5 0 788 KB
ANALISA STRATEGI DALAM BAURAN PEMASARAN Studi Kasus Pada KUD Susu Sapi Perah Di Ds. Bendosari Sanankulon Blitar Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Kebijakan Bisnis Yang Dibimbing Oleh Bapak Indria Guntarayana,SE,MM,MAB
Disusun Oleh Kelompok 3 : Defi Krisdianti N.
16105510049
Rinintia Yovitasari
16105510051
Nadia Ayu Fitria
16105510057
Meidaroni
16105510063
Salma Aldina
16105510071
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS B FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM BALITAR BLITAR 2019
KATA PENGANTAR Alhamdulillah,
puji
syukur
kehadirat Allah
S.W.T.
yang
telah
melimpahkanrahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan
judul
“ANALISA
STRATEGI
DALAM
BAURAN
PEMASARANStudi Kasus Pada KUD Susu Sapi Perah Di Ds. Bendosari Sanankulon Blitar” ini dengan baik. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini, yaitu dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Seminar Kebijakan Bisnis.Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.terutama penyusun ucapkan terima kasih kepada
BapakIndria
Guntarayana,SE,MM,MAB.
selaku
Dosen
Seminar
Kebijakan Bisnis yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini.Semoga Allah S.W.T. memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan yang telah diberikan. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penyusunan makalah berikutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Blitar, 27April 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI Halaman Judul................................................................................................i Kata Pengantar...............................................................................................ii Daftar Isi..........................................................................................................iii Daftar Tabel.....................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3 1.3 Tujuan.........................................................................................................4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Empiris.......................................................................................5 2.2 Kajian Teori................................................................................................19 2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran.................................................................19 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran...........................36 2.2. 3 Pengertian Analisis SWOT.....................................................................40 2.2.4 Balanced Scorecard................................................................................51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian........................................................................................53 3.2 Instrumen variabel......................................................................................54 3.2.1 Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal.......................................54 3.3 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................54 3.4 Metode Analisa Data...................................................................................55 3.4.1 Analisa SWOT.........................................................................................57 3.4.2 Diagram Analisis SWOT........................................................................62 3.4.3 Matriks SWOT.........................................................................................63 3.4.4 Analisis Matriks QSPM...........................................................................65 3.5 Analisa Strategi Triangulasi Konkuren.......................................................66 3.6 Hasil Temuan Penelitian.............................................................................67 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Berdirinya KUD Susu Sapi Perah..................................................69 4.2 Analisis SWOT KUD Susu Sapi Perah.......................................................78 iii
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.................................................................................................79 5.2 Saran...........................................................................................................79 Daftar Pustaka................................................................................................80 Lampiran.........................................................................................................82
iv
Daftar Tabel No.
Judul
Halaman
2.1 Landasan Empiris.......................................................................................5 2.2 Analisis SWOT...........................................................................................43 2.3 Matriks SWOT............................................................................................48 3.1 Matriks Indikator Faktor Internal...............................................................55 3.2 Matriks Indikator Faktor Eksternal.............................................................55 4.1 Faktor – faktor Strategis Internal IFAS......................................................72 4.2 Faktor – faktor Strategis Eksternal EFAS...................................................74 4.3 Model Matriks Analisis SWOT..................................................................76 4.4 Matrix SQSPM...........................................................................................77
v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memasarkan suatu produk atau jasa dalam sebuah perusahaan, diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang biasa disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix atau yang diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi bauran pemasaran adalah suatu strategi penjualan atau promosi serta penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan untuk pasar yang dituju. Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, perusahaan mengkombinasikan empat variabel yang sangat mendukung didalam menetukan strategi pemasaran, kombinasi keempat variabel itu dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). Menurut Kotler & Armstrong (1997:48), “Bauran pemasaran atau marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran”. Sapi perah adalah salah satu hewan ternak penghasil susu. Produksi susu yang dihasilkan mampu menyuplai sebagian besar kebutuhan susu di dunia dibanding jenis hewan ternak penghasil susu yang lain seperti kambing, domba dan kerbau, maka dari itu sapi perah mempunyai kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan susu nasional yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Menurut Makin (2011), susu didefinisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar susu merupakan makanan yang secara alami paling sempurna, karena merupakan 1
sumber utama protein, kalsium, fospor, dan vitamin. Kuantitas susu yang dihasilkan oleh ternak sapi perah lebih banyak dibandingkan dengan ternak perah lainnya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi susu nasional.Kebutuhan akan susu semakin meningkat tiap tahunnya, sehingga keberadaan usaha ternak sapi perah harus selalu berkembang. Peningkatan usaha ini tidak hanya didukung dari peningkatan populasi ternak sapi perah, namun harus didukung dari produktivitas ternak. Seekor sapi perah rata-rata dapat menghasilkan susu hingga 11 liter/hari dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Boediyana, 2008). Nastiti dan Martoatmodjo (2007)penelitian terdahulu menyatakan bahwa bauran pemasaran berpengaruh langsung terhadap peningkatan kepuasan konsumen, artinya apabila kualitas bauran pemasaran meningkat makan kepuasan konsumen juga akan meningkat. Dengan demikian, faktor-faktor dalam bauranpemasaran sangat mempengaruhi permintaan terhadap susu sapi yang dijual. Menurut Rahadja dan Manurung (2002) salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan adalah selera.Selera atau kebiasaan konsumennjuga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.Selera konsumen dapat disebabkan oleh perubahan umur, perubahan pendapatan, perubahan lingkungan, dan sebagainya.Susu sapi murni memiliki bau khas yang kurang disukai masyarakat oleh karena itu pengolahan lebih lanjut diharapkan dapat membantu penjualan susu sapi ini. Peternak juga melakukan penjualan susu sapi secaralangsung kepada konsumennya hal iniserupa dengan penelitian. Kegiatan promosibelum dilakukan oleh peternak guna untukmeningkatkan penjualan susu sapinya,sedangkan menurut Sukotjo dan Radi (2010),promosi merupakan variabel paling dominanterhadap keputusan pembelian.Penelitian ini memiliki tujuan untuk
2
mengidentifikasi bauran pemasaran kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pemasaran, merumuskan alternatif strategi pemasaran, dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran sususapi di Bendosari Sanankulon Blitar. Asumsi masyarakat terhadap susu sapi perah No
Baik
Pertanyaan
∑
Buruk %
∑
%
Memberi pengetahuan tentang susu sapi 1 2 3 4 5
perah Memiliki kualitas produk yang unggul Pelayanan yang baik Harga produk terjangkau Akses ke lokasi mudah
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi pemasaran susu sapi perah? 2. Apa kendala dalam pemasaran susu sapi perah dan bagaimana solusinya?
1.3 Tujuan Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran susu sapi perah. 2. Untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi dalam pemasaran susu sapi perah dan solusinya.
3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Empiris Nama No
Judul
danTahun
Variabel
Metode Penelitian
Hasil
penelitian Bauran pemasaran Pengaruh
Metode
yang terdiri dari
Produk (X1),
penelitian survei
produk, harga,
Harga (X2),
yang
promosi, dan tempat
Promosi (X3),
informasinya
secara simultan
Tempat (X4),
dikumpulkan
berpengaruh
Pelanggan
Loyalitas
dengan
signifikan terhadap
Yakult Di
Pelanggan (Y)
menggunakan
loyalitas pelanggan
kuesioner
Yakult
Bauran Pemasaran Muhammad Terhadap 1
Satrio Budi Loyalitas Santosa (2014)
Wonosobo
di Wonosobo Besar pengaruh Penelitian ini
elemen bauran
bersifat
pemasaran terhadap
kuantitatif.
keputusan
Produk (X1),
Sedangkan
pembelian produk
Harga (X2),
metode
susu Zee di Kota
Promosi (X3),
penelitian yang
Bekasi yang terdiri
Tempat (X4),
digunakan
dari produk sebesar
Keputusan
dalam
54,9%, harga
Pembelian (Y)
penelitian ini
sebesar -28,9%,
adalah metode
promosi sebesar
deskriptif
91,0% dan
kausal.
tempat/distribusi
Pengaruh 4P (Product, Price, Promotion &
2
Place) Bauran
Amanda
Pemasaran
Sevrillia dan
Terhadap
Indira
Keputusan
Rachmawati
Pembelian
(2016)
Produk Susus Zee Di Kota Bekasi
3
Studi
Diana Novita
Harga
Metode
sebesar 39,9%. Hasil penelitian
Keberhasilan
dan Nafisah
(X1),Produk
penelitian yang
tahap I, yaitu
4
analisis deskriptif menunjukkan bahwa 47% Sistem
(X2), Tempat
digunakan
pengguna internet
Perencanaan
(X3), Pelayanan
adalah
saat
(X4), Strategi
menggunakan
berbelanja online
Pemasaran Pada
Pemasaran
metode
lebih memilih
Foot.Lo.Gue
Elektronik (Y
deskriptif.
kualitas produk
Strategi
Yuliani (2017)
terlebih dahulu baru berbicara tentang harga. 4P (product,
Komparasi
promotion, price
Teori Marketing Sutrisno, Politik 4p Neneng Yani 4
Menurut Yuningsih, Leo Niffenegger dan Agustino (2018) 3p Menurut
dan place) 3P (Push marketing, Pull Marketing, dan Pass
Adman Nursal
penelitian ini Pada dasarnya menggunakan kedua teori dapat metode studi saling melengkapi literatur atau di lapangan. kepustakaan
marketing) Model regresi linier sederhana dapat digunakan
Pengaruh Oktavianus
untuk
Marketing Mix
penelitian ini Barcelona,
Terhadap
memprediksi Marketing Mix
merupakan jenis
(X), Keputusan
penelitian
Pembelian (Y)
deskriptif
Tinneke M. 5
Keputusan
keputusan
Tumbel, Pembelian
pembelian yang
John A. F.
dipengaruhi oleh
Pada CV. Justiti
Kuantitatif. Kalangi (2019)
Marketing Mix
Motor Lembata (produk, harga, promosi dan 6
Analisis
I Made Sudana
Produk (X1),
penelitian ini
distribusi) Variabel Marketing
Pengaruh
Yasa,
Harga (X2),
merupakan
mix yang terdiri dari
Marketing Mix
S.L.H.V.Joyce
Tempat(X3),
penelitian
Produk, Harga,
5
Tempat dan Promosi Terhadap berpengaruh Keputusan simultan terhadap Pembelian Lapian,
Promosi (X4),
Rotinsulu Jopie
Keputusan
Jorie (2018)
Pembelian (Y)
keputusan
Nutrition Shake kuantitatif.
pembelian Nutrition
Herbalife di Shake Herbalife di
Empat Rumah Empat Rumah Nutrisi Kota Nutrisi Kota Manado manado. Berdasarkan Pengaruh Green
variabel yang diukur Penelitian yang
Marketing Mix
secara simultan digunakan
Terhadap
Putri
Green
menghasilkan dalam penelitian
Keputusan
Wulandari1,
Marketing Mix
7
bahwa pelaksanaan ini adalah
Pembalian
Arry Widodo,
(X), Keputusan
green marketing penelitian
Dalam Mamilih
SE., MM (2018)
Pembelian (Y)
mix berpengaruh deskriptif dan
Produk
secara kausal.
