Makalah Anatomi Tumbuhan Jaringan Penyokong [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN JARINGAN PENYOKONG September 04, 2017



MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN TENTANG JARINGAN PENYONGKONG Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan yang Dibina Oleh: Dra. Sri Puryaningsih, M.Pd



Di Susun Oleh Kelompok IV Nama Anggota : Nuah Novita Lauwy



:



ACD 115 004



Muhammad Saifudin



:



ACD 115 014



Feby Aprilianty



:



ACD 115 021



Sinta Widya Astuti



:



ACD 115 034



Dito Dwi Sumarsono



:



ACD 115 038



Dandi Norsupyani



:



ACD 115 050



Chi Chi Cahyati



:



ACD 115 089



PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKLUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Tumbuhan tentang “JARINGAN



PENYOKONG” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta. Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Anatomi Tumbuhan dengan judul “JARINGAN PENYOKONG”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya. Palangka Raya, Maret 2017



Penyusun



DAFTAR ISI Kata pengantar.................................................................................................................... i



Daftar isi ............................................................................................................................ ii BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 1 1.1. Latar belakang ...................................................................................................... 1 1.2. Rumusan masaalah................................................................................................ 1 1.3. Tujuan ................................................................................................................... 1 BAB II Pembahasan......................................................................................................... 2 2.1. Jaringan penyokong............................................................................................... 2 2.1.1



Jaringan sklerenkim................................................................................. 2



2.2 Jaringan kolenkim................................................................................................... 10 BAB III Penutup............................................................................................................... 15 3.1. Simpulan................................................................................................................ 15 3.2. Daftar pustaka....................................................................................................... 16



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel, yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang sama dan disebut jaringan. Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan yng terbentuk disebut jaringan primer. Semua sel yang menyusun tubuh tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan sel-sel jaringan muda. Pada proses pencapaian dewasa sel-sel tersebut tidak hanya bertambah volumenya, tetap[i strukturnya lebih termodifikasi untuk memenuhu fungsi fisiologis tertentu pada tumbuhan dewasa. Modifikasi untuk memiliki fungsi yang khusus tersebut dinamakan diferensiasi, dan merupakan tahap pematangan sel. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian jaringan penyokong? 2. Terdiri atas apa saja jaringan penyokong? 3. Apa fungsi jaringan penyokong?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian jaringan penyokong. 2. Untuk mengetahui macam-macam jaringan penyokong. 3. Untuk menegetahui fungsi jaringan penyokong.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Jaringan Penyokong Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel. Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim 2.1.1 Jaringan sklerenkim



Gambar 1 sklerenkim



: Jaringan



Sumber : https://www.slideshare.net Sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Dinding sklerenkim terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Ciri-ciri sklerenkim :



a) Sel-sel panjang, sempit, tebal dan mengalami lignifikasi, biasanya menunjuk pada kedua ujungnya. b) Terdiri atas sel yang telah mati yang tidak mengandung lagi protoplasma. c) Inti tidak hadir dan karenanya jaringan terdiri dari sel-sel mati d) Tidak mengalami pertumbuh-kembangan e) Memiliki dinding sekunder yang tebal, kenyal dan memiliki lignin. f) Dinding sel secara merata menebal dengan lignin dan kadang- kadang begitu tebal bahwa rongga sel atau lumen tidak ada g) Bersifat sederhana, lubang sering miring di dinding h) Lamella tengah dinding antara sel-sel yang berdekatan adalah mencolok A. Letak Sklerenkim: a) Jaringan sklerenkim biasanya terdapat di bagian korteks, perisikel, serta di antara xylem dan floem b) Ada yang tersebar c) Ada yang berkumpul, beruntaian satu sama lain yang tampak seperti suatu lapisan d) Ada yang merupakan saluran pada batang



Sklerenkim dibagian korteks



Sklerenkim dibagian perisikel



Sklerenkim yang tersebar



Sklerenkim yang berurutan



Sklerenkim yang menyerupai saluran pada batang Tabel Gambar 1 : Letak jaringan skelerenkim Sumber : https://www.slideshare.net B. Jenis-Jenis Jaringan Skelerenkim Sklerenkim merupakan jaringan yang sangat bervariasi, namun dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu serabut skelerenkim dan sklereid. a. Sklereid Sklereid merupakan sel-sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat, dan berdinding keras yang tahan terhadap tekanan. Berdasarkan asal mula pembentukannya. Sklereid berkembang dari sel parenkim. Sklereid dapat dijumpai dalam keadaan tunggal atau berkelompok kecil diantara sel-sel lain. Ciri-ciri sklereid : a) Sel dalam daun dan buah yang berdaging terdapat banyak sel – sel batu yang letaknya tersebar. b) Dinding sel sklereid tersusun dari selulosa dan banyak mengandung zat lignin yang tebal dan keras, dan zat inilah yang menjadikan jaringannya kuat dan keras



c) Kadang-kadang sel sklereid mengandung pula zat suberin dan kutin. d) Mempunyai noktah – noktah yang sempit yang celah – celahnya bundar sehingga merupakan saluran yang disebut “ pit canal” atau saluran noktah yang dapat bercabang – cabang. e) Lumen sel sangat sempit sehubungan dengan terbentuknya penebalan – penebalan. Sklereid berdasarkan bentuknya: a) Brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir isodiametrik, misalnya floem kulit kayu pohon.



