Makalah Bahasa Tata Kalimat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia



TATA KATA BAHASA INDONESIA Dosen Pengampu : Dr.Nurlaksana Eko, M.pd.



KELOMPOK VIII PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATURIUM MEDIS REG 2 Disusun oleh: 1. 2. 3. 4.



FERA TRI WURI RAHMAYATI  PUTRI YULIA ROSALINA SERLI FEBRIZA NURPUTRI DEWANDA VERONIKA BR SAMOSIR



(2013353056) (2013353074) (2013353086) (2013353094)



POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN 2020



KATA PENGANTAR Alhamdulillah pujisyukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang tata kalimat Bahasa Indonesia. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini mengulas tentang hal – hal penting tentang penataan kalimat. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.



Lampung, 06 Agustus 2020



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



……………………………………………………..i



DAFTAR ISI …………………………………………………………………….ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



……………………………………………………..1



….…………………………………………………………..1



1.2 Rumusan Masalah…….....……………………………………………………..1 1.3Tujuan………………………..………………………………………………….1 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 2 2.1 Konsep Dasar Kalimat ………………………………………………………….2 2.2 Pengertian Kalimat….…………………………………………………………..2 2.3 Unsur-Unsur Kalimat…….……………………………… …………………… 3 2.4 Jenis-Jenis Kalimat………………………………………………………..…….7 2.5 Hubungan Kalimat dan Majas.…………………………………………………15 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….18 3.2 Saran …………………………………………………………………………...18 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………19



BAB I



PENDAHULUAN I.1   Latar Belakang Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah seorang guru atau dosen dapat menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas.Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada ttaran kalimat adalah kata (mis.tidak ) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu sturuktur dasar suatu kalimat. 1.2     Rumusan Masalah 1.      Apa saja unsur-unsur dalam kalimat? 2.      Bagaimana susunan pola kalimat dasar? 3.      Apa saja yang menjadi pembagian dalam jenis kalimat? 4.      Apa itu kalimat inti dan inti kalimat? 5.      Apa itu kalimat efektif? 6.      Apa saja yang menjadi kesalahan dalam kalimat? 7. Apa hubungan kalimat dengan gaya bahasa? 1. 3   Tujuan 1.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam kalimat. 2.      Untuk mengetahui susunan pola kalimat dasar. 3.      Untuk mengetahui pembagian jenis kalimat. 4.      Untuk mengetahui kalimat inti dan inti kalimat. 5.      Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif. 6.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kesalahan dalam kalimat efektif. 7. Untuk mengetahui macam gaya Bahasa dalam kalimat.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 KONSEP DASAR KALIMAT Kalimat adalah konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu klausa atau lebih yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Kalimat dapat juga diartikan sebagai satuan bahasa terkecil dapat berwujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh.  Alwi, dkk (2000:311) mengartikan kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda  tanya, dan tanda seru.  Bagian-bagian  kalimat dibedakan atas bagian inti yaitu bagian kalimat yang tidak dapat dihilangkan dan bagian bukan inti yaitu  bagian kalimat yang dapat dihilangkan. Misalnya: 



Kami mendatangi pertemuan itu kemarin sore.



Bagian intinya: Kami mendatangi pertemuan itu. Bagian bukan inti: kemarin sore. Bagian inti dapat dibedakan atas pusat dan pendamping. Pusat adalah kontituen yang seoleh-oleh menentukan kehadiran kontituen lain mana yang boleh atau harus muncul dalam kalimat tersebut. Sedangkan pendamping adalah kontituen lain yang wajib hadir karena keberadaan pusat. Misalnya: 



Dia tidur. (pusat: tidur; pendamping: dia)







Orang tua itu meratapi kematian cucunya. (pusat: meratapi; pendamping: orang tua itu, kematian cucunya)







Ayah membeli baju baru. (pusat: membeli; pendamping: ayah, baju baru)







Ayah membelikan adik baju baru. (pusat: membelikan; pendamping: ayah, adik, baju baru).



