Makalah BMR Permainan Tradisional Layang-Layang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH PERMAINAN TRADISIONAL MELAYU LAYANG-LAYANG



Di Susun Oleh : Fitri Humairoh



2105111058



Dosen Pengampu : Dr. Elmustian, M.A.



JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya makalah yang berjudul “Permainan Tradisional Melayu Layang-Layang” ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Makalah ini sangat membantu kita untuk dapat mengetahui berbagai ragam jenisjenis dari permainan masyarakat Melayu Riau ini, yang saat ini hampir redup. Makalah ini telah penulis sajikan secara sistematis agar mudah untuk dipahami. Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar kita mampu memahami dan mudah untuk mengerti bagaimana cara-cara bermain dari permainan tersebut serta dapat mengetahui asal usul permainan tersebut. Penulis juga menyajikan nilai budaya yang terkandung di dalam permainan tersebut. Terselesainya makalah ini tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu dalam pembuatannya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Elmustian, M.A, sebagai dosen pembimbing Budaya Melayu Riau, orang tua, dan teman-teman semua yang telah mendukung baik secara moril maupun materil. Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Pekanbaru, 22 November 2021



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2 1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penjelasan Permainan Tradisional…………………………………...………... 3 2.2 Permainan Tradisional Masyarakat Melayu Riau Layang-Layang…………… 4 2.3. Cara Membuat Layang-Layang……………………………………………… 7 2.4 Cara bermain Layang-Layang………………………………………………… 9 2.5 Manfaat Permainan Tradisional………………………………………………. 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 11 3.2 Saran ................................................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan rakyat mungkin sudah lama redup karena anak-anak beralih pada permainan elektronik yang lebih canggih. Hampir seluruh permaina anak-anak saat ini menggunakan sistem komputerisasi dalam pengoperasiannya. Namun perlu disadari, bahwa permainan modern saat ini mengakibatkan dampak negatif yang cukup berpengaruh bagi anak-anak. Seperti, dengan adanya perkembangan teknologi dari waktu ke waktu yang menyebabkan pembaharuan terus-menerus pada permainan, menyebabkan kecenderungan anak-anak menuntut edisi terbaru dari permainan yang dimiliki, sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa permainan modern, membentuk mental anak yang penuntut, karena berbagai faktor linkungan. Di samping itu, hal ini juga menunjukkan bahwa permainan modern saat ini tidak dapat menanamkan kesan positif yang baik sehingga dapat diingat sepanjang masa. Seperti halnya permainan tradisional yang sebenarnya banyak makna mulia yang bisa tergali di baliknya. "Berdasarkan penelitian, seluruh permainan rakyat di Indonesia memiliki kesamaan yakni pengenalan diri, alam, dan Tuhan." Permainan tradisional memiliki banyak sisi positif yang seringkali diabaikan, permainan tradisional mengajarkan banyak hal pada anak-anak, sehingga dapat diingat sepanjang masa. Sebagai bukti, saya merasa permainan tradisional lebih menyenangkan, mendidik kita dalam bermain, dan terdapat banyak pesan dalam setiap permainan, selain itu permainan tradisional sangat “bersahabat dan ramah”, sehingga dapat dimainkan seluruh anak-anak indonesia, tanpa memperhitungkan ras, agama, dan budaya. Permainan tradisional menanamkan “Unity in diversity” sejak dini yang kokoh bagi anak-anak Indonesia.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu permainan tradisional? 2. Bagaimana sejarah gasing diindonesia? 3. Apa manfaat dari permainan tradisional? 1.3 Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis permainan masyarakat Melayu Riau 2. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah, cara bermain, bentuk permainan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Permainan Tradisional / Permainan Rakyat Permainan merupakan salah satu hal yang sangat disukai oleh anak. Banyak jenis permainan yang seringkali dimainkan oleh anak-anak. Pada umumnya permainan memiliki 2 jenis yaitu permainan modern dan permainan tradisional. Dewasa ini permainan tradisional yang merupakan satu dari sekian banyak warisan budaya bangsa mulai hilang dan lambat laun semakin tidak terdeteksi keberadaannya akibat dari globalisasi yang memunculkan permainan baru yang lebih canggih. Permainan tradisional yang merupakan salah satu kearifan lokal bangsa yang saat ini mulai terkikis zaman mulai kembali dimunculkan dan sedang berusaha dipertahankan keberadaannya. Permainan tradisional adalah sebuah permainan turun temurun dari nenek moyang yang di dalamnya mengandung berbagai unsur dan nilai yang memiliki manfaat besar bagi yang memainkannya. Menurut James Danandjaja, permainan tradisional adalah salah satu bentuk permainan anak- anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Jika dilihat dari akar katanya permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari nak) dengan tujuan mendapat kegembiraan. (Azizah: 2016: 284) Permainan tradisional sudah tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu. Setiap daerah memiliki jenis permainan tradisional yang berbedabeda. Pada zaman dahulu permainan dijadikan sebagai sarana rekreasi untuk mencapai kesenaangan. Permainan tradisional dipercaya mengandung nilai luhur yang diciptakan oleh nenek moyang sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak. (Kurniati 2016: 2) menjelaskan bahwa permainan tradisional merupakan suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penurunan permainan tradisional pada tempo dahulu tidaklah menggunakan tulisan atau aksara yang dibukukan, melainkan secara lisan dan contoh langsung kepada para generasi yang kemudian disebar luaskan. Achroni dalam (Haris 2016: 16) mengungkapkan bahwa permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang tersebar melalui lisan dan mempunyai pesan moral dan manfaat di dalamnya. Permaian tradisional tidak dapat dipisahkan dari generasi terdahulu. Permainan