Elektronik
signifikan terhadap variabel terikat kesadaran hanya faktor
Pengaruh
merek (brand
Bauran
association),
Pemasaran,
asosiasi merek
promosi
Ekuitas Merek
Dodi Supriatna,
(brand
Terhadap
Dodik Ridho
association),
Keputusan
Nurrochmat,
kesan
Pembelian
dan Idqan Fahm
kualitas
8
penelitian ini
dan faktor saluran
merupakan
pemasaran dari
angket yang
bauran pemasaran
diisi melalui
yang berpengaruh
proses
terhadap ekuitas
wawancara
merek dalam hal
terstruktur.
ini dimensi hanya
Benih Cap
(perceived
Kapal Terbang
quality) dan
di Jawa Barat
keputusan
Analisis Green
Fahlis Ahmad,
pembelian Green Produk
Metode
Green Product dan
Product dan
Joyce Lapian,
(X1), Green
penelitian
Green Marketing
Green
Agus Supandi
Marketing
menggunakan
Strategysecara
pada perceived quality. 9
6
Marketing simultan Strategy berpengaruh Terhadap
penelitian signifikan terhadap
Keputusan
Strategy (X2),
Asosiatif untuk
Keputusan
melihat
Pembelian (Y)
keterhubungan
Keputusan Pembelian
Soegoto (2016)
Pembelian Produk Produk The
The Body Shopdi Body Shop di
antar variabel. Manado Town
Mando Town Square. Square Analisis Pengaruh Dimensi Marketing Mix
Metode dalam
Terhadap
Produk (X1),
penelitian ini
Harga (X2),
Populasi dan
Distribusi (X3,
Sampel
Volume
Penelitian
Penjualan (Y)
(independent
Helwen Heri, Volume
Produk mempunyai
Saut Maruba 10
Penjualan
pengaruh positif dan
Sihombing Sepeda Motor
signifikan terhadap
(2018) Honda
volume penjualan.
(Studi pada PT.
dan dependent)
Capella Dinamik 11
Nusantara Riau) Pengaruh
Dyah Sawitri,
Produk (X1),
Jenis penelitian
Terdapat pengaruh
Marketing Mix
Martalen, Ayu
Promosi (X2,
yang dilakukan
signifikan dan
Terhadap
Bulan Febry K
Tempat (X3),
adalah tingkat
positif marketing
Loyalitas
D (2016)
Orang (X4),
eksplanasi
mix (produk,
Konsumen
Proses (X5),
(level of
promosi, tempat,
Dengan Variabel
Kepuasan (Y),
explanation).
orang, proses)
Intevening
Loyalitas (Z)
Kepuasan Pada
terhadap kepuasan konsumen.
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman
7
Wediodiningrat Hasil penelitian menerangkan Peranan Jenis penelitian
bahwa variabel
ini kombinasi
harga, produk,
yaitu suatu
promosi
metode
dan lokasi memiliki
penelitian yang
pengaruh yang
mengkombinasi
positif signifikan
kan metode
terhadap keputusan
kuantitatif dan
konsumen memilih
kualitatif.
Keluncum
Marketing Mix Terhadap
Harga (X1),
Keputusan
Rudy Pudjut
Produk (X2),
Konsumen
Harianto &
Promosi (X3),
Memilih
Surya Adi
Lokasi (X4),
Keluncum
Wibowo (2017)
Keputusan
12
Barbershop
Konsumen (Y)
Sepinggan Balikpapan Barbershop 13
Keputusan
Doni Marlius
Faktor
Populasi dan
Balikpapan. Secara parsial tidak
Pembelian
(2017)
Psikologis (X1),
Sampel
ada
Berdasarkan
Bauran
pengaruh yang
Faktor
Pemasaran
signifikan antara
Psikologis dan
(X2), Keputusan
faktor psikologis
Bauran
Beli konsumen
dengan keputusan
Pemasaran PT.
(Y)
pembelian, secara
Intercom
parsial ada pengaruh
Mobilindo
yang signifikan
Padang
antara bauran pemasaran dengan keputusan pembelian, dan secara simultan faktor psikologis dan bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap
8
keputusan pembelian. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut, eksistensi makanan Penelitian ini
lokal di
menggunakan
Tanah Lot
metode
berkembang pesat
kualitatif ini
karena banyaknya
dilakukan
pengunjung yang
dengan teknik
datang ke lokasi dan
pengempulan
mereka tak hanya
data melalui
datang sekali dua
pengamatan
kali.Dibantu dengan
langsung
perkembangan
Wisata Tanah
(observasi),
teknologi yang
Lot
wawancara
semakin pesat,
mendala (deep
membuat para
interview), serta
pengelola makanan
melalui studi
lokal dengan
kepustakaan.
mudahnya
Pemasaran Makanan Lokal Ni Made Suma Sebagai Produk Riyanti, Ketut
Produk, Harga,
Sumadi, I
Tempat,
Nyoman
Promosi
Daya Tarik 14 Wisata Kuliner di Kawasan Ananda (2017)
memperkenalkan makanan lokal ke kancah dunia 15
Hubungan
Puji Lestari,
Product, Price,
Penelitian ini
internasional. terdapat hubungan
Pemasaran
Rindu (2018)
Place,
adalah
antara marketing
Rumah Sakit
Promotion,
kuantitatif
mix dengan tingkat
(Marketing
People,
deskriptif
kunjungan RS Sahid
Mix 7P)
Physycal
dengan desain
Sahirman, hanya
terhadap
evidence,
cross sectional
price saja yang tidak
Tingkat
Procces
yang bertujuan
berhubungan, Oleh
9
karenanya diharapkan Rumah Sakit Sahid untuk Sahirman menganalisis hendaknya Kunjungan
hubungan antara
Pasien
variabel
berorientasi pada kualitas layanan independen dan untuk dependen dapat bersaing dengan rumah sakit lain. Bauran pemasaran produk organic atau The Effect Of
hijau berpengaruh
Green
signifikan terhadap
Marketing Mix
keputusan
On Purchase
pembelian, Bauran Green
Decision And
Agnes Viani
pemasaran produk Marketing Mix
Customer
Parlan
organic atau hijau (X), Purchase
Statisfaction
Andriani
16
berpengaruh Dicision (Y1),
(Study on
Kuantitatif
Kusumawati
signifikan terhadap Consumer
Independent
M. Kholid
kepuasan Satisfaction
Consultant of
Mawardi (2016)
pelanggan, bauran (Y2)
JAFRA
keputusan
Cosmetics
pembelian
Indonesia in
berpengaruh
Malang)
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
17
In order to The Evaluation
Thabit H. Thabit
of Marketing
& Manaf B.
Mix Elements:
Raewf tahun
accomplish the
Menurut tinjauan
Marketing Mix,
test of paper
literatur, Bauran
4P, Price, Place,
hypotheses and
Pemasaran (MM)
10
adalah kelompok variabel yang dapat dikontrol yang dapat achieve its digunakan objectives, we organisasi untuk specify under mempengaruhi following points respons pelanggan. the model used Variabel yang dapat within this dikendalikan, dalam paper: hal ini, arahkan ke 4 Collecting ‘P (produk, harga, A Case Study
Product,
data according
Promotion
to the
2018
tempat (distribusi), dan promosi). Setiap organization organisasi bertujuan information. untuk membangun Analyzing struktur 4‘P, yang collected data dapat membuat using Excel tingkat kepuasan statistical pelanggan tertinggi functions. dan memenuhi tujuan organisasi dalam waktu yang bersamaan Hasil penelitian ini
18
19
An Examination
Iklan, retensi
menunjukkan bahwa
of Marketing
pelanggan,
intensitas distribusi memiliki pengaruh
Mix Elements
Jajal Rajeh
intensitas
and Customer
Hanaysha tahun
distribusi,
Retention in
2017
tempat, harga,
signifikan terhadap
Malaysian
lokasi toko,
retensi pelanggan
Retail Market
simpan gambar
, dan ini berarti
Marketing Mix
Isyana Rahayu,
Marketing mix,
11
Kuantitatif
Kuantitatif
positif yang
diterima. Berdasarkan analisis
dan diskusi, bisa jadi menyimpulkan bahwa variabel Analysis Of bauran pemasaran Natural Tourism
Dodik Ridho
Area ‘ Kawah
Nurrochmat dan
Putih ‘ and Its
Achmad
Effect On
Fachrodji tahun
Visitors
2015
kawah putih,
itu
keputusan
secara signifikan
pengunjung,
mempengaruhi
wisatawan
keputusan pengunjung
Decision termasuk produk, harga, tempat, promosi, 20
Marketing mix
kualitatif
dan orang-orang. Dari ulasan ini,
The 4P
Walter van
Classification of
Waterchoot dan
orang dapat
The Marketing
Christophe van
menyimpulkan
Mix Revisited
den Bulte tahun
bahwa clas 4P
2015
sifikasi sangat luas jika tidak hampir secara eksklusif digunakan dalam pemasaran. Hal yang sama berlaku untuk pembagian P keempat menjadi penjualan pribadi, periklanan, lisensi pub, dan akhirnya promosi penjualan sebagai cate berdarah sisa. Namun, kekurangan
12
cara klasifikasi ini semakin jelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyoroti elemen-elemen terpenting dari bauran pemasaran yang mempengaruhi loyalitas konsumen untuk menentukan Marketing mix
elemen-elemen
The Impact of
element,
bauran pemasaran
Marketing Mix
Customer
yang tepat di sektor
Loyalty, Algeria
telekomunikasi,
Elements on Youcef Souar, Customer 21
Telecom, Keltouma Mahi,
Loyalty for an
khususnya di Kuantitatif
Structural
perusahaan
Alegerian
equation
telekomunikasi
Telecommunicat
modeling,
Aljazair. Studi ini
ion
“PLS”
menunjukkan
approach.