2.2 PENGERTIAN KALIMAT Satuan bahasa terkecil dan terlengkap maknanya disebut kalimat. Hal ini dikarenakan pada sebuah kata terkadang tidak dapat mewakili sebuah konsep makna yang utuh. Walaupun satuan bahasa terkecil, kalimat mempunyai makna yang utuh karena dapat berdiri sendiri serta mempunyai pola intonasi akhir. 2.3 UNSUR – UNSUR KALIMAT Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe verba predikat kalimat tersebut. Suatu untaian kata yang tidak memiliki predikat disebut frasa. Untuk menentukan predikat suatu kalimat, dapat dilakukan pemeriksaan apakah ada verba (kata kerja) dalam untaian kata itu [Sugo97]. Selain verba, predikat suatu kalimat dapat pula berupa adjektiva dan nomina. Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan predikat itu dipisahkan jeda yang ditandai oleh pergantian intonasi. Relasi antar kedua unsur ini dinamakan relasi predikatif, yaitu relasi yang memperlihatkan hubungan subjek dan predikat. Sebaliknya suatu unsur disebut frasa jika unsur itu terdiri dari dua kata atau lebih—tidak terdapat predikat di dalamnya —dan satu dari kata-kata itu sebagai inti serta yang lainnya sebagai pewatas atau penjelas. Biasanya frasa itu mengisi tempat subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Relasi kata yang menjadi inti dan kata yang menjadi pewatas/penjelas ini dinamakan sebagai atributif.



2.3.1 Subjek (S) Di dalam sebuah kalimat Subjek (S) adalah pelaku atau orang yang melakukan kegiatan tertentu. Subjek pada umumnya berupa kata benda seperti nama orang, binatang, tumbuhan, dan benda. Contoh: Budi, Gajah, Anggrek, sekolah dan lain-lain. Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat, di samping unsur predikat. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini :



1. Peserta audisi itu puluhan ribu orang. 2. Dia datang dari Bogor. 3. Agnes Monica adalah seorang penyanyi terkenal. 4. Pak Aldy pergi ke Malaysia.



2.3.2 Predikat (P) Predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan oleh Subjek. Predkat biasanya merupakan kata-kata kerja. Misalnya, Memasak, bermain, menyanyi, dan lain-lain Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek yang merupakan inti dari kalimat. Unsur pengisi predikat suatu kalimat dapat berupa Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nominal, numeral dan preposisional. Selain itu dapat pula berupa Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan). Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:  



Qiqi belajar di kamar. Ibu memasak tumis kangkung.







Aldy sedang membaca Koran.



2.3.3 Objek (O) Objek adalah sesuatu yang dikenai tindakan oleh Subjek. Sama seperti Subjek, Objek dapat berupa kata-kata benda. Misalnya, Ayah, Harimau, Pakaian, dan lain-lain. Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif (kalimat aktif transitif) yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina. Berikut contoh objek dalam kalimat: 1. Adik bermain layangan . 2. Aldy membeli sebuah buku. 3. kelinci itu memakan wortel.



2.3.4 Keterangan (K) Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan:  







Bukan Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti subjek, predikat, objek dan pelengkap ). Tidak Terikat Posisi (memiliki kebebasan tempat di awal/ di akhir , atau di antara subjek dan predikat). Jenis Keterangan.



Di dalam sebuah kalimat keterangan menjelaskan bagaimana, dimana atau kapan peristiwa yang dinyatakan dalam kalimat tersebut. Keterangan didalam kalimat dapat berupa: 1. Keterangan tempat = di rumah, di sekolah, di pasar, dan lain-lain. 2. Keterangan cara = dengan cepat, dengan serius, dengan bersemangat, dan lainlain. 3. Keterangan tujuan = agar lulus ujian, untuk bertemu ibunya, supaya bersih, dan lain-lain. 4. Keterangan alat = menggunakan pisau, mengendara motor, menggunakan sekop, dan lain-lain. 5. Keterangan waktu = pada hari minggu, Jam 9 malam, pada musim kemarau dan lain-lain. 6. Keterangan penyerta = bersama ayahnya, dengan ibunya, ditemani kakaknya, dan lain-lain. Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat. 



