Makalah Asuhan Keperawatan Pada Anak Anemia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA ANEMIA



Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I Dosen Pengampu: Ns. Rinta Agustina Prtaiwi, S.Kep



Penyusun :



Ilham Rizal Muttaqin



(201913036)



Imam Pahruroji



(201913037)



Intan Laela Sari



(201913038)



Intan Purnama Sari



(201913039)



Karen Audrey Desianka S



(201913041)



Kiki Murtaki



(201913042)



Lella Jahra Nurlela



(201913043)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR TAHUN AKADEMIK 2021/2022



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Asuhan Keperawatan Anak I yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diagnosa Anemia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari asuhan keperawatan anak ini adalah untuk memenuhi tugas  pada mata kuliah Keperawatan Anak I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari, Asuhan Keperawatan Anak yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.



Bogor, April 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah.........................................................................................1 C. Tujuan...........................................................................................................1 BAB II.....................................................................................................................2 PEMBAHASAN.....................................................................................................2 A. Definisi Anemia Pada Anak..........................................................................2 B. Tanda dan gejala anemia pada anak..............................................................2 C. Pencegahan Anemia pada anak.....................................................................3 D. Pengobatan Anemia pada anak.....................................................................4 E. Etiologi Anemia pada anak...........................................................................4 F.



Manifestasi klinik..........................................................................................5



G. Patofisiologi Anemia.....................................................................................5 BAB III....................................................................................................................7 ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................7 A. Pengkajian.....................................................................................................7 B. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan........................................................10 C. Intervensi Keperawatan...............................................................................11 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Kebanyakan anemia pada anak adalah anemia kekurangan zat besi atau iron deficiency anemia. Penyebab umumnya adalah pola makan yang kurang tepat. Anemia lainnya adalah anemia karena pendarahan, anemia karena pabriknya mengalami gangguan (sumsum tulang tidak memproduksi sel-sel darah dengan baik dan penyebabnya bermacam-macam), bisa juga anemia karena yang bersangkutan menderita suatu penyakit keganasan seperti kangker, leukemia dll, tapi biasanya dokter akan tahu karena hati dan limpanya membesar. Anemia bisa menyebabkan kerusakan sel otak secdara permanen lebih berbahaya dari kerusakan sel-sel kulit. Sekali sel-sel otak mengalami kerusakan tidak mungkin dikembalikan seperti semula. Karena itu, pada masa emas dan kritis perlu mendapat perhatian.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan anemia?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi anemia 2. Untuk mengetahui etiologi anemia 3. Untuk mengetahui patofisiologi anemia



1



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Anemia Pada Anak Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Kebanyakan anemia pada anak adalah anemia kekurangan zat besi atau iron deficiency anemia. Penyebabnya umumnya adalah pola makan yang kurang tepat. Anemia lainnya adalah anemia karena pendarahan, anemia karena pabriknya mengalami gangguan (sumsum tulang tidak memproduksi sel-sel darah dengan baik dan penyebabnya bermacam-macam), bisa juga anemia karena yang bersangkutan menderita suatu penyakit keganasan seperti kangker, leukemia dll, tapi biasanya dokter akan tahu karena hati dan limpanya membesar. Anemia adalah kondisi di mana jumlah dari sel darah merah dan hemoglobin dalam tubuh di bawah normal. Hemoglobin merupakan jenis protein yang memungkinkan sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, anemia dapat membuat anak-anak tampak pucat, lemah, dan rewel (cranky). Hal tersebut karena sel-sel dalam otot-otot maupun organ-organ dalam tubuh anak membutuhkan oksigen untuk berfungsi dengan baik. Kurangnya sel darah merah dapat menyebabkan tekanan pada tubuh.



B. Tanda dan gejala anemia pada anak Gejala-gejala anemia umumnya mengarah pada kekurangan oksigen dalam tubuh penderita atau yang dikenal dengan sebutan hipoksia. Kondisi ini terjadi karena sel darah merah yang bertugas mengedarkan oksigen ke seluruh



2



tubuh mengalami penurunan jumlah pada penderita anemia. Beberapa gejala yang dapat ditemukan apabila anak Anda mengalami anemia adalah: 



Kulit yang pucat, termasuk bibir dan pipi.







Lemas dan lemah.







Mudah lelah sehingga sering tidur.







Lapisan pada kelopak mata dan kuku yang tidak terlihat merah muda seperti pada umumnya.







Kulit menjadi berwarna kekuningan dan urin berwarna cokelat (pada penderita yang mengalami penghancuran sel darah merah secara berlebihan).



Apabila anak Anda mengalami anemia yang dapat dikategorikan cukup parah, terdapat beberapa tanda atau gejala tambahan yang dapat terlihat, yaitu: 



Napas menjadi pendek-pendek.







Sakit kepala.







