Makalah Askeb Ibu Hamil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data World health organization (WHO), angka kematian ibu didunia pada tahun 2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah Angka kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada dinegara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di Negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 (WHO, 2016). Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 angka kematian ibu (AKI) di Negara-negara Asia Tenggara yaitu Filipina sebesar 2.700 dari 100.000 kelahiran hidup, Vietnam sebesar 860 dari jumlah 100.000 KH, Malaysia sebesar 200 dari 100.000 KH, Thailand sebesar 150 per 100.000 KH, Indonesia sebesar 102 per 100.000 KH, dan Brunei Darussalam sebesar 2 per 100.000 KH (WHO, 2016 dalam Elisa 2016). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mencerminkan derajat kesehatan ibu dan anak, serta cerminan dari status kesehatan suatu negara. Hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, AKI yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup yang mengalami penurunan dari tahun 2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB sendiri menurut survey penduduk antar sensus (SUPAS) pada tahun 2015 yaitu 22,23 per 100.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (KemenKes, 2016). Target Sustable Development Goals (SDG’s) pada tahun 2016-2030 yaitu mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup, kemudian untuk menghilangkan segala bentuk praktik berbahaya seperti pernikahan anak-anak, usia dini, dan pernikahan terpaksa, serta sunat perempuan. Target SDG’s juga menjamin akses kesehatan semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak



1



reproduksi tahun 2030 mendatang. Oleh karena itu kementerian kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal dan Neonatal Survival (EMAS) (dr.Ermalena, 2017). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan angka kematian ibu (AKI) sampai dengan bulan Desember 2017 mencapai 637 kasus (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, 2017). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang pada tahun 2017 angka kematian ibu (AKI) sebanyak 7 orang dari 27.876 kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak hipertensi dalam kehamilan 72 % (5 orang), terendah adalah perdarahan 14 % (1 orang), Sedangkan penyebab kematian ibu lainnya adalah gangguan metabolik (DM) yaitu sebanyak 1 (satu) orang. Sedangkan target RPJMD adalah 100/100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2017). Berdasarkan kunjungan ibu hami di Puskesmas Plaju Palembang pada tahun 2018 terdapat 123 kasus ibu hamil dengan usia >35 dari 726 kasus yang ditemukan.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019”



C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu : 1.



Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019 sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil dengan menggunakan metode SOAP.



2.



Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah :



2



a.



Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019.



b.



Mampu melaksanakan pengumpulan data objektif pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019.



c.



Mampu menganalisis dan menentukan diagnose pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019.



d.



Mampu melaksanakan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019.



e.



Mendokumentasikan askeb yang telah dilakukan pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019 metode dengan SOAP.



D. Manfaat Penulisan Merupakan manfaat yang diharapkan dari penysunan makalah, meliputi: a. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas Plaju Palembang) Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat memberikan asuhan pelayanan kebidanan ibu hamil dengan resiko usia > 35 tahun di Puskesmas Plaju Palembang b. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik. c. Bagi Mahasiswa Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas selama dinas di Puskesmas Plaju Palembang serta menambah pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Kehamilan 1. Konsep Dasar Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine (dalam kandungan) dimulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Maryunani, 2010). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2012). Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan di bagi dalam 3 trimester yaitu trimester I dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester II dari bulan keempat sampai keenam (13-28 minggu), trimester III dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu) (Rukiyah, 2009).



b. Diagnosis Kehamilan Tanda dan gejala kehamilan untuk dapat menegakkan kehamilan menurut Jannah (2012) dengan melakukan penilaian terhadap : 1) Tanda presumtif/tanda tidak pasti Tanda presumtif /tanda tidak pasti kehamilan adalah perubahanperubahan yang dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif/tanda tidak pasti kehamilan sebagai berikut. a)



Amenorhoe (tidak dapat haid)



b) Nausea (enek) dan emisis (muntah) c)



Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)



d) Mamae menjadi tegang dan membesar e)



Anoreksia (tidak nafsu makan)



f)



Sering kencing



g) Obstipasi pigmentasi kulit



4



h) Epulis i)



Varises (penekanan vena-vena)



j)



Pigmentasi kulit



2) Tanda kemungkinan hamil Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa (bersifat obyektif), namun berupa dugaan kehamilan saja. Makin banyak tanda-tanda yang mungkin kita dapati, makin besar kemungkinan kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan hamil yaitu: a)



Uterus membesar



b) Tanda hegar c)



Tanda chadwick



d) Tanda piscaseck e)



Tanda braxton hicks



f)



Goodell sign



g) Reaksi kehamilan positif 3) Tanda pasti kehamilan Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. a)



Terasa gerakan janin



b) Teraba bagian-bagian janin c)



Denyut jantung janin



d) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen e)



Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran kantong janin, panjangnya janin, dan diameter biperalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan



c. Diagnosa banding kehamilan Pembesaran perut wanita tidak selamanya merupakan kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosis banding menurut Manuaba (2010) diantaranya adalah:



5



1) Hamil palsu (pseudosiesis) atau kehamilan spuria. 2) Tumor kandungan atau mioma uteri. 3) Kista ovarium. 4) Hematometra. 5) Kandung kemih penuh.



d. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Kebutuhan dasar ibu hamil antara lain : 1) Kebutuhan nutrisi Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri.Kebutuhan nutrisi wanita hamil banyak mendapatkan perhatian dari berbagai komite disejumlah Negara.Calon ibu sebaiknya makan diet seimbang, menyediakan perawatan yang mencukupi memeriksakan kandungan hemoglobin dalam darah dan memperoleh resep tablet mengandung garam besi. Kebutuhan nutrisi ibu hamil antara lain; Kebutuhan energi, sumber protein, sumber lemak, sumber karbohidrat, dan sumber vitamin (Jannah, 2012). 2) Kebutuhan oksigen Hampir 75% wanita hamil mengalami peningkatan kesulitan pernapasan. Pada awal kehamilan ¼ wanita hamil terserang, pada minggu ke-20 kira kira separuh wanita kesulitan pernapasan, dan pada minggu ke-30 jumlah itu meningkat menjadi 75 %. Untuk menyeimbangkan kebutuhan oksigen ibu hamil, perlunya suasana lingkungan yang selalu mendukung ibu dapat bernapas dengan lega, lingkungan atau tempat yang pengap, sesak, dan tempat keramaian sangatlah perlu dihindari karena suplai oksigen ibu tidak efektif lagi (Jannah, 2012) 3) Kebutuhan personal hygiene Personal hygiene ini berkaitan dengan perubahan sistem pada tubuh ibu hamil, hal ini desebabkan: selama kelamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,5 akibat vagina mudah terkena



6



infeksi, stimulus oestrogen menyebabkan adanya Fluor Albus (keputihan), peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering berkeringat, uterus yang membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan keinginan wanita hamil untuk sering berkemih, mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari depan kebelakang, pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah. Keadaan ini menyebabkan peraatan gigi tidak diperhatikan dengan baik (Rukiah, 2009). 4) Kebutuhan istirahat Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu hamil akan sering merasa lelah daripada sebelum waktu hamil. Ini salah satunya disebabkan oleh factor beban dari berat janin yang semakin terasa oleh sang ibu. Oleh karena itu pengaturan aktivitas yang tidak terlalu berlebihan sangatlah perlu diterapkan oleh setiap ibu hamil (Jannah, 2012). Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama proses persalinan yaitu; terlentang, berbaring miring, dan duduk (Jannah, 2012). 5) Kebutuhan seks Jika kehamilan calon ibu normal, tidak mempunyai kecenderungan melahirkan premature dan aborsi ulang maka senggama dapat dilanjutkan dengan frekuensi yang normal untuk pasangan tersebut (Jannah, 2012). 6) Persiapan persalinan Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinandan meningkatkan kemungkinan ibu akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat waktu (Jannah, 2012). 7) Aktivitas senam hamil Senam ibu hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil ini akan banyak memberikan manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih



7



pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon ibu saat persalinan (Jannah, 2012).



e. Kajian Islam Tentang Kehamilan Proses kehamilan adalah proses yang sangat panjang. Al-qur’an bahkan telah menjelaskannya, jauh sebelum ilmuan-ilmuan barat menemukannya setelah proses panjang penelitian. Al-qur’an surat Al-mu’minun ayat 1214. Di dalam 3 ayat tersebut, diterangkan dengan jelas perjalanan kejadian manusia.Dari awal ovum yang dibuahi oleh sperma, sampai terbentuklah bayi yang siap lahir ke dunia. Mengenai jenis kelamin janin. Allah berfirman dalam (Asy-Syura : 49-50 ) yang artinya “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugrahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa” Proses kehamilan seorang wanita yang berharga ini tercantum dalam. Q.SLukman ayat 14 yang mengabdikan perjuangan ibu selama kehamilan yang artinya:” Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun, Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada aku kembali”.



2. Standar Pelayanan Antenatal a. Pengertian Antenatal Care Antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Antenatal



8



care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah, (Rukiyah, 2009).



b. Tujuan Antenatal Care Menurut Rukiyah, (2009), tujuan antenatal care yaitu: 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang ibu dan bayi. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 3) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.



c. Kebijakan Program Pada kehamilan normal, kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. Namun apabila kehamilan termasuk kedalam kehamilan resiko tinggi, maka jadwal kunjungan harus lebih rutin untuk mendapatkan perhatian yang lebih ketat. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Kunjungan antenatal minimal dilakukan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III (Prawirohardjo, 2014).



9



d. Standar Pelayanan Asuhan Minimal Antenatal Pelayanan atau asuhan standar minimal 10T menurut Kemenkes RI (2015) adalah sebagai berikut: 1) Pengkuran tinggi badan cukup 1 kali Bila tinggi badan < 145 cm, maka faktor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara normal.Penimbangan berat badan setiap kali periksa,Sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan 2) Pengukuran tekanan darah (tensi) Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan. 3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Bila < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 4) Pengukuran tinggi rahim Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan. 5) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung janin Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/ menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera dirujuk. 6) Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi yaitu infeksi tetanus yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses persalinan yang tidak aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan.



10



ClostridiumTetani masuk melalui luka terbuka danmenghasilkan racun yang menyerang sistem syaraf pusat (Kemenkes RI, 2015). Sebagai upaya mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi mengamanatkan bahwa wanita usia subur dan ibu hamil merupakan salah satu kelompok populasi yang menjadi sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur termasuk ibu hamil.



