3 0 192 KB
Makalah Berat Bayi Lahir Rendah Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas keperawatan anak Dosen pengampu Rika maya sari S.kep,ns.,M.Kes
Disusun Oleh :
Aneke putri Andani Elvira Nur Cahyani
20613368 20613351
PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2021/2022
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan diskusi ini tepat pada waktunya. Tujuan dari pembuatan laporan diskusi adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan anak serta sebagai acuan bagi rekan mahasiswa agar bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih penulis ucapkan kepada fasilitator yang telah membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dan tak lupa pula terima kasih kami ucapkan kepada para tutor yang telah memberikan pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang terjadi ketika bayi baru lahir. Dalam laporan ini, penulis berusaha menjelaskan tentang berat bayi lahir rendah (BBLR), yang akan dijelaskan secara lugas agar dapat dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan, Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun baik dari pembimbing ataupun dari rekan-rekan mahasiswa untuk kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Ponorogo, 11 mei 2022
KATA PENGANTAR ………………………………… ii DAFTAR ISI …………………………………………… iii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………….. 1 1.2. Batasan Masalah ……………………………………….. 3 1.3. Rumusan Masalah …………………………………….. 4 1.4. Tujuan ……………………………………………………… 5 1.5. Manfaat ……………………………………………………. 7
BAB II ISI PEMBAHASAN ……………………………………… 8
2.1. Konsep Dasar Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)…………..………….. 8 2.2. Etiologi …….………………………… 10 2.3. manifestasi klinis ………………………………………………….. 13 2.4 Patofisiologi……………………………………………………………. 14 2.5 Pathway…………………………………………………………………..15 2.6 Komplikasi ……………………………………………………………..16 2.7 penata laksanaan …………………………………………………..17
BAB III PENUTUP …………………………………………… 18
3.1 Kesimpulan ……………………………….. 18 3.2. Saran ………………..…. 19
BAB 1 A. LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan prediktor tertinggi angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan (Kemenkes RI,2015). Bayi BBLR mempunyai risiko kematian 20 kali lipat lebih besar di bandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia lahir dengan BBLR dan 95.6% bayi BBLR lahir di negara yang sedang berkembang, contohnya di Indonesia. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 20142015, angka prevalensi BBLR di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 9% dengan sebaran yang cukup bervariasi pada masing-masing provinsi.Angka terendah tercatat di Bali (5,8%) dan tertinggi di Papua (27%),sedangkan di Provinsi Jawa Tengah berkisar 7% (Kemenkes RI,2015). BBLR disebabkan oleh usia kehamilan yang pendek (prematuritas),dan IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) yang dalam bahasa Indonesia disebut Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau keduanya. Kedua penyebab ini dipengaruhi oleh faktor risiko, seperti faktor ibu, plasenta,janin dan lingkungan. Faktor risiko tersebut menyebabkan kurangnya pemenuhan nutrisi pada janin selama masa kehamilan. Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR memiliki risiko tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Selain gangguan tumbuh kembang, individu dengan riwayat BBLR mempunyai faktor risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi, penyakit jantung dan diabetes setelah mencapai usia 40 tahun (Juaria dan Henry, 2014) . 2 Pada masa sekarang ini, sudah dikembangkan tatalaksana awal terhadap bayi BBLR dengan menjaga suhu optimal bayi, memberi nutrisi adekuat dan melakukan pencegahan infeksi. Meskipun demikian, masih didapatkan 50% bayi BBLR yang meninggal pada masa neonatus atau bertahan hidup dengan malnutrisi, infeksi berulang dan kecacatan perkembangan neurologis. Oleh karena itu,pencegahan insiden BBLR lebih diutamakan dalam usaha menekan Angka Kematian Bayi (Prawiroharjo,2014). Development Goals yang ke IV yaitu menurunkan angka kematian anak terutama di negara berkembang, perlu dilakukan upaya pencegahan kejadian BBLR di masa mendatang, salah satunya dengan melakukan pengawasan ketat terhadap faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR.
B. RUMUSAN MASALAH. 1.Bagaimana konsep dasar berat bayi lahir rendah? 2. Bagaimana Etiologi bblr? 3. Bagaimana manifestasi klinis BBLR 4.Bagaimana patofisiologi bblr?
C. . Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai hubungan IMT umur ibu dan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). a. Untuk masyarakat Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi untuk mencegah berat badan lahir rendah. b. Untuk isntitusi Dapat memberikan informasi pada institusi tentang hubungan IMT umur ibu dan paritas dengan kejadian BBRL c. Untuk orang tua Dapat memberikan informasi pada orang tua mengenai pencegahan BBRL d. Untuk peneliti lain Dapat digunakan sebagai acuan dan informasi penelitian selanjutnya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1
Definisi BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Dahulu
bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut premature.untuk mendapatkan keseragaman pada kongres “European Perinatal Medicine” II dilondon (1970) telah disusun definisi sebagai berikut :
a.
Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
b.
Bayi cukup bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
c.
Bayi lebih bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan : prematuritas dan dismaturitas
1. Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismatur,berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi / kehamilan akibat bayi mengalami retardasi intauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa pertumbuhan (KMK).dismatur dapat terjadi dalam preterm,term dan post term yang terbagi dalam
1) Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK) 2) Neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan (NCB-KMK) 3) Neonatus lebih bulan-kecil untuk masa kehamilan (NLB-KMK) 2.1.2
Etiologi Penyebab BBLR terjadi karena beberapa faktor. Semakin muda usia kehamilan,
semakin besar resiko dapat terjadinya BBLR (Proverawati, Sulistyorini, 2010). berikut ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR secara umum :
a.
Faktor Ibu :
1) Penyakit : hal yang berhubungan dengan kehamilan seperti toksemia, gravidarum,pendarahan antepartum,trauma fisik dan psikologis,infeksi akut,serta kelainan kardiovaskuler
2) Usia ibu: angka kejadian BBLR tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
3) Jarak antara kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari 1 tahun 4) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya 5) Memiliki riwayat BBLR sebelumnya 6) Kondisi ibu saat hamil : peningkatan berat badan ibu yang tidak adekuat dan ibu yang perokok.
b. Faktor Janin Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian bblr antara lain : kehamilan ganda,ketuban pecah dini,cacat bawaan,kelainan kromosom,infeksi (missal : Rubella dan Sifilis) dan hidramnion/polihidramnion.
c. Faktor ekonomi 1. Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan sosial ekonomi yang rendah 2. Gizi yang kurang d. Faktor lingkungan a. Terkena Radiasi b. Terpapar Zat beracun 2.1.3
Manifestasi klinis Menurut Poverawati,Sulistyorini (2010) manifestasi klinis yang dapat
ditemukan pada bayi degan berat badan lahir rendah adalah.
a. Berat Badan kurang dari 2500 gram b. panjang Badan kurang dari 45 cm c. lingkar dada kurang 30 cm dan linkar kepala kurang dari 33 cm d. kepala lebih besar dari tubuh e. Rambut lanugo masih banyak,jaringan lemak subkutan tipis atau sedikit f. tulang rawan dan daun telinga belum cukup,sehingga elastisitas belum sempurna
g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus h. Genetalia belum sempurna,pada bayi perempuan labia minora belum tertutup oleh labia mayora, kalau pada bayi laki-laki Testis belum turun kedalam skrutom,pigmentasi dan rugue pada skorutom kurang
i. Pergerakan kurang dan lemah,tangis lemah,pernapasan belum teratur, dan sering mendapatkan apne.
j. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun,sehingga refleks menghisap dan menelan belum sempurna
k. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermi 2.1.4
Patofisiologi Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu,ibu
hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir rendah.apabila dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR. Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.(Manggiasih dan Jaya.2016).
2.1.5
Pathway Prematuritas
Faktor ibu: Umur (20 th) Paritas, Ras, Infertilitas, Riwayat kehamilan tak baik, Rahim abnormal,
Faktor placenta: Penyakit vaskuler, kehamilan ganda,
Dismaturitas
Retardasi pertumbuhan intra uterin
Faktor janin: Kelainan kromosom, Malformasi, TORCH, kehamilan
Bayi lahir premature (BBLR/BBLSR)
Berat badan < 2500
Prematuritas
Permukaan tubuh relative lebih luas
Kehilangan panas
Resiko Ketidakseimbangan
Fungsi organ-organ belum baik
Resiko infeksi
Reflek menelan belum sempurna
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Sumber: Nanda jilid 2 (2015)
Pertumbuhan dinding dada belum sempurna Vaskuler paru imatur
Ketidakefektifan polanafas
Gambar 2.1 Pathway
2.1.5
Komplikasi
Menurut Mitayani (2013) Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi) 2. Hipoglikemi simptomatik,terutama pada laki-laki 3. Penyakit
membrane
hialin
:
disebabkan
karena
surfaktan
paru
belum
sempurna/cukup,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi,tidak tertinggal udara residu dalam alveoli,sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatif yang tinggi untuk pernapasan berikutnya
4. Aspiksia neonatrum 5. Hiperbilirubinnemia : Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia,hal ini mungkin disebabkan karena ganguan pertumbuhan hati
6. Angka kejadian a. Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit berwarna) dan BBLR (6-16 %)
b. RSCM
pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73%
disebabkan BBLR
2.1.6 Penatalaksanaan BBLR Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif & Hardi (2016)
a. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35 ◻ dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34◻. Bila tidak ada inkubator,pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hanyat yang dibungkus dengan handuk atau lampu petromak didekat tidur bayi.bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum,warna kulit,pernafasan,kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin
b. Pengaturan makanan/nutrisi Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan dan hati-hati.pemberian makanan dini berupa glukosa,ASI atau PASI mengurangi resiko hipoglikemia,dehidrasi atau hiperbilirubinia.bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan menelan. Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram,2-4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 gram. Apabila
dengan
pemberian
makanan
pertama
bayi
tidak
mengalami
kesukaran,pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.
