MAKALAH BIOPSIKOLOGI (Pergerakan)  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BIOPSIKOLOGI Untuk Memenuhi Tugas Biopsikologi Dosen : Emiliana Luh Damayanti S.Kep, Ners., M.Psi



Oleh : Uswidatul Laili



(1512100111)



Bobby Dharmawan Asmuni



(1512100112)



Maulidya Rahma Meilinda



(1512100113)



Nur Hosna Widya SuharYuni



(1512100114)



Estrite Abigael R.A.N



(1512100115)



Kharisma Alinda Sari



(1512100116)



UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA FAKULTAS PSIKOLOGI PSIKOLOGI 2021/2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Biopsikologi tentang “Pergerakan”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengarapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.........................................................................................................2 DAFTAR ISI.......................................................................................................................3 BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................4 1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1.3 Tujuan................................................................................................................ BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 2.1 Pengertian Sistem Gerak................................................................................... 2.2 Kendali Pergerakan............................................................................................ 2.2.1. Otot dan Pergerakannya........................................................................... 2.2.2. Otot Cepat dan Lambat............................................................................ 2.2.3. Pengendalian Otot Melalui Proprioreseptor............................................ 2.2.4. Satuan Pergerakan................................................................................... 2.3 Mekanisme Otak Terkait Pergerakan................................................................ 2.3.1. Korteks Serebrum.................................................................................... 2.3.2. Hubungan dari Otak Ke Sumsung Tulang Belakang............................... 2.3.3. Area Otak di Dekat Korteks Motorik Utama........................................... 2.4 Gangguan Pergerakan........................................................................................ BAB 3 PENUTUP............................................................................................................... 3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 3.2 Saran.................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifatsifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik.Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit warna mata, keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya.Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.



1.2



Rumusan Masalah 1.2.1 Apa pengertian Sistem Gerak? 1.2.2 Apa saja kendali pergerakannya? 1.3.3 Bagaimana mekanisme otot melalui Proprioreseptor? 1.3.4 Apa saja gangguan pergerakannya?



1.3



Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sistem gerak. 1.3.2 Untuk mengetahui apa saja kendali pergerakannya. 1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme otot melalui Proprioreseptor. 1.3.4 Untuk mengetahui apa saja gangguan pergerakannya.



BAB 2 PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Sistem Gerak Sistem gerak yaitu suatu sistem yang dapat menghasilkan gerakan yang terdiri dari tulang dan otot serta dibantu oleh persendian tulang sebagai alat gerak pasif karena tidak dapat bergerak sendiri dan otot sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi dan berelaksasi. Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot. 2.2 Kendali Pergerakan 2.2.1 Otot dan Pergerakannya Otot merupakan suatu organ yang dapat bergerak ini adalah sutau penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan rangasangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel oto akan memendekkan dirinya kearah tertentu. Otot hewan vertebrata secara umum dapat dibagi menjadi 3 kategoti yaitu: 1. Otot Polos



Otot polos merupakan sel otot yang bekerja secara tidak sadar. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memilki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri dari protein otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur. Otot



masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam, misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit, saluran kelamin dan saluran ekskresi. 2. Otot jantung



Otot jantung ditemukan pada jantung, terdiri dari serat serat yang mengalami penggabungan, Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot lurik perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain. Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor), mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik. 3. Otot Lurik



Otot lurik/rangka, terdiri serat silindris Panjang dan berstrip, Sel otot lurik ujungnya sel nya tidak menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya tampak serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel, dan tampak



adanya garis-garis terang di selingi gelap yang melintang. Sumber: buku biopsi, https://adoc.tips  › sistem-otot-a-pengertian-otot



2.2.2 Otot Cepat dan Lambat



Bayangkan jika kalian adalah seekor ikan. Ikan harus dapat mempertahankan kecepatan renangnya dalam suhu dingin, walaupun semua otot dalam tubuhnya berkontraksi lebih lambat dari normal. Untuk melakukan hal tersebut, ikan memanfaatkan otot putih yang hanya hanya akan dimanfaatkan untuk menghasilkan kecepatan yang tinggi dalam waktu singkat. Ikan memiliki suhu yang sama dengan air di sekelilingnya. Oleh karena kontraksi otot merupakan reaksi kimia, maka dalam suhu dingin lajunya akan melambat. Jadi, seiring dengan bertambahnya dingin air, maka seharusnya, pergerakan akan melambat, betul? Tetapi hal ini tidak terjadi, dan ikan akan berenang dengan kecepatan yang kurang lebih sama, walaupun harus menggunakan otot yang lebih banyak dari biasanya. (Rome, Loughna, dan Goldspink, 1984).