Wanita usia subur yang menjadi sasaran imunisasi TT



adalah wanita berusia antara 15-49 tahun yang terdiri dari WUS hamil (ibu hamil) dan tidak hamil. Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal.Imunisasi TT pada WUS diberikan sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu, dimulai sebelum dan atau saat hamil yang berguna bagi kekebalan seumur hidup (Kemenkes RI, 2015). Menurut Kemenkes RI (2015).Interval pemberian imunisasi TT dan lama masa perlindungan yang diberikan sebagai berikut: a) TT2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun. b) TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. c) TT4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun. d) TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Screening status imunisasi TT harus dilakukan sebelum pemberian vaksin. Pemberian imunisasi TT tidak perlu dilakukan bila hasil screening menunjukkan wanita usia subur telah



11



mendapatkan imunisasi TT5 yang harus dibuktikan dengan buku KIA,rekam medis, dan atau kohort. Kelompok ibu hamil yang sudah



mendapatkan



TT2



sampai



dengan



TT5



dikatakan



mendapatkan imunisasi TT2+ (Kemenkes RI, 2015). 7) Pemberian tablet tambah darah Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual. 8) Tes laboratorium: - Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan. - Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia). - Tes pemeriksaan urine (air kencing) - Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria, HIV, Sifilis dan lain lain. 9) Konseling atau penjelasan Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana, dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil. 10) Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.



3. Asuhan Kunjungan Kehamilan a. Asuhan Kunjungan Awal Kunjungan awal adalah kunjungan antenatal yang pertama kali dilakukan oleh ibu hamil. Tujuannya untuk mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam membina hubungan yang baik dan rasa saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi komplikasi serta merencanakan asuhan khusus yang



12



dibutuhkan ibu (Jannah, 2012). Menurut Jannah (2012), tahapan pemeriksaan pada kunjungan ini yaitu :  Anamnesa Isi riwayat pada kunjungan awal yaitu informasi biodata, keluhan utama, riwayat reproduksi meliputi siklus haid dan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), usia kehamilan dan taksiran persalinan (menggunakan rumus naegele), riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat kehamilan sekarang meliputi tanda-tanda kehamilan dan pergerakan janin, keluhan yang dirasakan, riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu, data psikososial dan pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.  Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi komplikasikomplikasi kehamilan. Pemeriksaan fisik ini meliputi tinggi badan, berat badan, Tanda-Tanda Vital (TTV), head to toe, pemeriksaan obstetrik meliputi palpasi leopold. Sedangkan tes laboratorium meliputi tes haemoglobin, protein urin, glukosa urin serta golongan darah. Tes ini dapat dipakai untuk menilai adanya masalah pada ibu hamil dan jika ditangani akan mencegah kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.



b. Asuhan Kunjungan Ulang Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesahatan yang kedua dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar



antenatal



selama



1



periode



kehamilan



berlangsung



(Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak). Tujuan kunjungan ini adalah pendeteksian komlikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan serta pemeriksaan fisik terfokus (Jannah, 2012).



13



 Anamnesa Pada kunjungan ulang, anamnesa difokuskan pada penemuan masalah yang terjadi serta aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil,



mengevaluasi



keefektifan



asuhan,



mendeteksi



ketidaknyamanan dan komplikasi yang ibu alami dan pergerakan janin selama 24 jam terakhir (usia kehamilan ± 20 minggu).  Pemeriksaa Fisik dan Laboratorium Pada kunjungan ulang, pemeriksaan fisik hanya sebatas memeriksa TTV dan pemeriksaan Leopold. Sedangkan tes laboratorium yang perlu diperiksa tergantung dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik jika ibu mempunyai salah satu tanda bahaya pada kehamilan, misalnya preeklampsia berat, anemia dan penyakit diabetes mellitus.



B. Faktor Resiko Kehamilan 1. Terlalu Tua a. Pengertian Terlalu Tua Terlalu Tua adalah ibu hamil pada usia ≥ 35 tahun. Pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir tambah kaku, ada kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. b. Resiko Yang Dapat Terjadi Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu tua(≥ 35 tahun) adalah : 1) Hipertensi/tekanan darah tinggi 2) Pre-eklamspsi 3) Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan dimulai 4) Persalinan macet: ibu yang mengejan lebih dari 1 jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa. 5) Perdarahan setelah bayi lahir 6) Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah/BBLR < 2500gr c. Alasan yang perlu diketahui adalah : 1) Pada usia ini kondisi kesehatan ibu mulai menurun 2) Fungsi rahim menurun



14



3) Kualitas sel telur berkurang d. Meningkatnya komplikasi medis dan persalian Terlalu Tua (Hamil Usia > 35 tahun) Umur ibu juga mempengaruhi kapasitas tropiknya, sehingga pada ibu dengan umur lebih tua cenderung mempunyai bayi yang berat badannya lebih rendah. Pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan. Selain itu, hal yang paling dikhawatirkan jika usia ibu diatas 35 tahun ialah kualitas sel telur yang dihasilkan juga tidak baik. Ibu yang hamil pada usia ini punya resiko 4 kali lipat dibanding sebelum usia 35 tahun. e. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Pada Usia Tua Risiko kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi kehamilan usia ibu mencapai 40 tahun atau lebih. Terdapat risiko pada ibu dan risiko pada bayi. Sel telur itu kan sudah ada di dalam organ reproduksi sejak wanita dilahirkan. Namun, setiap bulan sel telur itu dilepaskan satu per satu karena sudah matang. Berarti, sel telur yang tersimpan selama hampir 40 tahun ini usianya juga sudah cukup tua. Karena, selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi. Di usia ini, wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan karena tingkat kesuburan yang sudah menurun. 1) Resiko Pada Bayi a) Kehamilan di atas usia 40 itu berisiko melahirkan bayi yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau bisa juga cacat fisik. b) Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom abnormal menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan. Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down, kembar siam, autism sering disangkut pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang diakibatkan oleh usia ibu yang sudah



