MAKALAH Bu RATNA [PDF]

  • Author / Uploaded
  • andi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK ANAK USIA DINI Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Seni Tari Dosen Pengampu : Ratnayati,S.Pd, M.Pd



DISUSUN OLEH Erna Dwi Kustanti 181330030



PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI METRO TAHUN 2019



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan



inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat



menyelesaikan makalah Pembelajaran Seni Tari Untuk Anak Usia Dini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.



Akhir kata kami berharap semoga makalah Pembelajaran Seni Tari Untuk Anak Usia Dini ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Metro, 2019



Penyusun



DAFTAR ISI



JUDUL .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... .ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah .......................................................... ...1 B. Rumusan Masalah .......................................................................2 C. Tujuan Masalah........................................................................ ...2 BAB II PEMBAHASAN



A. B. C. D. E.



Penciptaan Seni Tari AUD ....................................................... .. ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ......................................................................................................



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan ................................................................................ B. Saran .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Menari sebagai salah satu bentuk kegiatan seni, memiliki keragaman jenis, namun tidak semua kegiatan menari sesuai untuk anak usia dini. Menari lebih spesifik dikatakan oleh Stinson sebagai gerakan yang beraturan, signifikan dan dipengaruhi oleh penjiwaan. Tari yang kreatif adalah gerakan yang ditampilkan secara menarik dengan menyesuaikan alunan lagu atau musik. Terlepas dari itu, gerakan tari untuk anak usia dini sebaiknya yang mudah dan tidak terlalu bervariasi, menyenangkan dan dalam kondisi tertentu gerakan tari anak bersifat alami. Gerakan tari pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan, dengan ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh pendidik adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak saat ingin menari. Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan tari, terlebih harus sempurna, hanya akan membuat kondisi anak menjadi semakin buruk dan tidak mengembangkan kreativitas mereka. satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan potensi kreatif anak, di antaranya adalah melibatkan anak dalam pengalaman seni. Pengalaman seni tersebut dapat berupa kegiatan menari (dance), bermain musik (music), seni dan kerajinan tangan (art and craft)serta bermain drama (theatre or performing art). Pengalaman-pengalaman tersebut menjadikan anak-anak menjadi ekspresif, kreatif dan imajinatif.



B. Rumusan Masalah 1. Apa ciri-ciri anak yang mempunyai bakat seni tari? 2. Bagaimana mengajarkan seni tari pada anak usia dini? 3. Apa yang dimaksud kreativitas dalam gerak tari?



C. . Tujuan 1. Untuk mengetahui bakat seorang anak dalam bidang seni tari 2. Untuk memudahkan menciptakan gerak tari pada anak usia dini 3. Untuk mendorong kreativitas anak dalam seni gerak tari



BAB II PEMBAHASAN



1.



Penciptaan Tari Untuk Anak PAUD Penciptaan tari bagi penata tari yang berlatar belakang pendidikan



tari, diawali dengan kegiatan menulis perencanaan tari. Tujuan menulis rencana tari adalah untuk panduan dan acuan penata tari pada waktu proses mencipta tari. Bagi seniman yang berlatar belakang pendidikan tari, mengungkapkan gagasan tari dalam bentuk tulisan bermanfaat untuk alat kontrol, agar dalam proses mencipta tari selalu bekerja dan bersikap konsisten, membuat karya seperti dalam gagasannya. Bagi orang lain, rencana tari bermanfaat untuk memberikan gambaran utuh mengenai wujud karya tari yang akan dibuat. Oleh karena itu, rencana tari disebut pula dengan konsep tari. Hal penting yang harus dijelaskan dalam konsep tari adalah: 1. latar belakang mencipta tari 2. manfaat mencipta tari 3. acuan teoritik bentuk tari 4. tujuan mencipta tari 5. rencana langkah-langkah mencipta tari 6. rencana orientasi garapan 7. rencana komposisi tari



A.



Pengetahuan Mencipta Tari



Guru TK harus melibatkan anak didiknya dalam proses mencipta tari dan membimbing anak pada waktu proses mencipta tari. Kita sebagai guru TK penting untuk mengetahui langkah kegiatan mencipta tari yang dilakukan oleh penata tari dan koreografer profesional, yang dapat dijadikan sebagai pedoman kerja pada saat guru mencipta tari, sehingga dapat mencapai proses mencipta tari yang benar. Proses kegiatan mencipta tari penata tari dan koreografer, dimulai dari :



1.



kegiatan yang dapat dilakukan untuk menemukan sebuah gagasan, adalah mengamati benda, alam semesta, kegiatan, peristiwa dan sebagainya atau merasakan suatu gejala alam,sosial, seni, budaya, dan sebagainya.



2.



merenungkan dan menelaah melalui kegiatan berpikir, mencari jawaban dan bertanya kepada orang yang dianggap tahu tentang gagasan tari.



3.



terjun langsung ke lapangan, mengamati hal-hal yang berkaitan dengan gagasan tari (tema, media, bentuk, gaya, nilai budaya, estetika, dan sebagainya).