Gambar 2 : Brakisklereid Sumber : https://www.slideshare.net b) Trikosklereid adalah sklereid berbentuk memanjang seperti benang dengan satu percabangan yang teratur, contohnya pada daun atau batang teratai (tumb. Hidrofit).



Gambar 3 : Trikosklereid Sumber : https://www.slideshare.net c) Makrosklereid adalah sklereid berbentuk tongkat atau tubular dapat dijumpai pada kulit biji kacang-kacangan.misalnya Leguminoceae.



Gambar 4 : Makrosklereid Sumber : https://www.slideshare.net



d) Osteosklereid adalah sklereid berbentuk tulang dengan ujung membesar dan kadang-kadang bercabang, seperti pada kulit biji tumbuhan Dycotiledoneae.



Gambar 5 : Osteosklereid Sumber : https://www.slideshare.net e) Asterosklereid adalah sklereid berbentuk cabang-cabang seperti bintang yang terdapat pada daun.



Gambar 6 : Asterosklereid Sumber : https://www.slideshare.net Sklereid juga dapat disebut Sclerotic Cell atau sel-sel sklerotik, disebut sel-sel Batu ( Stone Cells ) yaitu apabila sklereid itu tidak bercabang-cabang, tidak mempunyai bentuk yang exstrim,bersifat soliter ataupun berkumpul.



Gambar 7 : sel-sel Batu ( Stone Cells ) Sumber : https://www.slideshare.net Disebut sel-sel sklerotik ,yaitu apabila sel-selnya terjadi dalam jaringan-jaringan yang lunak.



Gambar 8 : sel-sel sklerotik Sumber : https://www.slideshare.net b. Serat atau Fiber Ciri-ciri serat atau fiber yaitu: • Terdiri dari sel-sel serat yang cukup panjang dan telah mati. • Cukup tebal dan terdiri dari zat kayu. • Lumennya sempit dan noktahnya panjang serta sempit. • Elastisitasnya cukup besar. • Pada irisan melintang, serat-seratnya berbentuk segi banyak. • Pada irisan membujur, serat-serat berbentuk kumparan panjang yang ujungnya meruncing. • Ada yang tersebar, berkumpul atau saluran dalam batang. Untaian yang terpisah-pisah. Berdasarkan letaknya, serat sklereid digolongkan menjadi serat xiler dan serat extraxiler. Serat xiler merupakan serat sklerenkim yang terdapat pada jaringan xilem dan merupakan komponen utama penyusun kayu. Serat ekstraxiler merupakan serat sklerenkim yang terletak diluar jaringan serat xiler. a. Serat Xiler Bagian terpadu pada xilem dan berkembang dari jaringan meristem yang sama sebagaimana unsur-unsur xilem yang lain, yang terletak di dalam sistem jaringan dan serat extra xylem yang terletak di luar sistem jaringan. Serat xilem terbagi dua yaitu: - Serat libriform, Serat libriform menyerupai serat floem dan biasanya lebih panjang dari pada trakeid tumbuhan, dindingnya amat tebal dan jumlah noktahnya sedikit.



Gambar 9 : Seratlibriform Sumber : https://www.slideshare.net



-



Serat trakeid, Merupakan bentuk peralihan antara trakeid dan serta libriform, noktah serat trakeid tergolong noktah terlindung, namun ruang noktah lebih kecil dibandingkan yang ada pada trakeid. Bermacam bentuk noktah terdapat pada trakeid.



Gambar 10 : Serattrakeid Sumber : https://www.slideshare.net b.



Serat Ekstraxiler Yaitu semua serat yang terdapat pada jaringan-jaringan selain xilem, seperti serat korteks, perisikel, dan floem. Biasanya mempunyai noktah sederhana. Serat-serat ini disebut juga dengan bast fibers (serabut kulit kayu).