tradisional merupakan salah satu aktivitas penting sebagai sara belajar bagi anak-anak pada masa dahulu, permainan tradisional tidak bisa dibiarkan hilang. Keberadaan permainan tradisional harus senantiasa diajaga keberadaannya sebagai sarana bermain dan belajar bagi anak-anak. Secara sederhana permainan tradisional dapat disimpulkan bahwa permain tradisional merupakan warisan budaya yang di turunkan secara turun temurun dari zaman dahulu hingga sekarang. Permainan tradisional adalah suatu aktifitas bermain yang dilakukan oleh anak-anak sejak zaman dahulu dengan aturan-aturan tertentu guna memperoleh kegembiraan. Permainan tradisional memiliki kandungan nilai dan manfaat yang tersimpan di dalamnya dan dapat memberikan efek positif bagi siapa saja yang memainkannya. Direktorat Nilai Budaya dalam Kurniati (2016: 3) menjelaskan bahwa permainan rakyat tradisional untuk bertanding terdiri dari 3 kelompok yaitu 1) permainan yang bersifat strategis, 2) permainan yang lebih mengutamakan kemampuan fisik serta 3) permainan yang bersifat untung-untungan.). Selamet dalam Andriani (2012: 131).



2.2 Permainan Tradisional Masyarakat Melayu Riau Layang Layang Layang-layang merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layanglayang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan, layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif. Fungsi Layang-layang Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan. Yang paling umum adalah layanglayang hias (dalam bahasa Betawi disebut koang) dan layanglayang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena biasanya kuatnya angin berhembus pada masa itu. Di beberapa daerah Nusantara layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga pula, beberapa bentuk layang-layang tradisional Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun. Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa



tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar. Penggunaan layang-layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad ke18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika Benjamin Franklin menggunakan layanglayang yang terhubung dengan kunci untuk menunjukkan bahwa petir membawa muatan listrik. Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan "menarik" kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar. Sejarah Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar 2500 SM. Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layanglayang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara. Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan. Dari Cina, permainan layang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian populer di Eropa. Layang-layang terkenal ketika dipakai oleh Benjamin Franklin ketika ia tengah mempelajari petir. Walaupun bermain layang-layang tidak hanya identik dengan permainan anak-anak, tetap saja penggemar utama layang-layang sebenarnya adalah anak-anak. Memanfaatkan kegembiraan mereka bermain layang-layang bisa mengalahkan godaan game boy, play station, maupun televisi. Sayang sekali di daerah perkotaan amat sulit mencari lokasi untuk bermain layang-layang. Akibatnya orang tua (terutama ibu-ibu) lebih senang melarang anaknya bermain layanglayang karena berbahaya. Bermain di jalan selain bahaya tertabrak juga bahaya tersengat listrik. Alangkah baiknya bila para pengembang maupun pemerintah daerah memikirkan sarana ruang terbuka bagi lingkungannya, sehingga hobi bermain layang-layang ini bisa tersalurkan. Setidaknya ini akan menambah bidang pekerjaan juga, soalnya dalam era global yang serba instant ini mana ada lagi yang berpikir untuk mengambil buluh sebatang,



