19 0 204 KB
KMB (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH) 1 MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ANEMIA)
DISUSUN OLEH CINDY NURUL FARADILLA_202001006
PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa senantiasa penulis ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang yang berupa iman dan kesehatan akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ ANEMIA” dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah kmb I. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah kmb I, bapak Dr. Tigor H. Situmorang, MH.,M.Kes yang telah membimbing penyelesaian makalah. Penulis juga berterima kasih kepada pihak yang mendukung penulisan makalah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan baik dari segi penulisan maupun isi di dalamnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh penulis dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Palu, 17 Oktober 2021
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Anemia………………………………………………………… 2.2 Etiologi………………………………………………………………….. 2.3 Gejala dan Tanda……………………………………………………….. 2.4 Patofisologi……………………………………………………………… 2.5.Penatalaksaan……………………………………………………………. 2.6. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………… 2.7. Asuhan Keperawatan…………………………………………………… BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 3.2. Saran........................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anakanak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal. Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hat ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Seliap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1500 cc/24 jam), anuria (jumlah urin < 200 ml/24 jam), oliguri (jumlah urin 600 ml/24 jam), skrotum membesar, karakteristik urin (jumlah, warna, bau), gatal, nafas berbau amoniak/ureum, nokturi (sering kencing pada malam hari). Urgensi (rasa sangat ingin kencing sehingga terasa sakit), hesitansi (sulit untuk memulai kencing, sehingga untuk memulai kencing kadang-kadang harus mengejan), terminal dribbling ( masih didapatkannya tetesan-tetesan urin pada akhir miksi), intermitensi ( terputusputusnya pancaran urin pada saat miksi), residual urine (masih terasa ada sisa urine yang belum tuntas setelah miksi), retensi urine (ketidakmampuan bulibuli untuk mengeluarkan urin yang telah melampaui batas kapasitas maksimalnya), polakisuri (frekuensi kencing yang lebih sering dari biasanya), disuria (perasaan nyeri saat kencing), enuresis/ ngompol ( keluarnya urin secara tidak dasadari pada saat tidur), chiluria ( urin yang berwarna putih seperti cairan limfe). E. Sistem Pencernaan Anamnesa Nafsu makan, pola makan klien, porsi makan dan jumlah minum per hari, alergi terhadap makan, keluhan mual muntah, nyeri tenggorokan, telan, melakukan diet, disfagia, riwayat penggunaan pencahar. Jika ada keluhan nyeri
perut
dijelaskan
secara
PQRST.
Gangguan
defekasi
(diare,
konstipasi/obstipasi), nyeri BAB, pola BAB, karakteristik feses meliputi
bentuk/konsistensi, bau, warna, darah, lendir dalam feses, flatus, hemorroid, perubahan BB, Mulut: Inspeksi : mukosa bibir, labio/palatoschiziz, gigi (jumlah, karies, plak, kebersihan,
gingitivis),
Gusi
(berdarah,
lesi/bengkak,
edema), mukosa mulut (stomatitis, nodul/benjolan, kebersihan). Produksi saliva, pembesaran kelenjar parotis Palpasi : nyeri tekan pada rongga mulut, massa Lidah Inspeksi
:Posisi,
warna
dan
bentuk,
simetris,
kebersihan,
warna,
gerakan,tremor, lesi Palpasi : Nodul, oedema, nyeri tekan Faring - Esofagus : Inspeksi : hiperemi, warna dan bentuk palatum. Tonsil (bentuk, warna dan ukuran) Palpasi : pembesaran kelenjar Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran) Inspeksi: pembesaran abnormal (asites, distensi abdomen), spider navy, tampak vena porta hepatika, bekas luka, luka (colostomy, CAPD, hernia), umbilikus (kebersihan, menonjol,) Auskultasi
: peristaltik usus
Perkusi
: tymphani, hipertympani, batas – batas hepar, nyeri
Palpasi: Kuadran I: Hepar hepatomegali, nyeri tekan, shifting dullness
Kuadran II: Gaster nyeri tekan abdomen, distensi abdomen Lien splenomegali Kuadran III: Massa (skibala, tumor), nyeri tekan Kuadran IV: Nyeri tekan pada titik Mc Burney F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen Anamnese
: Adakah nyeri, kelemahan extremitas, Cara berjalan, Bentuk
tulang belakang (lordosis:keadaan tulang belakang condong ke arah depan, kiposis: keadaan tulang condong ke arah belakang, skoliosis: keadaan tulang condong ke arah samping) Warna kulit Hiperpigmentasi,