pentingnya elemen-
Imane Ameur
elemen bauran pemasaran di sektor telekomunikasi pada umumnya, dan khususnya diterapkan pada perusahaan telekomunikasi 22
Operationalizatio
Muljadi,
BMT Operation,
Descriptive
Aljazair. Produk dan harga
n of Shariah
Hikmah
marketing mix
qualitatif
kepatuhan Syariah
Marketing Mix in
Endraswati,
Shari’ah
13
tidak dipahami oleh
administrator, manajer dan pelanggan. Sedangkan untuk masyarakat (SDM), Baitul Maal Wat Tamwil
BMT tidak
(BMT) at the
Salamah
Province of
Wahyuni
menyiapkan SDM perencanaan. Manajer tidak
Banten, Indonesia
dilatih secara khusus untuk menambah pengetahuan
23
Kuantitatif
mereka Syariah ekonomi. Hasil penelitian ini
Analysis of The
Muh. Ishaq
Patient Safety,
Influence
Jayabrata, Ida
Marketing Mix,
juga menunjukkan
Patient Safety,
Aju Brahmasari,
Service Quality,
bahwa jika kualitas
Service Quality,
Ida Aju Brahma
Patient
perawatan di rumah
Marketing Mix,
Ratih tahun
Satisfaction,
sakit swasta
Toward Patient
2016
Patient Loyalty
meningkatkan
Satisfaction and
kualitas layanan,
Patient Loyalty
maka akan
for Inpatients of
berdampak langsung
Private
dapat meningkatkan
Hospitals in
rasa kepuasan
Surabaya
kepada pasien di rumah sakit. Begitu juga halnya dengan penelitian, masih belum ditemukan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan tentang
14
pengaruh loyalitas keselamatan pasien rawat inap di rumah sakit swasta. Studi ini telah mengevaluasi tujuan promosi penjualan serta berbagai strategi yang digunakan oleh Nigerian Breweries Plc untuk mengamankan basis Promotion,
pelanggan yang
Product,
tumbuh. Untuk
Product
mencapai ini, para
awareness,
Peneliti telah
IBOJO BOLANLE Effect of
ODUNLAMI
Promotion on
dan
Product
AKINRUWA,
Awareness
TEMITOPE
24
Marketing mix,
Kuantitatif
menganalisis
Promotional
kegiatan promosi
mix and
pabrik Nigeria
organizational
dengan tujuan
objectives
membangun
EMMANUEL tahun 2014 dampaknya terhadap penjualan dan loyalitas pelanggan. Ini dapat dicapai melalui distribusi kuesioner serta wawancara dengan staf anggota 25
The Effect Of
Zen Zen Guisi
Marketing Mix
Marketing
tahun 2018
Strategy,
15
Kuantitatif
perusahaan. 1) Strategi bauran pemasaran 7P
Mixed Strategy
Marketing
berpengaruh positif
On Marketing
Performance,
dan signifikan
Perfomance and
Competitive
terhadap kinerja
Competitive
Advantage
pemasaran, yang
Excellence in
berarti strategi
Shopping Mall
bauran pemasaran
in Badung and
yang lebih baik,
Denpasar
sehingga
Regency
meningkatkan kinerja pemasaran di pusat perbelanjaan di Kabupaten Badung dan Denpasar.
2) Kinerja pemasaran memiliki dampak positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif berarti kinerja pemasaran yang lebih baik, sehingga meningkatkan keunggulan kompetitif di pusat perbelanjaan di Kabupaten Badung dan Denpasar.
3) Ada pengaruh
16
positif tetapi tidak signifikan antara strategi bauran pemasaran pada keunggulan kompetitif, ini menggambarkan bahwa strategi bauran pemasaran yang lebih baik belum mampu membuat keunggulan kompetitif di pusat perbelanjaan secara signifikan.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Strategi pemasaran dapat merangsang pembelian oleh konsumen bila merencanakan program pemasaran.Kotler (2009) berpendapat bahwa bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran teknis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran.Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang telah dikembangkan dalam pemasaran dan sebagian besar memusatkan pada tujuh komponen kunci, yaitu: A. Produk (Product). 17
Menurut Kotler dan Keller (2007) mengartikan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.Kotler (2009) menggolongkan produk dengan berbagai macam sudut pandang yaitu: 1. Penggolongan produk berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya. a) Barang tidak tahan lama (nondurable goods), merupakan produk berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, misalnya makanan, minuman obat-obatan dan lain-lain. b) Barang tahan lama (durable goods), merupakan barang berwujud yang biasanya tahan lama dengan banyak pemakaian, misalnya mobil, televisi, telepon dan lain-lain. Jasa (service), jasa bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dipisahkan serta mudah habis. 2. Penggolongan produk berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Barang konsumen (consumer’s goods), barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir.Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi/dibeli untuk keperluan lain, yaitu untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali, atau untuk dijual kembali tanpa melakukan perubahan fisik. Menurut (Danang, 2012: 79), perlu diingat bahwa produk selalu mengalami daur hidup (product life cycle), yang terdiri atas: a. Pengenalan Produk (Introduction) Produsen memperkenalkan produknya melalui kegiatan promosi. Dengan dilakukannya kegiatan promosi, diharapkan produk yang ditawarkan dikenal oleh masyarakat.Akan
tetapi,
untuk
melakukan 18
promosi,
perusahaan
harus
mengeluarkan biaya-biaya untuk mempersiapkan media promosi, sementara jumlah penjualan produk masih relatif kecil.Hal ini berakibat pada kondisi keuangan perusahaan yang negatif atau rugi. b. Pertumbuhan Produk (growth) Setelah melalui proses promosi, produk mulai dikenal oleh masyarakat. Masyarakat mulai tertarik dan berkeinginan untuk membeli produk yang ditawarkan, sehingga mempengaruhi penjualan produk yang semakin lama semakin meningkat. Melonjaknya penjualan produk, merupakan proses dimana produk mengalami pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan produk ini, mengakibatkan perusahaan mengurangi frekuensi promosi dan meningkatkan penjualan produk guna mencapai keuntungan yang maksimum. c. Kematangan/Kejenuhan Produk (maturity) Pertumbuhan produk juga akan melalui penurunan dan produk tersebut mulai memasuki waktu dimana konsumen memiliki rasa kejenuhan terhadap produk. Tahap ini berlangsung lama dan produsen akan mendapatkan tantangan besar dalam pemasaran karena persaingan penjualan produk menjadi ketat dan intensif. d. Penurunan Produk (decline) Penjualan produk akan mencapai titik terendah. Untuk mendapatkan keuntungan penjualan kembali, pada tahap ini, produsen harus memiliki ide baru untuk produk yang ditawarkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen yang terdiri dari : 1. Produk konsumen (consummer product) adalah produk yang digunakan untuk konsumsi pribadi, terdiri atas: Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product), yaitu produk yang
dibeli dengan jumlah minimum melalui usaha perbandingan. Produk belanja (shopping product), yaitu produk yang dibeli dengan membandingkan karakteristik khusus setiap produk.
19
Produk khusus (speciality product) yaitu produk yang dibeli oleh konsumen karena alasan tertentu seperti karakteristik unik yang dimiliki
produk tersebut. Produk yang tidak dicari (unsough product), yaitu produk konsumen yang tidak dikenal konsumen atau mungkin dikenal konsumen tetapi konsumen
tidak pernah berpikir untuk membelinya. 2. Produk industri (industrial product) adalah produk yang dibeli dan digunakan untuk menjalankan proses produksi. terdiri dari: Bahan dan suku cadang Barang-barang modal Barang perbaikan dan pemeliharaan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk dapat digambarkan sebagai berikut: Atribut Produk
Penetapan Merek
Kemasan
Pelabelan
Jasa pendukung produk
Sumber: Philip Kotler dan Amstrong, 2008 : 272 Menurut Kotler dan Amstrong (2008:272), keputusan yang berhubungan dengan pengembangan dan pemasaran produk individual terdiri dari: 1. Atribut produk Atribut produk memberi manfaat untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen, seperti: Kualitas produk, berhubungan dengan kepuasan pelanggan. Produk yang diberikan memiliki karakteristik yang baik dan sesuai dengan keinginan
konsumen. Fitur produk, perusahaan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat
bersaing dengan produk lainnya. Gaya dan desain produk, perusahaan harus memiliki produk dengan gaya dan desain yang menarik. 20
2. Penetapan merek, merek merupakan tanda yang menjadi ciri khas yang dimiliki perusahaan. Manfaat merek bagi perusahaan adalah sebagai alat untuk mengiklankan produk, melindungi hak cipta, dan membantu membina citra perusahaan dengan membawa nama perusahaan. Manfaat merek bagi konsumen, yaitu membedakan produk tanpa harus memeriksa secara teliti dan konsumen mendapat informasi tentang produk. 3. Kemasan (packaging), kemasan merupakan wadah atau alat untuk menjaga produk agar tetap dalam kedaan baik hingga ke konsumen. Kemasan terdiri dari: a. Kemasan dasar (primary package) b. Kemasan tambahan (secondary package) c. Kemasan pengiriman (shipping package) 4. Pelebelan, label adalah bagian dari barang yang berisi keterangan tentang produk tersebut. Fungsi label, yaitu sebagai berikut: a. Mengidentifikasi produk atau merek. b. Menggolongkan produk c. Menjelaskan beberapa hal mengenai produk d. Alat promosi. B. Harga (Place) Harga adalah sejumlah uang yang berfungsi sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa.Harga dapat juga diartikan penentuan nilai produk di benak konsumen (Nana, 20015: 109).Harga yaitu sejumlah uang yang ditagihkan, atas suatu produk atau jasa atau jumlah dan nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk dan jasa (Kotler dan Amstrong, 2008: 345). Menurut Kotler dan Amstrong (2008, 346), ada dua faktor umum yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga, yaitu: 21
a) Faktor internal perusahaan meliputi: tujuan pemasaran, perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya produksi. b) Faktor eksternal perusahaan meliputi: sifat pasar dan permintaan, adanya persaingan, kebijaksanaan dan peraturan pemerintah. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, di samping itu merupakan unsur bauran pemasaran bersifat fleksibel (dapat cepat diubah).Stanton (1998) mendefinisikan harga adalah sejumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.Penetapan harga dipengaruhi oleh permintaan produk, target pangsa pasar, reaksi pesaing, strategi penetapan harga, bagian lain di luar bauran pemasaran dan biaya operasional.Penetapan harga mempunyai beberapa maksud atau tujuan tertentu.Tjiptono (2004) menyatakan pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga yaitu: Tujuan berorientasi pada laba Tujuan berorientasi pada volume Tujuan berorientasi pada citra Tujuan berorientasi pada harga Tujuan-tujuan lainnya. C. Promosi (Promotion). a b c d e
Promosi merupakan salah satu peubah di dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Betapapun bagusnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya. Pada dasarnya promosi adalah semua kegiatan yang bermaksud mengomunikasikan atau menyampaikan suatu produk kepada pasar sasaran untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting 22
adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun mendorong orang untuk bertindak (dalam hal ini membeli). Bauran promosi (promotion mix) juga disebut bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) perusahaan merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan (Kotler dan Amstrong, 2008: 116).Menurut Suryana (2013: 218), agar barang dan jasa yang diproduksi dikenal, diketahui, dibutuhkan dan diminta konsumen, usaha-usaha yang dilakukan untuk mempromosikan produk adalah: a. Informasikan barang/jasa yang dihasilkan pada konsumen b. Bujuk konsumen agar mau membeli barang/jasa yang dihasilkan c. Pengaruhi konsumen agar tertarik terhadap barang/jasa yang kita hasilkan. Selanjutnya Suryana (2013: 218) menyatakan bahwa, Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan periklanan dan promosi. Oleh karena itu, promosi merupakan cara mengomunikasikan barang-barang dan jasa yang akan ditawarkansupaya konsumen mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi,
yaitu
menginformasikan
(to
inform),
membujuk
(topresuade),
mengingatkan (to remind) dan memengaruhi (to inffluence), maka melalui promosi barang dan jasa yang dihasilkanakan mudah dikenal oleh konsumen. Menurut Nana (2015: 156), bauran promosi/komunikasi pemasaran ini terdiri atas hal-hal berikut: a. Periklanan (advertising) merupakan presentasi produk yang bertujuan memperkenalkan produk kepada konsumen.
