Makalah Askep Sehat Jiwa Pada Anak Toddler KLP 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN JIWA I “ASKEP SEHAT JIWA PADA ANAK TODDLER”



Dosen Pengampu : Ns. Rika Sarfika. M.Kep



Oleh: Kelompok 6 Berliana Putri



1911312043



Dwi Yunila Andhal Safitri



1911313033



Nadiya Nurikhsani



1911313027



Puti Mahagandhi



1911313006



Sonia Enjelina Silaban



1911312013



Saskia Putri Maharani



1911312052



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2021



i



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I. Makalah ini memuat tentang “ASKEP SEHAT JIWA PADA ANAK TODDLER”. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya, sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun.Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.



Padang, 15 Februari 2021



Penulis



ii



Daftar Isi KataPengantar.....................................................................................................................ii DaftarIsi................................................................................................................................iii BAB I Pendahuluan 1.1 Latarbelakang.........................................................................................................1 1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................................2 1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................................2 BAB II Tinjauan Teoritis BAB III Askep Teoritis 3.1 Pengkajian..............................................................................................................5 3.1 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................5 3.1 Rencana Kperawatan..............................................................................................5 3.1 Implementasi..........................................................................................................5 3.1 Evaluasi..................................................................................................................6 BAB IV Kasus......................................................................................................................7 BAB V Askep Kasus 5.1 Pengkajian..............................................................................................................8 5.1 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................8 5.1 Rencana Kperawatan..............................................................................................8 5.1 Implementasi..........................................................................................................9 5.1 Evaluasi..................................................................................................................9 BAB VI Penutup...................................................................................................................10 6.1 Kesimpulan.............................................................................................................10 6.2 Saran.......................................................................................................................10 DaftarPustaka.......................................................................................................................11



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ditandai dengan perubahan ukuran bagian badan anak, yaitu dari kecil menjadi besar. Sedangkan perkembangan ditandai oleh perubahan kemampuan, yaitu dari pengetahuan yang terbatas pada waktu lahir menjadi kaya akan kemampuan, seperti berjalan, berlari, tersenyum, berbicara, belajar, dan bergaul di kemudian hari. Didalam mempelajari proses perkembangan manusia dengan tugas-tugas perkembangannya kita harus memahami dengan baik istilah seperti ; belajar dan kematangan. Belajar adalah adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dengan latihan atas dasar kematangan dari orang yang sedang belajar itu. Dan kematangan adalah kelengkapan dari pertumbuhan dan perkembangan fungsifungsi badan dan mental sehingga seseorang dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.Mental adalah mengenai keadaan psikologis, yaitu mencakup pikiran, status emosional dan perilaku. Toddler adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan atau anak usia  1 – 3 th . Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar. Menurut Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase Anal dimana pusat kesenangan anak pada perilaku menahan faeses bahkan kadangkala anak bermain-main dengan faesesnya. Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya dengan orang lain disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya Oedipus complex atau katarsis yaitu dimana seorang anak laki-laki menyadari



bahwa



ayahnya



lebih



kuat



dan



lebih



besar



dibandingkan



dirinya.sedangkan pada wanita disebut dengan Elektra complex. Sedangkan Erickson menggolongkan tahap ini dalam fase Otonomi vs Guilt, ( inisiatif vs rasa malu dan bersalah ) Perkembangan ini berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungan. Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana sifat egosentris sangat menonjol. Pada fase ini.sering ditemukan ketidakmampuan untuk menempatkan diri sendiri ditempat orang lain. Kohlberg menggolongkan masa ini dalam Fase Konvensional ,Anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau salah melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg menggolongkan fase 1



ini dalam 3 tahap,yaitu Egosentris ,kebaikan seperti apa yang saya mau, tahap berikutnya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik dan buruk sebagai konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah Inisiatif,Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya. Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler gunakanlah kata-kata yang sederhana dan singkat. 1.2 TUJUAN 1. Menegetahui kesehatan jiwa toddler secara teotitis 2. Dapat membuat asuhan keperawatan tentang kesehatan jiwa toddler 3. Dapat menyelesaikan kasus terkait kesehatan jiwa toddler. 1.3 MANFAAT 1. Mahasiswa mengetahui kesehatan jiwa toddler secara teotitis 2. Mahasiswa apat membuat asuhan keperawatan tentang kesehatan jiwa toddler 3. Mahasiswa dapat menyelesaikan kasus terkait kesehatan jiwa toddler.