4.



studi pustaka, berkaitan dengan gagasan tari



5.



Sedangkan pada tahap mendalami gagasan dapat dilakukan dengan cara melakukan eksplorasi, improvisasi, dan evaluasi.



6.



tahap mewujudkan ide/komposisi, kita akan melakukan penyusunan atau pembuatan komposisi gerak, desain lantai, desain atas, desai musik, dramatik dan tema tari. Kesemuanya itu dilakukan untuk mewujudkan gagasannya.



7.



tahap pementasan tari kita akan menyelenggarakan pertunjukan karya tari di depan penonton. Serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pementasan tari adalah latihan, pergelaran, dan pembahasan/evaluasi tari. Dalam melaksanakan seluruh kegiatan penciptaan tari, dituntut kemampuan-kemampuan, seperti kemampuan berpikir, kepekaan keindahan, kepekaan emosi, intuisi, imajinasi,, fantasi, kreativitas, dan bakat untuk mengekspresikan gagasan.



Pembelajaran tari anak usia dini berarti pula mengembangkan berbagai ragam ranah belajar baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Gabbar, Leblanc dan Lowy menyatakan bahwa materi dan obyektifitas serta program tari haruslah mencakup 3 aspek, yaitu:



1.



Aspek



Psikomotorik



mencakup



kemampuan



motor



control,



keseimbangan, agility, koordinasi, musicular, strenght dan endurance dan cardorespiratory endurance. 2.



Aspek Kognitif meliputi sequent, sinkronisasi gerakan, serta pengetahuan tentang budaya.



3.



Aspek Afektif meliputi kerjasama dengan orang lain serta ekspresi diri melalui gerakan.



Menurut Anne Green Gilbert menyatakan kegunaan pembelajaran tari AUD mencakup 3 kegunaan, yaitu: a.



kegunaan kognitif



b.



kegunaan afektif



c.



fisik dan sosial.



Eko Purnomo menyatakan bahwa kegiatan tari pada Anak Usia Dini mencakup aspek, yaitu: a.



eksplorasi



: pencarian berbagai macam ragam gerak



b.



improvisasi



: membangun struktur tari tetapi belum sempurna/pengayaan gerak



c.



inkubasi



d.



evaluasi



e.



hasil/komposisi tar



: Penetapan gerakan yang akan dipakai.



: merupakan hasil atau produk tari



B. Prinsip – Prinsip Penciptaan Tari



1.



Latar Belakang Kegiatan tari tidak hanya menekankan pada aspek psikomotorik semata, tetapi juga pada aspek afektif dan kognitif. Cakupannya pun tidak hanya pada satu bidang pengembangan seni saja, tetapi juga mencakup bidang pengembangan bahasa, kognitif, dan juga fsik (motorik). Jika kegiatan tari mampu mencakup pengembangan semua aspek secara holistik, maka tidak menutup kemungkinan tari dapat dijadikan sebagai titik pijak dalam pembelajaran. Ini berarti



penciptaan tari bagi anak usia dini harus dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidahnya, tidak hanya penciptaan tari tetapi juga psikologi perkembangan anak. 2.



Pemilihan Judul Sebelum mencipta tari yang pertama kali harus dilakukan adalah memilih judul yang sesuai. Dalam pemilihan judul ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Sesuaikan judul tari dengan tema b. Sesuaikan judul tari dengan kondisi lingkungan tempat tinggal Anak. c. Judul sederhana, singkat tetapi menarik d. Judul menggambarkan isi tari secara keseluruhan



3.



Stimulant Tari Stimulan/rangsang tari adalah pembelian tindakan dalam mencari gerak tari. Manfaat dari stimulan antara lain:



a.



Memudahkan dalam melakukan eksplorasi



b.



Memudahkan dalam melakukan improvisasi



c.



Memudahkan dalam melakukan penyusunan gerak tari



Setidaknya ada dua jenis stimulasi/rangsangan tari, yaitu : a.



Stimulan Visual Rangsaangan ini menekankan pada semua jenis stimulant yang dapat dilihat, seperti melihat video, melihat gerak, menirukan gerak, atau bahkan menstilisasi gerak.



b. Stimulan Audio Stimulan ini menggunakan suara sebagai stimulasi/rangsanga.Suara tersebut dapat berupa teriakan, hentakan, pukulan pada perkusi, atau kaset yang berisi lagu-lagu.



C. Stuktur Tari Struktur tari anak usia dini meliputi beberapa aspek : a.



struktur gerak



b.



struktur irama



c.



struktur ekspresi.



Menurut



Yulianti



Parani



gerak



dibagi



menjadi



10



pola



pengembangannya, yakni : 1.



Gerak sebagai akibat kesadaran dari tubuh atau anggota tubuh. contoh : berjalan, melompat, berlari, berjingkat.



2.



Gerak sebagai akibat kesadaran waktu dan kekuatan atau daya. contoh : gerak bergantian (canon)



3.



Gerak sebagai akibat kesadaran ruang contoh : kedua tangan direntang kemudian berjalan atau berlari menirukan pesawat terbang.



4.