Keterangan Waktu Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu,







seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika. contoh : Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah semester. Keterangan Tempat Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam. contoh : Super Junior akan konser di Indonesia.







Keterangan Cara Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir,  keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam. contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.







Keterangan Sebab Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran. contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah mendung.







Keterangan Tujuan Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk. Contoh : Sebelum berangkat ke sekolah, Ricky menyisir rambutnya agar terlihat rapi.







Keterangan Aposisi Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (–), atau tanda kurang. Contoh :  Dosen saya, Bu Margareta, terpilih sebagai dosen teladan.







Keterangan Tambahan Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Contoh : Rizaldi, mahasiswa tingkat tiga, mendapat beasiswa.







Keterangan Pewatas Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan,



keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh : Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.



2.3.5 Pelengkap (Pel) Pelengkap adalah unsur kalimat yang fungsinya seperti Objek (O) tetapi yang membedakannya adalah Pelengkap tidak bisa dirubah menjadi Subjek pada kalimat pasif. Pelengkap biasanya terletak setelah predikat atau objek. Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan pada ke dua unsur kalimat ini adalah : bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat, menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului preposisi. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Contoh kalimat pelengkap : 1. Indonesia berdasarkan Pancasila. 2. Aldy ingin selalu berbuat kebaikan. 3. Kaki Aji tersandung batu. 4.  Mahkota itu bertahtakan berlian.



2.4 JENIS – JENIS KALIMAT Jenis kalimat itu dibedakan berdasarkan berbagi kriteria atau sudut pandang. Oleh karena itu, dalam kepustakaan linguistik dan berbagai buku tata bahasa kita dapati banyak sekali istilah untuk menamakan jenis-jenis kalimat, ini lah jenis-jenis kalimat : 2.4.1 Kalimat Dilihat dari Segi Maknanya Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya), maka kalimat terbagi menjadi lima kelompok, yakni (1) kalimat berita, (2) kalimat perintah, (3) kalimat tanya, (4) kalimat seru, dan (5) kalimat emfatik. Kalimat Berita



Kalimat berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif, adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Jika suatu saat kita mengetahui ada kecelakaan lalu lintas dan kemudian menyampaikan peristiwa itu kepada orang lain, maka kita memberitakan kejadian itu. Kalimat berita dapat bermacam-macam, sebagai berikut:  



Kemarin sore ada angkutan kota menabrak pengendara motor. Pada pagi terjadi kecelakaan beruntun yang menyebabkan kemacetan lalu lintas.







Banjir yang terjadi di Bekasi merendam perumahan warga.







Terjadi kebakaran besar di pasar Obor Jakarta Timur.



Dari segi bentuknya, kalimat diatas bermacam-macam. Ada yang memperlihatkan inversi, ada yang berbentuk aktif, ada yang pasif, dan sebagainya. Akan tetapi, jika dilihat nilai komunikatifnya, maka kalimat diatas adalah sama, yakni semua merupakan kalimat berita. Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja. Asalkan isinya merupakan pemberitaan. Dalam bentuk tulisnya, kalimat berita diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentik lisan, nada suara berakhir dengan nada turun. Kalimat Perintah Kalimat perintah, atau kalimat imperatif, adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya adalah kalimat taktransitif atau transitif (baik aktif maupun pasif). Kalimat yang predikatnya adjektiva kadangkadang dapat juga memiliki bentuk perintah, bergantung pada macam adjektivanya. Sebaliknya, kalimat yang bukan verbal atau adjektival tidak memiliki bentuk perintah. Berikut contoh kalimat perintah.  



Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK! Pergilah ke sekolah!



Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru (!) meskipun tanda titik biasa pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya agak naik sedikit. Kalimat Perintah Taktransitif  



Kalimat perintah traktransitif dibentuk dengan mengikuti kaidah berikut. Hilangkan subjek, yang umumnya berupa pronomina persona kedua.