diraut, ditimbang, dan sebagainya. Jadi, semakin banyak konsumen tentunya produsen semakin dibutuhkan. Bermain layang-layang di pantai ataupun di gunung hanya bisa dilaksanakan pada saat liburan, alangkah baiknya bila prasarana bermain di lingkungan bisa memenuhi kebutuhan akan ruang terbuka ini. Bila kita berkunjung ke museum layang-layang, maka ada juga kesempatan bagi anakanak untuk berkreasi membuat layang-layang. Tidak perlu lagi meraut buluh, melainkan mereka bisa berkreasi dengan warna-warna pilihan sendiri. Kebanggaan bisa membuat sendiri ini, semoga menjadi dasar percaya diri dan ketangguhan mereka untuk berusaha sendiri di kemudian hari. Dengan kegiatan permainan seperti ini bukan hanya ketahanan fisik yang mereka dapatkan, tapi juga membantu mereka mengerti logika alam. Bagaimana kekuatan tenaga angin bisa membantu menerbangkan benda kecil maupun besar ke angkasa. Bahkan, seorang Benjamin Franklin bisa menemukan penangkal petir berdasarkan logika dan eksperimen yang diperolehnya ketika bermain layang-layang. Bagi orang dewasa tentunya bermain layang-layang juga berguna untuk menarik keluar sisi kanakkanak di dalam dirinya. Pada saat ini tentunya suasana hati menjadi santai dan senang sehingga akhirnya bermain layang-layang juga bisa untuk menyehatkan orang dewasa. Jadi, mari berkampanye untuk ruang luar publik yang aman dan nyaman untuk bermain, termasuk untuk bermain layang-layang tentunya. Perkembangan layang-layang di Indonesia cenderung mengarah kepada bentuk modern yang memungkinkan akan berdampak kepada hilangnya ciri layang-layang tradisional Indonesia. Perkembangan layang-layang di dunia mengarah kepada bentuk dan motif yang artistik serta mengarah kepada pemanfaatan layang-layang dibidang teknologi. Mengacu pada hal tersebut ada sekelompok pencinta layang-layang yang tergabung dalam Merindo Kites & Gallery mencoba untuk mengangkat dan melestarikan salah satu khazanah budaya dan memperkenalkan seni dan teknologi layang-layang dengan mendirikan Museum Layang-layang Indonesia. Layang Wau, permainan tradisional Melayu yang terkenal pada kalangan orangorang dewasa. Permainan wau ini dimain sama seperti permainan layang-layang. Ia dimain secara individual. Permainan wau ini harus dimain di tempat yang luas dan lebar supaya waunya tidak tersangkut dimanamana seperti pokok dan bumbung. Permainan ini gemar dimain oleh orang-orang dewasa pada zaman dahulu. Kini, wau jarang dimain, layang-layang pula diambil perhatian terhadap orang



ramai. Dan layang layang bukan sahaja dimain oleh orang dewasa malah anak kecil juga suka bermain permainan layang-layang ini



Nilai Budaya Dalam permainan ini kita diajarkan untuk dapat bersabar itu terlihat dari naik nya laying-layang yang semakin lama semakn tinggi. 2.3 Cara Membuat Layang Layang



Sebelum Anda membuat layang-layang sederhana, pastikan mempersiapkan beberapa bahan terlebih dahulu, Adapun beberapa bahan dan peralatan yang dibutuhkan ialah sebagai berikut: 



Siapkan 1 bilah bambu tipis dengan panjang 70 cm dan lebar 1 cm,







1 bilah bambu tipis, lebar 1 cm dan panjang sekitar 40-60 cm







Kertas minyak,







Benang,







Spidol,







Gunting,







Solasi,







Pita gulung yang tebal,







Meteran.



Cara Membuatnya: 1. Langkah pertama taruh kedua bilah bambu dengan posisi silang dan letakkan bambu pendek pada 1/3 bagian bambu yang panjang. 2. Setelah itu ikat kedua bambu dengan benang dan kaitkan keempat ujung bambu tersebung dengan benang, maka rangka layang-layang membentuk segi tiga. Lalu letakkan kerangka di atas kertas minyak. 3. Kemudian gambar tanda memakai spidol pada kertas minyak, usahakan mengikuti rangka layang-layang. 4. Potong kertas minyak sesuai pola dan lem kertas pada bagian rangka memakai solasi. Pastikan lebar sisa kertasnya dilipat dan melewati benang sebelum disolasi. 5. Untuk ekornya potong pita yang fungsinya juga untuk menyeimbangkan. 6. Kemudian buat lubang di bagian tengah layang-layang tempat bertemunya persilangan kerangka dari bambu. Lalu masukkan senar layangan pada lubang dan ikat. 7. Buat lubang di bawah titik tengah sekitar 7 cm dari bagian bawah layangan dan tautkan benang dari titik tengah menuju lubang di bawahnya. 8. Layang-layang sudah jadi.



2.4 Cara Bermain Layang-Layang 1. Langkah awal untuk bermain layang layang adalah dengan mencari tempat yang tidak dilintasi kabel,alangkah baiknya bermain di pantai atau lapangan 2. Dalam menerbangkan layang-layang akan lebih mudah jika di bantu orang lain untuk memegang layangan.



