Askep Anemia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANEMIA



OLEH :



AISA WALLY IDA FEBRIATI TUBAKA HARIZ HENDRA JODI INGGRID PATAWALLA VALENCIA DIANA PATTIPEILOHY VIKTOR WILLIAM PEILOUW



ILMU TINGGI KESEHATAN STIKES PASAPUA AMBON 2015 1



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat,serta penyertaan-Nya, sehingga tugas makalah kami yang berjudul `` ASUHAN KEPERAWTAN PADA KLIEN ANEMIA `` ini dapat kami selesaikan. Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca. Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan tugas makalah ini. Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Akhir kata, semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan dengan sebagaimana mestinya. Ambon, 28 November 2015



Kelompok I



2



DAFTAR ISI Halaman judul.............................................................................................................1 Kata pengantar...........................................................................................................2 Daftar isi.....................................................................................................................3 BAB I :



PENDAHULUAN



1.1.Latar Belakang.................................................................................................4 1.2.Rumusan Masalah............................................................................................ 4 1.3.Tujuan Umum Penulisan..............................................................................................5 1.4 Tujuan Khusus Penulisan............................................................................................5 BAB II :



PEMBAHASAN



A. Konsep Dasar 2.1.Pengertian Anemia............................................................................................ 6 2.2 KlasifikasiAnemia............................................................... 6 2.3 Etiologi Anemia....................................................................................9 2.4 Patofisiologi Anemia............................................................................................9 2.5 Tanda Dana Gejala Anemia............................................................................................11 2.6 Pemeriksaan Diagnostik Anemia............................................................................................11 2.7 Penatalaksanaan Anemia............................................................................................12 2.8 Komplikasi Anemia....................................................................................13 2.9 Pathway Anemia............................................................................................ 14 B. Konsep Medis 3.1 Pengkajian Anemia............................................................................................ 15 3.2 Diagnosa Keperawatan Anemia......................................................................20 3.3 Intervensi Keperawatan Anemia........................................................................21 3.4 Implementasi Keperawatan Anemia................................................................24 3.5 Evaluasi Keperawatan Anemia..........................................................................25 BAB III :



PENUTUP



4.1.Kesimpulan.....................................................................................................26 4.2.Saran..............................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................27



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang



Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal.Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita.Untuk laki-laki, anemia secara khas ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin yang kurang dari 13.5 gram/100ml dan pada wanita-wanita sebagai hemoglobin yang kurang dari 12.0 gram/100ml. Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh.Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi. Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain. Anemia pada dasarnya disebabkan oleh : 1.



Pengurangan produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau



2.



Kehilangan atau penghancuran darah. Selain itu, bermacam-macam penyakit-penyakit



sumsum tulang yang luas juga dapat menyebabkan anemia.Pada pasien dengan gagal ginjal mungkin kekurangan hormon yang diperlukan untuk menstimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang (bone marrow). 1.2. Rumusan Masalah 1. Pengkajian keperawatan pada klien dengan anemia 2. Perumusan diagnosa keperawatan pada klien dengan anemia 3. Tindakan Perencanaan keperawatan pada klien dengan anemia 4. Implementasi keperawatan pada klien dengan anemia 5. Perencanaan evaluasi pada klien dengan waham anemia 4



1.3. Tujuan Umum Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan anemia. 1.4. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mengetahui definisi anemia 2. Mahasiswa mengetahui klasifikasi anemia 3. Mahasiswa mengetahui etiologi anemia 4. Mahasiswa mengetahui patofisiologi anemia 5. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik anemia 6. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan medis anemia 7. Mahasiswa mengetahui komplikasi anemia 8. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan anemia



5



BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar 2.1.



Pengertian Anemia Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen



darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 2006). Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium (So, 2005). 2.2.



