Makalah Aset Tak Berwujud [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASET TAK BERWUJUD



NAMA KELOMPOK : 1. DIAN



UNTAG BANYUWANGI Jl. Laksda Adi Sucipto Banyuwangi 2018/2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan



memberikan



sumbangan



baik



materi



maupun



pikirannya.



Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun



menambah



isi



makalah



agar



menjadi



lebih



baik



lagi.



Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Banyuwangi, November 2018 Penyusun



1



DAFTAR ISI Halaman Sampul ……………………………………………………… Kata Pengantar ………………………………………………………..



i



Daftar Isi ………………………………………………………………



ii



Bab I



Bab II



Pendahuluan 1.1



Latar Belakang ……………………………………….



1



1.2



Rumusan Masalah ……………………………………



1



1.3



Tujuan Penulisan ……………………………………..



1



1.4



Manfaat Penulisan……………………………………..



2



1.5



Metode Penulisan …………………………………….



2



Pembahasan 2.1



Pengertian Aset Tak Berwujud ……………………….



3



2.2



Pengendalian ………………………………………….



3



2.3



Manfaat ekonomis masa depan ……………………….



4



2.4



Pengakuan dan pengukuran ………………………….



4



2.5



Perolehan Terpisah ……………………………………



4



2.6



Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis ……..



4



2.7



Pengakuisisian dengan Hibah Pemerintah ……………



5



2.8



Pertukaran Aset ……………………………………….



5



2.9



Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan Secara Internal ……………………………………………….



Bab III



6



Penutup 3.1



Kesimpulan …………………………………………..



3.2



Saran ………………………………………………….



DAFTAR PUSTAKA



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar belakang Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu, manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas. Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Sehingga Aset tidak berwujud dapat didefinisikan sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan laibilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas). Tidak semua unsur yang dicantumkan yakni keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya dan adanya keuntungan ekonomis di masa depan. Jika suatu unsur yang tercakup dalam Pernyataan ini tidak memenuhi definisi aset tidak berwujud, maka pengeluaran untuk memperoleh atau menciptakan aset tersebut (secara internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Namun, jika unsur tersebut diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis, maka unsur tersebut diperlakukan sebagai bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi



1.2.



Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan ini adalah “bagaimana asset tak berwujud menurut PSAK”.



1.3.



Tujuan penulisan Adapun



tujuan



penulisan



makalah



ini



adalah



untuk



mendekskripsikan tentang asset tak berwujud berdasarkan PSAK.



1



1.4.



Manfaat penulisan Dengan membaca isi tulisan ini, diharapkan para pembaca dapat memahami asset tak berwujud berdasarkan PSAK.



1.5.



Metode penulisan Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber buku dan internet.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Aset Tak Berwujud Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah. Manfaat ekonomis di masa depan dapat dihasilkan dari sinergi antara aset teridentifikasi yang diperoleh atau dari aset, yang secara individu, tidak memenuhi syarat untuk pengakuan dalam laporan keuangan. Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika: (a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau (b) timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya



2.2.



Pengendalian Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut. Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aset tidak berwujud biasanya timbul dari hak legal yang memiliki kekuatan dalam suatu pengadilan. Apabila hak legal itu tidak ada, entitas akan lebih sulit menunjukkan adanya pengendalian. Akan tetapi, kekuatan hukum suatu hak bukan merupakan



3



syarat perlu bagi pengendalian karena entitas dapat saja mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dengan cara lain. 2.3.



Manfaat ekonomis masa depan Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset tersebut oleh entitas. Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya produksi masa depan



2.4.



Pengakuan dan pengukuran Dalam mengakui suatu pos sebagai aset tidak berwujud, entitas perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi: (a) definisi aset tidak berwujud (b) kriteria pengakuan Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika: kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.



2.5.



Perolehan Terpisah Biasanya, harga yang dibayarkan oleh entitas untuk perolehan terpisah suatu aset tidak berwujud akan menggambarkan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan yang entitas harapkan untuk diperoleh dari aset tersebut. Dengan kata lain, entitas mengharapkan adanya arus masuk manfaat ekonomis, bahkan jika ada ketidakkepastian mengenai waktu dan jumlah arus masuk tersebut. Untuk itu, kriteria pengakuan probabilitas pada paragraf 21 (a) selalu dipertimbangkan untuk memenuhi kriteria perolehan terpisah aset tidak berwujud



2.6.



Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2009): Kombinasi Bisnis, jika aset tidak berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, biaya dari aset tidak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akusisinya. Nilai wajar dari aset tidak berwujud akan merepresentasikan espektasi probabilitas bahwa



4



manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan yang dimiliki dari aset tersebut yang diharapkan akan mengalir ke entitas. Dengan kata lain, entitas mengharapkan adanya arus masuk manfaat ekonomis, bahkan jika ada ketidak kepastian mengenai waktu dan jumlah arus masuk tersebut. Oleh karenanya, kriteria pengakuan probabilitas pada paragraf 21(a) dianggap selalu terpenuhi untuk aset tidak berwujud yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis. Jika aset diperoleh melalui kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari kontrak atau hak legal lainnya, seharusnya informasi memadai tersedia untuk mengukur nilai aset secara andal. Dengan demikian kriteria pengukuran andal pada paragraf 21(b) dianggap selalu terpenuhi untuk aset tidak berwujud yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis. 2.7.



