Makalah Anatomi Dan Morfologi Biji (Biji Jagung) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH TENTANG ANATOMI DAN MORFOLOGI BIJI (BIJI TANAMAN JAGUNG / Zea mays L.)



DISUSUN OLEH : NANDA PRATAMA UTRIA LEONI AGUSTIN PRATIWI HENDRISA



SEMESTER 1



DOSEN PEMBIMBING : IBU FITA SELONNI



JURUSAN DIII FARMASI AKADEMI FARMASI PRAYOGA PADANG TAHUN 2020



1



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur bagi Allah SWT Tuhan yang maha kuasa, karena dengan izin Nyalah penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Anatomi dan Morfologi Biji (Biji Jagung)” yang merupakan salah satu tugas dari dosen pembimbing Ibu Fita Selonni, Salawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan. Adapun makalah ini bertujuan untuk membahas materi tentang ‘’ANATOMI DAN MORFOLOGI BIJI” sebagai sarana untuk lebih memperdalam wawasan dan pengetahuan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak terutama kepada ayahanda dan ibunda kami serta dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan kami hingga selesainya makalah ini, juga teman-teman, kerabat maupun keluarga yang telah memberikan dukungan dan sokongan dalam menyelesaikan makalah ini sehingga berada dalam genggaman pembaca sekalian.                Dengan segala kerendahan hati kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan kejanggalan, hal ini bukanlah penulis sengaja, tetapi keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis dalam hal ini. Oleh karena itu penulis tidak menutup diri dari semua pihak untuk memberikan kritikan dan saran yang sehat demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.                Akhirnya kami selaku penulis ucapkan selamat membaca, semoga makalah ini bermamfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga kita selalu mendapatkan Ridha dan Magfirah dari-Nya Amin. Padang, November 2020



Penulis



i 2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................................................................



i



DAFTAR ISI .......................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................



1



1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................



1



1.3 Tujuan ............................................................................................................................



1



BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................



2



2.1 Morfologi dan Anatomi Tumbuhan Biji .......................................................................



2



2.2 Pengertian Biji ...............................................................................................................



2



2.3 Bagian-Bagian Biji.........................................................................................................



2



2.4 Fungsi Biji......................................................................................................................



3



2.5 Morfologi Biji.................................................................................................................



3



2.6 Struktur Anatomi Biji.....................................................................................................



5



2.7 Perbedaan Biji Monokotil dan Biji Dikotil....................................................................



6



2.8 Kecambah Biji................................................................................................................



6



2.9 Anatomi dan Morfologi Biji Tanaman Jagung...............................................................



7



BAB III PENUTUP .............................................................................................................



10



3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................



10



3.2 Kritik dan Saran ............................................................................................................