Pembengkakan pada tangan dan kaki.







Detak jantung menjadi lebih cepat.







Pusing.







Pingsan.







Pembengkakan atau rasa sakit pada lidah.







Menjadi lekas marah.



C. Pencegahan Anemia pada anak Anemia pada anak-anak dapat dicegah apabila penyebabnya adalah kekurangan zat besi maupun nutrisi lainnya. Pencegahan tersebut dapat



3



dilakukan dengan mengubah pola makan anak agar mendapatkan gizi yang seimbang. Beberapa cara yang dapat dilakukan berkaitan dengan hal tersebut meliputi: 1. Jika memungkinkan, berikan ASI eksklusif pada bayi Anda agar mendapatkan zat besi yang cukup melalui ASI. 2. Apabila Anda memberikan susu formula pada anak Anda, pilihlah susu formula yang mengandung zat besi. 3. Jangan berikan susu sapi murni pada anak-anak sebelum mereka berusia satu tahun. Pasalnya, pencernaan mereka belum benar-benar siap dan pemberian susu sapi dapat mengurangi jumlah zat besi yang diserap dalam usus. 4. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti daging, kuning telur, tomat, kentang, kismis, bayam, dan kacangkacangan. 5. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C (misalnya, jeruk) agar membantu tubuh menyerap zat besi secara optimal.



D. Pengobatan Anemia pada anak Pengobatan anemia dilakukan berdasarkan kondisi kesehatan menyeluruh, usia, serta seberapa parah gejala yang dialami oleh anak Anda. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Suplemen yang mengandung vitamin dan mineral. 2. Mengubah pola makan anak sehingga mendapatkan gizi yang seimbang. 3. Pemberian obat-obatan. 4. Menghentikan konsumsi obat-obatan yang dapat menjadi penyebab anemia. 5. Melakukan transfusi darah. 6. Melakukan transplantasi stem cell.



4



7. Prosedur pembedahan untuk mengangkat limpa (spleen).



E. Etiologi Anemia pada anak 1. Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan. 2. Obesitas 3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/kronis baik bakteri, virus ataupun parasit). 4. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dsb). 5. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma. 6. Kehilangan darah 7. Akut karena perdarahan atau trauma/kecelakaan yang terjadi secara mendadak. 8. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia. 9. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis).



F. Manifestasi klinik Gejala dari keadaan deplesi besi maupun defisiensi besi tidak spesifik. Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu penurunan kadar feritin/ saturasi transferin serum dan kadar besi serum. Pada ADB gejala klinis terjadi secara bertahap. Kekurangan zat besi di dalam otot jantung menyebabkan terjadinya gangguan kontraktilitas otot organ tersebut. Pasien ADB akan menunjukkan peninggian ekskresi norepinefrin; biasanya disertai dengan gangguan konversi tiroksin menjadi triodoti-roksin. Penemuan ini dapat menerangkan terjadinya iritabilitas, daya persepsi dan perhatian yang berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar kasus ADB.



5



G. Patofisiologi Anemia Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum



(misalnya



berkurangnya



eritropoesis)



dapat



terjadi



akibat



kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil dari proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar: a. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; b. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia..



PATHWAY



DEFIENSI B12 asam folat



kegagalan produksi SDM oleh dumsum tulang



6



destruksi SDM berlebih



perdarahan /hemophilia



penurunan SDM



HB berkurang



Anemia BAB III



ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Pengkajian Identitas Klien Nama. Umur, TTL, Nama Ayah / lbu. Pekerjaan Ayah/Ibu. Agama, Pendidikan, Alamat. 2. Pengkajian Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Dahulu  Adanya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.  Adanya riwayat trauma, perdarahan  Adanya riwayat demam tinggi  Adanya riwayat penyakit ISPA  Riwayat Kehamilan dan Persalinan  Prenatal: lbu selama hamil pernah menderita penyakit berat, pemeriksaan kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian obat obatan dalam jangka waktu lama.  Intranatal: usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang dan berat badan waktu lahir.  Postnatal: keadaan bayi setelah masa, neonatorum, ada trauma post parturn akibat tindakan misalnya forcep, vakum dan pemberian ASI.



7



b. Riwayat Kesehatan Saat Ini Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala gelisah, diaforesis tachikandia, dan penurunan kesadaran. c. Riwayat Kesehatan Keluarga. 



Riwayat anemia dalam keluarga







Riwayat penyakit-penyakit seperti : kanker, jantung, hepatitis, DM, asthma,penyakit-penyakit infeksi saluran pernafasan.