Pertahankan bentuk verba seperti apa adanya.



Tambahlah partikel –lah bila dikehendaki untuk sedikit memperhalus isisnya. Dari contoh berikut.  



Anda naik bus kota sekali-kali. Naik bus kota sekali-kali!







Naiklah bus kota sekali-kali!







Kamu berlibur ke tempat nenekmu.







Berliburlah ke tempat nenekmu!



Baik verba traktransitif yang berupa kata dasar (naik), maupun yang turunan (berlibur), tidak mengalami perubahan apa-apa. Kalimat Perintah Transitif Aktif Kaidah untuk membuat kalimat perintah yang verbanya transitif mirip dengan kaidah yang untuk taktransitif kecuali mengenai bentuk verbanya. Pada kalimat transitif, verbanya harus diubah menjadi bentuk perintah terlebih dahulu dengan menanggalkan prefiks meng- dari verbanya. Kalimat (a) adalah kalimat berita, sedangkan kalimat (b) kalimat perintah.  



Engkau mencari pekerjaan apa saja. Carilah pekerjaan apa saja.







Kamu membelikan adikmu seatu baru.







Belikanlah adikmu sepatu baru.







Saudara memberangkatkan kereta itu sekarang.







Berangkatkan kereta itu sekarang.



Perlu kiranya diperhatikan bahwa yang dihilagkan hanyalah prefiksnya saja, sedangkan sufiksnya masih tetap dipertahankan. Jika prefiksnya terdiri atas dua unsur, seperti memper- atau member- maka hanya mem-nya yang dihilangkan. Kalimat Perintah Bentuk Pasif Kalimat perintah dapat pula dinyatakan dalam bentuk pasif. Bentuk verbanya masih tetap dalam bentuk pasif, dan urutan katanya juga tidak berubah. Dalam bentuk tulis,



bentuk itu ditandai lagi dengan tanda baca seru (!). Sedangkan dalam bentuk lisan dengan nada yang agak naik.  



Kontrak ini dikirim sekarang! Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya, ya!







Dijual saja mobil tua seperti itu.



Pemakai bentuk pasif dalam kalimat perintah sangat umum dalam bahsa Indonesia. Hal itu mungkin berkaitan dengan keinginan penutur untuk meminta agar orang lain melakukan sesuatu untuknya, tetapi tidak tidak secara langsung. Penghalus Kalimat Perintah Disamping bentuk pasif yang baru saja dibicarakan, bahasa Indonesia juga memiliki sejumlah kata yang dipakai untuk menghaluskan perintah. Kata seperti tolong, coba, dan silahkan sering dipakai untuk maksud itu. Bentuk Ingkar pada Kalimat Perintah Kalimat perintah dapat dibuat ingkar dengan memakai kata jangan. Sebagai mana tolong dan coba, jangan juga dapat ditempel partikel –lah dalam kalimat perintah. Contoh:  



Jangan dibuang dokumen itu. Janganlah dokumen itu dibuang.







Jangan pergi sekarang.







Janganlah pergi sekarang.



Kalimat Tanya Kalimat tanya, yang juga dinamakan kalimat interogatif, adalah kalimat yang isisnya menanyakan sesuatu atau seseorang. Jika orang ingin mengetahui jawaban terhadap suatu masalah atau keadaan, maka ia menanyakannya dan kalimat yang dipakai adalah kalimat tanya. Ada lima cara untuk membentuk kalimat tanya: (1) dengan menambahkan kata apa(kah), (2) dengan membalikan urutan kata, (3) dengan memakai kata bukan atau tidak, (4) dengan mengubah intonasi kalimat, dan (5) dengan memakia kata tanya.



Kalimat Seru Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan maknanya juga dapat dibagi menjadi kalimat seru. Jenis kalimat ini memiliki arti ialah sebuah kalimat yang memiliki makna rasa kagum. Perasaan kagum tersebut berkaitan dengan kata sifat. Biasanya jenis kalimat ini dapat disebut kalimat Interjektif. Kalimat seru dapat dibuat menggunakan beberapa cara yaitu:  Dengan penambahan partikel -Nya pada predikat. 