10



Daftar Pustaka



ii 3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biji (Semen) merupakan alat perkembangbiakan generative pada tumbuhan. Biji berkembang dari bakal biji (Ovulum). Biji mengandung embrio sebagai calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji terdiri atas kulit biji, tali pusat, dan inti biji. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tubuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. dengan demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan pemencaran spermatophyte. (tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji;Gr.sperma biji,phyton tumbuhan;) dibandingkan dengan tanaman yang lebih primitive seperti lumut,lumut hati dan pakis,yang tidak memiliki biji dan menggunakan cara lain untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan berbiji mendominasi trelung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga ke hutan,baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin. Kata “biji” adalah pinjaman dari bahasa sansekerta. Kata biji kerap kali dipertukarkan penggunaannya dengan “Benih” dan “Bibit”. Dalam istilah teknik pertanian dan kehutanan. “Benih” adalah biji yang dipersiapkan khusus untuk menghasilkan tanaman baru, sedangkan “Bibit” atau “semai” adalah tanaman muda siap tanam hasil perkembangan benih atau hasil perbanyakan tanaman dengan cara yang lain, (misalnya, cangkok, stek, okulasi, dan lain-lain). Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu buah yang merupakan alat reproduksi tumbuhan (organum reproductiuum) bagi tumbuhan. Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (Ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur, yang selanjutnya nanti akan berproses hingga membentuk buah. Jikakita melihat buah berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantara tumbuhan yang buahnya terbentuk dari bakal buah yang umumnya tidak terbungkus yang disebut dengan buah sejati atau buah sungguh. Tetapi ada pula yang buahnya seringkali tidak kelihatan (tertutup) karena itu dikatakan buah palsu atau buah semu. Pertumbuhan pada tumbuhan spermatophyta atau tumbuhan berbiji diawali dari biji. Biji memiliki tiga bagian yaitu bagian inti biji (Nucleus seminis), tali pusar (Foenikulus), dan kulit biji (Spermodermis). Pada inti bijiterdapat lembaga (Embrio). Embrio memiliki tiga bagian penting yaitu akar lembaga atau calon akar, daun lembaga (Kotiledon), dan pucuk lembaga (Plumula). Kulit biji terdiri dari lapisan luar (Kesta) yang kuat dan lapisan dalam yang berupa selaput tipis sehingga sering disebut kulit ari. Kulit biji berfungsi melindungi bagian dalam biji sepertiembrio dan kotiledon. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas,  rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut: a) Bagaimana penjelasan tentang morfologi dan anatomi biji tumbuhan? b) Bagaimana penjelasan pengertian dari bagian-bagian yang terdapat pada biji, kulit biji, bakal biji, suasana biji saat proses perkembangan biji? c) Bagaimana proses perkembangan biji menjadi bakal biji? d) Bagaimana penjelasan tentang biji jagung? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas,  adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut: a) Untuk mengetahui tentang struktur morfologi dan anatomi biji tumbuhan. b) Untuk menjelaskan pengertian dari bagian-bagian yang terdapat pada biji, kulit biji, bakal biji, suasana biji saat proses perkembangan biji. c) Untuk mengetahui proses perkembangan biji menjadi bakal biji. d) Untuk menjelaskan tentang biji jagung.



1 4



BAB II PEMBAHASAN 2.1    Morfologi Dan Anatomi Tumbuhan Biji Menurut Hidayat (1995: 247), morfologi dan anatomi tergolong Ilmu Tumbuh-Tumbuhan Murni, yaitu ilmu yang mempelajari tumbuh-tumbuhan secara murni, karenanya tidak dapat secara langsung digunakan dalam pelaksanaan-pelaksanaan lapangan. Susunan dan bentuk-bentuk bagian luar organ-organ tumbuh-tumbuhan. Sedangkan anatomi tumbuh-tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian dalam organ-organ tumbuhan. Tumbuhan berbiji (spermatophyta) meliputi semua tumbuhan yang dapat menghasilkan biji. Dalam klasifikasi lama, berdasarkan letak bakal biji atau bijinya, spermatophyta dapat dibedakan menjadi dua yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Klasifikasi sekarang menurut Cronquist (1981), spermatophyte dibagi menjadi dua divisi, yaitu divisi Pinophyta (gymnospermae) dan divisi Magnoliophyta (angiospermae). Hal ini berarti hanya berganti namanya saja.Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae. Hal ini dikarenakan tumbuhan subdivisi angiospermae memiliki bunga yang sesungguhnya. Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) dibagi menjadi dua kelas, yaitu Liliopsida (tumbuhan berkeping satu/monokotil) dan Magnoliopsida (tumbuhan berkeping dua/dikotil).Pembagian ini didasarkan pada sejumlah perbedaan, yaitu perbedaan struktur vegetatif (batang, daun, akar) dan struktur generatif (bunga dan biji).Masingmasing jenis tumbuhan berkeping biji tersebut mempunyai ciri karakteristik yang berbeda-beda, baik secara morfologi maupun anatomi.