15



terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi hal inipun masih berada di dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya. c) Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio 1:1500. d) Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di unit perawatan intensif neonatal. e) Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat



untuk



melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat. f) Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek. Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi 2) Risiko pada ibu. a) Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun. b) Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakitpenyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi, diabetes) mulai muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang dilahirkan juga bisa cacat. c) Kehamilan di usia ini sangat rentan terhadap kemungkinan komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia, dan diabetes. d) Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit



16



kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi penipisan dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai, namun masalah pada kualitas dinding pembuluh darah khususnya yang terdapat di dinding rahim, dengan adanya pembesaran ruang rahim akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan perdarahan. e) Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami keguguran. f) Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin pada dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan perdarahan. g) Terjadi pre eklampsia. Preeklampsia atau perdarahan yang disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk hamil. h) Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu dapat sulit mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan. Semakin tua usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif menurun, meskipun tidak dapat disamaratakan antara individu satu dengan lainnya. i) Di saat melahirkan, pembukaan mulut rahim mungkin akan terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stres. Oleh karena itu, proses melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada umumnya dilakukan secara Caesar.



17



2. Pencegahan 1) Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda tak perlu terlalu khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal. Anda dan bayi pun akan sehat-sehat saja. 2) Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut. 3) Karena adanya sejumlah risiko komplikasi ini, Anda yang berusia 35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk melahirkan secara Caesar. 4) Sejumlah



resiko



di



atas



tetap



dapat



diminimalkan



dengan



berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan. 5) Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah melakuan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil sampel darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau kelainan kromosom. 6) Disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan. 7) Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani kehamilan.



18



BAB III PROFIL PUSKESMAS A. Profil Puskesmas Plaju Pelembang 1. Sejarah Puskesmas Plaju Palembang Puskesmas plaju berada di kota palembang ibukota dari provinsi sumatera selatan. Puskesmas plaju terletak sangat strategis di tepi jalan raya utama beralamat di jalan D.I Panjaitan No.40 RT 01 kelurahan plaju ulu kecamatan plaju palembang. Puskesmas plaju didirikan pada tahun 1957, dimulai dari pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pengobatan umum. Letak gedung pelayanan disekitar pasar plaju. Pada tahun 1969 pelayanan dipindahkan oleh pemerintah kota palembang ke tempat saat ini berada, sebelumnya tempat ini merupakan wakaf dari salah satu warga kecamatan plaju. Pada tahun 1998 puskesmas plaju memperoleh kesempatan untuk mengembangkan program jaminan mutu pelayanan kesehatan salah satu upaya dengan meingkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan (quality assurance). Program jaminan mutu pelayanan kesehatan perdampak positif dengan meningkatkan jumlah kunjungan, sehingga puskesmas plaju dituntut untuk memiliki saran dan prasarana yang mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tahun 1999 puskesmas plaju mendapatkan bantuan spanyol berupa sarana dan prasarana kesehatan. Pada tahun 2000 gedung puskesmas plaju direhab total, kemudian direhab total kembali pada tahun 2014 menjadi bangunan dua tingka sehingga tampak seperti penampilan saat ini. Jika dihitung dari awal didirikan puskesmas plaju sudah mencapai usia 60 tahun.



Pada tahun 2014 puskesmas plaju



mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 dan pada tahun 2017 puskesmas plaju mendapat akreditasi Paripurna.



2. Letak Geografis Batas wilayah kerja Puskesmas Plaju sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : berbatas dengan Sungai Musi



19



2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin 3. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten OKI 4. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Sentosa Kec.SU II Palembang Puskesmas Plaju mempunyai wilayah kerja meliputi 5 kelurahan yaitu: 1. Kelurahan Plaju Ulu 2. Kelurahan Plaju Ilir 3. Kelurahan Bagus Kuning 4. Kelurahan Talang bubuk 5. Kelurahan komperta



3. Penghargaan Yang Pernah Diterima Puskesmas 1. Juara 1 lomba desa dan kelurahan berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tingkat provinsi sumatera selatan tahun 2010 2. Juara 1 lomba UKS SD No 256 Palembang tahun 2010 3. Juara 1 lomba sekolah sehat SDN 254 Palembang, SMP 20 Palembang, SMA 04 Palembang sekecamatan Plaju Palembang tahun 2013 4. Mendapat sertifikat ISO 1901 sampai 2008 pada tahun 2018 5. Juara 2 tenaga gizi teladan tingkat kota palembang tahun 2016 6. Juara 2 berprestasi tingkat kota Palembang tahun 2016 7. Mendapat predikat Puskesmas dengan status akreditasi paripurna pada tahun 2016



4. Visi, Misi, Tujuan, Tata Nilai, Kebijakan Mutu, Maklumat Pelayanan Dan Motto Puskesmas Plaju a. Visi Puskesmas Menjadi puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang professional, bermutu, berintegrasi serta dapat menjangkau seluruh masyarakat diwilayah kerja puskesmas plaju demi tercapainya palembang sehat 2023.