2



BAB II TINJAUAN TEORITIS Kesehatan jiwa kanak-kanak adalah suatu keadaan yang diwujudkan dengan keceriaan, kemampuan mencapai tumbuh kembang dan sehat secara fissik maupun psikologisnya (Bindler, 2010). Perkembangan pada masa usia kanak-kanak (Toddler) ini disebut sebagai masa dengan fase otonomi (Erikson 1963 dalam Wilson 2007). Anak mampu memahami ruang lingkup yang menjadi wilyah kenyamanannya, wilayah untuk bermain dan kondisi-kondisi yang menjadi keinginannya sendiri. Adakalanya anak akan mengalami sebuah kegagalan dalam proses menjalankan tahapan tumbuh kembangnya, namun penanganan yang tepat dan terapi khusus dapat menjadikan anak dapat mengikuti kembali tugas-tugas dalam perkembangannya dengan baik kembali. Perkembangan yang baik berasal dari stimulus yang diberikan. Stimulus yang yang awal sekali diperoleh adalah hal-hal yang dilihat, diingat dalam memorinya. Stimulasi tidak hanya didapat dari orang lain, namun juga dapat berasal dari lingkungan. dan akan dilakukan dengan mencoba (Adiningsih, 2009). Ciri kanak-kanak sehat jiwa adalah ceria , mampu tumbuh dan berkembang, mampu mencapai kemandirian, mempunyai integritas diri, rasa otonomi yang positif, mampu mengekspresikan hal yang disukai dan mampu menyesuaikan lingkungannya dengan baik (Townsend and Marry, 2011). Setiap perubahan memerlukan proses adaptasi, baik untuk mencapai tahapan tumbuh kembang maupun pencapaian optimal dari suatu perkembangan (Keliat dan Akemat, 2014). Seiring dengan perkembangan yang dialami, maka individu memerlukan orang lain yaitu keluarga, kelompok, masyarakat dan pemerintah sebagai penentu kebijakan dan selain itu diperlukan tenaga kesehatan (Friedman, 2010). 1. Pertumbuhan anak usia toddler Pertumbuhan pada tahun ke dua pada anak akan mengalami beberapa perlambatan pertumbuhan fisik dimana pada tahun kedua anak akan mengalami kenaikan berat badan 1,52,5 kg dan panjang badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan yaitu kenaikan lingkar kepala hanya 2cm untuk pertumbuhan gigi susu termasuk gigi graham pertama, dan gigi taring sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah (Hidayat, 2005). 2. Perkembangan anak usia toddler Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses 3



pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih,1998, & Tanuwijaya, S. 2003). Perkembangan anak usia toddler menurut beberapa teori perkembangan sebagai berikut : a. Perkembangan kognitif menurut Piaget 1. Tahap sensori motor, umur 0-2 tahun dengan perkembangan kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh, dan aktifitas motorik 2. Tahap pra operasional, umur 2-7 tahun dengan perkembangan kemampuan meoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik ( Hidayat 2005). b. Teori perkembangan psikosexsual anak menurut freud Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan, kepuasan pada fase ini adalah pengeluaran tinja, anak akan menunjukan keakuanya, sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap diri sendiri dan egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak dapat latihan kebersihan (Hidayat, 2005). c. Perkembangan psikososial anak menurut Erikson Tahap kemandirian, rasa malu dan rasa ragu, terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti motorik dan bahasanya.



4



BAB III ASKEP TEORITIS 3.1 Pengkajian 1. PENGUMPULAN DATA a. Identitas Pasien b. Riwayat Kesehatan c. Pola Kebiasaan -



Makan dan minum



-



Gerak dan aktivitas



-



Istirahat dan tidur



-



Kebersihan diri



-



Bernapas



-



Rasa aman



d. Pemeriksaan Fisik Head to Toe e. Pemeriksaan Penunjang 3.2 Diagnosa Keperawatan Hambatan Komunikasi Verbal berhubungan dengan ketidakcukupan stimuli dibuktikan dengan tidak dapat bicara, ketidakmampuan menggunakan ekspresi tubuh dan wajah. 3.3 Rencana Keperawatan Intervensi :  Peningkatan sistem dukungan  Peningkatan komunikasi kurang bicara  Peningkatan sosialisasi dengan terapi musik, rekreasi, kesenian  Manajemen lingkungan  Kolaborasi dengan psikolog atau psikiater 3.4 Implementasi Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana asuhan 5



keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan yang telah dibuat dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi (Tarwoto dan Wartonah, 2003)



3.5 Evaluasi a) Mengekspresikan perasaan dan komunikasi secara verbal b) Berbicara dengan jelas c) Bermain interaktif dengan teman sebaya