23
b. Promosi penjualan (sales promotion) yaitu penawaran produk secara intensif guna menekan pembelian dan penjualan. c. Hubungan masyarakat (public relation), dalam hal ini perusahaan harus mampu membangun hubungan baik dengan masyarakat guna menciptakan citra yang baik agar konsumen tetap mempercayai dan menyerahkan ketersediaan produk yang mereka butuhkan kepada perusahaan tersebut. d. Penjualan personal (personal selling), dalam hal ini pemilik perusahaan ikut menawarkan langsung produk yang dijual untuk membangun hubungan dengan pelanggan. e. Pemasaran langsung (direct marketing). Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen. Sementara itu Tjiptono (2004) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut: 1. Menimbulkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan. 2. Memberikan pandangan tentang suatu produk kepada konsumen. 3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk. 4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatku produk. 5. Mengimbangi kelemahan unsur barang pemasaran lain. 6. Menanamkan Citra produk dan perusahaan. D. Lokasi (Place) Kotler (2009) menyatakan bahwa lokasi (Place) adalah suatu strategi yang menentukan dimana dan bagaimana kita menjual suatu produk tertentu.Yang terpenting dalam strategi ini adalah menetapkan lokasi, distributor atau outlet dimana konsumen dapat melihat dan membeli barang yang ditawarkan itu.Place dalam elemen bauran pemasaran ini adalah lokasi.Lokasi merupakan keputusan organisasi mengenai tempat operasinya dengan semua kegiatan-kegiatan organisasi.
Menurut Suryana (2013: 209), tempat yang menarik bagi
24
konsumen adalah tempat yang paling strategis, menyenangkan, dan efisien. Untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut: a. Memperbanyak saluran distribusi. b. Memperluas segmentasi atau cakupannya. c. Menata penampilan tempat usaha. d. Menggunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin. e. Mengubah-ubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang yang lain. Hal ini penting untuk mengendalikan persediaan danpenawaran. Pada umumnya perusahaan menggunakan perantara atau bekerja sama dengan perusahaan lain untuk menjual barang-barangnya kepada konsumen. Para perantara ini merupakan jaringan pengantar nilai bagi perusahaan. Jaringan pengantar nilai, yaitu jaringan yang terbentuk dari perusahaan, pemasok, distributor, dan pada akhirnya pelanggan yang bermitra satu sama lain untuk memperbaiki kinerja saluran sistem (Kotler dan Amstrong, 2008: 39). Saluran pemasaran adalah sekelompok organisasi yangsaling tergantung yang membantu membuat produk atau jasatersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Kotler dan Amstrong, 2008: 40).Menurut Nana (2008:126), Keputusan menggunakan saluran pemasaran memiliki arti penting bagi produsenya itu sebagai berikut: a.
Membantu produsen dalam memperlancar aliran barang atau jasa kepada konsumen.
b.
Membantu produsen dalam bidang keungan sebagai salah satu sumber keuangan perusahaan
25
c.
Menciptakan efisiensi karena pengeluaran untuk penyaluran barang kepada konsumen sudah ditangani perantara. d.
Patokan dalam menentukan harga barang dan jasa serta diskon yang diberikan.
Ada dua saluran distribusi yang masing-masing sangat berbeda, yaitu saluran distribusi untuk barang industri dan saluran distribusi untuk barang konsumsi. Saluran distribusi untuk barang-barang konsumsi memiliki empat saluran distribusi, yaitu dari pabrik ke: a. konsumen, b. pedagang kecil lalu ke konsumen, c. pedagang besar (grosir) lalu ke lakonsumen, d. pedagang besarlalu ke pedagang besar lainnya, lalu ke pedagang peritel, dan kekonsumen (Suryana, 2013: 209). Keempat saluran distribusi tersebut seperti diilustrasikandalam gambar berikut: Gambar 2.1 4 Ilustrasi Distribusi pabrik
Konsumen
pabrik
pabrik
pabrik
Grosir
Grosir
Grosir
Sumber: Suryana, 2013 : 209
E. Proses (Process) 26
peritel
Konsumen
peritel
Konsumen
peritel
Konsumen
Layanan jasa ataupun kualitas produk sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Zeithaml dan Bitner (2000:20) berpendapat bahwa “Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya”. Sebuah strategi proses atau transformasi adalah sebuah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuan strategi proses adalah menemukan suatu cara memproduksi barang dan jasa yang memenuhi persyaratan pelanggan dan spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya dan manajerial lain. Proses yang dipilih akan mempunyai dampak jangka panjang pada efisiensi dan produksi, begitu juga pada fleksibilitas biaya dan kualitas barang yang diproduksi. Oleh karena itu, banyak strategi perusahaan ditentukan saat keputusan proses ini (Jay Hezer, 2006: 332). Strategi proses juga berhubungan dengan tata letak ruang alur produksi dan alur penjualan produk. Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang.Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta, kualitas lingkungan
27
kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan.Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat (Jay Hezer, 2006: 450). Selanjutnya menurut Jay Hezer (2006: 450), dalam semua kasus,desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai: a. Utilitas ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi b. Aliran informasi, barang atay orang yang lebih baik c. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman. d. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik e. Fleksibilitas. Menurut Jay Hezer (2006: 451), Keputusan mengenai tataletak meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalampengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturankantor) atau pusat pelayanan. Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang dan informasi di dalam dan antar wilayah. Untuk mencapai tujuan ini beragam pendekatan telah dikembangkan. Di dalam pendekatan tersebut, terdapat enam tipe-tipe tata letak, yaitu: a. Tata letak dengan posisi tetap, memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat. b. Tata letak brorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi dengan volume rendah dan bervariasi tinggi. c. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.
28
d. Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan. e. Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilitas karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang. Selanjutnya dijelaskan oleh Jay Hezer (2006: 451), tataletak yang baik perlu menerapkan beberapa hal berikut: a. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan digunakan. b. Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan peralatan
diketahui.
Manajemen
juga
harus
mempertimbangkan
kelonggaran yang disyaratkansebagai keamanan yang mengatasi masalah kebisingan, debu, asap, suhu dan ruang di sekitar peralatan dan mesin. c. Lingkungan hidup dan estetika, pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi dan sebagainya. d. Aliran informasi, komunikasi sangat penting bagi perusahaan dan harus dapat difasilitasi oleh tata letak. e. Biaya pemindahan antar wilayah kerja yang berbeda, terdapat banyak pertimbangan unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan beberapa wilayah tertentu untuk didekatkan satu sama lain.
F. Karyawan (people) People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi bisnis yang membutuhkan sumber daya dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen
29
terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge
(pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi
dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:19) “Orang/Karyawan adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari Karyawan (people) adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen luar didalam lingkungan jasa”. Bauran pemasaran people, berhubungan dengan Perencanaan sumber daya, job specification, jobdescription, rekrutmen, karyawan,
dan
seleksi
karyawan,
pelatihan
motivasi kerja.Perencanaan sumber daya manusia (SDM)
merupakan fungsi yang pertama-tama harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan SDM adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan (Faustinus, 2003: 53). Setelah kebutuhan sumber daya manusia dipikirkan dan direncanakan, maka langkah berikutnya adalah melakukan analisisdan klasifikasi pekerjaan. Analisis pekerjaan adalah mengumpulkan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan wawancara, dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor (Faustinus, 2003: 91). Selanjutnya Fastinus (2003: 102) menyatakan bahwa, klasifikasi pekerjaan (jobclassification) merupakan kegiatan pembagian pekerjaan sesuai
30
dengan kebutuhan untuk mempermudah menganalisis pekerjaan dan standar kualifikasi untuk sekumpulan posisi. Setelah diadakan perencanaan SDM dan analisis dan klasifikasi pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan rekrutmen. Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi (Faustinus, 2003: 105). Seleksi dan penempatan merupakan langkah yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi rekrutmen. Seperti halnya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia/tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yangsesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima/tidaknya pelamar yang telah lulus proses rekrutmen, tepat/tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan ini. Jika fungsi ini tidak dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap tujuan-tujuan organisasi (Faustinus, 2003: 117). Dalam manajemen sumber daya manusia, dibutuhkan pelatihan dan pengembangan kerja untuk mencapai kinerja yang sesuai dengan klasifikasi kerja.Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar (learningexperience), aktivitas-
31
aktivitas yang terencana (be a planned organizational activity) dan didesain sebagai jawaban ataskebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan (Faustinus, 2003: 197). Untuk menjalankan sebuah usaha diperlukan karyawanyang memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal ini dimaksudkan agarpekerjaan yang sudah diberikan sesuai dengan keahlian masing-masing karyawan, dapat diselesaikan dengan baik dan memberikanhasil yang maksimal bagi perusahaan. Selanjutnya dijelaskan olehFaustinus (2003:
117), analisa mengenai performasi kerja
akanberkaitan dengan dua faktor utama, yaitu: a. Kesediaan atau motivasi dari pegawai untuk bekerja yang menimbulkan usaha pegawai. b. Kemampuan pegawai untuk melaksanakannya. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan performa kerja G. Bukti Fisik (Physical Evidence) Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen
untuk
membeli
dan
menggunakan
produk
atau
jasa
yang
ditawarkan.Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.Physical Evidence atau bukti fisik adalah lingkungan tempat jasa disampaikan dan tempat penyedia jasa dengan konsumen berinteraksi.Beserta dengan
semua
komponen
lainnya
yang
mendukung
terwujudnya
atau
terkomunikasinya jasa.Elemen dari Physical Evidence termasuk seluruh aspek fasilitas fisik dari organisasi jasa yang terdiri dari atribut eksterior dan interior serta hal berwujud lainnya.Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:20) berpendapat 32
bahwa”Bukti fisik adalah suatu hal yang secara nyata turut memengaruhi keputusan penumpang untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan”. 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Faktor - faktor yang mempengaruhi bauran pemasaran adalah : 1. Jenis pasar produk
Pada jenis pasar produk ini tingkat pemanfaatan alat promosi sangat bervariasi.Antara pasar konsumen dan pasar industri.Di dalam perusahaan suatu produk konsumsi lebih berpusat di titik pemasan dan juga iklan penjualan perorangan dan hubungan masyarakat, sesuai dengan urutannya.Sementara untuk perusahaan industri bisa lebih berpusat di sektor penjualan jadi, mulai dari promosi, iklan hingga langsung pada end user. 2. Strategi dorong lawan strategi tarik Strategi dorong atau strategi tarik merupakan sebuah bauran pemasaran perusahaan untuk menciptakan penjualan.Di sini perusahaan harus memilik salah satunya. Yaitu strategi dorong atau strategi tarik yang akan digunakan. Di strategi dorong ini, pemasaran serta penjualan individual atau perorangan lebih di utamakan. Sedangkan, pada pada strategi tarik, periklanan dan pemasaran kepada konsumen akan lebih berperan. 3. Kesiapan tahap pembeli Alat-alat pemasaran mempunyai nilai efektivitas yang tidak sama di beberapa tingkat kesiapan konsumen. Selain itu, publisitas dan juga periklanan mempunyai sejumlah peran yang mampu membangun kesadaran pembeli. 4. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan produk. a. Tahap perkenalan
33
Dalam tahapan ini, pengiklan dan publisitas mempunyai target terendiri mulai dari tingkat efetivitas biaya tertinggi.Jadi, dalam tahapan ini pemilik produk harus bisa mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk yang di pasarkan tersebut. b. Tahap pertumbuhan Pada tahap ini, semua alat pemasaran dapat dikurangi peranannya karena permintaan dapat bergerak melalui cerita dari mulut ke mulut. c. Tahap kemampuan Pada tahap ini, pemasaran penjualan, periklanan dan penjualan perorangan makin penting, sesuai dengan urutan tersebut. d. Tahap penurunan Dalam tahapan ini, suatu pemasaran penjualan tetap terjaga dengan kuat. Sementara itu untuk publisitas dan juga periklanan akan dikurangi karena penjualan produk perlu dikurangi dan berbenah tentang hal baru dalam produk tersebut. e. Bentuk Pola Distribusi Dari serangkaian hal-hal yang sudah dijelaskan di atas, ada hal penting yang perlu diketahui dalam bauran pemasaran.Yaitu sebuah saluran distribusi.Saluran distribusi merupakan rangkaian perusahaan atau individu manapun yang ikut serta dalam arus barang dan jasa dari produsen kepada pemakai akhir atau konsumen. Berikut adalah bentuk dari bentuk pola distribusi produk: 1. Saluran langsung, yaitu: produsen dan konsumen. 2. Saluran tidak langsung, dapat berupa:
Produsen pengecer konsumen Produsen pedagang besar/menengah pengecer konsumen Produsen pedagang besar/Pedagang menengah pengecer konsumen
Permasalahan yang diutamakan dalam mata rantai saluran distribusi ini adalah kelancaran penyampaian dan pemindahan barang serta hak milik atas
34
penguasaan produk tersebut.Mulai dari pedagang besar, pedagang menengah, dan pengecer sampai akhirnya ke tangan konsumen.Jadi saluran distribusi menyangkut aliran produk dan hak milik atau penguasaan atas produk tersebut. 5. Perilaku konsumen Perilaku konsumen dalam membeli suatu produk tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.Setiap konsumen memiliki pemikiran, personality, persepsi, dan pengalaman yang berbeda terhadap suatu produk.Selain itu, hal-hal seperti kebiasaan, budaya, lingkungan, lifestyle, dan kemampuan membeli juga menjadi faktor penentu bagi seseorang dalam membeli sesuatu. Menurut (Swastha dan Irawan, 1990) yang mempengaruhi bauran pemasaran yaiu: 1. Kondisi dan Kemampuan Penjual Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni: a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan. b. Harga produk. c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya. 2. Kondisi Pasar Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah: 35
a. b. c. d. e. f.