20



b. Misi Puskesmas 1)



Memberi pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk seluruh masyarakat yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitas



2)



Profesionalitas



sumber



daya



alam



melalui



peningkatan



pengetahuan dan keterampilan serta kesejahteraan karyawan 3)



Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat



4)



Memelihara dan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan serta sarana prasarana yang bermutu prima



5. Tujuan Puskesmas a. Terselenggaranya upaya pelayanan kesehatan bermutu, professional dan terintagrasi b. Terselenggaranya upaya peningkatan mutu pelayanan dan kesehatan pasien



6. Tata Nilai “PLAJU” P : Profesional Adalah pelayanan terbaik yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan sesuai standar prosedur dan kompetensi. L : Loyal Adalah mematuhi aturan yang telah di tetapkan dan disepakati bersama. A : Akuntabel Adalah mempertanggung jawabkan tugas dengan baik dan tuntas dari segi proses maupun hasil J : Jujur Adalah menjunjung tinggi keercayaan dan integritas U : Unggul Adalah menampilkan yang terbaik dari semua aspek pelayanan



21



7. Maklumat Pelayanan Dengan ini kami pimpinan dan karyawan Puskesmas Plaju menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan dengan optimal dan kami siap menerima kritikan dan saran.



8.



Motto “kesehatan anda adalah komitmen kerja kami”



22



BAB IV TINJAUAN KASUS



Pengkajian dilakukan pada: Hari, tanggal : Selasa, 10 September 2019 Pukul : 09:00 WIB Tempat : Puskesmas Plaju Palembang 1. DATA SUBJEKTIF a. Biodata Nama ibu Umur Agama Suku bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat



: Ny. S : 38 tahun : Islam : Indonesia : SD : IRT : Lr.Budiman



Nama suami Umur Agama Suku bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat



: Tn. H : 35 tahun : Islam : Indonesia : SMP : Buruh : Lr.Budiman



b. Alasan datang Pada tanggal 10 September 2019 pukul 09:00 WIB Ny.“S” datang ke Puskesmas Plaju mengatakan hamil 8 minggu anak pertama, mengeluh mual muntah, tidak nafsu makan, susah tidur, dan gerakan janin belum terasa. c. Data Kebidanan 1) Riwayat haid Menarche : 15 tahun Siklus : 28 hari Lamanya : ±7 hari



Warna : Merah Kehitaman Jumlah : 3x ganti pembalut/hari Dismenorhea : Tidak ada



2) Riwayat perkawinan Kawin Lamanya Umur waktu kawin



:1x : 3 Tahun : 35 Tahun



23



3) Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu Umur Jenis Ditolong Tahun Nifas/ No Penyulit Kehamilan Persalinan Oleh Persalinan Laktasi 1.



Ini



-



-



-



-



-



Anak JK -



BB Keterangan -



4) Riwayat kehamilan sekarang HPHT TP ANC Tablet fe Usia kehamilan Keluhan selama hamil



: 18-07-2019 : 25-04-2019 : Sudah Dilakukan 1x : Belum Diminum : 8 Minggu : TM I : Mual Muntah Obat yang dikonsumsi: B6, B12, asam folat TM II : Belum dilakukan Obat yang dikonsumsi: Belum dilakukan TM III: Belum dilakukan Obat yang dikonsumsi: Belum dilakukan Gerakan janin pertama kali dirasakan : Belum Dirasakan Berapakali gerakan dalam 24 jam : Belum Dirasakan Durasi gerakan dalam 24 jam : Belum Dirasakan d. Riwayat KB Pernah mendengar tentang kb Pernah menjadi akseptor kb Jenis kontrasepsi yang digunakan Lamanya menjadi akseptor Alasan berhenti menjadi akseptor KB



: Pernah : Tidak pernah : Tidak pernah : Tidak ada : Tidak pernah



Data Kesehatan 1) Riwayat penyakit yang diderita pasien Penyakit menular (AIDS,TBC,Sifilis) Penyakit keturunan(Hipertensi, jantung, ginjal) Penyakit yang pernah diderita pasien 2) Riwayat penyakit keluarga keturunan Penyakit menular (AIDS, TBC, sifilis)



24



: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada



-



Penyakit keturunan (Hypertensi, jantung, ginjal) 3) Riwayat operasi yang pernah dijalani



: Tidak ada : Tidak ada



4) Riwayat penyakit keluarga/ keturunan yang lainya



: Tidak ada



e. Data kebiasaan sehari-hari yang mempengaruhi kesehatan 1) Pola nutrisi Makan Porsi



: 3 x sehari (tidak teratur) : ½ porsi nasi putih, ½ mangkuk sayur, 1 potong lauk



Jenis makan Pagi : 2 sendok nasi putih, tempe Siang : ½ piring nasi putih, ½ mangkuk sayur sop Malam : ½ piring nasi putih, 1 potong ikan Pantangan makan : Tidak ada Minum : ± 7 gelas/hari Jenis minum : Air putih 2) Pola istirahat dan aktivitas Tidur malam Tidur siang Aktivitas