Klasifikasi Anemia Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:



1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi: a. Anemia aplastik Anemia aplastik adalah anemia akibat penurunan tingkat sel darah merah yang disebabkan oleh ketidakmampuan sel induk dalam sumsum tulang belakang untuk memproduksisel-sel baru. Penyebab: a) agen neoplastik/sitoplastik b) terapi radiasi, antibiotic tertentu 6



c) obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason d) infeksi virus (khususnya hepatitis) Gejala-gejala: a) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll) b) Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat b. Anemia pada penyakit ginjal Anemia pada penyakit ginjal adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi eritropoietin Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin Penyebab: Menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin. Gejala-gejala: a) Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl b) Hematokrit turun 20-30% c) Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi c. Anemia pada penyakit kronis Anemia pada penyakit kronis adalah anemia yang terjadi sekuestrasi besi di dalam system RES karena inflamasi. Sekuestrasi ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dependen besi atau untuk memperkuat aspek imunitas penjamu. Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan d. Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis, berkurang. yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang. Penyebab: 7



a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi b) Gangguan absorbsi (post gastrektomi) c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.) Gejala-gejalanya: a) Atropi papilla lidah b) Lidah pucat, merah, meradang c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu e. Anemia megaloblastik Anemia megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena disebabkan oleh defisiensi asam folat dan vitamin B12. Penyebab: a) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat b) Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol. 2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah. Penyebab: a) Pengaruh obat-obatan tertentu b) Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik c) Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase d) Proses autoimun e) Reaksi transfusi f) Malaria Tanda dan gejala: a) Menggigil b) Demam c) Perasaan melayang d) Nyeri punggung dan nyeri lambung e) Penurunan tekanan darah



8



2.3. 1. 2. 3. 4.



Etiologi Anemia Hemolisis (eritrosit mudah pecah) Perdarahan Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker) Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,



vitamin C dan copper 5. Penyakit Kronik (menahun) 6. Penyinaran 7. Infeksi : hepatitis, cytomedalovirus, malaria, clostridia 8. Genetik 9. Efek fisik : trauma dan luka bakar 10. Obat – obatan dan zat kimia : agen kemoterapi, zat kimia toksik.



2.4.



Patofisiologi Anemia Anemia adalah sebagian akibat produksi sel darah merah yang tidak mencukupi dan sebagian lagi akibat sel darah merah yang prematur, kehilangan darah, kurang nutrisi dan herediter. Semuanya ini mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada sumsum tulang. Sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi seperti pada berbagai kelainan hemolitik. Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardia, sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang meningkat. Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongestif sebab otot jantung kekurangan oksigen dengan beban kerja jantung yang meningkat. Dispnea, nafas pendek dan cepat, lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus (telinga berdengung) dapat menggambarkan berkurangnya oksigenisasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis. Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek hidupnya atau



9



karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah. Keadaan dimana sel darah merah itu terganggu, adalah : 1. Hemoglobinopati : hemoglobin abnormal yang diturunkan misalnya anemia sel sabit. 2. Gangguan sintesis globin, misalnya thalasemia. 3. Gangguan membran sel darah merah, misalnya sterositosis herediter. 4. Defisiensi enzim, misalnya defisiensi G6PD (glucose 6-fosfat dehidogenase). Infeksi, obat-obatan, kerusakan radiasi, kekurangan nutrisi , penyakit menahun



Mempengaruhi proses erithropoesis



Kegagalan sumsum tulang belakang



Kegagalan pembentukan sel darah merah



Eritrosit menurun



Anemia



10



2.5.



Tanda dan Gejala Anemia



1. Pusing 2. Mudah berkunang-kunang 3. Lesu 4. Aktivitas kurang 5. Rasa mengantuk 6. Susah konsentrasi 7.



Cepat lelah



8. prestasi kerja fisik/pikiran menurun 9.



Konjungtiva pucat



10. Telapak tangan pucat 11. Anoreksia



2.6. 



Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan darah lengkap meliputi :



1. Hemoglobin 2. Hematokrit 3. Retikulosit 4. Bilirubin 5. Eritrosit



11



6. Trombosit 7. Leukosit. 



Pemeriksaan feses







Pemeriksaan urine







BMP hiperplasi pada sumsum tulang







Rontgen foto cholelithiasis







Scan liver splan







Serum vitamin B12



2.7. 



Penatalaksanaan Anemia Secara umum :



1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-vitamin lain yang dibutuhkan tubuh. 2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah 3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh 4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses hematopoiesis pada sumsum tulang. 



Secara khusus sesuai klasifikasi anemia 1. Anemia aplastik: Dengan



transplantasi



sumsum



tulang



dan



terapi immunosupresif denganantithimocyte globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak



12



berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ). 2. Anemia pada penyakit ginjal 



Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat







Ketersediaan eritropoetin rekombinan



3. Anemia pada penyakit kronis Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat. 4. Anemia pada defisiensi besi Dengan pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi diberikan sulfas ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada defisiensi asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari. 5. Anemia megaloblastik 



Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.







Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.







Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.



6. Anemia pasca perdarahan ; Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia. 7. Anemia hemolitik ; Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis. 2.8.



Komplikasi Anemia 1. Gagal jantung Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrient dan oksigen 2. parestesia 13



parestesia adalah sensasi abnormal berupa kesemutan, tertusuk, atau terbakar pada kulit yang umumnya dirasakan di tangan, kaki, lengan, dan tungkai. 3. Kejang Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan.



14



2.9.



Pahway Anemia



15



ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANEMIA 3.1. Pengkajian I.



Identitas Klien meliputi : nama, tempat tanggal lahir. Agama, pekerjaan, alamat, suku/bangsa dan nomor RM.



II.



Identitas penangung jawab : nama, alamat, agama, pekerjaan, hubungan dengan klien



III.



Riwayat penyakit



1. Riwayat Kesehatan Dahulu  Klien pernah mendapatkan atau menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi sumsum tulang dan metabolisme asam folat.  Riwayat kehilangan darah kronis mis: perdarahan GI kronis, menstruasi berat(DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan)  Riwayat endokarditis infektif kronis.  Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.  Riwayat TB, abses paru.  Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, mis: benzene, insektisida, fenil butazon, naftalen.  Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan.  Riwayat kanker, terapi kanker.  Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi, penyakit malabsorbsi, lan spt: enteritis regional, manifestasi cacing pita, poliendokrinopati, masalah autoimun.  Penggunaan anti konvulsan masa lalu / sekarang, antibiotic, agen kemoterapi, aspirin, obat antiinflamasi, atau anti koagulan.  Adanya / berulangnya episode perdarahan aktif (DB)  Pembedahan sebelumnya: splenektomi, eksisi tumor, penggantian katup prostetik, eksisi bedah duodenum, reseksi gaster, gastrektomi parsial / total. 2. Riwayat Kesehatan Sekarang 16



 Keletihan, kelemahan, malaise umum  Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.  klien mengatakan bahwa Ia Depresi  Sakit kepala  Nyeri mulut & lidah  Kesulitan menelan  Dispepsia, anoreksia  Klien mengatakan BB menurun  Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi  Penurunan penglihatan  Kemampuan untuk beraktifitas menurun 3.



Riwayat Kesehatan Keluarga  Kecenderungan keluarga untuk anemia.  Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia congenital.  Keluarga adalah vegetarian berat.  Social ekonomi keluarga yang rendah.



IV. Pemeriksaan Fisik 1. Kardiologi  Kardiomegali , Hepatomegali  Edema perifer  Takikardi, palpitasi,\ 2.



Pernafasan  Takipnea, orthopnea, dispnea.



3. Sirkulasi  TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil & tekanan nadi melebar, hipotensi postural.  Bunyi jantung murmur sistolik (DB)  Ekstremitas: pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa,  Sclera biru atau putih seperti mutiara.  Pengisisan darah kapiler melambat  Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok (koilonika) (DB) 17



 Rambut kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature 4. Gastrointestinal  Diare, muntah,  glositis (peradanagan lidah)  melena/ hematemesis 5. Neurologi  Parastesia  Ataksia  Koordinasi buruk  Bingung 6. Integumen  Mukosa pucat,kering  Kulit kering



18



Analisa Data Dan Masalah Keperawatan N o 1.



Analisa data DS:



etiologi



masalah



Penurunan



Gangguan perfusi jaringan







klien mengeluhkan lemah



konsentrasi HB dan







klien mengeluhkan sakit kepala



darah







klien mengatakan bahwa terjadi penurunan urinnya







klien mengatakan ia sering merasakan berdebar-debar







klien mengatakan bahwa napasnya terasa sesak



DO: 



kulit klien terlihat pucat







nafas klien cepat







rambut klien kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara prematur







Kuku klien mudah patah dan berbentuk seperti sendok (koilonika)







Terdapat Edema perifer pada klien







Membran mukosa klien tampak kering







Pada klien Ekstremitas terasa dingin



2



DS:



berkurangnya







Klien mengatakan bahwa ia



suplay oksigen ke



merasakan lemah dan letih



susunan saraf pusat







Klien mengatakan klien merasa nyeri dan sakit kepala



19



Intoleransi Aktifitas







Klien mengatakan bahwa terjadi penurunan semangat untuk bekerja







Klien mengatakan bahwa klien mudah letih saat bekerja



DO: 



Klien terlihat meringis menahan nyeri







Klien terlihat lesu, lemah







Klien terlihat mengatuk, ptosis







Kehilangan tonus otot 



Palpitasi, takikardi, peningkatan TD



3



 Parastesia, ataksia DS:



Kegagalan







Klien mengeluh sulit menelan



ketidakmampuan







Klien mengeluh tidak nafsu



untuk



makan



makanan.







