil kegiatan perusahaan dalam satu periode. Kesimpulan analisis laporan keuangan perusahaan: 1. Likuiditas rendah hal ini karena persediaan mempunyai jumlah yang cukup besar dalam asset lancar. Sebaiknya perusahaan mengimbangi proporsi persediaan dengan asset lancar lain. 2. Solvabilitas berfluktuasi. Dilihat dari rasio Total hutang terhadap total asset dan Total hutang terhadap total ekuitas, perusahaan dikatakan solvable karena angka rasio yang terus meningkat. Namun dilihat dari besarnya Time interest earning yang terus menurun karena beban bunga yang terus meningkat, perlu mendapat perhatian dari manajemen meski EBIT masih bisa menutup beban bunga di tahun 2013 dan 2014. 3. Perputaran persediaan rendah sehingga perlu evaluasi menajemen terkait dengan efektivitas persediaan. 4. Profitabilitas rendah karena perputaran aset rendah mengakibatkan pada ROA yang rendah sedangkan pada net profit margin di tiga tahun terakhir tidak ada perubahan.



42



B. SARAN Adapun saran yang dapat disampaikan agar perusahaan bisa berjalan dengan baik dimasa yang akan datang yaitu sebaiknya melakukan analisa laporankeuangan secara terus menerus, untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh setiap tahunnya. Untuk meningkatkan likuiditas dan rentabilitas, perusahaan harus memperpendek jangka waktu piutang, memanfaatkan hutang jangka panjang agar dapat menambah aktiva lancar dan aktiva tetap.



43



DAFTAR PUSTAKA Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta:UPP AMP YKPN. Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh. Salemba Empat:Jakarta http://www.gudanggaramtbk.com/ Anggawirya, Erhans.2000. Akuntansi 1. Jakarta: Ercontara Rajawali. Harahap, Sofyan Syafri.1993 Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hartanto, D.1981. Akuntansi untuk Usahawan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia.1984. Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Jauhari, Heri.2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia R, Soemarso S.2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Supriyono, RA.1985. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE. Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 98. Ibid. hlm. 99. RA. Supriyono, Teori Akuntansi, (Yogyakarta: BPFE, 1985), hlm. 148. ErhansAnggawirya, Akuntansi 1, (Jakarta: Ercontara Rajawali, 2000), hlm. 29. D. Hartanto, Akuntansi untuk Usahawan (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), hlm. 251. Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit. hlm. 125. ErhansAnggawirya, Op. Cit. hlm. 37. Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit. hlm. 127. ErhansAnggawirya, Op. Cit. hlm. 38 Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit. hlm. 129 ErhansAnggawirya, Op. Cit. hlm. 42



44