3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum: keadaan tampak lemah sampai sakit berat. b. Kesadaran : Compos mentis kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran apatis, samnolen sopor coma. c. Tanda-tanda vital TD : Tekanan darah menurun (N = 90 110/60 70 mmHg) Nadi : Frekwensi nadi meningkat, kuat sampai lemah (N = 60 100 kali/i) Suhu : Bisa meningkat atau menurun (N = 36,5 37,2 0C) Pernapasan : meningkat (anak N = 20 30 kali/i) d. TB dan BB : Menurut rumus dari Behermen, 1992 pertambahan BB anak adalah sebagai berikut : 



Lahir 3,25 kg







3 12 bulan = .







1 6 tahun = Umur (tahun) x 2 – 8







6 12 tahun =



Tinggi badan rata rata waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi, badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut : 



1 tahun = 1,5 x TB lahir







4 tahun = 2 x TB lahir







6 tahun = 1,5 x TB setahun







13 tahun = 3 x TB lahir



8







Dewasa = 3.5 x TB lahir (2 x TB 2 tabun)



e. Kulit Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat perdarahan dibawah kulit. f. Kepala Biasanya bentuk dalam batas normal. g. Mata Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, terdapat perdarahan sub conjungtiva, keadaan pupil, palpebra, refleks cahaya biasanya tidak ada kelainan. h. Hidung Keadaan/bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung, fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan. i. Telinga Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan. j. Mulut Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecah pecah atau perdarahan. k. Leher Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah membesar, tidak ada distensi vena yugularis. l. Thoraks Pergerakan dada, biasanya pernafasan cepat irama tidak teratur. Fremitus yang meninggi, percusi sonor, suara nafas bisa vesikuler atau ronchi, wheezing. Frekwensi nafas neonatus 40 60 kali/i, anak 20 30 kali/i Irama jantung tidak teratur, frekwensi pada anak: 60 100 kali/i m. Abdomen Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus n. Genitalia Laki laki : testis sudah turun ke dalam skroturn Perempuan : labia minora tertutup labia mayora.



9



o. Ekstremitas Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang, akral dingin p. Anus Keadaan anus, posisinya. anus (+) q. Neurologis Refleksi fasiologis (+) seperti Reflek patella, refleks patologi ( ) seperti Babinski, tanda kerniq ( ) dan Bruzinski I-II = (-). 4. Pemeriksaan Penunjang Kadar Hb , pemeriksaan darah : eritrosit dan berdasarkan penyebab, jumlah trombosit menurun, hemoglobin elektroforesis; mengidentifikasi tipe struktur Hb, masa perdarahan memanjang, aspirasi sumsum tulang atau biopsi untuk membedakan tipe anemia.



B. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler O2 ke sel (Doenges, Marilynn, E. 2000). 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan tubuh (Doenges, Marilynn, F 2000). 3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang ( ) (Doenges, Marilynn, E. 2000) 4. Kerusakan intcgritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, gangguan mobilitas, defisit nutrisi (Carpenito, Lynda Juall, 1998) 5. Gangguan eliminasi BAB : Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan, (Carpenito, Lynda Juall,1998 6. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan in adekuat pertahanan sekunder, (Doenges, Marilynn, E. 2000) 7. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan, (Doenges, Marilynn, E. 2000)



10



8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri disekitar perut, nyeri hilang, lutut (Carpenito, Lynda Juall, 1998) 9. Kurang pengetahuan



tentang



kondisi, prognosis



dan kebutuhan



pengobatan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit (Doenges, Marilynn, E. 2000)



C. Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler O2 ke sel Tujuan : perfusi jaringan tidak terganggu (adekuat) Kriteria Hasil : 



TTV stabil TD : 100 110 / 60 70 mmHg, Nd : 60 90 x/i Nf : umur 12 bulan : 50







x/i, 1 4 tahun : 40 x/i > 5 tahun : 30 x li Suhu : 36,5 37,20C







Membran mukosa kemerahan







Output seimbang dengan intake Kesadaran normal / baik 1. Monitor TTV (TD,nd, nF. Suhu)



1. Observasi keadaan kulit, membran mukosa 2. Atur posisi K semi fowler 3. Auskultasi bunyi nafas 4. Awasi ke1uhan nyeri K. palpitasi - Diharapkan dapat mengidentifikasi secara dini tanda tanda komplikasi dan keadaan berat/ parah untuk menentukan intervensi selanjutnya 



Dapat mengidentifikasi tentang keadekuatan perfusi jaringan sebagai info dan membantu menentukan intervensi berikut







Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebut seluler.







Dispnea, menunjukkan GJK karena regangan jantung lama atau peningkatan kompensasi curah jantung.