2.2  Pengertian Biji Biji (bahasa latin Semen) merupakan alat perkembangbiakan generative pada tumbuhan. Biji berkembang dari bakal biji (Ovulum). Biji mengandung embrio sebagai calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji terdiri atas kulit biji, tali pusat, dan inti biji. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tubuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. dengan demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai perkembangan penting dalam reproduksi dan pemencaran spermatophyte. Biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga), dengan dihasilkan biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke tempat lain. Semula biji itu duduk pada suatu tangkai pada papan biji atau tembuni (placenta). Biji merupakan struktur yang efisien untuk perkembangbiakan dan perbanyakan. Perbanyakan yang dimaksud adalah untuk memperbanyak keturunan atau spesies dalam mempertahankan kelangsungan hidup generasinya. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan. Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. Biji hanya terdapat pada tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji, phyton=tumbuhan) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.



2.3  Bagian-Bagian Biji



Pada awalnya biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut talu pusat (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusat dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus dan biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusat umumnya nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya menyelubung sebagai biji saja. Bakal biji ini akan berkembang menjadi biji. Biji terdapat dalam buah yang berjumlah banyak atau cuma satu saja. Struktur biji untuk tiap spesies berbeda, tergantung pada perkembangan jaringanjaringan yang menyusun bakal biji setelah pembuahan. 52



2.4  Fungsi Biji Biji merupakan bagian tumbuhan yang terbentuk dari hasil pembuahan (fertilisasi) yang terletak di dalam bakal buah.Di dalam bakal buah terdapat bakal biji.Di dalam bakal biji terdapat embrio yang merupakan calon individu.Setiap embrio di dalam bakal biji terdiri atas akar lembaga, daun lembaga, dan batang lembaga.  Akar lembaga (radikula), merupakan calon akar.  Daun lembaga (kotiledon), merupakan daun pertama pada tumbuhan. Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis sebelum daun sebenarnya terbentuk. Bagian ini juga berfungsi untuk menimbun makanan  Batang lembaga, dibedakan menjadi ruas batang di atas daun lembaga dan ruas batang di bawah daun lembaga. Daun lembaga dan batang lembaga sering juga disebut plumula (puncak lembaga). Pada Angiospermae, bakal biji terbungkus oleh daun buah, sedangkan pada Gymnospermae tidak. Biji berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan alat pemencar tumbuhan.Pemencar biji dapat terjadi dengan bantuan angin, air, kelelawar, dan manusia. 1) Angin, contoh : kapuk 2) Air, contoh : kelapa 3) Kelelawar, contoh : sawo kecik 4) Manusia contoh : kina dan berbagai jenis tumbuhan yang bernilai ekonomi.



2.5 Morfologi Tumbuhan Biji Setelah terjadinya penyerbukan dan yang diikuti pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Pada tumbuhan biji (Spermatophyta), biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung lembaga atau calon tumbuhan baru. Biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung dari biji tersebut disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak maka tali pusarnya akan terputus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya akan nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang meupkan selubung biji yang sempurna ada yang hnya menyelubungi sebagian biji saja. Salut biji ada yang :  Berdaging atau berair dan sering kali dapat di makan, misalnya pada biji durian (Durio zibethius Murr.), biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dll.  Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji (Myristica fragrans Houtt.). salut biji pala dinamakan macis yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu untuk masak dan berbagai macam keperluan lainya. Pada biji umumnya memiliki bagian-bagian sebagai berikut: a. Kulit biji (spermodermis) b. Tali pusar (funiculus) c. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis) a. Kulit Biji (Spermodermis) Seperti yang telah di kemukakan kulit biji berasal dari selaput bakal biji (Intergumnetum) oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu :  Lapisan kulit luar (testa). Lapisa ini mempunyai sifat yang bermacam-mcam ada yang tipis ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu dan batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi biji yang ada didakamnya.  Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput sering kali juga dinamakan kulit ari. Walapun telah di kemukakan tadi, bahawa kulit biji berasal dari  integumentum, maka belum berarti bahwa kulit luar biji berasal dari integumentum luar dan kulit berasal berasal dari itegumentum yang dalam, karena pembentukan kulit biji dap pula ikut serta dalam bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya. Di atas telah dikemukakan bahwa biji yang memiliki dua lapisan adalah biji tertutup (angiospermae), pada tumbuhan biji telanjang (gymnopermae) malah terdapat tiga lapisan, kita dapat menyaksikan sendiri pada buah melinjo (Gnetum genemon L.) padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja. Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada buah melinjo itu masing-masing dinamakan : o Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu muda berwarna hijau, berwarna kuning ketika masak o Kulit tengah (sclerolesta), lapisan yang kuat & keras, berkayu punya kulit dalam (endocarpium) pada buah batu. o Kuli dalam (endotesta), biasnya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada biji.