hipopigmentasi
(dikaji
dengan
pemeriksaan
sensasi
panas/nyeri), icterus, kering, mengelupas, bersisik (di sela-sela jari kaki/tangan) Kekuatan otot : Keterangan: 0: Tidak ada kontraksi 1: Kontaksi (gerakan minimal) 2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi 3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi 4: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan ringan
5: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan penuh Fraktur Look : Deformitas,Bengkak (Swelling), pemendekan (Shortening), luka terbuka Feel :Nyeri, pulsasi (nadi bagian distal), Perfusi (normal : hangat, kering, merah), krepitasi tulang. Move : kekakuan (Stiffness), Kontraktur sendi. Luka : Inspeksi
:
adanya
tanda
radang,
warna
(merah/vaskularisasi
baik,
kuning/peradangan, hitam/nekrosis), karakteristik (kedalaman, luas, jenis cairan yang kluar) Palpasi : warna cairan yang keluar (luka jahitan), suhu (panas,dingin) A. Sistem Endokrin dan Eksokrin Anamnesa : Menanyakan bagaimana riwayat nutrisi dan eleminasi polifagia,
polidipsia),
lemah,
kejang/kram,
adanya
(3P : Poliuria, disfungsi
gonad
(kemampuan ereksi, dispareunia, pruritus), pandangan kabur, perubahan berat badan dan tinggi badan, kesulitan menelan, berkeringat, tremor, hot flushes (panas pada wajah) Riwayat KB : Ditanyakan apakah klien pernah ikut KB, metode apa yang digunakan,
kapan menggunakannya, alasan mengikuti KB, alasan berhenti,
side efek. Kepala : Inspeksi
: distribusi rambut, ketebalan, kerontokan ( hirsutisme), alopesia (botak), moon face
Leher Inspeksi
: bentuk, pembesaran kelenjar thyroid, perubahan warna
Palpasi
: pembesaran kelenjar (thyroid, parathyroid), nyeri tekan, suhu
Payudara Inspeksi
: pembesaran mamae (pada laki-laki)
Genetalia : Inspeksi
:
Rambut
pubis(
distribusi,
ketebalan,
kerontokan),
kebersihan, pengeluaran (darah, cairan, lendir). Palpasi
:
adakah
benjolan,
kegagalan
penurunan
testis
(kriptokismus), Ekstremitas bawah Palpasi : edema non pitting G. Sistem Reproduksi Anamnesa : 1. Menanyakan bagaimana riwayat haid yang meliputi: menarche, cyclus haid, lama haid, banyaknya darah & sifatnya (cair, bergumpal), flour albus (warna, bau, jumlah), disminore. Menorhagia, metrorhagia. keluhan waktu coitus (nyeri, pengeluaran darah) 2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, Keluarga berencana a. Untuk riwayat kehamilan ditanyakan, sudah pernah hamil, berapa kali hamil, pernah keguguran atau tidak, adakah penyulit kehamilan. jarak kehamilannya anak ke-1 dan ke-2 dst. b. Untuk riwayat persalinan ditanyakan jenis persalinannya bagaimana, spontan atau dengan bantuan alat, SC Payudara Inspeksi
: bentuk, kebersihan, warna areola, bentuk papilla mamae, adanya massa, kulit seperti kulit jeruk, adanya luka, kesimetrisan payudara
Palpasi : ada /tidak benjolan abnormal, pengeluaran( cairan, darah ), nyeri tekan, Laki-laki : Anamnesa : keluhan waktu coitus (kemampuan ereksi ,rasa nyeri, ejakulasi dini), Genetalia : Inspeksi : bentuk, rambut pubis, kebersihan,odema, varices, benjolan, pengeluaran (darah, cairan, lendir), turunnya testis, luka/keadaan luka. priapismus Palpasi: adakah benjolan,
A. Persepsi sensori : Anamnesa : tanyakan pada klien : Apakah ada nyeri yang dirasakan pada mata, Keluhan penurunan tajam penglihatan, Keluhan mata berkunang-kunang, kabur, penglihatan ganda ( diplopia )., Keluhan mata berair, gatal, kering, adanya benda asing dalam mata Tinnitus (berdenging), penurunan pendengaran, terasa penuh pada telinga, nyeri. Rasa sengau pada hidung Mata Inspeksi : Kesimetrisan mata, bentuk mata, lesi Papelbra ( ukuran, bentuk, warna, cairan yang keluar ), Bulu mata (pnyebaran, posisi masuk :Enteropion, keluar :ksteropion), produksi air mata. Kornea : Normal berkilau, transparan Iris dan pupil :warna iris dan ukuran, uji reflek cahaya pada pupil
Lensa : Normal jernih dan transparan, pada org tua kdg ada cincin putih seputar iris (Arkus senilis) Sclera ; warna ( putih, ikterik) Palpasi: Teraba lunak/ keras, nyeri dan pembengkakan kelopak mata, palpasi kantong lakrimal, pemeriksaan TIO D. Penciuman (Hidung) :
Palpasi; Sinus (maksilaris, frontalis, etmoidalis, sfenoidalis), Palpasi fossa kanina ( nyeri/ tidak),Pembengkakan, Deformitas
Perkusi : pada regio frontalis sinus frontalis dan fossa kanina kita lakukan apabila palpasi pada keduanya menimbulkan reaksi hebat