: ± 7 jam tetapi sering terbangun : ± 15 menit : Pekerja rumah tangga ringan seperti memasak, menyapu, mencuci



3) Pola eliminasi BAB Frekuensi Warna BAK Frekuensi Warna



: ± 1 x/hari : Kuning kecoklatan



Penyulit : Tidak Ada Konsistensi : Lunak



: ± 6 x/hari : Kuning jernih



Penyulit



: Tidak Ada



f. Data Psikososial Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik Tanggapan ibu, suami dan keluarga terhadap kehamilan : Menerima Pengambilan keputusan keluarga : Musyawarah Rencana tempat persalinan : Rumah Sakit Adat kebiasaan yang mempengaruhikehamilan : Tidak ada Kebiasaan minum alkohol/nafza dan obat terlarang lainnya : Tidak ada



25



2. DATA OBJEKTIF a. Pemeriksaan fisik 1) TB



: 154 cm



2) BB



:



Sebelum hamil Saat hamil 3) Lila



: 60 kg : 56 kg : 26 cm



4) Tanda-tanda vital



:



KU Kesadaran TD Pulse Suhu RR b. Pemeriksaan kebidanan



: Baik : Composmentis : 110/70 mmHg : 80 x/menit : 36,7 0C : 22 x/menit



1) Inspeksi  Kepala Rambut Hidung Mata Muka



: Tidak ada benjolan : Hitam, bersih tidak ada ketombe, dan tidak rontok : Bersih, tidak ada polip : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum



 Leher Pembengkakan kelenjar tiroid : Tidak ada Pembengkakan Vena Jugularis : Tidak ada  Dada Mamae Areola mamae Putting susu Colostrum



: Simetris : Hiperpigmentasi : Menonjol : Belum keluar



 Abdomen Pembesaran Striae livide Linea nigra Striae albicans Luka bekas operasi



: Membesar sesuai usia kehamilan : tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada



26



 Genitalia eksterna



: Tidak ada oedema, Tidak ada varises, tidak



ada pengeluaran abnormal  Genitalia interna



: Tidak dilakukan



 Ekstremitas



: Simetris, tidak ada oedema, Tidak ada varises



2) Palpasi



:



Leopold I



: TFU : 10 cm



Leopold II



: Pada bagian sisi kanan perut teraba balt (+)



Leopold III



: Belum teraba



Leopold IV



: Tidak dilakukan



TBBJ



: Belum dapat dihitung



3) Auskultasi DJJ Frekuensi Sifat Lokasi 4) Perkusi Refleks patella



: Belum terdengar : Belum dapat dihitung : Belum dapat di dengar :: ka (+)/ki (+)



c. Pemeriksaan penunjang 1) Darah HB Golongan darah 2) Urine Protein Glukosa HbsAg Syphilis HIV



: 11,4 gr/dl : O+ : Negatif : Negatif : Non Reaktif : Negatif : Non Reaktif



3. ANALISIS DATA a. Diagnosa G1P0A0 hamil 8 minggu ballotement (+)



27



4. PENATALAKSANAAN a.



Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, yakni : KU



: Baik



N



: 80 x/Menit



TB



: 154 cm



T



: 36,7 0C



BB



: 56 kg



RR



: 22 x/menit



LILA



: 26 cm



TD



: 110/70 mmHg



HPHT



: 18-07-2019



( Ibu mengetahui hasil pemeriksaan) b.



Memberitahu ibu bahwa mual muntah merupakan hal yang wajar pada setiap ibu hamil, dan untuk mengurangi rasa mual muntah ibu, ibu dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering, dan menghindari makanan yang berbau menyengat seperti buah durian. (Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan mengikuti anjuran bidan)



c.



Menjelaskan kepada ibu tentang kehamilan umur > 35 tahun bahwa mempunyai faktor resiko seperti pendarahan, BBLR, dan keguguran. (Ibu mengerti penjelasan bidan )



d.



Menganjurkan ibu untuk rajin periksa kehamilan untuk mengetahui perkembangan janin. (Ibu mengerti penjelasan bidan dam mau melakukan anjuran bidan)



e.



Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan, yaitu : 1.



Sakit kepala



2.



Penglihatan kabur



3.



Bengkak pada muka dan tangan



4.



Nyeri abdomen atau ulu hati



5.



Gerakan janin tidak seperti biasa



6.



Keluar darah pada kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya



Jika terdapat salah-satu tanda bahaya diatas ibu dapat langsung memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan terdekat. (Ibu mengerti penjelasan bidan) f.



Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat yang dapat menyebabkan ibu cepat lelah. (Ibu mengerti penjelasan bidan dan mau melakukan anjuran bidan)



28



g.



Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara setiap mandi dengan menggunakan air bersih, serta menggunakan bra yang dapat menompang seluruh payudara ibu. (Ibu mengerti penjelasan bidan dan mau melakukan anjuran bidan)



h.



Menganjurkan ibu untuk melakukan senam ibu hamil, senam ibu hamil dilakukan usia kehamilan 20 minggu keatas. Manfaat senam ibu hamil antara lain : untuk mengurangi stress, memperkuat jantug dan paru, mengencangkan otot, meredakan nyeri dan sakit yang dirasakan dimasa kehamilan dan meringankan nyeri akibat pertambahan beban pada tulang belakang. (Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran bidan)



i.