Iskemik seluler mempengaruhi jaringan miokard potensial infeksi 11



5. Tingkatkan kenyamanan K - Vasokonshiksi ke organ vital menurunkan sirkulasi perifer. Panas yang berlebihan pencetus vasodilatasi penurunan perfusi organ. 6. Hindari penggunaan bantahan penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dgn termorneter - Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan O2 7. Berikan transfusi darah sesuai program therapi - meningkatkan jumlah sel pembawa O2, memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko pendarahan. 8. Berikan O2 sesuai program therapi - memaksimalkan transport O2 kejaringan 2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan tubuh. Tujuan : dapat beraktifitas sehari hari (aktif tidak terganggu) Kriteria hasil Kriteria Hasil : Kelelahan berkurang TTV db(N) TD (100 110/60 70 mmg, Nd = 60 90 x/i Nf = < 1 th 50 x/i, 1 4 th = 40 x/i >5 th 30 x/i, suhu = 36,50 C 37,20 C Hari meningkat Aktivitas sehari 1. Kaji kemampuan K dalam beraktifitas 2. Kaji gangguan K dalam beraktifitas, kelemahan otot 3. Awasi TTV dan respon K setelah beraktifitas 4. Istirahatkan K di T.T 5. Ubah posisi K secara perlahan lahan - Diharapkan melalui info untuk menentukan intervensi selanjutnya 



Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vit B 12 mempengaruhi keamanan K / resiko cedera







manifestasi kardiopulmunal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah O2 adekuat kejaringan



12







istirahat untuk menurunkan kebut O2 tubuh dan  regangan jantung dan paru







Hipotensi postural atau hipoksia. serebral dapat menyebabkan pusing,berdenyut, dan P  resiko cedera



6. Prioritaskan jadwal askep untuk istirahat 7. Berikan bantuan dalam aktivitas atau ambulansi - mempertahankan tingkat energi dari  regangan pada 55. jantung dan pemafasan. dapat membantu K dalam memenuhi kebut sehari hari bila perlu 8. Anjurkan K beraktifitas bertahap - meningkatkan secara bertahap aktivis memperbaiki tonus otot atau stamina tanpa kelemahan 9. Anjurkan K untuk menghemat energi - memotivasi K melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan 10. Anjurkan K untuk menghentikan aktivis bila pusing, sesak nafas regangan atau stress dapat menimbulkan dekompensasi/ kegagalan 3. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan in adekuat pertahanan sekender Tujuan : Infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : 



Tidak terdapat tanda tanda infeksi (kemerahan, color, rugor, tumor, fungsiotesa)







K tenang, tidak gelisah







Integritas kulit baik







Leukosit (N) (5000 10.000/mm3) 1. Anjurkan penerapan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan



1. Pertahankan teknik septik dan aseptik 2. Lakukan pruto oral, pruto kulit, perianal 3. Motivasi K untuk mobilisasi, perubahan posisi, teknik nF dalam dan batuk efektif  mencegah kontaminasi silang, mencegah berkembang biak kuman penyakit



13







menurunkan resiko kolonisasi atau infeksi bakteri Lakukan perawatan oral. perawatan kulit, perianal







menurunkan resiko kerusakan kulit dan jaringan, infeksi







meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu mobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia.



4. Tingkatkan pemasukan cairan  membantu dalam pengenceran sekret pernafasan mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh. 5. Batasi pengunjung, pisahkan K  Membatasi pemajanan pad abakteri/Inf. Isolasi bila respon imun sangat terganggu dan mudah terinfeksi 6. Observasi suhu, menggigil, tachi carda  Memonitor tanda infeksi untuk intervensi berikut 7. Berikan AB sesuai program therapi  Untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi lokal.



14



DAFTAR PUSTAKA https://id.scribd.com/doc/97784515/Asuhan-Keperawatan-Anak-Dengan-Anemia https://www.alodokter.com/penanganan-anemia-pada-anak-dan-gejala-apa-sajayang-harus-dip https://www.sehatq.com/penyakit/anemia-pada-anakerhatikan https://www.google.com/search? q=pencegahan+anemia+pada+anak+&safe=strict&sxsrf=ALeKk03Qf6lhXBfpC VshIXiQ2m-m8Rll_A %3A1618462362055&ei=msZ3YMmDA4TRrQGVyJvoAg&oq=pencegahan+ane mia+pada+anak+&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyAggAMgYIABAWEB4yBggAEB YQHjIGCAAQFhAeMgYIABAWEB4yBggAEBYQHjoHCCMQsAMQJzoHCAAQR xCwAzoHCCMQ6gIQJzoECCMQJzoECAAQQzoFCAAQsQM6BwgAELEDEEN QgnxYz9wBYO_jAWgCcAJ4BYABlweIAclKkgEOMi4yMy4zLjYuMS40LjGYAQC gAQGqAQdnd3Mtd2l6sAEKyAEJwAEB&sclient=gwswiz&ved=0ahUKEwjJuLCRuv_vAhWEaCsKHRXkBi0Q4dUDCA0&uact=5 https://rsudza.acehprov.go.id/tabloid/2017/12/14/anemia-pada-anak/



15