Makalah Bahasa Baku Dan Non Baku [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

makalah bahasa baku dan non baku



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah materi tentang bahasa baku dan nonbaku tepat pada waktunya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawawsan serta pengetahuan kita mengenai bahasa baku dan bahasa nonbaku. Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Dan sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan di dalam makalah yang kami buat tersebut.



Singaraja, 15 September 2015



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. i DAFTAR ISI……………….…………………………………………………… ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG….……………………………………………………1 1.2 RUMUSAN MSALAH ……………………………………………………...1 1.3 TUJUAN ……………………………………………………………………..1 1.4 MANFAAT…………………………………………………………………...2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN BAHASA BAKU..………………………………………….3 2.2 PENGERTIAN BAHASA NONBAKU………………….………………….4 2.3 FUNGSI BAHASA BAKU...………………………………………………...4



2.4 FUNGSI BAHASA NONBAKU…………………………………………….5 2.5 KRITERIA BAHASA BAKU………………………………………………..5 2.6 KRITERIA BAHASA NONBAKU……………………………………….....6 2.7 CONTOH KALIMAT BAKU DAN NONBAKU……………………….......6 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN ………………………………………………………………..7 B. SARAN …………………………………..........................................................7 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..8



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang tidak baku. Slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu ucapan yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku. Demikian juga, masih ada cibiran bahwa bahasa baku itu hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam bertindak atau berbahasa. “Manalah ada bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia baku? “Manalah ada bahasa Indonesia lisan baku”? “Manalah ada masyarakat atau orang yang mampu menggunakan bahasa baku itu, sebab mereka berasal dari daerah.’’ Atau mereka masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka berbahasa Indonesia secara lisan. Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, di dalam bab ini dibahas tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa tidak baku, , fungsi bahasa baku dan bahasa tidak baku. Terakhir, akan dibahas tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa non baku, serta contoh kalimat bahasa baku dan non baku. 1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu : 1. Apa yang dimaksud dengan bahasa baku dan nonbaku? 2. Apa saja fungsi bahasa baku dan nonbaku? 3. Apakah kriteria dan cirri-ciri dari bahasa baku dan nonbaku? 1.3 TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah:



1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa baku dan nonbaku 2. Mengetahui fungsi dari bahasa baku baku dan nonbaku 3. Mengetahui kriteria dan cirri-ciri dari bahasa baku dan nonbaku 1.4 MANFAAT Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Lebih mengetahui dan memahami tentang bahasa baku dan nonbaku, utamanya tentang pengertian, fungsi, kriteria, dan cirri-ciri dari bahasa baku dan nonbaku.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Bahasa Baku Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang



mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku. Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B.



Havranek dan



Vilem



Mathesius



merumuskan



pengertian



bahasa



baku



itu.



Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan olehmasyarakat secara luas. Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya telah ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati. Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa. 2.2 Pengertian Bahasa Tidak Baku Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan. 2.3 Fungsi Bahasa Baku Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu: 2.3.1



Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.



2.3.2



Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.



2.3.3



Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.



2.3.4 Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.



2.4



Fungsi Bahasa Tidak Baku Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai (tidak resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di pasar. Fungsi penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).



2.5 Kriteria Bahasa Baku Sebagaimana yang telah diungkapkan di depan bahwa bahasa baku/standar digunakan pada situasi formal atau resmi. Bahasa baku mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. b. Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. c. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa. Selain cirri-ciri tersebut, bahasa baku masih memiliki cirri-ciri lain, diantaranya : a.



tidak terpengaruh bahasa daerah;



b.



tidak dipengaruhi bahasa asing;



c.



bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari;



d.



pemakaian imbuhannya secara eksplisit;



e.



pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat;



f.



tidak terkontaminasi dan tidak rancu.



2.6 Kriteria Bahasa Tidak Baku Bahasa nonbaku juga memiliki ciri khas yaitu: 1. walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama. 2. dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman. 3. dapat terpengaruh oleh bahasa asing. 4. digunakan pada situasi santai/tidak resmi. 2.7 Contoh Kalimat Baku dan Tidak Baku



a.



b.



Kalimat Tidak Baku



Kalimat Baku



Semua peserta dari pada pertemuan itu a.



Semua peserta pertemuan itu sudah hadir



sudah pada hadir



Kami mengucapkan terima kasih atas



Kami menghaturkan terima kasih atas kehadiran Saudara kehadirannya



c.



b.



c.



Rumahnya orang itu bagus



BAB III



Rumah orang itu bagus



PENUTUP A. KESIMPULAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan struktur atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan tidak resmi. Masing-masing bahasa baku dan nonbaku memiliki fungsi dan ciri yang berbeda. B. SARAN Di Indonesia sangat banyak terdapat bahasa-bahasa daerah yang berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Perbedaan itu bukanlah suatu halangan bagi bangsa Indonesia untuk tetap berkomunikasi dengan baik dan benar. Negara Indonesia juga memiliki bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia itu sendiri. Dalam bahasa Indonesia kita telah mengenal bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa-bahasa tersebut dapat dipergunakan sesuai dengan tempat dan situasi yang sedang di hadapi. Tetaplah gunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kondisi, tempat dan keperluan serta situasi.



DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cavi. 2007. Linguistik. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2139737-kata-bakudan-tidak-baku/#ixzz2LAFl0NSl) Marmoet. 2010. Bahasa Baku dan Tidak Baku. (http://marmoet5.blogspot.com/2010/10/bahasa-baku-dan-tidak-baku.html) Arini, dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Singaraja;Undiksha