Makalah Anemia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENCEGAHAN PENYAKIT ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Remaja dan Lansia Dosen Pengampu : Nurul Hikmah, S.ST., M.Keb.



Disusun oleh : Dilla Silvani Lutfiera CBR0190011



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN 2021



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah “Pencegahan Penyakit Anemia pada Remaja Putri” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Remaja dan Lansia. Penulis berharap makalah tentang anemia ini dapat menjadi referensi bagi remaja agar tetap waspada terhadap penyakit anemia. Penulis menyadari makalah bertema anemia ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Cirebon, 16 Maret 2021



Penulis



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah penyakit dimana konsentrasi hemoglobin (Hb) terlalu tinggi dalam darah lebih rendah dari nilai normal kelompok ini bagilah usia menurut usia dan jenis kelamin. Penyebab anemia di negara bagian prevalensi anemia melebihi 20% adalah anemia defisiensi besi atau kombinasi kekurangan zat besi. Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi pada pembentukan dan fungsi sel darah merah lainnya di dalam tubuh masalahnya adalah anemia gizi zat besi. Anemia bisa secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan massa sel darah merah (massa sel darah merah) oleh karena itu ia tidak dapat menjalankan fungsinya membawa oksigen ke dalam jumlah yang cukup kejaringan perifer (penurunan Oxygen Carrying Capacity). Remaja berisiko tinggi mengalami anemia, khususnya anemia gizi zat besi. Ini terjadi karena pubertas membutuhkan nutrisi tinggi, termasuk zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Resiko lebih tinggi untuk wanita muda dibandingkan dengan remaja putra, hal ini dikarenakan ada remaja putri setiap bulannya ada haid (menstruasi). Selain itu, remaja putri cenderung sangat memperhatikan bentuk tubuh untuk membatasi asupan makanan dan juga banyak pantangan makanan, seperti diet vegetarian. Dapat mengurangi dampak anemia pada remaja konsentrasi dan prestasi belajar, serta mempengaruhi produktivitas diantara orang muda. Selain itu juga mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah tertular. Anemia mempengaruhi kadarnya tubuh seseorang sehat. Konsekuensi jangka panjang pasien anemia nutrisi zat besi untuk wanita muda yang ingin hamil, kemudian wanita muda tidak bisa mencukupi nutrisi diri sendiri dan janin sehingga meningkatkan resiko kematian ibu, kelahiran prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan kematian perinatal. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan pendidikan ibu yang lebih tinggi dapat meningkatkan kemampuan ibu pahami dan tanggapi perubahan perilaku gizi dalam rangka ini juga memudahkan orang untuk menerima metode penyiapan makanan alternatif baca dan tafsirkan label makanan dengan benar. Ini lebih tepat penelitian tentang remaja putri bersama Basith et al. Pada tahun 2017 tingkat pendidikan orang tua dan kejadian anemia pada remaja putri. Hasil penelitian tersebut



menunjukkan 42% wanita muda dengan pendidikan orang tua yang rendah pernah mengalami anemia. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan penyakit anemia? 2. Bagaimana klasifikasi penyakit anemia? 3. Apakah penyebab anemia pada remaja putri? 4. Bagaimana ciri-ciri atau gejala anemia pada remaja putri? 5. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan anemia pada remaja putri? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit anemia. 2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit anemia. 3. Untuk mengetahui penyebab anemia pada remaja putri. 4. Untuk mengetahui ciri-ciri atau gejala anemia pada remaja putri. 5. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan anemia pada remaja putri.



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Penyakit Anemia Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016). Menurut Nursalam (2010), anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubik darah dalam tubuh manusia. Hampir semua gangguan pada sistem peredaran darah disertai dengan anemia yang ditandai dengan warna kepucatan pada tubuh, penurunan kerja fisik dan penurunan daya tahan tubuh. Penyebab anemia bermacam-macam diantaranya adalah anemia defisiensi zat besi (Ani, 2016). Menurut Soekirman (2012), anemia gizi besi adalah suatu keadaan penurunan cadangan besi dalam hati, sehingga jumlah hemoglobin darah menurun di bawah normal. Sebelum terjadi anemia gizi besi, diawali lebih dahulu dengan keadaan kurang gizi besi (KGB). Apabila cadangan besi dalam hati menurun tetapi belum parah dan jumlah hemoglobin masih normal, maka seseorang dikatakan mengalami kurang gizi beis saja (tidak disertai anemia gizi besi). Keadaan kurang gizi besi yang berlanjut dan semakin parah akan mengakibatkan anemia gizi besi, tubuh tidak akan lagi mempunyai cukup zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan dalam sel-sel darah yang baru (Arisman, 2014). B. Klasifikasi Penyakit Anemia Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah sebagai berikut: 1) Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari tubuh, misalnya pada pendarahan. 2) Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi.



3) Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. 4) Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo, 2009). Pada sepertiga kasus anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukimia dan gangguan imunologis. C. Penyebab Anemia pada Remaja Putri 1. Menstruasi Salah satu faktor pemicu anemia adalah kondisi siklus menstruasi yang tidak normal. Kehilangan banyak darah saat menstruasi diduga dapat menyebabkan anemia (Merryana dan Bambang, 2013). Hampir semua wanita pernah mengalami pendarahan berlebihan saat menstruasi, bahkan sebagian wanita harus mengalami hal ini setiap datang bulan. Tiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang berlainan, normalnya dalam satu siklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa berfluktuasi 7 hari dan total kehilangan darah antara 60 sampai 250 mm. Menstruasi dikatakan tidak normal saat seorang wanita mengalami menstruasi dengan jangka waktu panjang. Pada umumnya wanita hanya mengalami menstruasi satu kali dalam sebulan, tetapi pada beberapa kasus, ada yang mengalami hingga dua kali menstruasi setiap bulan. Kondisi inilah yang dikatakan menstruasi tidak normal yang menyebabkan anemia (Merryana dan Bambang, 2013). 2. Status Gizi Anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh) transferin menurun, akan berperan penting mengikat besi total (TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Gultom, 2003 dalam Rumpiati,Ella & Mustafidah, 2010). Fase remaja yang ditandai dengan kematangan fisiologis seperti pembesaran jaringan sampai organ tubuh membuat remaja memerlukan kebutuhan nutrisi yang spesial(Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010 dalam Pramitya &Valentina, 2013).



D. Gejala Penyakit Anemia pada Remaja Putri Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah: 1. Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5 L). 2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang. 3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Menurut Aulia (2012), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah: 1. Mudah lelah. 2. Kulit pucat. 3. Sering gemetar. 4. Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5 L). 5. Sering pusing dan mata berkunang-kunang. 6. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah dan telapak tangan tampak pucat. 7. Anemia yang parah (kurang dari 6 gr%) dapat menyebabkan nyeri. E. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Anemia pada Remaja Putri Menurut Almatzier (2011), cara mencegah dan mengobati anemia adalah: a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi. b. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati dan telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). c. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. d. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD). Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg ferro sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Wanita dan remaja putri perlu minum tablet tambah darah karena wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang hilang. Tablet tambah darah mampu mengobati penderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan bekerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus. Anjuran minum yaitu minumlah satu tablet tambah darah seminggu sekali dan



dianjurkan minum satu tablet setiap hari selama haid. Minumlah tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. e. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti: kecacingan, malaria, dan penyakit TBC.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubik darah dalam tubuh manusia. Remaja putri berisiko tinggi mengalami anemia, khususnya anemia gizi zat besi. Ini terjadi karena pubertas membutuhkan nutrisi tinggi, termasuk zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pencegahan anemia pada remaja putri dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti meningkatkan konsumsi makanan bergizi, memakan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani, makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C, menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD), dan mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti: kecacingan, malaria, dan penyakit TBC.



DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. Aru, W., Bambang, S., Idrus, A., Marcellus,S dan Siti, S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen penyakit Dalam FKUI. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Riwidikdo. H. (2007). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Cendani, C dan Murbawani, E. (2011). Asupan mikronutrien, kadar hemoglobin dan kesegaran jasmani remaja putri. Jurnal Media Medika Indonesiana. 45 (1): 26-33. Khomsan A. (2003). Pangan dan gizi untuk kesehatan. Jakarta: PT Grafindo Persada Permaesih, D., Susilowati H. (2005). Faktor – faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja. Buletin Penelitian Kesehatan. Vol 33, No-4. Wirakusumah, E S. (1999). Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agrowidya, hal.1 -30.