6



Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai jenis tumbuhan, maka pada kuli luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya : 1. Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunya alat3 tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji yang bersayap contohnya  adalah pada tanaman spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk.) 2. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kuli biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunya fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan biji untuk terterbangkan oleh tiupan angin. Contoh: kapas ( Gossypium), biduri (Calotropis gigantea Dryand.) 3. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr.) 4. Salut biji semu (arillodium), seperti sallut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala adalah suatu salut biji semu. 5. Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan degan tali pusar, biasanya telihat kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagain lain kulit biji. Misal: kacang panjang (Vigna sinensis Endl.) kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dll. 6. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh sebuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. 7. Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen degan nuselus, masih terlihat jelas pada biji anggur (Vitis vinifera L.) 8. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang bersal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus) dan pada biji biasnya tak begitu jelas lagi. Masih terlhiat apda biji jarak (Ricinus communis L.). b. Tali Pusar (Funiculus) Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusar biji & pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji. c. Inti Biji (Nucleus Seminis) Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas : o Lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru, o Putih lembaga (albumen), jaringan beirisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum mencar makanan sendiri. d. Lembaga (Embryo) Lembaga adalah calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh menajdi tumbuhan baru setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan o Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian tumbuh terus menjadi akar tunggang. Akar lemabaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji dan pada perkecambahan biji, akar itu akan menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. o Daun lembaga (cotyledo), daun yang pertama kali tumbuh. Fungsi daun lembaga bisa memiliki fungsi yang berbeda-beda. e. Putih Lembaga (Albumen) Putih lembaga adalah bagian biji yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan lembaga, tidak setiap biji mempunyai putih lembaga. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam : o Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiir atas sel-sel yang berasal dari initi kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah di buahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. o Putih lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian biji di luar kandung lembaga entah dari nuselus atau dari selaput bakal biji. f. Kecambah (Plantula) Tumbuhan yang masih kecil belum lama muncul dari biji dan msih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji dinamakan kecambah (plantula). Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam: o Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika perkecambahan karena pembentagan ruas batang di bawah daun lembaganya lalu terangkat ke atas, muncul di atas tanah. Misalnya pada kacang hijau ( Phaseolus radiatus L.) 7



o Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah seperti terdapat pada biji kacan kapri (Pisum sativum L.) Telah di kemukakan, bahwa biji hanya akan berkecamabah jika syarat-syarat yang diperlukan yaitu : air, udara, cahaya dan panas. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi biji baru yang ada didalam berada dalam ke adaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup bahkan sampai bertahun-tahun tanpa kehilnagan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang seiring berjalanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan 4 waktu istirahat dulu, kemudian tumbuh lagi. Sebelum dicukupi waktu untuk beristirahat yang diperlukan biji tidak mau tumbuh walaupun terdapat syarat-syarat yang sudah terpenuhi. Dalam dunia pertanian itu disebut sebagai dormansi (dormancy).