Dengan penambahan kata seru pada predikat.







Dengan mengubah pola kalimat S-P menjadi pola P-S.



Kalimat seru ini termasuk jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan. Contohnya : Rajinnya anak tadi!, Manisnya anakmu!



Kalimat Emfatik Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan maknanya yang terakhir ialah kalimat emfatik. Kalimat emfatik merupakan sebuah kalimat yang maknanya tentang penegasan kepada subjek. Kalimat emfatik ini dapat dibuat menggunakan beberapa cara yaitu: 



Dengan penambahan kata sambung yang terletak dibelakang subjek sehingga subjek melakukan penegasan dan berubah menjadi predikat.







Dengan penambahan partikel -Lah dibelakang subjek.



Berikut contoh kalimat emfatik : Ina(S) mengawali(P) pembicaraan(O) menjadi Inalah(P) yang mengawali pembicaraan(S)



2.4.2 Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Tata Bahasa Modern Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang terakhir dapat dibedakan berdasarkan tata bahasa modernnya. Berdasarkan tata bahasa modernnya maka kalimat tersebut



dapat dibagi menjadi kalimat mayor dan kalimat minor. Kalimat mayor ialah jenis kalimat bahasa indonesia yang paling tidak memiliki dua unsur inti atau pusat. Contohnya : Ina(S) menulis(P), Adik(S) menggambar(P), dan lain lain. Sedangkan kalimat minor ialah jenis kalimat bahasa indonesia yang memiliki satu unsur inti atau pusat. Contohnya : Mari!, Keluar!, Dimana? Catatan: Dalam jenis kalimat minor apabila hanya terdapat satu contoh kata saja mungkin belum terlihat maknanya, namun apabila sudah dikaitkan dalam sebuah paragraf atau kalimat jadi maka maknanya baru akan terlihat dan dipahami. Contohnya Dimana kamu membeli boneka itu? 2.4.3 Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuknya Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang pertama dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Menurut bentuknya jenis kalimat bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi kalimat majemuk dan kalimat tunggal. Setiap jenis kalimat ini memiliki pengertian dan ciri ciri masing masing.



Kalimat Tunggal Kalimat tunggal ialah sebuah kalimat bahasa Indonesia yang hanya memiliki satu struktur Subjek Predikat maupun satu klausa. Kalimat tunggal tersusun dengan rapi dan baik dengan inti maupun tanpa inti. Kalimat ini juga dapat disebut kalimat nomina karena susunannya ditata menggunakan frasa adjective maupun frasa nomina yang menjelaskan mengenai susunan subjek dan predikatnya. Apabila susunan subjek dan predikatnya panjang ataupun gabungan keduanya panjang maka dapat disebut dengan kalimat verbal atau kalimat tunggal berpredikat verba. Jenis jenis kalimat tunggal berpredikat verba dapat dibagi menjadi tiga yaitu verba semitransitif, verba transitif maupun verba intransitif. Berikut penjelasan jenis jenis kalimat verbal: 



Kalimat transitif ialah sebuah kalimat yang memiliki objek. Jenis kalimat ini dapat dibagi lagi menjadi kalimat dwitransitif maupun kalimat ekatransitif. Kalimat Ekatransitif merupakan sebuah kaimat yang hanya memiliki satu objek. Misalnya Ina bermain bola(Ina = S, bermain = P, bola = O). Sedangkan kalimat Dwitransitif merupakan kalimat yang memiliki dua objek. Misalnya Ibu



membuatkan Ayah makanan(Ibu = S, membuatkan = P, Ayah = O, makanan = Pelengkap). 