Jenis pasarnya Kelompok pembeli atau segmen pasarnya Daya belinya Frekuensi pembelian Keinginan dan kebutuhan Modal Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual
tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual.Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ke tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua inihanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu. 3. Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu atau yang ahli di bidang penjualan. 4. Faktor lain Faktor-faktor lain yang dimaksud, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian
hadiah,
sering
mempengaruhi
penjualan.
Namun
untuk
melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan.Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan. 2.2.3 Analisis SWOT Menurut Freddy Rangkuti Analis swot adalah indifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (sterngths) dan peluang 36
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT menurut Sondang P.Siagian merupakan salah satu instrumenttanalisi yang ampuh apabila digunakan dengan tepat telah diketahui pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim untuk kata-kata strenghs (kekuatan), weaknesses (kelmahan), opportunities (peluang) dan htreats (ancaman). Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan,peluang,danancaman. Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil. Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara systematis untuk merumuskan strategi perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
37
secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuuan, strategi, dan kebijakan dari perusahaan. Dengan demikian perecanaan strategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada disaatini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Sedangkan menurut sondang p sinagian ada pembagian faktor-faktor strategis dalam analisi SWOT yaitu: 1.
Faktor berupa kekuatan Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lainkompetisi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilik ikan keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memilki sumber keterampilan, produkan dalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasaryang sudah dan direncanakanakan dilayani oleh
2.
satuan usaha yang bersangkutan. Faktor kelemahan Yang dimaksud dengan kelamhan ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
3.
bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan Faktor peluang Definisipeluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi lingkuangan
4.
yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Faktor ancaman Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang yaitu faktorfaktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika jika
38
tidak diatasi ancaman akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun dimasa depan. Dengan mengunakan cara penelitian dengan metode analisis SWOT ini ingin menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi factor internal dan eksternal, kedua factor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Cara membuat analisis SWOT penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi factor internal dan eksternal. kedua factor tersebut harus dipertimbangkan dalam analis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkuangan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi didunia bisnis. Analisis SWOT membadingkan antara factor ekternal peluang (opportunies) dan Ancaman (threats) dengan factor internal kekuatan (strenghs) dan kelemahan (weaknesses). Diagram 2.2 Analisis SWOT
Berbagai Peluang
Mendukung strategi devensif
Mendukung strategi agresif Kekuatan Internal
Kelemahan Internal
Mendukung strategi Turn around
Mendukung strategi agresif
Berbagai Ancaman
39
Menurut Rangkuty dalam menganalisa SWOT ada lima macam model pendekatan yang digunakan. Model pendekatan dalam menganalisa SWOT tersebut adalah sebagai berikut : a. Matrik SWOT Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilki perusahaan. b. Matrik Boston Consulting Group Matrik BCG diciptakan oleh Boston Consulting Group (BCG) yang mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah untuk mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portofolio produk berdasarkan karakteristik cash-flownya, serta untuk memutuskan apakah perlu meneruskan investasi produk yang tidak menguntungkan. Matriks BGC juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajemen berdasarkan kinerja produk di pasaran. c. Matrik Internal dan Eksternal Matrik ini dapat dikembangkan dari model Boston Consulting Group (GEModel) parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal parusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategis bisnis ditingkatkan korporat yang lebih detail. d. Matrik Space Adalah untuk mempertajam analisis agar perusahaan dapat melihat posisi dan arah perkembangan dimasa akan datang. Matrik space dapat memperlihatkan dengan jelas kekuatan keuangan dan kekuatan industry pada suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut secara financial relative cukup kuat untuk mendayagunakan keuntungan kompetitif secara optimal melalui tindakan agresif dalam merebut pasar. e. Matrik Grand Strategy Matrik ini biasa digunakan untuk memecahkan masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan analisis SWOT yaitu untuk menentukan apakah perusahan 40
ingin memanfaatkan posisi yang kuat atau mengatasi kendala yang ada dalam perusahaan. 1. Matrik Factor Strategi Eksternal Sebelum membuat matrik factor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu factor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan factor strategi eksternal (EFAS): Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman). Beri bobot masing-masing factor dalam kolom2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan0,0 (tidak penting) factor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap factor strategis. Hitung rating (dalam kolom3) untuk masing-masing factor dengan memberikan skala mulai dari4 (outstanding) samapai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh factor tersebut terdapat kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai ranting
untuk factor peluang bersifat
positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika ancaman sangat besar, ratingnya adalah 1,
sebalikanya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh factor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing factor yang dinilai bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0(poor). Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi seksternal. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan
41
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industry yang sama. 2. Matrik Faktor Strategi Internal Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu table IFAS (internal strategic factorsanalysis summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka strength dan weakness perusahaan. Tahapnya adalah : o Tentukan faktor-faktor yang menjadi
kekuatan
serta
kelemahan
perusahaan dalam kolom 1. o Beri bobot masing masing factor tersebut dengan skala mulai dengan dari 1,0 (paling penting) samapai 0,0 (tidak penting), berdasar kanpengaruh faktor-faktor tersebut tehadap posisi perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.) o Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing fakor dengan memberikan skala
mulai 4 (outstanding)
sampai dengan 1 (poor),
berdasrkan pegaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkuatan. Variable yang bersifat positif (semua vaiabel yang masuk kategori kekuatan) di beri nilai mulai dari +1 sampai +4 (sangat baik) dengan membandingakan dengan rata-rata industry
atau dengan
pesaing utama. Sedangkan variable yang bersifat negatif sebaliknya. Contohnya, jika kelemahan
perusahaan
besar sekali dibandingkan
dengan rata-rata industry, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industry, nilainya 4. 3. Tahap Analisis Setelah mengumpul semua infomasi yang berpengaruh
terhadap
kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitaif perumusan strategi. Sebaiknya kita menggunakan beberapa model sekaligus, agar dapat memperoleh analisis 42
yang lebih lengkap dan akurat. Model yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 1. Matrik Tows atau Swot Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternat ivestrategis.
Diagram 2.3 Matriks SWOT
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktor-
Tentukan 5-10 kelemahan
faktor kekuatan internal
internal
OPPORTUNIES (O)
STRATEGI SO
STRATEGI WO
Tentukan 5-10 faktor
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
peluang eksternal
menggunakan kekuatan
meminimalkan Kelemahan
untuk memanfaatkan
untuk memanfaatkan
peluang
peluang
IFAS
43
THREATS (T)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Tentukan 5-10 faktor
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal
menggunakan kekuatan
meminimalkan kelemahan
untuk mengatasi ancaman
dan menghindari ancaman
a.
Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasrkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
b.
peluang sebesar-besarnya. Strategi ST : Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan dalam yang
c.
dimilki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
d.