2.6  Struktur Anatomi Biji 1.       Bagian Biji Sebelah Dalam Pada bagian bij sebelah dalam terdapat embrio dan bagian-bagian embrio yaitu akar embrio (radicula), batang embrio (cauliculus) dan keping biji (cotyledo). Lembaga dan putih lembaga merupakan inti biji atau isi biji.Bagian ini terdapat di dalam kulit biji.Lembaga atau embrio terdiri atas akar lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga.Putih lembaga terdiri atas putih lembaga dalam (endosperma) dan putih lembaga luar (perisperma). Bagian embrio, seperti radikula akan berkembang menjadi akar. Pada tumbuhan Dicotyledoneae, radikula akan berkembang menjadi akar tunggang. Pada Monocotyledoneae, akar tersebut akan berkembang menjadi akar primer, namun masa hidupnya tidak lama karena segera diganti oleh sistem akar sekunder. Kotiledon pada biji dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan, alat untuk berfotosintesis sementara, dan sebagai alat untuk menghisap makanan dari putih lembaga.Batang lembaga terdiri atas epikotil dan hipokotil.Epikotil adalah pemanjangan ruas batang di atas kotiledon, sedangkan hipokotil adalah pemanjangan ruas batang di bawah kotiledon.Batang lembaga dan calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang disebut plumula.



Bagian putih lembaga, seperti endosperma merupakan cadangan makanan pada biji.Berdasarkan pembentukannya, endosperma berasal dari sel induk endosperma yang telah dibuahi oleh sel sperma.Perisperma merupakan putih lembaga luar.Bagian ini berasal dari nuselus atau selaput bakal biji. a.       Selaput biji (arillus) Selaput biji merupakan pertumbuhan dari tali pusar.Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh dan berubah sifatnya menjadi selaput biji (arillus).Salut biji ada yang berdaging, misalnya pada biji durian dan ada yang berair misalnya pada biji rambutan.Serta ada juga yang menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala.( Hidayat: 1995) b.      Embrio Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang perkembangannya sempurna akan memiliki struktur sebagai berikut: epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon akar) dan kotiledon (calon daun). ( Suradinata: 1998) c.       Cadangan Makanan Cadangan makanan merupakan kandungan yang ada dalam biji, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Biji yang sedikit atau bahkan tidak ada. Cadangan makanan disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan berfungsi sebagai jaringan penyimpan. Cadangan makanan memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan dalam perkembangannya. Cadangan makanan bersel kecil berwarna putih agak kelabu, berdinding tipis, mengandung butir aleuron dan tetes minyak serta bahan cadangan tersimpan di dalam selnya. (Suradinata: 1998) Perkembangan cadangan makanan umunya dimulai sebelum perkembangan embrio. Cadangan makanan berkembang dari pembelahan mitosis inti endosperm yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet jantan dengan 2 inti kutub atau dengan inti sekunder. Cadangan makanan tersebut kaya akan zat – zat makanan, yang disediakan



8



bagi embrio yang sedang berkembang. Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan yaitu: o Kotiledon, misal pd kacang-kacangan (Legumes), semangka (Citrullus vulgaris Schrad), labu (Cucurbita pepo L) o Endosperm, misal pada jagung (Zea mays L), gandum (Triticum aestivum L) dan golongan cerealia lainnya. Pada kelapa (Cocos nucifera bagian dalamnya yang berwama putih dan dapat dimakan adalah merupakan endospermnya. 2.    Bagian Biji Luar 5 a.    Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput, disebut juga dengan kulit ari. Pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), kulit biji terdiri dari tiga lapisan sebagai berikut. o Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging. Pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah. o Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras, dan berkayu. o Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat erat pada inti. b.   Lapisan kulit luar (testa). Pelindung biji terdiri atas kulit biji, sisa-sisa nucleus, endosperm dan kadang-kadang bagian dari buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Kulit biji (testa) berkembang dari jaringan integumen yang semula mengitari ovula (bakal biji). Tatkala biji masak, kulit biji ini dapat setipis kertas (misalnya pada kacang tanah) atau tebal dan keras seperti pada kelapa. Kulit biji ini berguna untuk menjaga lembaga (embrio) dari kekeringan dan kerusakan mekanis. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwama kecoklatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta. (Campbell:2008) c.   Sayap (ala) dan Rambut (coma) Berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencar oleh angin.Misalnya pada biji kelor. Selain sayap ada juga beberapa tumbuhan yang memiliki rambut atau bulu halus yang berasal dari penonjolan sel-sel kulit luar biji. Bulu halus ini memudahkan beterbangannya biji oleh tiupan angin. Misalnya pada biji kapas.