-



Bast fibers atau serat-serat kulit kayu ( terdapat dalam korteks )



Gambar 11 : Bast fibers Sumber : https://www.slideshare.net



-



Wood fibers atau serat-serat kayu ( terdapat dalam bagian kayu ) Gb. Serat-serat pada kayu



Gambar 12 : Wood fibers Sumber: https://www.slideshare.net



2.2. Jaringan Kolenkim Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdining tebal. Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan selulosa. Jaringan kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat terutama pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan pada perkembangan. Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan menerna (herbaceous), dan bahkan pada organ dewasa. Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang secara irreversible (tidak kambali ke bentuk semula) dengan adanya pertumbuhan organ. Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak dari pada kolenkim muda.



Gambar 13 : Jaringan Kolenkim



Sumber: https://www.slideshare.net A. a) b) c) d) e) f)



g) h)



Ciri-ciri kolenkim yaitu : Sel-selnya hidup dengan protoplasma aktif, bentuk sel sedikit memanjang Umumnya memiliki dinding dengan penebalan tidak teratur Tidak memiliki dinding sel sekunder tetapi memiliki dinding primer yang lebih tebal daripada sel-sel parenkim Lunak, lentur dan tidak berlignin. Isi sel dapat mengandung kloroplas makin sederhana diferensiasinya makin banyak kloroplasnya, sehingga menyerupai parenkim, juga dapat mengandung tanin Jaringan kolenkim berkembang dari sel-sel memanjang mirip prokambium dan terlihat pada tingkat awal diferensiasi meristem atau berkembang dari sel-sel isodiametris pada jaringan meristem dasar. Kolenkim tidak memiliki dinding sekunder dan bahan penguat (lignin), maka kolenkim dapat menyokong batang tanpa menghalangi pertumbuhan. Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan buah. Pada akar yang terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim.



B. Kolenkim berdasarkan penebalan dindingnya: a) Kolenkim anguler (kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel dan menajang mengikuti sumbu sel. Contohnya pada tangkai daun Vitis sp, Begonia sp, Solanum tuberosa, dan Atropa belladonna.



Gambar 14 : Kolenkimanguler Sumber: https://www.slideshare.net



b)



Kolenkim lameler (kolenkim lempeng), penebalan dinding sel terutama pada dinding tangensial (sejajat permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan yang berderetderet. Contonhya pada korteks batang Sembucus javanica, dan Sambucus nigra



Gambar 15 : Kolenkimlameler (kolenkimlempeng) Sumber: https://www.slideshare.net c)



Kolenkim tubular (lakunar), penebalan dinding sel terdapat pada bagian dinding sel yang menghadap ruang antar sel. Contohnya pada tangkai daun Salvia, Malva, dan Althaea.



Gambar 16 : Kolenkim tubular (lakunar) Sumber : https://www.slideshare.net



d)



Kolenkim tipe cincin, pada penampang lintang lumen sel berbentuk lingkaran atau seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa terlihat bahwa karena pada tipe sudut penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak menyudut lagi.



Gambar 17 : Kolenkim Tipe cincin Sumber : https://www.slideshare.net



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel. Fungsi jaringan kolenkim ialah untuk penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Letak jaringan kolenkim pada umumnya berada dibawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga dan ibu tulang daun. Kolenkim ini jarang terdapat pada akar. Pengertian jaringan sklerenkim ialah jaringan penguat, tetapi hanya pada jaringan tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Fungsi jaringan sklerenkin ialah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa. Sklerenkim juga berfungsi untuk melindungi bagian-bagian lunak yang berada dibagian leebih dalam misalnya pada kulit biji jarak, tempurung kelapa dan buah kenari. 3.2 Saran



Menurut kami, masih banyak jaringan-jaringan pada tumbuhan yang bermanfaat pada tumbuhan dan berpengaruh pada tumbuhan. Namun kami hanya membahas tentang bagian jaringan penguat atau penyongkong. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.



DAFTAR PUSTAKA Basri, Muhammad Hasan. 2012. Laporan Anatomi Tumbuhan. https://www.slideshare.net. Diakses pada tanggal 08 /03/2017. 22.00 Haryanto, U.T. 2010. Biologi Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset Hidayati, Estiti B. 1995. Morfologi Tumbuhan. Bandung: ITB Ibayati, yayat. 2003. Pintar Biologi. Bandung: Ganeca Exact Pudjoarinto, Agus. 1995. Botani. Jakarta: Universitas Terbuka Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan. Jogjakarta: Gajah Mada University Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University PRESS Yudianto, Suroso Adi. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan. Edisi pertama. Bandung: PT Tarsito



Komentar Postingan populer dari blog ini



MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN TENTANG STRUKTUR AKAR September 04, 2017



BACA SELENGKAPNYA



makalah modifikasi batang September 02, 2017



BACA SELENGKAPNYA



Diberdayakan oleh Blogger