Kalimat Intransitif ialah jenis jenis kalimat tunggal yang tidak memiliki objek maupun tidak memiliki pelengkap. Namun seperti kalimat tunggal lainnya, jenis kalimat ini juga diikuti dengan kata keterangan. Maka kalimat intransitif memiliki struktur pola S-P-K. Contohnya Kakek makan di dapur. (kakek = S, makan = P, di dapur = K)







Kalimat semitransitif ialah jenis kalimat tunggal yang tidak memiliki objek namun memiliki pelengkap. Contohnya Pak Joko menjadi ketua RT. (Pak Joko = S, menjadi = P, ketua RT = Pelengkap)



Kalimat Majemuk Jenis jenis kalimat dalam bahasa indonesia selanjutnya ialah kalimat majemuk. Kalimat ini juga termasuk kedalam jenis kalimat berdasarkan bentuknya. Kalimat majemuk merupakan sebuah kalimat yang memiliki susunan klausa dua atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kalimat majemuk bertingkat maupun kalimat majemuk setara.  Berikut penjelasan masing masing jenis kalimat majemuk. Kalimat Majemuk Setara Jenis jenis kalimat majemuk yang pertama ialah kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk setara ialah sebuah kalimat yang tersusun oleh dua klausa yang saling berkaitan secara setara. Kalimat kalimat yang setara tadi disebut kalimat utama. Hubungan klausa satu dengan klausa yang lain dikaitkan menggunakan koordinator atau kata penghubung. Maka dari itu kalimat majemuk setara dapat disebut kalimat gabung atau kalimat koordinasi. Kesetaraan dalam klausa tersebut dapat digambarkan menjadi sebuah pola: Klausa 1 – koordinator – Klausa 2 – koordinator – Klausa 3 Kalimat majemuk dapat dibagi lagi menjadi tiga yaitu: 



Kalimat Majemuk Setara dengan Penjumlahan. Jenis jenis kalimat majemuk setara yang pertama memiliki hubungan yang hampir sama dengan penjumlahan. Dalam kalimat ini menggunakan kata penghubung serta, baik, maupun, dan,



atau. Apabila dilihat dari jenis hubungan penjumlahannya maka dapat dijelaskan sebagai sebab akibat, urutan waktu, perluasan maupun pertentangan. 



Kalimat Majemuk Setara dengan Memilih. Jenis jenis kalimat majemuk setara adapula yang hampir sama dengan hubungan pilihan. Dalam kalimat ini menggunakan kata penghubung atau. Misalnya Mereka dapat memakan buah ini atau minum jus buah itu.







Kalimat Majemuk Setara dengan Perlawanan. Kalimat ini merupakan jenis jenis kalimat majemuk yang memiliki hubungan dengan perlawanan. Hubungan kalimat tersebut ditandai dengan kata penghubung tetapi. Kalimat majemuk setara yang mempunyai hubungan dengan perlawanan memiliki makna penguatan. Misalnya Riko belum selesai kuliah tetapi berhasil mendirikan usahanya dengan omset jutaan rupiah.



Kalimat Majemuk Bertingkat Jenis jenis kalimat majemuk selanjutnya ialah kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk bertingkat ini masih termasuk kedalam jenis kalimat tunggal dalam bahasa Indonesia. Kalimat majemuk bertingkat ialah jenis kalimat tunggal yang diperluas menjadi sebuah klausa yang baru. Klausa satu dengan klausa lain dihubungan dengan subordinator. Maka dari itu kalimat ini juga memiliki nama lain yaitu kalimat kompleks atau kalimat subordinasi. Klausa satu dengn klausa lain dalam kalimat majemuk bertingkat ini dapat disusun dengan pola: subordinasi – anak kalimat/klausa sematan – Klausa 1/Kalimat utama atau Klausa 1/Kalimat utama – subordinasi – anak kalimat/klausa sematan Jenis jenis kalimat majemuk bertingkat ini juga menggunakan kata sambung misalnya: 



Sehabis/Sebelum : kata penghubung yang menyatakan urutan waktu.







Sejak : kata penghubung yang menyatakan ikatan awal.







Ketika/Sewaktu : kata penghubung yang menyatakan persamaan waktu.