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusahan meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman. 2. Matriks BCG Metode pendekatan yang
paling
banyak digunakan untuk analisis
korporat adalah BCGG rowth/Share Matrix yang diciptakan pertama kali oleh Boston Consulting Group (BCG). Berikut adalah cara penggunaan Matriks BCG : a. Mengidentifikasi unit analisis b. Mengumpulkan data statistikyangdiperlukan untuk analisis c. Menghitung pangsa pasar relative d. Membuat plot pangsapasar pada diagram matrik BCG e. Rumusan Setiap kuadran 3. Matriks General electric Model ini membutuhkan parameter factor daya tarik industry (industry attractiveness factor) dan factor kekuatan bisnis (business strength Factor). 4. Matriks internal eksternal Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model general electric (GEModel). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal
44
perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model iniyaitu untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih detail. 5. Matrik Space Selanjutnya setelah menggunakan model analisis matrik IE, perusahaan itu dapat menggunakan matrik space untuk mempertajam analisisnya. Tujuannya adalah agar perusahaan itu dapat melihat posisinya dan arah perkembangan selanjutnya. Berdasarkan matrik space, analisis tersebut dapat memperlihatkan dengan jelas garis vector yang bersifat positif baik untuk kekuatan keuangan (KU) maupun kekuatan industri (KI). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan itu secara finansial relative cukup kuat sehingga dia dapat mendayagunakan keuntungan kompetitifnya secara optimal melalui tindakan yang cukup agresif untuk merebut pasar. 6. Matrik Grand Strategy Model yang digunakan untuk menentukan apakah perusahaan ingin memanfaatkan posisi yang kuat atau mengatasi kendala yang ada. Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis dengan menggunakan matriks SWOT, untuk mambandingkan antara factor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan factor eksternal (ancaman dan peluang). Selain itu dengan menggunakan matrik ini dapat menggambarkan secara jelas mengenai ancaman dan peluang yang sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. 2.2.4 Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan pengimplementasian konsep tersebut. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Pada tahap awal eksperimennya, Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan eksekutif di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja 45
sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja eksekutif. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja eksekutif diukur secara berimbang dari dua perspektif: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh karena eksekutif akan dinilai kinerja mereka berdasarkan kartu skor yang dirumuskan secara berimbang, eksekutif diharapkan akan memusatkan perhatian dan usaha mereka pada ukuran kinerja nonokeuangan dan ukuran jangka panjang (Mulyadi, 2007: 3). Dalam perkembangan selanjutnya, Balanced Scorecard tidak hanya berkaitan dengan kartu yang dipakai untuk mencatat skor eksekutif.Balanced Scorecard lebih dimanfaatkan sebagai alat yang efektif untuk perencanaan strategik, yaitu sebagai alat untuk menterjemahkan misi, visi, tujuankeyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi organisasi ke dalam rencana tindakan (action plans) yang komprehensif, koheren, terukur, dan berimbang.Kekuatan sesungguhnya Balanced Scorecard bukan terletak pada kemampuannya sebagai pengukur kinerja eksekutif, namun justru pada kemampuannya sebagai alat perencanaan strategik.Robert S. Kaplan dan David P. Norton membuat pernyataan pada tahun 1995 tentang kekuatan sesungguhnya Balanced Scorecard seperti berikut ini: Namun, kekuatan sesungguhnya Balanced Scorecard terjadi pada saat Balanced Scorecard diubah dari suatu system pengukuran kinerja menjadi sistem manajemen. Pada tahun yang sama, kedua pencipta Balanced Scorecard tersebut menegaskan kembali tettang perkembangan peran Balanced Scorecard yang tidak lagi sekadar sebagai sistem pengukuran kinerja yang telah disempurnakan melalui pernyataan mereka berikut ini: Balanced Scorecard telah berubah dari suatu
46
system pengukuran kinerja yang telah disempurnakan menjadi inti sistem manajemen (Mulyadi, 2007: 9) Balanced Scorecard tidak lagi mempunyai arti harfiah (tersurat) sebagai pengukur kinerja, namun telah mempunyai makna yang tersirat sebagai kerangka berpikir (framework of thinking) dalam pengembangan peta strategi.Pada hakikatnya tujuan utama pengelolaan perusahaan adalah untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pelipatganda kekayaan.Oleh karena itu, proses pengelolaan diarahkan untuk menghasilkan kinerja keuangan luar biasa berkesinambungan (perspektif keuangan).Untuk mencapai sasaran keuangan tersebut, pengelolaan diarahkan untuk menghasilkan produk danjasa yang mampu memenangkan pilihan customer (perspektif pelanggan). Untuk berkemampuan memenangkan pilihan pelanggan di pasar yang menjadi target perusahaan, pengelolaan diharapkan untuk membangun kompetensi inti yang mengungguli pesaing. Oleh karena itu, proses pengelolaan diarahkan untuk membangun keunggulan proses (execellentprocesses) yang dimanfaatkan untuk menghasilkan produk dan jasa(perspektif proses bisnis internal) dan membangun keberdayaan sumber daya manusia melalui pembangunan modal manusia, modal informasi dan modal organisasi (perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan).
47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed methods.
Penelitian
ini
merupakan
suatu
langkah
penelitian
dengan
menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara kuantitatif dengan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif. Menurut Creswell (2010 Strategi Metode Campuran Sekuensial/ bertahap (Sequential Mixed Methods) merupakan Strategi bagi peneliti untuk menggabungkan data yang ditemukan dari satu metode dengan metode lainnya.Strategi ini dapat dilakukan dengan interview terlebih dahulu untuk mendapatkan data kualitatif, lalu diikuti dengan data kuantitatif dalam hal ini menggunakan survey Adapun Transformative
penelitian
tersebut
(Transformative
menggunakan
Mixed
Methods)
Metode merupakan
Campuran prosedur
penelitian dimana peneliti menggunakan kacamata teoritis sebagai prosedur overaching yang di dalamnya terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif.
48
3.2. Instrumen Variabel 3.2.1. Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal Hal pertama yang dilakukan dalam penyusunan Strategi dengan menggunakan alat analisis SWOT yaitu dengan menganalisis faktor internal dan eksternal suatu objek penelitian. Hal ini perlu dilakukan agar peneliti mengetahui dan memahami apa saja masalah yang ada dalam internal maupun eksternal objek bisnis. Adapun bentuk dari analisis faktor internal dan faktor eksternal adalah sebagai berikut Tabel 3.1 Matriks Indikator Faktor Internal
KEKUATAN
KELEMAHAN
( STRENGTHS ) 1. Produk
( WEAKNESS ) 1. Harga
2. Proses
2. Kinerja Karyawan Tabel 3.2 Matriks Indikator Faktor Eksternal
PELUANG
ANCAMAN
( OPPORTUNITIES ) 1. Produk
( THREATS ) 1. Harga
2. Proses Sumber : Rangkuti ( 2016 )
2. Kinerja Karyawan
3.3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, FGD dan dokumentasi
49
1.
Teknik Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati kondisi TKP penelitian secara langsung dan membandingkan
2.
dengan obyek yang ada disekitarnya. Teknik Wawancara ( In – depth interview ) yaitu dengan mewawancarai para pengelola obyek bisnis untuk memperoleh informasi yang mendukung pengembangan pada bisnis TKP Penelitian di Kota Blitar. Selain itu, peneliti juga melihat kondisi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi TKP
3.
Penelitian. Teknik FGD (Focus Group Discussion)
yaitu suatu bentuk penelitian
kualitatif bagi sekelompok orang untuk mendiskusikan satu topik tertentu secara lebih mendalam dan terarah. Dimana peserta dengan bebas bertanya 4.
dan berbicara dengan anggota kelompok yang lain. Teknik Dokumentasi yaitu sebagai bukti informasi selama peneliti melakukan penelitian berupa foto-foto, literature dokumen, surat kabar, dan referensi statistik
3.4. Metode Analisa Data Analisis data dilakukan setelah data diolah berdasarkan konsep- konsep Strategis untuk menentukan tindakan atau Strategi alternatif sehingga dapat membantu perusahaan untuk mencapai visi dan misi dengan cara terbaik. Menurut David (2009) analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskrptif kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran visi, misi dan lingkungan perusahaan terkait dengan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta perumusan Strategi dengan menggunakan mariks SWOT. Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif menggunakan matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation), IFE (Internal Faktor Evaluation), IE (Internal Ekstrnal), QSPM (Quantitative 50
Strategic Planning Matrix) serta penggunaan Metode Analytic Network Process (ANP) dalam proses penghitungan bobot prioritas Strategi. Penyusunan Strategi dilakukan dengan melalui tiga tahapan kerja yaitu tahap input, tahap pencocokan dan tahapan keputusan (David, 2009). Setelah selesai dilakukan analisis faktor internal dan eksternal, langkah selanjutnya yaitu melakukan riset SWOT . Riset SWOT bertujuan untuk menganalisis dan mengklarifikasikan secara kuantitatif faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis suatu organisasi . Riset SWOT dilakukan dengan menggunakan perhitungan berdasarkan hasil
FGD ( Focus Group
Discussion ). ( Indrizal, 2014 ) dalam jurnal yang berjudul Diskusi Kelompok Terarah menjelaskan bahwa FGD atau Focus Group Discussion merupakan suatu proses pengumpulan data dan informasi secara sistematis, terarah serta melibatkan beberapa peserta. Oleh karena itu , proses FGD yang melibatkan masyarakat setempat merupakan pendekatan yang paling sesuai. Berikut ini merupakan karakteristik FGD ( Focus Group Discussion ) : 1.
Menentukan topik diskusi agar proses FGD terarah dan dapat dimengerti
2.
oleh peserta FGD Dilaksanakan secara berkelompok antara 5 – 10 peserta yang memiliki
3. 4.
kepentingan Waktu yang digunakan untuk melakukan FGD berkisar antara 1-2 jam FGD dilakukan bukan hanya untuk memecahkan masalah yang ada, tetapi bertujuan untuk mengetahui lebih dalam informasi mengenai objek
penelitian dari stakeholder. 3.4.1. ANALISA SWOT Dalam Analisa SWOT pada prinsipnya bagaimana menentukan analisis faktor Strategi internal dan eksternal yaitu mengolah faktor – faktor startegis pada
51
kondisi lingkungan internal dan eksternal dengan pemberian bobot dan rating pada setiap faktor Strategis. Faktor Strategis yang digunakan meliputi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor internal dimasukan kedalam matriks yang disebut matriks IFAS ( Internal Strategic Faktor Analisis Summary ) . Faktor eksternal dimasukan kedalam matriks yang disebut matriks faktor EFAS ( Eksternal Strategic Faktor Analisis Summary ) . Pada lingkungan internal ( IFAS ) ditentukan faktor apa saja yang mendukung adanya kekuatan dan mengahambat adanya kelamahan. Lingkungan eksternal ( EFAS ) dengan ditentukan peluang dan ancaman. Berikut cara penentuannya : A. IFAS ( Interal Strategic Faktor Analisis Summary ) Faktor – faktor stategis internal suatu perusahaan diidentifikasi suatu tabel IFAS ( Internal Strategic Faktor Analisis Summary ) disusun untuk merumuskan faktor – faktor Strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan ( Rangkuti, 2016 : 26 ) . Tahapannya adalah : a. Tentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1 b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 ( paling penting ) sampai 0,0 ( tidak penting ) , berdasarkan pengaruhfaktor – faktor tersebbut terhadap posisi Strategis perusahaan. ( Semua jumlah bobot tidak boleh melebihi skor total 1,00 ) c. Hitung rating ( dalam kolom 3 ) untuk masing – masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 ( outsanding ) sampai dengan 1 ( poor ) , berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang ersangkutan. Variabel yang bersifat positif ( semua variabel yang masuk kategori kekuatan ) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 ( sangat baik )
52
dengan membandingkan dengan rata – rata industry atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya , jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata – rata industri, nilainya adalah 1 , sedangkan jika kelamahan perusahaan dibawah rata – rata industri , nilainya adalah 4 d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 , untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 . Hasilnya berupa skor embobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 ( outsanding ) sampai dengan 1,0 ( poor ) e. Jumlahkan skor pembobotan ( pada kolom 4 ) , untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan . Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor startegis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama
Tabel 3.3 Faktor – faktor Strategis Internal IFAS ( Internal Strategic Factor Analysis Summary ) Faktor – faktor Strategi Internal
Bobot
Rating
Kekuatan ( Strength / S ) 1. Produk 2. Harga 3. Tempat 4. Promosi 5. Kinerja
Bobot kekuatan 1 Bobot kekuatan 2
Rating kekuatan 1 Rating kekuatan 2
A Bobot kelemahan 1 Bobot kelemahan 2
Rating kelemahan 1 Rating kelemahan 2
6. 7.
Skor Pembobot( Bobot x Rating )
karyawan Bukti fisik Proses
Jumlah S Kelemahan ( Weakness / W ) 1. Produk 2. Harga
53
B
3. 4. 5.
Tempat Promosi Kinerja
karyawan Bukti fisik 7. Proses Jumlah W Total 6.