Ikan memiliki 3 tipe otot, yaitu otot merah, merah jambu, dan putih. Otot merah menghasilkan gerakan yang paling lambat namun tidak rentan kelelahan.otot putih menghasilkan gerakan yang sangat cepat namun sangat cepat lelah. Otot merah muda berada pada tingkat pertengahan dalam hal kecepatan maupun kerentanan terhadap kelelahan. Pada suhu tinggi, ikan akan bergantung pada otot merah dan merah muda. Pada suhu dingin, ikan akan sangat bergantung pada otot putihnya. Berbeda dengan ikan yang yang memiliki berkas otot terpisah sesuai dengan tipe otot penyusunnya. Pada manusia dan hewan vertebrata beraneka ragam tipe otot tergabung menjadi satu berkas. Kisaran tipe otot yang kita miliki mulai dari serat otot cepat (fast twitch



fibers) menghasilkan kontraksi cepat tetapi mudah lelah, sehingga serat otot lambat (low twitch fibers) yang menghasilkan kontraksi lebih lambat tanpa lelah. (Hening dan Lomo, 1985). 2.2.3 Pengendalian Otot Melalui Proprioreseptor Proprioreseptor merupakan sebuah reseptor yang mendeteksi posisi atau pergerakan bagian tubuh, yaitu otot. Proprioreseptor otot mendeteksi regangan dan ketegangan sebuah otot, setelah itu mengirimkan informasinya sehingga sumsum tulang belakang dapat menyesuaikannya. Refleks regangan (stretch flex) ditimbulkan oleh sebuah regangan, tetapi sebuah regangan tidak menghasilkan refleks regangan. Gelendong otot (muscles spindle) adalah sebuah reseptor yang sejajar dengan otot yang memberikan respon terhdap regangan (Merton, 1972; Miles and Evarts, 1979). Apabila gelendong otot (muscles spindle) diregangkan, maka saraf sensoriknya akan mengirimkan informasi ke sebuah neuron motorik pada sumsum tulang belakang. Kemudian sumsum tulang belakang mengirimkan informasi ke arah otot disekeliling gelondong otot sehingga menyebabkan kontraksi. Sebuah contoh refleks peregangan dari gambar disamping; ketika jari telunjuk mengenai api pada lilin tersebut, sontak otak menerima sinyal dari jari



telunjuk



yang



terasa



panas



sehingga



memerintahkan untuk menjauhkan tangan dari lilin menyala tersebut. Proprioreseptor



tidak



hanya



mengendalikan



refleks yang penting, tetapi juga memberikan informasi ke otak. Organ tendon golgi adalah proprioreseptor yang memberikan respon terhadap peningkatan ketegangan otot. Letaknya dikedua ujung tendon sebuah otot, fungsi organ tersebut seperti rem untuk menghentikan kontraksi otot yang sangat berlebihan. 2.2.4. Satuan Pergerakan  Gerakan volunter dan involunter



Refleks merupakan respon otomatis yang konsisten terhadap stimulus. Secara umum, refleks adalah gerakan involunter karena tidak sensitif terhadap penguatan, hukuman, dan motivasi. Contoh



refleks



antara



lain;



refleks



peregangan seperti pada gambar sebelumnya dan konstriksi pupil (pupil mengecil) sebagai bentuk respons terhadap cahaya terang. (seperti gambar disamping). Hanya terdapat beberapa perilaku yang dikatakan sebagai gerakan volunter dan involunter murni. Contohnya menelan; siapapun dapat menelan atau menghambat menelan sebagai bentuk volunter, tetapi dengan batasan tertentu. Ketika makan dan langsung ditelan masih dikatakan sanggup dalam percobaan pertama dan kedua, sedangkan untuk seterusnya mungkin sudah merasa tidak nyaman lagi.  Gerakan yang memiliki sensitivitas berbeda terhadap umpan balik Beberapa pergerakan ada yang berlaku seperti di kemiliteran yang memiliki misil balistik yang spontan tidak ada pengoreksian dan ada yang dapat dikoreksi melalui umpan balik. Pergerakan balistik dilaksanankan secara keseluruhan atau setelah gerakan tersebut dimulai, maka tidak dapat melakukan pengoreksian. Contoh gerakan balistik adalah refleks, seperti contoh sebelum-sebelumnya. Pergerakan yang bersifat balistik jarang terjadi dan sebagian besar pergerakan pasti dapat dikoreksi oleh umpan balik. Contohnya, ketika seorang idol bernyanyi dan ia mencapai nada tertentu, saat ia mendengar adanya perubahan pada tinggi nadanya ia akan segera mengoreksinya.  Urutan perilaku Generator pola pusat (central pattern geenrators), yaitu mekanisme neuron pada sumsum tulang belakang atau lokasi lain yang menghasilkan pola ritmis output motorik. Contohnya adalah mekanisme tulang belakang yang menghasilkan gerakan kepakan sayap burung, gerakan sirip ikan, dan gerakan menggoyang-goyang tubuh pada anjing ketika mereka basah. Stimulus mungkin mengaktivasi generator pola pusat, tetapi stimulus tidak mengendalikan frekuensi gerakan tersebut. Urutan tetap sebuah pergerakan disebut dengan program motorik (motor program) yang dapat dipelajari atau sudah tertanam dalam sistem saraf. Contoh program yang sudah tertanam