2.7 Perbedaan Biji Monokotil dan Biji Dikotil 1. Biji Monokotil Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Biji monokotil memiliki endosperma sehingga makanan untuk pertumbuhan embrio berasal dari endosperma. 2.  Biji Dikotil Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga(kotiledon:daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua. Biji dikotil tidak memiliki endosperma. Makanan untuk pertumbuhan embrio berasal dari kotiledon. No. Monokotil Dikotil 1. Berkeping satu Berkeping dua 2.



Terdapat endosperma



Tidak ada endosperma



3.



Makanan untuk pertumbuhan embrio di peroleh dari endosperma



Makanan untuk pertumbuhan embrio di peroleh dari cotyledon



2.8 Kecambah Biji Kecambah adalah tumbuhan yang masih kecil dan belum lama muncul dari bji serta masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji. Kecambah memperlihatkan bagian-bagian seperti telah diuraikan mengenai lembaga, karena memang kecambah itu berasal dari lembaga. Hanya pada kecambah bagian-bagian tadi sudah lebih jelas dan mempunyai ukuran yang lebih besar. Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam : 1) Perkecambahan diatas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang dibawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat keatas, muncul diatas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiates), daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang. Daun lembaga itu kemudian gugur, dan sememtara itu pada kecambah sudahterbentuk daun-daun normal yang dapat melakukan tugas asimilasi. 9



2) Perkecambahan dibawah tanah (Hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal didalam kulit biji, dan tetap didalam tanah, seperti terdapat misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum).



2.9  Anatomi dan Morfologi Biji Tanaman Jagung 1. Klasifikasi 6 Kingdom            : Plantae Divisi                    : Magnoliophyta Kelas                    :  Magnoliopsida Ordo                      : Poales Family                  : Poaceae Genus                   :  Zea Spesies                 : Zea mays L. Struktur biji jagung



2. Morfologi Tanaman Jagung Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10 - 16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara. Namun pada beberapa jenis jagung terdapat variasi proporsi kandungan amilosa dan amilopektin. Protein endosperm biji jagung terdiri atas beberapa fraksi, yang berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin (larut dalam air), globumin (larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam alkohol konsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing fraksi protein adalah albumin 3 %, globulin 3 %, prolamin 60 %, dan glutein 34 %. 2.2.1 Biji Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10% protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari vitamin A dan E.Biji jagung akan



tumbuh optimum jika ditanam pada tanah yang berkelembapan 21 derajat Celcius. Dengan suhu tersebut. Biji akan berkecambah dalam waktu 2-3 hari. Jika temperatur tanahnya rendah yaitu kurang dari 18 derajat Celcius, tanaman jagung akan sulit untuk berkecambah. Secara keseluruhan jika suhu tinggi dan kelembapan kurang, dimungkinkan dapat menghambat atau membunuh biji yang akan ditanam. Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil.