H. POLA KONSEP DIRI 1. CitraTubuh : Adalah bagaimana sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu. 2. Ideal Diri : Bagaimana klien mempersepsi ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku.Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi. 3. HargaDiri : Bagaimana penilaian klien terhadap hasil pencaian yang dicapai dengan menganalisis sejauh mana perilaku yang sesuai dengan ideal diri. Jika individu selau sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung harga dirinya rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
4.
Peran Diri : bagaimana pola, perilaku nilai yang diharapkan klien berdasarkan fungsinya di dalam masyarakat.
5. Identitas Diri Bagaimana kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh. I. POLA PERSEPSI TATA LAKSANA HIDUP SEHAT 1. Bagaimana kebiasaan klien dalam tata cara hidup sehat (pola makan termasuk Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktivitas fisik setiap
hari,
Tidak
merokok/
tidak
konsumsi
minuman/makanan
beralkohol/ napza , menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat). 2. Pemanfaatan sarana dan prasarana kesehatan yang terdekat dalam mengatasi permasalahan kesehatan ( PKM, Tenaga kesehatan, dukun, alternatif, ramuan obat –obatan herbal, membeli obat –obat bebas di toko obat/ apotek ). 3. Kebiasaan sehari-hari : mandi, keramas, sikat gigi, memotong kuku, ganti pakaian dll yang berhubungan dengan pola hidup sehat. 4. Pola Istirahat dan Tidur Apa kebiasaan yang dilakukan klien sebelum tidur, berapa lama klien tidur pada siang hari dan malam hari, kebiasaan klien tidur siang pukul berapa dan tidur malam berapa lama. 2.8 Diagnosa Keperawatan 1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umun 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3. Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, erubahan proses pencernaan, efek samping terapi obat
Tujuan Diagnoss Keperawatan Tujuan diagnose keperawatan adalah : -
Untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan
-
Untuk
mengidentifikasi
factor-faktor
yang
menunjang
atau
menyebabkan suatu masalah (etiologis) -
Untuk mengidentifikasi kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah
3. Kompenen Diagnosa Keperawatan Rumusan diagnose keperawatan mengandung 3 kompenen utama, yaitu : a. Problem (P/Masalah) Merupakan gambaran keadaan klien diman tindakan keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secar jelas. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah diseakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon dll) supaya perawat dapat berkomunikasi dengan istilah di mengerti, meningkatkan kerja sama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data
pengkajian
dan
intervensi
keperawatan,
sehingga
dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan. b. Etiologi (E/Penyebab) Keadan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan Penyebab meliputi : perilaku lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan. c. Sign dan Synptom (S/Tanda dan gejala)
Merupakan cirri, tanda atau gejala yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan. 3.1 Intervensi (Perencanaan) 1. Pengertian Intervensi Menurut Kozier et al (1995) Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Dalam perencanaan keperawatan perawat menetapkannya berdasarkan hasil pengumpulan data dan rumusan diagnose keperawatan untuk mencegah dan menurunkan masalah klien. NIC INTERVENSI Intoleransi
AKTIVITAS
TUJUAN
1. Kolaborasi dengan tim 1. Setelah
aktivitas
b.d
kelemahan
tenaga medis 2. Anjurkan
umum
asuhan pasien
istirahat 3. Berikan
nutrisi
dari
kebutuhan untuk mencerna
1. Kaji
keperawatan 24
diharapkan lingkungan
tenang Keseimbangan
selama
biberikan
riwayat
nutrisi, 1. Meningkatkan
disukai 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
klien
meninggalkan ambulasi atau aktivitas
termasuk makanan yang
jam
kebutuhan nutrisi
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
protein
dan vitamin C 4. Ajarkan bagaimana
pasien membuat
catatan makanan harian Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
pasien Konstipasi / diare
1. Auskultas bunyi usus
berhubungan
2. Hindari makanan yang
dengan penurunan
membentuk gas 3. Posisikan pasien untuk
masukan diet,
memaksimalkan
perubahan proses
ventilasi
pencernaan, efek
1. Bunyi umum
usus
secara
meningkatkan
pada diare dan menurun pada konstipasi 2. Membantu mengidentifikasikan
4. Konsul dengan ahli gizi
penyebab atau factor
samping terapi
untuk memberikan diet
pemberat dan defisiensi
obat.