adaalah seekor tikus yang secara periodik membersihkan dirinya dengan urutan; berdiri dengan kedua kaki belakang, menjilati telapak kaki, mengusapkan tapak kaki ke mukanya, menutup mata ketika telapak kaki melintasi daerah mata, kembali menjilati telapak kaki, dan seterusnya. (Fontress, 1973) 2.3 Mekanisme Otak Terkait Pergerakan 2.3.1. Korteks Serebrum Ilmuwan neurosains telah mengetahui bahwa stimulus listrik yang langsung ditujukan ke korteks motorik utama (primary motor cortex) – pada girus prasentral pada korteeks frontal yang letaknya ada sisi anterior sulkus sentral yang dapat menimbulkan pergerakan.



Fungsi serebrum adalah untuk mengendalikan gerakan tubuh sadar. Stimulasi elektrik pada titik tertentu akan menghasilkan gerakan pada bagian tubuh tertentu. Jika bagian tersebut cedera, maka seseorang bisa lumpuh. Gerak tubuh manusia dikendalikan korteks motor secara terbalik. Gerak kanan tubuh dikendalikan korteks motorik kiri, dan sebaliknya. Gambar disamping adalah



contoh dari korteks



motorik selama berlangsungnya pergerakan sebuah jari ayau pergelangan tangan.



2.3.2. Hubungan dari Otak Ke Sumsung Tulang Belakang Manusia memiliki organ tubuh yang sangat harmonis dan bekerja dengan baik di karenakan adanya sistem koordinasi. Sistem koordinasi didalam tubuh manusia melalui



sebuah sistem syaraf dengan cara indera manusia menerima rangsangan dan kemudian dilanjutkan kedalam bagian otak atau sumsum tulang belakang. Semua informasi akan diolah dibagian sistem saraf kemudian akan dilanjutkan ke dalam sistem koordinasi, sehingga dapat menentukan bentuk tanggapan . Manusia memiliki sistem koordinasi yang terdiri dari sistem hormon, alat indra, dan sistem saraf. Manusia memiliki dua bagian sistem saraf, yang terdiri dari: sistem saraf tepi yang meliputi saraf dan jaringan di seluruh tubuh manusia. Sedangkan, sistem saraf pusat yang meliputi sumsum tulang belakang dan otak. Manusia sendiri memiliki panca indra yang terdiri dari telinga, mata, hidung, lidah, dan kulit. Panca indra didalam tubuh manusia berfungsi sebagai menanggapi rangsangan yang berasal dari luar tubuh dan diteruskan ke dalam otak atau sumsum tulang belakang. Apabila seseorang menderita di bagian sumsum tulang belakang,maka akan terjadi gangguann fungsi di dalam tubuh tersebut. Contohnya ialah fungsi motorik, fungsi sensori, dan juga fungsi otonom. Anatomi sumsum tulang belakang



Sumsum tulang belakang ialah kumpulan beberapa saraf dan sel yang memanjang dari bagian bawah otak hingga punggung bawah. dari sinilah otak dapat mencerna sinyal yang akan di salurkan ke seluruh tubuh. Sumsum tulang belakang mimiliki panjang yang sangat beragam didalam tubuh manusia, setiap manusia memiliki panjang rata rata sekitar 43-45cm. Sumsum tulang belakang memiliki struktur yang terdiri dari 3 bagian, yaitu leher (neck), dada (thoraci) , dan lumbar (lower back). Sumsum tulang belakang memiliki lapisan pelindung yang disebut dura meter, arachnoid mater, dan pia meter. ( sumber : repository.penerbitwidiana.com , sehatq.com ) 2.3.3. Area Otak di Dekat Korteks Motorik Utama Korteks motorik ialah salah satu bagian dari wilayah korteks serebral yangterlibat dalam perencanaan, pengendalian, dan juga pelaksanaan gerakan sukarela. Wilayah otak ini



terletak dibagian atas dan rostral otak. Posterior Lobus Frontal ialah bagian yang terletak tepat sebelum sentral atau rolando sulcus dan juga area sematosensori.