C (A + C ) = 1
D (B+D)
Sumber : Rangkuti , 2016 B. EFAS ( Eksternal Stategic Faktor Analisis Summary ) Sebelum membuat matriks faktor Strategi eksternal, kita perlu mengetahui terleih dahulu faktor startegi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Faktor Analisis Summary) . Berikut ini adalah cara – cara penentuan faktor startegi eksternal (Rangkuti , 2016 : 24 ) : a. Susunlah dalam kolom 1 ( 5 sampai 10 peluang dan ancaman ) b. Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom 2 , mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 ( tidak penting ) . Faktor – faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor startegis c. Hitung rating ( dalam kolom 3 ) untuk maisng – masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 ( outstanding ) sampai dengan 1 ( poor ) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan . Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif ( peluang yang semakin besar diberi rating +4 , tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1 ) . Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 . Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 , untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 . Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 ( outsanding ) sampai dengan 1,0 ( poor )
54
e. Jumlahkan skor pembobotan ( pada kolom 4 ) , untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor Strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 3.4 Faktor – faktor Strategis Eksternal EFAS ( Eksternal Strategic Factors Analysis Summary ) Faktor – faktor
Bobot
Rating
Strategi Eksternal
Pembobot (
Bobot
Rating ) Peluang
Bobot peluang 1
Rating peluang 1
(Opportunities / O )
Bobot peluang 2
Rating peluang 2
1. 2. 3. 4. 5.
Produk Harga Tempat Promosi Kinerja
6. 7.
karyawan Bukti fisik Proses
Jumlah O
A
B
55
x
Ancaman
Bobot ancaman 1
Rating ancaman 1
( Threats / T )
Bobot ancaman 2
Rating ancaman 2
1. 2. 3. 4. 5.
Produk Harga Tempat Promosi Kinerja
karyawan Bukti fisik 7. Proses 6.
Jumlah T
C
D
Total
(A+C)=1
(B+D)
Sumber : Rangkuti , 2016 3.4.2. Diagaram .Analisis SWOT Berbagai Peluang
1.
Mendukung Strateri Turn Around
Kelemahan
1. Mendukung Startegi Agresif
Kekuatan
Internal
Internal
4.Mendukung Strategi Defensif
2. Mendukung Strategi Diversifikasi Berbagai Ancaman
Sumber : Rangkuti , 2016 : 20
56
Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT
Kuadran I : merupakan situasi yang sangat menguntungkan. TKP Penelitian memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada . Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebjakan pertumbuhan yang agresif ( growth oriented strategy ) Kuadran II : meskipun menghadapi berbagai ancaman , TKP Penelitian Bari masih memiliki kekuatan dari Strategi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peuang dalam jangka panjang denga cara Strategi diversifikasi ( produk / jasa ) Kuadran III : TKP Penelitian mengahadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak , juga mengalami kendala / kelemahan internal . Fokus Strateginya adalah meminimalkan masalah – masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran IV : merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan , TKP Penelitian menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal 3.4.3. Matriks SWOT Matriks Analisis SWOT merupakan identifikasi dari berbagai faktor yang menjadi landasan di dalam menyusun Strategi pengembangan produk – produk bisnis di suatu daerah. Analisis SWOT sebagai suatu analisis situasi yang mengkaji kondisi faktor – faktor eksternal dan kondisi internal dari setiap obeyek dan daya tarik bisnis suatu daerah. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
57
internal , yaitu kekuatan ( strength ) dan kelemahan ( weakness ) pengembangan bisnis , dengan faktor eksternal yaitu peluang ( opportunity ) dan ancaman ( threats ) . Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan akan mampu mengurangi kelemahan yang ada dan pada saat yang sama memaksimalkan kekuatan. Hal yang sama juga berlaku pada tantangan dan ancaman , dimana pada saat tantangan dapat diperkecil, peluang yang ada justru diperbesar. Dari hasil tersebut dapat dijadikan empat Strategi analisis matriks SWOT untuk merumuskan Strategi pengembangan pari bisnis pada sektor bisnis khususnya TKP Penelitian.
Tabel 3.5 Model Matriks Analisis SWOT INTERNAL
EKSTERNAL Identification of
Opportunities ( O )
Threats ( T )
Strength ( S ) Tentukan Faktor
Tentukan Faktor Peluang S vs O Proses susu sapi yang
Tentukan Faktor Ancaman S vs T Strategi yang
Kekuatan
sesuai
menggunakan
Factors
prosedur
kekuatan
mengasilkan produk yang
dan mengatasi ancaman
Weakness (W ) Tentukan Faktor
berkualitas, W vs O Harga yang
W vs T Strategi
Kelemahan
kinerja
mahal
yang
dan
yang
kurang
meminimalkan kelemahan
cekatan dapat diminimalisir
dan menghindari ancaman
dengan adanya proses yang sesuai prosedur dan produk yang berkualitas.
Sumber : Rangkuti , 2016 : 88
58
Berdasarkan matriks SWOT diatas maka dihasilkan 4 langkah Strategi sebagai berikut : STRATEGI SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang ada STRATEGI ST : Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman STRATEGI WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada STRATEGI WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman 3.4.4. Analisis Matriks QSPM Analisis Matriks QSPM Setelah menganalisis dan mendapatkan berbagai Strategi- Strategi alternatif, maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap keputusan untuk menentukan alternatif Strategi yang akan dilakukan terlebih dahulu oleh perusahaan. Adapun alat yang digunakan untuk mendapatkan daftar prioritas alternatif Strategi untuk perusahaan adalah matriks perencanaan Strategis kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix- QSPM). Adapun langkahlangkah dalam pembuatan matriks QSPM adalah sebagai berikut: a) Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal utama di kolom kiri. b) Berilah bobot di setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut. c) Cermatilah matriks-matriks tahap 2 (pencocokan), dan mengidentifikasi berbagai Strategi alternatif strateggi yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan oleh perusahaan. d) Tentukanlah skor daya tarik (AS) 46 59
e) Hitunglah skor daya tarik total (TAS) f) Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total. Tabel 3.4. Matriks QSPM Faktor Utama
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
AS
AS
AS
TAS
TAS
TAS
Faktor Eksternal Faktor Internal
3.5. ANALISA STRATEGI TRIANGULASI KONKUREN Cresswel 2006 Menegaskan bahwa Pencampuran pada strategi ini terjadi ketika peneliti sampai pada tahap interpretasi dan pembahasan. Pencampuran dilakukan dengan meleburkan dua data penelitian menjadi satu (seperti mentransfornasi satu jenis data menjadi jenis data lain, sehingga keduanya dapat mudah diperbandingkan) atau dengan
mengintegrasikan atau mengkomparasikan hasi-
hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam pembahasan. Strategi ini bermanfaat, selain karena sudah populer di kalangan peneliti, strategi ini dapat menghasilkan penemuan yang substantif dan benar-benar tervalidasi. Dalam penelitian ini beberapa tahapan yang akan dilakukan adalah Tahap Pertama peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Kemudian Tahap Kedua peneliti menganalisis data kuantitatif terlebih dahulu, dilanjutkan menganalisis data kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini.
60
Tahap Ketiga adalah merumuskan Strategi Konkuren sebagai implikasi dalam bisnis. 3.6. HASIL TEMUAN PENELITIAN Hasil temuan penelitian akan diforumulasikan pada skilus PDCA, ( "Plan, Do, Check, Act") yang artikan Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. 1. Plan (Rencanakan) Meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi. 2. Do (Kerjakan) Implementasi proses. 3. Check (Cek) Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasilnya. 4. Act (Tindak lanjuti) Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya.: Hasil temuan akan digambarkan dalam siklus Deming dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, untuk menekankan perlunya interaksi yang konstan antara penelitian, desain, produksi, dan penjualan sehingga sampai pada peningkatan kualitas yang memuaskan pelanggan.
Gambar Siklus Deming 61
BAB IV
62
PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Berdiri Pada 1993 peternak sapi perah Bendosari dan sekitarnya mendirikan Koperasi Jaya abadi. Triwijono ditunjuk sebagai ketua didampingi saudarasaudaranya. Pendirian Jaya abadi itu dilatarbelakangi kebijakan tata niaga susu nasional di era presiden suharto.Tata niaga itu mewajibkan para peternak membentuk koperasi dan bergabung dalam Ikatan Koperasi Susu Indonesia (IKSI). Tujuannya agar bisa memasarkan susu segar pada perusahaan-perusahaan besar. Kehandalan Triwiyono sebagai konsultan peternakan sapi perah tak diragukan lagi. Para pengelola peternakan besar dari dalam maupun luar negeri seringkali datang ke Blitar untuk membahas berbagai masalah dengan Tri.Pejabat dari kementerian Malaysia dan Brunei bahkan pernah mengejar Tri sampai ke Blitar untuk memintanya bergabung mengelola peternakan mereka. namun, Tri bergeming.Tekadnya bulat, berjuang membesarkan peternakan sapi perah di negeri sendiri. Kini Koperasi Jaya abadi mendistribusikan rata-rata 100 ton liter susu segar setiap hari ke perusahaan-perusahaan susu olahan mitra mereka. Pasokan susu itu selain dari peternakan milik Triwiyono dan saudarasaudaranya, juga dari para peternak binaan mereka. Peternak binaan itu menyetorkan susu segar ke cooling center di beberapa tempat di Jatim. Yakni, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan Malang. Tri menjalankan koperasi dengan manajemen bisnis modern untuk meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat. Selain itu, ayah tiga anak tersebut memberlakukan kebijakan edukatif. Setiap peternak binaan yang berhasil 63
mengembang-biakkan sapi modal menjadi 10 ekor, dibebaskan dari ikatan kemitraan. Mereka didorong menjadi peternak pengusaha mandiri. Obsesi Triwijono bergelut dengan sapi dan susu-susunya sebetulnya tak hanya dilakukan di desanya setelah lulus kuliah. Waktu kuliah pun dia sudah bergelut
dengan
susu
sapi
segar
sebagai
loper.
Dengan
sepeda
dia
mendistribusikan susu sapi. Berawal dari enam pelanggan berkembang jadi puluhan. Banyak suka-dukanya kuliah sambil loper susu. Sukanya, punya pengalaman marketing, sensitif terhadap lingkungan, dan mampu membaca peluang. Sedangkan dukanya, nilai akademis merosot, capai tiap hari, dan lama lulus, tujuh tahun. Pemerintah pusat seharusnya cepat melakukan kajian-kajian ilmiah untuk mempertahankan peternakan sapi perah. Sebab, produksi susu nasional terus turun, sementara kebutuhan terus meningkat. Saat ini perbandingan susu impor dan lokal makin jauh, 80:20. 80 persen susu impor dan 20 persen susu lokal. Inilah masalah mendesak bangsa di bidang persusuan.
4.2 Analisis SWOT KUD Susu Sapi Perah 64
Tabel 4.1 Faktor – faktor Strategis Internal IFAS ( Internal Strategic Factor Analysis Summary ) Faktor – faktor Strategi Internal
Skor Pembobot Bobot
Rating
(Bobot x Rating)
Kekuatan ( Strength / S ) 1.
Produk
0,071
4
0,284
2.
Harga
0,064
4
0,256
3.
Tempat
0,052
3
0,156
4.
Promosi
0,055
3
0,165
5.
Kinerja
0,048
3
0,144
karyawan 6.
Bukti fisik
0,046
3
0,138
7.
Proses
0,066
4
0,264
Jumlah S
0,402
Kelemahan ( Weakness / W ) 8.
Produk
0,082
3
0,246
9.