10



7



Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara (White 1994). Namun pada beberapa jenis jagung terdapat variasi proporsi kandungan amilosa dan amilopektin. Protein endosperm biji jagung terdiri atas beberapa fraksi, yang berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin (larut dalam air), globumin (larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam alkohol konsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing fraksi protein adalah albumin 3%, globulin 3%, prolamin 60%, dan glutein 34%. Berdasarkan bentuk dan strukturnya biji jagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Jagung Mutiara (Flint Corn), Zea mays indurate Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat licin, mengkilap, dan keras. Bagian pati yang keras terdapat di bagian atas biji. Pada saat masak, bagian atas biji mengkerut bersama-sama, sehingga permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Varietas lokal jagung di Indonesia umumnya tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Tipe ini disukai petani karena tahan hama gudang. Jagung Gigi Kuda (Dent Corn), Zea mays indentata Bagian pati yang keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan bagian pati yang lunak di bagian tengah sampai ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut daripada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Biji tipe dent ini bentuknya besar, pipih, dan berlekuk. Jagung Manis (Sweet Corn), Zea mays saccharata Biji jagung manis pada saat masak keriput dan transparan. Biji yang belum masak mengandung kadar gula (watersoluble polysccharride, WSP) lebih tinggi daripada pati. Kandungan gula jagung manis 4-8 kali lebih tinggi dibanding jagung normal pada umur 18-22 hari setelah penyerbukan. Sifat ini ditentukan oleh gen sugary (su) yang resesif Jagung Pod, Z. tunicata Sturt Jagung pod adalah jagung yang paling primitif. Jagung ini terbungkus oleh glume atau kelobot yang berukuran kecil. Jagung pod tidak dibudidayakan secara komersial sehingga tidak banyak dikenal. Kultivar Amerika Selatan dimanfaatkan oleh suku Indian dalam upacara adat karena dipercaya memiliki kekuatan magis. Jagung Berondong (Pop Corn), Zea mays everta Tipe jagung ini memiliki biji berukuran kecil. Endosperm biji mengandung pati keras dengan proporsi lebih banyak dan pati lunak dalam jumlah sedikit terletak di tengah endosperm. Apabila dipanaskan, uap akan masuk ke dalam biji yang kemudian membesar dan pecah (pop). Jagung Pulut (Waxy Corn), Z. ceritina Kulesh Jagung pulut memiliki kandungan pati hampir 100% amilopektin. Adanya gen tunggal waxy (wx) bersifat resesif epistasis yang terletak pada kromosom sembilan mempengaruhi komposisi kimiawi pati, sehingga akumulasi amilosa sangat sedikit. Jagung QPM (Quality Protein Maize) 11



Jagung QPM memiliki kandungan protein lisin dan triptofan yang tinggi dalam endospermnya. Jagung QPM mengandung gen opaque-2 (o2) bersifat resesif yang mengendalikan produksi lisin dan triptofan.  Jagung Minyak Tinggi (High-Oil) Jagung minyak tinggi memiliki biji dengan kandungan minyak lebih dari 6%, sementara sebagian besar jagung berkadar minyak 3,5-5%. Sebagian besar minyak biji terdapat dalam scutelum, yaitu 83-85% dari total minyak biji. Jagung minyak tinggi sangat penting dalam industri makanan, seperti margarin dan minyak goreng, serta industri pakan. 2.2.2 Daun. 8 Daun muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun Daun terbentuk dari pelepah dan daun (leaf blade & sheath). muncul sejajar dengan batang. Pelepah daun bewarna kecoklatan yang menutupi hampir semua batang jagung(Belfield dan Brown, 2008). 2.2.3 Batang Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang. 2.2.4 Akar Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar udara. 2.2.5 Bunga Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina  terdapat pada tongkol jagung. 2.3 Anatomi Tanaman Jagung 2.3.1 Akar Akar pada tanaman jagung terdiri dari epidermis, ground tissue, endodermisyang mengelilingi sistem vaskular akar. Sistem vaskular terdiri dari xilem dan floem. Epidermis tersusun atas sel-sel eliptik dan perhadapan dengan 2 lapis hypodermis. 2.3.2 Batang Pada potongan melintang tanaman jagung terdapat jaringan epidermis, sklerenkim,  parenkim, dan sistem vaskular. 2.3.3 Daun Anatomi dari daun tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan rerumputan yang hidup didaerah iklim sedang (mesophytic grass). Jaringan paling luar disebut epidermis yang memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Pada tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade. 2.3.4 Biji Embrio pada tanaman jagung terletak dibawah endosperma. Jaringan endosperma bersifat padat. Embrio terdiri dari radicula dan plumula. Radikula pada embrio dilindungi oleh sel-sel colerorhiza. Plumula dilindungi oleh sel-sel aleuron sel. Sel aleuron bertipe kecil, padat dan berbentuk persegi.Lapisan pelindung paling luar yang menutupi seluruh biji adalah pericarp. 2.4 Ekologi Tanaman Jagung