Pengakuisisian dengan Hibah Pemerintah Dalam beberapa kasus, aset tidak berwujud dapat diperoleh dengan cuma–cuma, atau dengan nilai nominal, melalui hibah pemerintah. Hal ini terjadi ketika pemerintah memindahkan atau mengalokasikan aset tidak berwujud ke entitas seperti hak untuk mendarat di bandara udara, hak beroperasi pada stasiun televisi atau radio, hak impor atau hak quota atau hak untuk mengakses sumber–sumber terbatas lainnya. Sebuah entitas dapat memilih untuk mengakui baik aset tidak berwujud dan hibah pada awalnya dengan nilai wajar. Jika sebuah entitas memilih untuk tidak mengakui aset pada awalnya dengan nilai wajar, maka pada awalnya entitas mengakui dengan nilai nominal ditambah dengan segala pengeluaran yang berhubungan secara langsung untuk menyiapkan aset tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan maksud penggunaannya.



2.8.



Pertukaran Aset Satu atau lebih aset tidak berwujud mungkin diperoleh dari pertukaran aset non moneter atau sekelompok aset moneter, atau kombinasi dari aset moneter dan aset non-moneter. Pembahasan berikut hanya merujuk kepada pertukaran suatu aset non moneter dengan aset non moneter lainnya, namun dapat diterapkan pula atas semua pertukaran yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari aset tidak



5



berwujud diukur dengan nilai wajar kecuali (a) transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki substansi komersial atau (b) nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang dilepaskan dapat diukur dengan andal. Aset yang diperoleh diukur dengan andal bahkan apabila entitas tidak dapat dengan segera menghentikan pengakuan aset yang dilepaskan. Jika aset yang diperoleh tidak di ukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur sesuai dengan jumlah tercatat aset yang dilepaskan Goodwill yang Dihasilkan Secara Internal Dalam beberapa kasus, entitas melakukan pengeluaran untuk menghasilkan manfaat ekonomis masa depan, tetapi pengeluaran tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset tidak berwujud yang dapat diakui sesuai dengan Pernyataan ini. Pengeluaran seperti itu sering dianggap memberikan sumbangsih terhadap timbulnya goodwill dalam entitas yang dihasilkan secara internal. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai aset karena goodwill tersebut bukan merupakan suatu sumber daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari kontrak atau hak legal) yang dikendalikan oleh entitas dan bisa diukur secara andal menurut biaya perolehannya. 2.9



Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan Secara Internal Adakalanya sulit untuk menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui. Kesulitan tersebut, antara lain, dalam: a) menentukan apakah telah timbul, dan saat timbulnya, aset yang dapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan; dan b) menentukan biaya perolehan aset tersebut secara andal. Dalam beberapa kasus, biaya untuk menghasilkan suatu aset tidak berwujud tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk memelihara atau meningkatkan goodwill yang dihasilkan secara internal atau biaya untuk menjalankan operasi sehari–hari. Pengukuran setelah Pengakuan Pilihan  sama seperti PSAK16 Aset Tetap



6



1. Model Biaya, o



Biaya perolehan – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai atau



2. Model Revaluasi, o



Nilai wajar – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai



Masa Manfaat Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud didasarkan pada usia manfaatnya, dan entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujud: Masa Manfaat terbagi dua: a.



Terbatas yaitu Jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit



serupa yang dihasilkan, selama masa manfaat dan diamortisasi, Dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan Dihentikan pada waktu yang lebih dulu antara ketika aset digolongkan sebagai tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau tanggal ketika asset dihentikan pengakuannya . Amortisasi merupakan nilai residu direview setiap akhir periode. Perubahan nilai residu diperhitungkan sebagai perubahan estimasi akuntansi (PSAK 25). Metode harus menggambarkan pola konsumsi atas manfaat aset. b. Tak Terbatas: a) Berdasarkan analisis seluruh faktor relevan b) Tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan menghasilkan manfaat c) Tidak diamortisasi yaitu, impairment test setiap tahun dan kapan pun bila ada indikasi penurunan nilai d) Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode e)



Masa manfaat tak terbatas yaitu, suatu ketika bisa berubah jadi terbatas jika terdapat perubahan estimasi dan indikasi penurunan nilai.



Penghentian dan Pelepasan



7



Dihentikan pengakuannya ketika dalam (proses) pelepasan; atau Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan. Keuntungan / kerugian diakui di Laporan Laba Rugi. Pengungkapan Pengungkapan umum: 1. Aset yang dihasilkan internal dengan yang lainnya 2. Masa manfaat terbatas atau tak terbatas 3. Metode amortisasi 4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan akumulasi penurunan nilai pada awal dan akhir periode 5. Unsur – unsur dalam laporan pendapatan komprehensif Penambahan, Penurunan, kerugian penurunan nilai, amortisasi yang diakui, perubahan lainnya pada jumlah tercatat selama periode



8



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu, manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas. Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Aset tidak berwujud dapat didefinisikan sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika: 1. Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau 2. Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya



3.2.



Saran Setiap kalangan baik masyarakat, organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan sebaik nya menerapkan akuntansi berdasarkan IFRS agar pelaporan keuangan dapat dimengerti oleh investor asing dengan cepat.



9



10



DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Akuntan Indonesia edisi no 17. Prayudiawan, Hepi. Seminar akuntansi. Pusat pengembangan bahan ajar. www.iai.global.or.id