Menganjurkan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tinggi vitamin, protein (nabati dan hewani) dan kalsium serta mineral seperti sayur-sayuran hijau, buah-buahan, daging, ikan, telur serta minum air mineral dan minum susu ibu hamil. (Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan mengikuti anjuran yang disarankan)



j.



Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan oleh bidan yaitu asam folat dan B6 (1 x 1/hari) serta diimbangi dengan banyak minum air putih. (Ibu mau dan mengerti anjuran bidan)



k.



Menganjurkan ibu untuk ke rumah sakit dan anjurkan ibu untuk melahirkan dirumah sakit karena faktor resiko. (Ibu mengerti penjelasan bidan)



l.



Menganjurkan ibu untuk mengikuti kegiatan fasilitasi bidan, yaitu program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), untuk meningkatkan peran aktif suami dan keluarga dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin, nifas, dan KB. (Ibu mengerti penjelasan bidan)



m. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang minimal 4 minggu kedepan atau jika ibu ada keluhan ibu bisa datang kapan saja (Ibu mengerti penjelasan bidan dan mau melakukan kunjungan ulang)



29



CATATAN PERKEMBANGAN Pada tanggal 21 September 2019 dilakukan kunjungan rumah Ny. S guna untuk memantau perkembangan dan mengobservasi keadaan Ny. S



SOAP



KETERANGAN



S Ibu mengatakan bahwa rasa mual ibu sudah mulai berkurang dan ibu S



sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayuran, laukpauk dan buah-buahan tetapi tidak terlalu banyak.



Melakukan pemeriksaan kembai pada Ny.”S” dan menjelaskan hasil pemeriksaan pada Ny. “S” O KU: Baik Kesadaran : Composmentis Tanda – tanda vital TD : 110/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernapasan : 22 x/m Suhu : 36,5 0C TB : 154 Cm BB : 56 Kg Palpasi : TFU 10 cm



G1P0A0 hamil 9 minggu 4 hari ballotement (+) A



30



1. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap mengonsumsi P



obat-obatan yang diberikan oleh dokter. 2. Memberitahu ibu bahwa mual merupakan hal yang wajar pada setiap ibu hamil, dan untuk mengurangi rasa mual pada ibu, ibu dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering, dan menghindari makanan yang berbau menyengat seperti buah durian, pedas dan bawang. 3. Mengingatkan pada ibu untuk tetap melakukan istirahat yang cukup



sampai



keadaan



ibu



benar-benar



baik



dan



menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktifitas yang berat yang dapat menyebabkan ibu cepat lelah 4. Mengingatkan ibu untuk sering membaca buku KIA, agar ibu lebih memahami kesehatan ibu dan anak. 5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kb setelah melahirkan, jika ibu ingin memberikan anaknya asi ibu bisa memakai kb suntuk 3 bulan, pil laktasi, IUD, dan implan andalan. 6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang minimal 4 minggu kedepan atau jika ibu ada keluhan ibu bisa datang kapan saja.



31



BAB V PEMBAHASAN Pada kasus ini pengkajian dimulai tanggal 10 September 2019 diperoleh data subyektif yaitu Ny.”S” hamil pertama umur 38 tahun dengan keluhan mual muntah, tidak nafsu makan, susah tidur, dan gerakan janin belum terasa, HPHT pada tanggal 18 Juli 2019. Sedangkan data obyektif dari pemeriksaan tanda-tanda vital TD 110/70 mmHg, Suhu 36,7 0



C, Nadi 80x/mnt, Pernafasan 22x/menit. Ny.“S” merupakan kehamilan dengan faktor resiko adalah keadaan



yang mempengaruhi optomalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Faktor resiko kehamilan meliputi umur > 35 tahun.



Hamil di usia > 35 tahun : Terlalu Tua adalah ibu hamil pada usia ≥ 35 tahun. Pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir tambah kaku, ada kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu tua ≥ 35 tahun adalah : 1.



Hipertensi/tekanan darah tinggi



2.



Pre-eklamspsi



3.



Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan dimulai



4.



Persalinan macet: ibu yang mengejan lebih dari 1 jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.



5.



Perdarahan setelah bayi lahir



6.



Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah/BBLR < 2500gr



Alasan yang perlu diketahui adalah : 1.



Pada usia ini kondisi kesehatan ibu mulai menurun



2.



Fungsi rahim menurun



3.



Kualitas sel telur berkurang



32



Meningkatnya komplikasi medis dan persalian Terlalu Tua (Hamil Usia > 35 tahun) Umur ibu juga mempengaruhi kapasitas tropiknya, sehingga pada ibu dengan umur lebih tua cenderung mempunyai bayi yang berat badannya lebih rendah. Pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan. Selain itu, hal yang paling dikhawatirkan jika usia ibu diatas 35 tahun ialah kualitas sel telur yang dihasilkan juga tidak baik. Ibu yang hamil pada usia ini punya resiko 4 kali lipat dibanding sebelum usia 35 tahun.



Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Pada Usia Tua Risiko kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi kehamilan usia ibu mencapai 40 tahun atau lebih. Terdapat risiko pada ibu dan risiko pada bayi. Sel telur itu kan sudah ada di dalam organ reproduksi sejak wanita dilahirkan. Namun, setiap bulan sel telur itu dilepaskan satu per satu karena sudah matang. Berarti, sel telur yang tersimpan selama hampir 40 tahun ini usianya juga sudah cukup tua. Karena, selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi. Di usia ini, wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan karena tingkat kesuburan yang sudah menurun. 1. Resiko Pada Bayi. a. Kehamilan di atas usia 40 itu berisiko melahirkan bayi yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau bisa juga cacat fisik. b. Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada



pembelahan kromosom.



Pembelahan kromosom



abnormal menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan. Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down, kembar siam, autism sering disangkut



pautkan



dengan



masalah



kelainan



kromosom



yang



diakibatkan oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil. Akan



33



tetapi hal inipun masih berada di dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya. c. Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio 1:1500. d. Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di unit perawatan intensif neonatal. e. Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat



untuk melahirkan normal



membutuhkan tenaga yang kuat. f. Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek. Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi. 2. Risiko pada ibu. a. Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun. b. Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakit-penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi, diabetes) mulai muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang dilahirkan juga bisa cacat. c. Kehamilan di usia ini sangat rentan terhadap kemungkinan komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia, dan diabetes. d. Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit kelahiran.



34



Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi penipisan dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai, namun masalah pada kualitas dinding pembuluh darah khususnya yang terdapat di dinding rahim, dengan adanya pembesaran ruang rahim akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan perdarahan. e. Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami keguguran. f. Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin pada dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan perdarahan. g. Terjadi pre eklampsia. Preeklampsia atau perdarahan yang disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk hamil. h. Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu dapat sulit mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan. Semakin tua usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif menurun, meskipun tidak dapat disamaratakan antara individu satu dengan lainnya. i. Di saat melahirkan, pembukaan mulut rahim mungkin akan terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stres. Oleh karena itu, proses melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada umumnya dilakukan secara Caesar.



Pencegahan 1. Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda tak perlu terlalu khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal. Anda dan bayi pun akan sehatsehat saja.



35



2. Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut 3. Karena adanya sejumlah risiko komplikasi ini, Anda yang berusia 35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk melahirkan secara Caesar. 4. Sejumlah resiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan. 5. Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah melakuan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil sampel darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau kelainan kromosom. 6. Disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan. 7. Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani kehamilan.suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan atau ketidak-puasan (5 K) pada ibu dan atau bayi (Rochjati, 2011). Pada pemeriksan ANC pertama tanggal 10 September 2019 Ny. “S” memiliki keluhan : 1. Mual Muntah Penanganan : Membertiahu ibu untuk menghindari perut kosong atau penuh, menghindari merokok atau asap rokok, makan makanan tinggi karbohidrat: biskuit, makanan dengan porsi sedikit tapi sering, istirahat



36



dengan cara tiduran sampai gejala mereda, hindari makan makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual, minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan/ bidan bila mual, muntah terus menerus. 2. Tidak Nafsu Makan Penangnan : Memberitahu ibu untuk jangan memaksakan diri untuk makan besar di pagi hari, menganjurkan ibu untuk makan dalam porsi kecil tapi sering, hindari makan berlemak dan sulit dicerna, mengkonsusmsi makanan kaya serat seperti buah buahan dan sayuran, hindari makanan yang memiliku bau yang kuat dan makanan pedas, hindari stres dan kelelahan, dan banyak minum air putih, memberikan ibu vitamin B.Com dan B6 3. Susah Tidur Penanganan: Menganjurkan ibu untuk mencari posisi tidur yang nyaman seperti posisi tidur miring kekiri serta meletakkan bantal dibagian punggung agar ibu bisa lebih nyaman dan memberitahu ibu untuk segera tidur ketika mengantuk serta menghindari makanan atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, serta memberitahu ibu untuk minum susu terlebih dahulu sebelum tidur agar perut tidak kosong dan perih



37



BAB VI PENUTUP A. Simpulan Dari uraian di atas, maka dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 4.



Didapatkan data subyektif secara komprehensif pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019



5.



Didapatkan data objektif secara komprehensif pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019



6.



Didapatkan analisis dan diagnosa pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019



7.



Dilakukan perencanaan dan penatalaksanaan pada Ny.“S” usia 38 tahun G1P0A0 hamil 8 minggu dengan resiko usia lebih dari 35 tahun di Puskesmas Plaju tahun 2019



B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memperhatikan kegiatan mahasiswi dan mendampingi mahasiswi saat melakukan asuhan kebidanan sehingga permasalahan yang terjadi dapat langsung dikoreksi dan diperbarui. 2. Bagi Mahasiswa Mahasiswa diharapkan untuk dapat menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan teori yang telah dipelajari dan dengan SOAP yang berlaku. 3. Bagi Puskesmas Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil. Serta diharapkan memberikan pelajaran kepada mahasiswa praktek sesuai dengan evidance based bahwa teori dan praktik tidak ada kesenjangan yang terlalu jauh.



38



DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka Sarwono. Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Puskesmas Plaju. 2018. Profil Puskesmas Plaju. Palembang Dinkes. 2010. Profil Dinas Kesehatan RI. Dinkes. 2014. Profil Dinas Kesehatan Palembang Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC. Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.



39



PENDOKUMENTASIAN



40