Klien menyatakan mual







Klien mengeluh mulutnya terasa nyeri



DO: 



Mukosa Mulut klien tampak kering dan pecah-pecah







BB klien menurun







Klien terlihat lemah







Kulit klien tampak kering dan pecah-pecah



20



atau Gangguan Nutisi Kurang dari



mencerna kebutuhan tubuh



3.2. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi HB dan Darah 2. Intoleransi aktivitas b.d berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf pusat. 3. Ketidakseimbangan



nutrisi



kurang



ketidakmampuan mencerna makanan. 4.



21



dari



kebutuhan



b.d



kegagalan



atau



3.3. Intervensi Keperawatan N o 1



Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan Gangguan Perfusi Perfusi jaringan 1. Monitor tenda- 1. Data dasar jaringan penurunan konsentrasi dan Darah



b.d terpenuhi



setelah



dilakukan



tanda vital 2. Atur



HB tindakan



datar



Kriteria Hasil :



tubuh







rendah



tidak







lebih



tanda



vital



pergerakan



dalam



batas



yang berlebihan



normal



perkembangan pasien



atau 2. Meningkatkan



3. Hindari



pucat 



posisi



dengan kepala



perawatan. Kulit



mengetahui



pernafasan 3. Mempertahankan pasokan oksigen 4. Mengetahui status kesadaran pasien 5. Meningkatkan



sel



darah nilai Hb dan 4. Awasi kesadaran dan 6. Meningkatkan eritrosit dalam rentang



tanda-tanda



normal



terhadap penurunan



perfusi 7. Menjaga keefektifan oksigen



kesadaran 5. Manajemen terapi tranfusi sesuai terapi 6. Pemberian O2 pernasal sesuai program 7. Monitoring keefektifan suplai O2 2



Intoleransi aktivitas berkurangnya



Setelah dilakukan 1. Ukur vital sign 1. Data b.d tindakan



2. Kaji penyebab



keparawatan



suplay oksigen ke selama 3x24 jam 22



dasar



mengetahui



intoleransi akti



perkembangan



vitas klien



pasien



susunan



saraf klien



pusat.



dapat 3. Latih



meningkatkan



bila



toleransi aktivitas



klien



dengan kriteria :



memungkinka 3. Imobilisasi



yang







n



lama



akan



Ajarkan klien



menyebabkan



setelah



teknik



dekubitus



beraktivitas



penghematan



4. Menghemat energy



Keseimbanga



energi



5. Agar



n kebutuhan



untuk beraktivi



aktivitas dan



tas



Bebas



dari 4.



kelelahan











keadaan



n nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kegagalan



atau



ketidakmampuan mencerna makanan.



secara



tepat



Adanya



aktivitas



peningkatan



klien sesuai



toleransi



dengan



aktivitas



kemampuan



Setelah dilakukan 1. Kaji Ketidakseimbanga



intervensi



tidak



kelelahan



5. Tingkatkan



istirahat



3



ROM 2. Merencanakan



riwayat



1. Mengidentifikasi



tindakan



nutrisi,



defisiensi,



keperawatan



termasuk



menduga



selama 3x24 jam



makanan yang



kemungkinan



klien



disukai.



intervensi



terpenuhi



kebutuhan



2. Observasi dan



2. Mengawasi kalori



nutrisinya dengan



catat masukan



atau



kriteria hasil :



makanan klien.



kekurangan



 



Intake nutrisi 3. Observasi dan



komsumsi



adekuat.



catat kejadian



makanan.



Mual, muntah,



mual/muntah. 4. Timbang



anoreksi



BB



setiap hari.



hilang 



kualitas



dari 5. Berikan makanan tanda-tanda



23



menunjukan efek anemia



pada



organ.



Bebas



malnutrisi.