seimbang
yang di identifikasikan 3. Menurunkan gastrik
dan
distress distensi
abdomen 4. Membantu
dalam
memperbaiki konsistensi feses bila kontipasi
akan
membantu mempertahankan setatus
hidrasi
pada
diare 3.2 Implementasi IMPLEMENTASI Intoleransi aktivitas
AKTIVITAS 4. Kolaborasi
b.d
kelemahan umum
TUJUAN
dengan 2. Setelah
tim tenaga medis
asuhan
R/ Pemberian terapi
selama
5. Anjurkan
pasien
biberikan keperawatan 24
diharapkan meninggalkan
R/ Pasien susah tidur
ambulasi atau aktivitas
tenang R/
Pasien
pusing
msih dengan
lingkungan tenang nutrisi kebutuhan mencerna
5. Kaji riwayat nutrisi, 2. Meningkatkan dari untuk
klien
istirahat 6. Berikan lingkungan
Keseimbangan
jam
termasuk
makanan
yang disukai R/
Tidak
suka
makanan
yang
berserat 6. Berikan sedikit
makanan dengan
frekuensi sering R/ klien mual dan muntah 7. Ajarkan
pasien
kebutuhan nutrisi
bagaimana
membuat
catatan
makanan
harian R/klien jarang makan karna
nafsu
makan
yang menurun Konstipasi / diare
5. Auskultas bunyi usus
5. Bunyi
usus
secara
berhubungan
R/ bising usus tidak
umum
meningkatkan
dengan penurunan
terdengar
pada
diare
masukan diet,
6. Konsul dengan ahli
perubahan proses
gizi
pencernaan.
memberikan seimbang
untuk
dan
menurun
pada
konstipasi
diet 6. Membantu mengidentifikasikan penyebab atau factor pemberat
dan
defisiensi
yang
di
identifikasikan 7. Menurunkan gastrik
dan
distress distensi
abdomen 8. Membantu
dalam
memperbaiki konsistensi feses bila kontipasi
akan
membantu mempertahankan setatus diare
hidrasi
pada
3.3
Evaluasi Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien. Data yang diperoleh : 1. Terhindar dari resiko perfusi perifer 2. Bebas dari nyeri 3. Terpenuhinya akivitas sehari-hari 4. Terpenuhinyta kebutuhan nutrisi 5. Menunjukkan penurunan kecemasan 6. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya Mematuhi semua aturan medis
BAB III PENUTUP 4.1. Kesimpulan Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium. Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Anemia harus didiagnosis sedini mungkin karena anemia merupakan tanda yang mendasar dari beberapa penyakit. Penanganan pada Anemia harus dilakukan dengan tepat. Mempelajari dan membuat askep adalah tugas seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. 4.2. Saran Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia daripada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA Tjokroprawiro Askandar, dkk, Buku Ajar Penyakit Dalam.Universitas Airlangga, Surabaya http://www.docstoc.com/docs/6600656/Askep-Anemia [diakses 31 Maret 2016].
http://journal kedokteran dan kesehatan ..,2018-ojs.unimal.ac.id http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-anemia.html [diakses 31 Maret 2016]. http://www.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Anemia ~ Contoh Makalah.htm (diakses 31 Maret 2016) http://www.ASKEP ANEMIA/ASKEP KEPERAWATAN askep anemia.htm (diakses 31 Maret 2016) http://www.ASKEP ANEMIA/Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia _ My Blogs.htm (diakses 31 Maret 2016) http://www .ASKEP ANEMIA/KEPERAWTAN (NURSING) ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA.htm (diakses 31 Maret 2016)