6



BAB IV KASUS Seorang Ibu bernama Ny. T berusia 24 tahun datang dengan membawa anaknya An. B yang berusia 3 tahun 2 bulan. Ibu mengeluh sanng anak tak mau bicara sepatah kata pun. Anak tak pernah terdistraksi pada lingkungan sekitarnya. Ibu sering memberikan anak tontonan kartun karena Ibu harus bekerja mengurusi online shop yang sedang ia kembangkan dan dioperasikan dari rumah. Ibu juga tidak punya banyak pengalaman dalam mengasuh anak dan An. B merupakan anak pertamanya. Ibu tidak membiarkan anaknya diasuh oleh pengasuh sehingga ketika suami Ny. T bekerja, hanya tinggal Ny. T dan An. B berdua. Ny. T mulai menyadari keterlambatan anaknya sejak An. B berusia 3 tahun. Ia berusaha mengajak An. B bicara tetapi tidak direspon. An. B tidak pernah meminta makan atau minum karena Ny. T selalu mengingat waktu jam makan. An. B tidak pernah meminta BAB atau BAK karena selalu dipakaikan popok sekali pakai dan hanya menangis ketika dirasa sudah tidak nyaman. Ketika Ny. T juga berusaha mengundang teman-teman seumuran An. B, tetapi An. B hanya acuh dan diam hanya menonton tontonan yang biasa. Mainan yang dibeli oleh Ny. T juga hanya dilihat sebentar lalu diacuhkan. TTV anak, Nadi 75 x/menit, Suhu 36,8℃,TD 100/60 mmHg, RR 25x/menit, BB 18 kg, TB 100 cm



BAB V 7



ASKEP KASUS a. Pengkajian Nama : An. B Usia : 3 tahun 2 bulan Anak ke : 1 Tanda-tanda vital : Nadi 75 x/menit, Suhu 36,8℃, TD 100/60 mmHg, RR 25x/menit BB 18 kg, TB 100 cm b. Diagnosa Keperawatan Potensi perubahan tumbuh kembang b.d situasi yang terjadi di lingkungan sekitarnya d.d anak belum bisa bicara pada umur 3 tahun 2 bulan c. Rencana Keperawatan 1. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia Rasional : agar orang tua mampu melakukan tumbang pada anak 2. Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan mainan dan ajak anak sering berbicara Rasional : mainan dapat meningkatkan ransangan anak dan kehadiran seseorang membuat anak ingin berkembang 3. Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yang membuat anak takut Rasional : mengurangi rasa tidak nyaman 4. Orang tua diminta mengontrol perkembangan anak setiap bulannya Rasional : mengetahui adanya keluhan dalam tumbang anak 5. Memberikan mainan sesuai perkembangan anak. 6. Melatih dan membimbing anak untuk melakukan kegiatan secara mandiri. 7. Memberikan pujian pada keberhasilan anak. 8. Tidak menggunakan kalimat perintah tetapi memberikan alternatif pilihan. 9. Melibatkan anak dalam kegiatan agama keluarga. 10. Hindarkan suasana yang dapat membuat anak merasa tidak aman (menakutnakuti. membuat terkejut, kalimat negatif, mencela). 11. Bila anak mengamuk, lindungi dari bahaya cidera, terjatuh,terluka. 8



12. Membimbing anak untuk BAK/BAB di toilet d. Implementasi keperawatan yang dilakukan sama seperti penatalaksanaan yang sudah dibuat. Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama sepuluh hari, pasien mulai memiliki keinginan untuk berbicara walau belum selancar anak sebayanya. Pada saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien perlu pendekatan dan komunikasi terapeutik dan kerjasama yang baik untuk mendorong pasien kooperatif dan tercapai tujuan keperawatan. e. Evaluasi a) Mengekspresikan perasaan dan komunikasi secara verbal b) Berbicara dengan lancer walau belum jelas c) Bermain interaktif dengan teman sebaya



BAB VI PENUTUP



9



6.1 Kesimpulan Kesehatan jiwa termasuk hal yang penting dijaga karena kesehatan jiwa juga berpengaruh pada kesehatan tubuh seseorang dan bagaimana seseorang bergaul. Kesehatan jiwa tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga bisa menyerang pada anak - anak yang biasanya terjadi pada masa pertumbuhannya. Masa pertumbuhan akan menentukan apakah anak akan tumbuh menjadi orang yang sehat jiwa atau tidak. Standar pertumbuhan anak berbeda - beda menurut usianya. Jadi perlu diperhatikan dan dipahami agar anak tumbuh menjadi orang yang sehat jiwa 6.2 Saran Saran bagi petugas kesehatan terutama perawat untuk menggalakkan informasi mengenai sehat jiwa pada pada masyarakat terutama orang tua. Bagi para orang tua, diharapkan dapat merawat dan mendidik anak sesuai dengan usianya dengan baik



DAFTAR PUSTAKA



10



Terapi Kelompok Terapeutik Kanak-Kannak Dan Psikoedukasi Keluarga Pada Anak Dan Orangtua Terhadap Perkembangan Otonomi Anak. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(1), 14. https://doi.org/10.32584/jikj.v1i1.33 Pulungan, Z. S. A., & Purnomo, E. (2017). Hospitalisasi mempengaruhi tingkat kecemasan anak toddler. Jurnal Kesehatan Manarang, 3(2), 58-63.



11