3. Gejala GI dapat



4. Mengawasi



sedikit



tetapi



sering



atau



penurunan atau



BB



efektifitas







Tidak



terjadi



penurunan BB



makan diantara waktu makan. 6. Bantu hiegene mulut



yang



baik.



gizi ,



5. Makan



sedikit



tapi sering dapat menurunkan kelemahan



7. Kolaborasi dengan



intervensi nutrisi



dan



meningkatkan ahli



pemasukan



juga



mencegah distensi gaster. 6. Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral. 7. Membantu dalam rencana



diet



untuk memenuhi kebutuhan individual.



24



3.4. Implementasi Keperawatan No Diagnosa Keperawtan 1 Perfusi jaringan in efektif



Implementasi Keperawtatan 1. Memonitoring tenda-tanda vital



b/d.penurunan konsentrasi HB



2. Mengatur posisi dengan kepala datar atau tubuh



dan Darah



lebih rendah 3. Menghindari pergerakan yang berlebihan 4. Mengawasi kesadaran dan tanda-tanda terhadap penurunan kesadaran 5. Memanajemen terapi tranfusi sesuai terapi 6. Memberikan O2 pernasal sesuai program 7. Memonitoring keefektifan suplai O2



2



Intoleransi aktivitas b.d



1. Mengukur vital sign



berkurangnya suplay oksigen ke



2.



susunan saraf pusat.



3. Melatih ROM bila keadaan klien



Mengkaji penyebab intoleransi aktivitas klien memungkinkan



4.



Mengajarkan klien teknik penghematan energi untuk beraktivitas



5. Meningkatkan aktivitas klien sesuai dengan kemampuan 3



1. Meng kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan Ketidakseimbangan kurang



dari



nutrisi



kebutuhan



kegagalan ketidakmampuan



b.d atau



mencerna



makanan.



yang disukai. 2. Mengobservasi dan catat masukan makanan klien. 3. Mengobservasi dan catat kejadian mual/muntah. 4. Menimbang BB setiap hari. 5. Memberikan makanan sedikit tetapi sering atau makan diantara waktu makan. 6. Membantu hiegene mulut yang baik. 7. Kolaborasikan dengan ahli gizi



3.5. Evaluasi Keperawatan



25



No Diagnosa Keperawatan 1 Gangguan perfusi jaringan



Evaluasi Keperawtatan S: 



b/d.penurunan konsentrasi HB dan Darah



Klien mengatakan bahwa ia tidak sesak lagi







Klien mengatakan bahwa kepalanya sudah kurang sakit



O:



2







Klien tampak tidak sesak napas lagi







Mukosa klien tampak lembab



A: S:



Intoleransi aktivitas b.d



Masalah teratasi 



berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf pusat.



Klien mengatakan adanya peningkatan semangat untuk bekerja







Klien mengatakan tidak letih dan lesu lagi



O:



3 Ketidakseimbangan kurang



dari



kebutuhan



kegagalan ketidakmampuan makanan.



s,s nutrisi







Klien tidak tampak letih dan lesu







Klien tampak ceria



A: S:



Masalah teratasi 



b.d



Klien mengatakan sudah mudah untuk menelan



atau







mencerna



Klien mengatakan adanya peningkatan napsu makan



O: 



Makanan yang dimakan klien tampak habis







Klien tidak mual dan muntah lagi



A : Masalah teratasi



BAB III 26



PENUTUP 4.1. Kesimpulan Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Anemia terbagi atas anemia hipoproliferatif meliputi anemia aplastik, defisensi besi, megaloblastik, penyakit kronik, dan penyakit ginjal dan anemia hemolitik. 4.2. Saran Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan dan komplikasi yang tidak diinginkan.



27



DAFTAR PUSTAKA Baughman, D. C., & Hckley, J.C. (2004) Keperawatan medikal-bedah : buku saku untuk brunner dan suddarth. alih bahasa : yasmin asih. Editor : Monica Ester. Jakarta : EGC. Harrison (2007) prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor edisi bahasa Indonesia : Asdie, A. H. Jakarta : EGC. Hayes, P. C., & mackay, T.W. (2009). Buku saku diagnosis dan terapi. Alih bahasa : devy. H. Jakarta : EGC Hidayat, A, A, A. ( 2008 ) Pengantar konsep dasar keperawatan, edisi kedua. Jakarta : salemba medika. Pedersen, G. W. (2006) Buku Ajar praktis bedah Mulut. Alih bahasa : drg. Purwanto & drg Basoeseno. Jakarta : EGC. Wiwik. H., & Haribowo, A. S (2003) Buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sitem hematologi. Jakarta : Salemba Medika.



28