c. Mencegah infeksi Bayi premature mudah terserang infeksi.hal ini disebabkan karena daya tubuh bayi terhadap infeks kurang antibody relatif belum terbentuk dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit sebelum masuk keruangan rawat bayi.
2) Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah memegang seorang bayi
3) Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan dengan bayi
4) Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan 5) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang bayi.
I. Kasus Asuhan Keperawatan Bayi dari IGD rujukan Bidan Kartini lahir spontan G1P0 dengan usia kelahiran 29 minggu . Ibu klien mempunyai riwayat hipertensi. A. Pengkajian 1. Identitas klien a. Nama
: By. Ny. S
b. Tanggal Lahir
: 21 Januari 2020
c. Umur
: 0 Tahun 0 Bulan 5 Hari
d. Pendidikan : e. Alamat
: Kp. Muk Rt. 006/004 Kedaung Kaliangke, Cengkareng
f.
: Islam
Agama
g. Nama ayah/ibu
: Tn.A/Ny.S
h. Pekerjaan ayah
: Pegawai Swasta
i.
Pekerjaan ibu
:-
j.
Pendidikan ibu
:-
k. Suku bangsa 2. Keluhan Utama
:: Bayi lahir spontan G1P0 kurang bulan (29 minggu) dengan BBL 1500
gram BBS 1480 gram. 3. Riwayat penyakit sekarang a. Munculnya Keluhan
:
Bayi dari IGD rujukan Bidan Kartini lahir spontan G1P0 H 29 minggu BBL 1500 gram, keluhan bayi letargi, KU sakit lemah, reflex hisap dan menelan lemah, lapisan kulit tipis. S: 36,9ºC , N: 145 x/menit , RR: 45 x/menit , SpO2: 98%. b. Masalah sejak muncul keluhan : BBLR 4. Riwayat masa lampau a. Prenatal
: tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya b. Natal
: tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya c. Postnatal : tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh keluarganya
d. Penyakit waktu kecil
: tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya e. Pernah dirawat dirumah sakit
: tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya f.
Obat-obatan yang digunakan
: tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya g. Alergi
: tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh
keluarganya h. Kecelakaan i.
: tidak terkaji karena pasien tidak di dampingi oleh keluarganya
Imunisasi
: vit. K
5. Riwayat keluarga/Genogram
: tidak terkaji karena pasien tidak di damping oleh keluarga
6. Riwayat social a. Yang mengasuh dan alasannya
: Perawat RS dikarenakan BBLR
b. Pembawaan anak secara umum
: Bayi didalam incubator, terlihat lemah dan tangisan
kecil c. Lingkungan rumah : 7. Keadaan kesehatan saat ini a. Diagnosa medis
: NCB SMK BBLR
b. Tindakan operasi
:-
c. Obat-obatan
:
No. 1.
Obat Aminofilin
Dosis obat 2 x 3,75 mg
Kegunaanya Obat untuk mengobati batuk dan kesulitan bernapas
2.
Ferriz
1 x 0,3 cc
Suplemen digunakan
makanan untuk
yang
membantu
memenuhi kebutuhan zat besi pada anak 3.
Nystatin
2 x 1 ml
Obat antijamur untuk mengobati infeksi candida pada kulit seperti
ruam setelah penggunaan popok
d. Tindakan keperawatan
:
1. Pemasangan OGT 2. D10% 120 cc/24 jam 3. Pemasangan O2 0,5 lpm e. Hasil laboratorium : Test
Result
Reference
Units
Hematologi Hb
16,4
11,7-15,5
g/dl
Leukosit
20,24
2,60-11,00
x 103/ ul
Ht
49
35-47
%
Trombosit
179
140-440
x 103/ ul
Basofil
0
0-1
%
Eusofil
0
2-4
%
0
3-5
%
Segmen
40
50-70
%
Limfosit
55
25-40
%
Monosit
5
2-8
%
561