Jagung merupakan tanaman daerah beriklim hangat dengan kelembaban mencukupi. Daerah penyebaran di daerah tropis dan subtropis. Jagung kurang cocok ditanam pada iklim agak kering atau di ekuator. Pertumbuhan terbaik jagung yaitu tumbuh di daerah dengan suhu khusus antara 21° C - 30° C pada saat perbungaan jantan. Suhu minimum untuk perkecambahan adalah 10° C. Tanaman ini memerlukan temperatur harian rata-rata sekurang-kurangnya 20° C untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman ini pada umumnya tumbuh di daerah antara 50° LU hingga 40° LS dan pada ketinggian hingga 3000 m di daerah equator. Pada garis lintang yang lebih tinggi, diatas 58° LU. Jagung akan sangat sensitif pada tekanan kelembaban pada saat pertumbuhan bunga jantan dan penyerbukan. Pada waktu penanaman juga memerlukan kondisi kelembaban optimum. Di daerah tropis, pertumbuhan terbaik dengan curah hujan 600 mm - 900 mm pada saat musim pertumbuhan. Jagung dapat tumbuh pada beragam jenis tanah, tetapi suks pada yang memiliki drainasi baik, peredaran udara baik, di dalam tanah memiliki senyawa organik yang cukup dan aliran nutrisi yang cukup. Jagung dapat ditanam pada tanah ber pH antara 5 - 8, tapi optimal pada 5.5 - 7. Jagung termasuk ke dalam kelompok tanaman yang tidak tahan pada kadar garam.



12



9



BAB III PENUTUP 3.1    Kesimpulan Dari pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan spermatophyta biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama. 2) Setelah pembuahan ganda, jaringan-jaringan baru yakni embrio dan endosperm berkembang disertai dengan perkembangan atau pertumbuhan jaringan lain disekelilingnya. 3) Bagian biji sebelah luar terdiri dari selaput biji, kulit biji, sayap dan bulu. 4) Bagian biji sebelah dalam terdiri dari lembaga dan bagian-bagian lembaga yaitu akar lembaga, batang lembaga dan keping biji (cotyledon). 5) Perkecambahan berdasarkan letak kotiledonnya dibagi menjadi 2, yaitu : a.       Perkecambahan epigeal b.      Perkecambahan hypogeal 6) Bagian – bagian perkecambahan : a.       Radikula b.      Kotiledon c.       Cauliculus d.      Hipokotil : Batang yang terletak di bagian bawah kotiledon e.       Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas kotiledon  f.       Testa 7) Fungsi biji sebagai cadangan makanan yang memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan dalam perkembangannya. Cadangan makanan bersel kecil berwarna putih agak kelabu, berdinding tipis, mengandung butir aleuron dan tetes minyak serta bahan cadangan tersimpan di dalamselnya. 3.2    Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat disampaikan yaitu pembaca hendaknya lebih mempelajari dan memahami anatomi dan morfologi serta struktur dan fungsi biji tumbuhan, khususnya hal-hal yang dianggap mudah namun kenyataannya sangat sulit untuk di pahami seperti pada biji, sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca serta penulis tentang biji tumbuhan khususnya pada biji tanaman jagung.



13



10



DAFTAR PUSTAKA Tjitrosoepomo, Gembong.2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan ketiga belas. Yogyakarta:Gadjah  Mada University PRESS Campbell, Nell A, dkk. 2008. Biologi Jilid 1 (Edisi Kedelapan). Jakarta : Erlangga Hidayat, Estiti .B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB Suradinata, Tatang. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung : Angkasa Yatim, Wildan. 2007. Kamus Biologi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Hazal maskell. Memahami Biologi. Jakarta: Erlangga. Kartasapoetra. 1998. Anatomi tumbuhan (tentang sel dan jaringan). Jakarta: Bumi Aksara. Moertolo, Ali. Sunarmi. Eko Sri Sulastri.1999. Keanekaragaman Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Biologi. Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.



14



15