Harga
0,125
4
0,500
10. Tempat
0,089
3
0,267
11. Promosi
0,077
3
0,231
12. Kinerja
0,072
4
0,288
13. Bukti fisik
0,075
3
0,225
14. Proses
0,078
3
0,234
karyawan
Jumlah W
0,598
Total
1,00
(B+D )
Sumber : Rangkuti , 2016
C. EFAS ( Eksternal Stategic Faktor Analisis Summary )
65
Sebelum membuat matriks faktor Strategi eksternal, kita perlu mengetahui terleih dahulu faktor startegi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Faktor Analisis Summary) . Berikut ini adalah cara – cara penentuan faktor startegi eksternal (Rangkuti , 2016 : 24 ) : f. Susunlah dalam kolom 1 ( 5 sampai 10 peluang dan ancaman ) g. Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom 2 , mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 ( tidak penting ) . Faktor – faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor startegis h. Hitung rating ( dalam kolom 3 ) untuk maisng – masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 ( outstanding ) sampai dengan 1 ( poor ) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan . Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif ( peluang yang semakin besar diberi rating +4 , tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1 ) . Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 . Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. i. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 , untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 . Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 ( outsanding ) sampai dengan 1,0 ( poor ) j. Jumlahkan skor pembobotan ( pada kolom 4 ) , untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor Strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
66
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. Tabel 4.2 Faktor – faktor Strategis Eksternal EFAS ( Eksternal Strategic Factors Analysis Summary ) Faktor – faktor Strategi Eksternal Peluang
Bobot
Rating
Pembobot (Bobot x Rating )
(Opportunities / O ) 8.
Produk
0,071
4
0,284
9.
Harga
0,064
4
0,256
10. Tempat
0,052
3
0,156
11. Promosi
0,055
3
0,165
12. Kinerja
0,048
3
0,144
13. Bukti fisik
0,046
3
0,138
14. Proses
0,066
4
0,264
karyawan
Jumlah O Ancaman
0,402
( Threats / T ) 8.
Produk
0,082
3
0,246
9.
Harga
0,125
4
0,500
10. Tempat
0,089
3
0,267
11. Promosi
0,077
3
0,231
12. Kinerja
0,072
4
0,288
13. Bukti fisik
0,075
3
0,225
14. Proses
0,078
3
0,234
karyawan
Jumlah T Total
0,598 1,00
Sumber : Rangkuti , 2016 Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa : KEKUATAN ( strength )
67
(B+D)
• Product ( produk ) : indikator dari S yang nilainya tertinggi pertama adalah produk ( nilai = 4 ) karena produk susu sapi perah di KUD ini mempunyai kualitas yang bagus serta mampu menyetorkan susu segar ke cooling center di beberapa daerah di Jatim. • Process ( proses ) : indikator dari S yang nilainya tertinggi kedua adalah harga ( nilai = 4 ) karena seluruh proses pengolahan susu sapinya yang baik dan higienis sehingga menghasilkan rasa susu sapi yang berkualitas. KELEMAHAN ( weakness ) • Price ( harga ) : indikator dari W yang nilainya tertinggi pertama adalah harga, karena harga yang dipatok masih dinilai kurang terjangkau untuk masyarkat sekitarnya. • People ( kinerja karyawan ) : indikator dari W yang nilainya tertinggi kedua adalah kinerja karyawan, karena kinerjanya dinilai kurang cekatan yang disebabkan karyawannya mayoritas warga sekitar yang bukan ahli dalam pemerahan susu sapi itu sendiri.
Tabel 4.3 Model Matrik Analisis Swot
68
INTERNAL
EKSTERNAL Identification of
Opportunities ( O )
Threats ( T )
Strength ( S ) Tentukan Faktor
Tentukan Faktor Peluang S vs O Proses susu sapi yang
Tentukan Faktor Ancaman S vs T Proses susu sapi yang
Kekuatan
sesuai
sesuai
Factors
prosedur
prosedur
mengasilkan produk yang
mengasilkan produk yang
berkualitas,
berkualitas, digunakan
ini
bisa untuk
meminimalisir harga yang mahal dan kinerja yang
dan
kurang cekatan. W vs T Ancaman dan kelemahan
kurang
sama sama dari harga, jadi
Weakness (W ) Tentukan Faktor
W vs O Harga yang mahal
Kelemahan
kinerja
yang
cekatan dapat diminimalisir
strategi
untuk
dengan adanya proses yang
meminimalkan itu semua
sesuai prosedur dan produk
dengan cara menyesuaikan
yang berkualitas.
harga produk dengan ratarata pendapatan masyarakat sekitar
Tabel 4.4 Matrix SQSPM Faktor utama
Bobot
Strategi AS
Faktor Eksterna
Proses susu sapi yang sesuai
69
TAS Proses susu sapi yang sesuai
l
prosedur mengasilkan produk
prosedur
yang berkualitas,
produk yang berkualitas, ini bisa
mengasilkan
digunakan
untuk
meminimalisir harga yang mahal Faktor Internal
dan
kinerja
yang
Harga yang mahal dan kinerja
kurang cekatan. Ancaman dan kelemahan
yang kurang cekatan dapat
sama sama dari harga, jadi
diminimalisir dengan adanya
strategi untuk meminimalkan
proses yang sesuai prosedur
itu
dan produk yang berkualitas.
menyesuaikan harga produk
semua
dengan
cara
dengan rata-rata pendapatan masyarakat sekitar.
Gambar 4.1 PLAN CHECK PLAN
Siklus Deming
(RANCANG) (RANCANG) (SEMAK)
ACT DO DO (TINDAKAN) (BUAT) (BUAT)
Menentukan segmen pasar Menentukankualitas segmensusu pasar Pengecekan Pengecekan kualitas susu
Mengukur Pengecekan kualitas Pengecekankepuasan kualitas susu susu pelanggan Menetapakan Menetapakan kebutuhan kebutuhan Menganalisa data yang untuk proses untuk proses diperoleh Sosialisasi Sosialisasi untuk untuk karyawan karyawan Melakukan perbaikan dan pencegahan
Membuka di Membuka cabang cabang di wilayah wilayah Perkembangan pemasaran Perkembangan pemasaran Blitar Blitar produk di luar kota produk di luar kota Mengkredit sapi Mengkredit sapi Mengevaluasi hasil Mengevaluasi hasil penjualan penjualan untuk mencapai untuk mencapai target target
70
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Strategi yang digunakana KUD Susu Sapi Perah Ds Bendosari adalah strategi bauran pemasaran 7p yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), karyawan (people), proses (process), dan bukti fisik (physical evidence). Peternakan sapi perah di Desa Bendosari memiliki produk standar yaitu susu segar murni tanpa ada bahan campuran dan memiliki tempat yang mudah dijangkau pembeli. Harga susu yang dipatok dinilai kurang terjangkau untuk masyarakat sekitar dan juga karyawan yang kurang cekatan dalam bekerja menjadi kendala dalam KUD Susu Sapi Perah Ds Bendosari. Untuk meminimalisir kendala seharusnya KUD menyesuaikan harga susu sesuai dengan pendapatan masyarakat dan merekrut karyawan lebih berpengalaman bekerja di peternakan susu agar pekerjaan lebih efisien. 5.2 Saran KUD Susu Sapi Perah Bendosari sabaiknya melakukan promosi agar produknya lebih dikenal masyarakat tidak hanya di Jawa Timur, dengan keunggulan produk susu sapi yang berkualitas promosi dapat menarik minat masyarakat untuk membeli susu sapi perah di KUD Bendosari.
71
DAFTAR PUSTAKA Abshier, et al. 1994. Shopping Center – Niches Marketing “How to Find and Profit from Market Segment”, International Council of Shopping Center. New York: United State of America. Adipoetra, Wilhelmina. 2004. Upaya Peningkatan Kinerja Pemasaran dengan Konsep Marketing Strategy Making Process melalui Kreativitas Strategi dan Pembelajaran Organisasional. Tesis, Program Magister Manajemen, Program Pascasarjana. Semarang: Universitas Diponegoro. Bressler, Martin S. 2012. How Small Business Master The Art of Competition Through Superior Competitive Advantage, Journal of Management and Marketing Research. Buckley R. 2003. Partnership in ecotourism: Australian political frameworks. International Centre for Ecotourism Research 6(2): 75–83. Engel, James FR, Blackwell, Paul M. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi 6. FX Budiyanto, Penerjemah. Jakarta: PT. Binarupa Aksara. Fatonah, Siti. 2009. Pengaruh Bauran Pemasaran dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran Pada Perusahaan Batik di Surakarta. Jurnal Ilmu Ekono idan Manajemen, vol 6, no.1. Foster,
Bob.
2011.
Pengaruh
Kinerja
Bauran Penjualan
Eceran
(Retailing Mix) dan Hubungan Pelanggan (Customer Relationship) Terhadap Pembentukan Ekuitas Merek, Serta Dampaknya Terhadap Keunggulan Bersaing dan Loyalitas Pelanggan Department Store di DKI Jakarta. Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis, vol 10, no. 19. Fraser, Kim A . CDM. 1991. Marketing Small Shopping Centres ” How to Increase Retail Traffic and Sales”, International Council of Shopping Centres. New York: United State of America. Goi, Chai Lee. 2009. A Review of Marketing Mix: 4P or More ?. International Journal of Marketing Studies, vol. 1, no. 1. Gujarati D. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga. Hendarto KA. 2003. Bauran pemasaran pada jasa ekowisata. Jurnal Ilmiah Kesatuan 4(1-2):1–31. 72
Hidayat R. 2009. Pengaruh kualitas layanan, kualitas produk dan nilai nasabah terhadap kepuasandan loyalitas nasabah Bank Mandiri. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 11(1): 59–72. Hurriyati R. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Jakarta: CV Alfabeta. Iyangjaya AP. 2013. Strategi pemasaran pariwisata Kabupaten Jepara. Jurnal Penelitian Ilmu Pemerintahan 2(4): 1–9. Joehastanti. 2012. Strategi pemasaran wisata alam untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di kawasan wisata Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmu Manajemen 1(2): 61–73. Karta NPA, Suarthana IKP. 2014. Strategi komunikasi pemasaran ekowisata pada destinasi wisata Dolphin Hunting Lovina. Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan 8(1):45–51. Kesrul M. 2003. Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata. Jakarta: Gramedia. Khan, Shireen. 2011. Marketing Mix Strategy Adaptation : A Retail Organisation’s Response to The Global Economic Downturn. Thesis. Master of Tehnology Marketing. Cape: Cape Peninsula University of Technology. Kotler P. 2006. Principles of Marketing. 10th edition. New Jersey: Prentice Hall Upper Sadle River. Kotler P. 2011. Manajemen Pemasaran. Edisi 14.Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia Suendro, Ginanjar. 2010. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran
UntukMencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
(Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Batik Pekalongan). Tesis,
Program
Magister
Manajemen,
Program
Pascasarjana.
Semarang: Universitas Diponegoro. Supranoto, Mieke. 2009. Strategi Keunggulan Bersaing Produk Melalui Orientasi Pasar, Inovasi, dan Orientasi Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran ( Studi Empiris Pada : Industri Pakaian Jadi Skala Kecil dan Menengah di Kota Semarang). Tesis,
73
Program Magister Manajemen, Program Pascasarjana. Semarang: Universitas Diponegoro.
74
Lampiran
75