3. Untuk pemegang tali harus membelakangi arah angina karena Ada kekuatan dari tali layang-layang, kekuatan angin, dan gaya gravitasi. Kekuatan angin mendorong layang-layang ke atas dan ke belakang Dengan kita menarik layangan ke arah kita, kita menciptakan angin yang dapat memaksa layangan. 4. Mundur hingga perlahan-lahan layang layang naik lebih tinggi ke udara. 2.5 Manfaat Permainan Tradisional Bermain adalah belajar bagi anak, karena dengan bermain anak dapat meningkatkan kemampuannya dan mengembangkan dirinya. Pada permainan tradisional, apabila diamati dari aktivitas yang dilakukan anak, permainan tradisional mengandung ketrampilan dan kecekatan kaki dan tangannya, menggunakan kekuatan tubuhnya, ketajaman penglihatannya, kecerdasan pikirannya, keluwesan gerak tubuhnya, menirukan alam lingkungannya, memudahkan gerak irama, lagu dan kata-kata yang sesuai dengan arti dan gerakannya. (Azizah: 2016: 285). Secara garis besar, permainan tradisional sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak sebagai pribadi maupun makhluk sosial. Permainan tradisional bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berfikir serta bergaul dengan lingkungan. Bermain selain bermanfaat bagi perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional dan moral, bermain juga mempunyai manfaat besar bagi perkembangan secara keseluruhan.



Bermain permainan tradisional menurut Montolalu dkk, dalam Jawati (2013: 254) memiliki manfaat bagi anak, antara lain: 1. Bermain memicu kreativitas Dalam lingkungan bermain yang aman dan menyenangkan bermain memicu anak menemukan pemikirannya serta menggunakan daya khayalnya. 2. Bermain bermanfaat mencerdaskan otak Bermain merupaka sebuah media yang sangat penting bagi proses berfikir anak. Bermain membantu perkembangan kognitif anak. Bermain memberi konstribusi pada perkembangan intelektual atau kecerdasan berfikir dengan membukakan jalan menuju berbagai pengalaman yang memperkaya cara berfikir anak.



3. Bermain bermanfaat menanggulangi konflik Pada anak usia dini tingkah laku yang sering muncul adalah tingkah laku menolak, bersaing, agresif, bertengkar, meniru, kerjasama, egois, simpatik, dan berkeinginan untuk diterima di lingkungan anak. 4. Bermain bermanfaat melatih empati Empati merupakan suatu faktor yang berperan dalam perkembangan sosial anak, karena degan empati anak dapat merasakan perasaan orang lain. Melalui permainan bermain peran dapat melatih sikap emapati pada anak. 5. Bermain dapat beanfaat mengasah panca indera Banyak jenis permainan yang menunjang perkembangan kepekaan panca indera, sehingga dapat digunakan sebagai sarana pelatihan panca indera bagi anak. Seperti permainan petak umpet yang dapat melatih kepekaan pendengaran. 6. Bermain sebagai media terapi Bermain dapat membuat anak melupukan masalah dan kecemasan yang mereka hadapi, itulah salah satu cara yang digunakan anak dengan bermain. 7. Bermain itu melakukan penemuan, artinya bermain dapat menghasilkan ciptaan baru.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa permainan masyarakat Melayu



khususnya daerah



RIAU



sangat



dapat



dijadikan



peluang



dalam



pariwisata,misalnya wisata layang-layang hal ini tentu saja dapat menambah penghasilan daerah dan juga membangun minat anak-anak kecil untuk bermain layang layang agar tidak terlupakan nya jenis permainan trasidional ini. 3.2 Saran



Demikian pembahasan dari makalah saya yang mengenai Permainan Tradisional Melayu Layang-Layang. Saya berharap semoga pembahasan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dalam pengetahuan. Dan saya pun berharap pula untuk kritik dan saran bagi para pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas saya selanjutnya. Sekian dan terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA



Andriani, T. (2012). Permainan Tradisional dalam Membentuk Karakter Anak. Jurnal Sosial Budaya, Vol 9 (1), 121-134 Azizah, I. (2016). Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Materi Gaya di Kelas IV MIM Ngronggot Nganjuk. Jurnal Pendidikan, 16,(2), 208-305 Haris, I. 2016. Kearifan Lokal Permainan Tradisional Cublek-Cublek Suweng sebagai Media untuk Mengembangkan Kemampuan Sosial Moral Anak Usia Dini. Jurnal AUDI, 1



(1), 15-20



Kurniati, Euis. 2016.



Permainan Tradisional dan Perannya dalam Mengembangkan



Keterampilan Sosial Anak. Jakarta: Pramedia Group



Link Youtube: https://youtu.be/YZeME71ZoG8