Daerah utama dari area motorik otak : 1. Korteks motorik primer Struktur utama yang bertanggung jawab dalam gerakan dan area yang akan menghasilkan dan mengirimkan urutan gerakan ke semua otot tubuh. Korteks motorik tidsk dapat bekerja sendiri , tetapi ia membutuhkan informasi dari beberapa bidang untuk merencanakan dan mengembanngkan beberapa gerakan. Didalam korteks motor primer antara lain sel beltz . sel beltz ini adalah suatu sel yang sangat panjang , yang akan melewati bagian sumsum tulang belakang untuk membuat beberapa sinapsis dengan neuron motorik lainnya. 2. Korteks motorik sekunder Area ini memiliki peran sangat penting dalam pemograman dan perencanaan gerakan dan urutan yang harus diikuti agar dapat melakukan gerakan secara terkoordiinasi dan tepat . unruk melakukan pergerakan , pertama tama derlu dilakukan tindakan pada area area ini . untuk dapat meneruskan informasi ke area motor primer dan jika ada pergerakan maka akan dikirim. Masalah dan gangguan terkait : Salah satu masalah yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan korteks salah stunya ialah kelumpuhan dan juga kehilangan mobilitas . baik itu bagian tertentu dari organisme , dalaam hemibody atau diseluruh tubuh. Efek yang dikarenakan cidera ini biasanya dapat mengubah kemampuan untuk melakukan gerakan secara terkoordinasi dan berurutan 2.4 Gangguan Pergerakan



Gangguan gerak terjadi karena kondisi saraf motorik mengalami kerusakan. Sistem saraf motorik terdapat dua bagian yaitu saraf motorik bagian atas (otak) dan sistem motorik bagian bawah (sumsum tulang belakang). Hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut berbeda-beda dan tergantung jenis penyakitnya, ada beberapa penyebab gangguan motorik antara lain : 



Kerusakan pada otak, tulang belakang dan sistem saraf tepi







Faktor genetik atau keturunan



Jenis-jenis kelainan pada sistem gerak : 1. Tremor adalah gerakan yang berulang atau kondisi gemetar yang tidak dapat dikontrol, hal ini biasanya terjadi di di salah satu atau kedua tangan dan kondisi ini dapat bertambah parah saat penderita mencoba menggerakkan tangannya. Tremor disebabkan oleh ketidak normalan pada bagian otak yang mengendalikan gerakan dan umumnya terkait dengan penyakit tertentu. 2. Myasthenia gravis adalah kondisi cepat lelah dan melemahnya otot otot termasuk otot gerak sadar hal ini terjadi akibat masalah pada komunikasi antara saraf dengan otot. 3. Ataksia adalah gangguan pada sistem gerak yang bersifat degeneratif atau memicu penurunan fungsi, gangguan ini disebabkan masalah pada otak, batang otak atau saraf tulang belakang. Penderita ataksia biasanya melakukan gerakan yang ceroboh dan tidak stabil, tubuh yang tidak seimbang, mengalami gemetar atau anggota gerak yang kurang terkoordinasi pada saat melakukan gerakan secara sadar.



BAB 3 PENUTUP



3.1. Kesimpulan 3.1.1. Sistem gerak yaitu suatu sistem yang dapat menghasilkan gerakan terdiri dari tulang dan otot serta dibantu oleh persendian. 3.1.2. Otot merupakan suatu organ yang dapat bergerak ini adalah sutau penting bagi organisme. 3.1.3. Mekanisme otak dengan pergerakan meliputi korteks serebrum yang berperan penting untuk tindakan kompleks, serta membantu para penderita sumsum tulang belakang atau amputasi untuk menghubungkan suatu informasi dari otak yang tidak mencapai otot. 3.1.4. Gangguan gerak terjadi karena kondisi saraf motorik mengalami kerusakan. 3.2. Saran Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi manfaat untuk kita semua.



DAFTAR PUSTAKA



Buku Biopsikologi. Diakses pada 14 Sep. 21, dari https://adoc.tips  › sistem-otot-a-pengertian-otot



repository.penerbitwidiana.com , sehatq.com Rome, Loughna, Goldspink,. (1984) Hening dan Lomo,. (1985) Jurnal Biopsikologi. Diakses pada 14 Sep. 21, dari http://repository.unpas.ac.id Kalat, J.W. 2010. Biopsikologi (Biological Psychology): buku 1 edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika Merton, 1972; Miles and Evarts,. (1979) Fontress,. (1973)