Jika/Andaikan/Kalau : kata penghubung yang menyatakan syarat.







Sampai/Hingga : kata penghubung yang menyatakan waktu kehadiran.







Biarpun/Walaupun/Meskipun/Kendatipun : kata penghubung yang menyatakan perlawanan.







Agar/Supaya : kata penghubung yang menyatakan tujuan.







Karena/Sebab : kata penghubung yang menyatakan penyebab kejadian.







Maka/Akibatnya/Sehingga/Sampai sampai : kata penghubung yang menyatakan akibat kejadian.







Ibarat/Seperti : kata penghubung yang menyatakan perbandingan.







Padahal : kata penghubung yang menyatakan kenyataan.







Maka : kata penghubung yang menyatakan hasil.







Seolah olah/Seakan akan : kata penghubung yang menyatakan penyangkalan.







Yang : kata penghubung yang menyatakan keterangan dan atribut.







Apa/Bahwa : kata penghubung yang menyatakan penjelasan.



2.4.4 Jenis - Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibagi berdasarkan fungsi subjeknya. Berdasarkan fungsi subjeknya maka kalimat bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi kalimat aktif maupun kalimat pasif. Kalimat aktif merupakan jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang subjeknya melakukan tindakan. Contohnya Adik menulis buku, Ayah memperbaiki sepeda, Ibu memasak sayur. Sedangkan kalimat pasif merupakan jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang subjeknya dikenakan tindakan. Contohnya : Buku ditulis Adik, Sepeda diperbaiki Ayah, Sayur dimasak Ibu. Kalimat aktif dan kalimat pasif berkaitan dengan bentuk verba yang digunakan, jenis verba yang berguna sebagai predikat serta berkaitan dengan subjek dan objek. Jenis jenis kalimat pasif masih memiliki hubungan perubahan dengan kalimat aktif transitif. Hal tersebut dapat terjadi karena : 



Predikat yang memiliki imbuhan Me- diganti dengan Di-, serta apabila tokoh melakukan pronomina pertama dan kedua maka verbanya tidak diberikan imbuhan Me-.







Terdapat penambahan kata oleh pada tokoh pronomina ketiga yang memiliki sifat fakultatif. Namun apabila tindakan dilakukan tokoh pronomina satu atau dua maka tidak perlu ditambahkan kata oleh.







Terdapat penukaran Subjek menjadi Objek.



2.5 HUBUNGAN KALIMAT DAN MAJAS Ketika menyampaikan sesuatu terkadang tanpa kita sadari seringkali kita menggunakan majas. Majas secara singkat diartikan sebagai gaya Bahasa. Berikut macam – macam majas, yaitu : 1. Majas perbandingan 2. Majas perumpamaan 3. Majas sindiran 4. Majas penegasan



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan. Kalimat memiliki unsur penyusun kalimat, yaitu Subjek,Predikat,objek,dan Predikat (SPOK). Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara sehingga mampu menyampaikan pikran secara jelas kepada pembaca



sehingga mencapai sasarannya. Syarat kalimat efektif yaitu kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecerdasan, dan kelogisan.



3.2 Saran Demikian pembahasan tentang kalimat dalam Bahasa Indonesia yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga dapat dimengerti kata-katanya sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA Rachmawati Indriyana,2009. “Bahasa Indonesia untuk SMA/SMK” https://portalilmu.com/jenis-kalimat-dan-jenis-majas/. Diakses 30 Agustus 2020 Ahyadi,2016. ‘’ Jenis-Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia serta Contohnya” https://www.inirumahpintar.com/2016/10/jenis-jenis-kalimat-dalam-bahasa-indonesia-sertacontohnya.html . Diakses 30 Agutus 2020. Laila, 2020.” Macam Jenis Majas dan Fungsinya” https://www.inirumahpintar.com/2016/10/jenis-jenis-kalimat-dalam-bahasa-indonesia-sertacontohnya.html . Diakses 30 Agustus 2020.