Gerak sebagai akibat kesadaran pengaliran berat badan dalam ruang dan waktu. contoh : lompat katak, berjingkat



5.



Gerak sebagai akibat kesadaran kelompok dan formasi kelompok contoh : gerak bercermin



6.



Gerak sebagai akibat irama yang bersifat fungsional contoh :jalan atau langkah ganda.



7.



Gerak sebagai akibat penggunaan daya kekuatan yang bersumber pada lengan tangan. contoh : seperti gerakan terbang tapi diam di tempat



8.



Gerak sebagai bentuk- bentuk tertentu di tubuh. contoh : membentuk lingkaran dengan bergandengan tangan, membentuk garis lurus dengan duduk berjajar.



9.



Gerak sebagai akibat rasa ringan sehingga ingin lepas dari lantai. contoh : melompat, meloncat, berlari kemudian melompat.



10. Gerak yang dituntut oleh kualitas ekspresif.



contoh : mimik sedih dengan kedua tangan bersedekap, mimik riang dengan kedua tangan direntang sambil berlari-lari kecil. Menurut



Gendhon



Humardhani



menyatakan gerak



tubuh



manusia dapat digolongkan kedalam berbagai bentuk gerak, antara lain : 1.



Gerak aktif



gerak tubuh yang mengandung maksud tertentu yang dilakukan sedemikian rupa sehingga lawan tergerak atau terpacu. 2.



Gerak kata gerak-gerak aktif yang dilakukan untuk menceritakan sesuatu maksud.



3.



Gerak bagian bagian gerak dari kata/sikap tubuh yang tidak bergerak sebagai bagian dari satu kesatuan gerak kata seluruhnya.



4.



Gerak kata baru pengolahan dan penyempurnaan dari gerak bagian/gerakan telah melalui proses penyempurnaan bentuk yang diselaraskan dengan tempo, volume, tekanan, irama, serta ritme tertentu.



5.



Gerak indah pengembangan



dari



gerak



bagian



gerak



kata



yang



sudah



disempurnakan menjadi bentuk gerak yang ditarikan.gerak ini disajikan dalam bentuk tempo, volume, tekanan, irama, serta ritme tertentu. 6.



Gerak praktis gerak yang mengandung kegunaan praktis dalam kehidupan seharihari.



Dalam tari selain gerak juga terdapat irama atau ritme yang dikenal sebagai iringan. Ada dua iringan yaitu: 1.



Iringan internal ini dapat berupa ketukan, tepuk, teriakan, permainan alat musik yang dibawa penari.



2.



Iringan eksternal dapat berupa kaset, seperangkat alat musk yang dimainkan oleh orang lain (bukan penari). Suryo Brongto menyatakan bahwa : ekspresi muka harus seimbang dengan ekspresi gerakannya. Keduanya harus diatur oleh jiwa, tanpa pengisian jiwa tari kurang hidup kosong dan tanpa diepte (dangkal) tidak berdaya, dan tanpa karakter.



D. Pementasan Tari Rangkaian kegiatan pementasan tari adalah latihan, pementasan tari dan pembahasan/evaluasi tari. Bagi guru latihan tari merupakan sarana untuk melatih keterampilan anak bergerak, melatih kepekaan ritme dan tempo musik kepada anak, melatih kemampuan menghayati dan mengungkapkan peran yang sedang ditarikan. Berbagai sikap anak juga dapat ditumbuhkembangkan melalui kegiatan latihan ini, diantaranya sikap mau dan dapat bekerja sama dengan orang lain, sikap berani berkomusikasi dengan orang lain, dan memupuk sikap mau berusaha. Pementasan merupakan puncak dari keseluruhan proses penciptaan tari. Pementasan tari sebagai media untuk menunjukkan hasil karya anak dan guru kepada orang lain. Berbagai sikap anak dapat tumbuh dan berkembang dari kegiatan ini, diantaranya memupuk sikap percaya diri bagi anak, memupuk sikap berani tampil depan banyak orang, memupuk sikap berani mengekspresikan diri. Pembahasan/evaluasi tari berfungsi untuk umpan balik demi kesempurnaan pementasan tari berikutnya. Bagi anak-anak, kegiatan ini bermanfaat untuk melatih kemampuannya melihat, merasakan, dan



menanggapi terhadap hal-hal yang baru saja mereka lihat dan dengar dari atas pentas, pada akhirnya anak dapat menghargai tari dan dapat memberikan penilaian kepada pementasan tari dan memupuk sikap berani mengungkapkan pendapat kepada orang lain.



2. Kreatifitas Dalam Gerak Tari A. Pengertian Kreativitas Tari Kata kreatif bukan adalah hal yang asing dan sering kita dengar. Kata kreatif sering dikaitkan dengan membuat karya. Tari salah satu bidang yang dapat dijadikan sebagai objek kreativitas karya seni. Dalam menyusun karya seni sangat dibutuhkan kreativitas tinggi untuk menghasilkan



karya



seni



baik.



Menyusun



karya



seni



dapat



menggunakan pembendaharaan gerak tradisi yang sudah ada atau melalui pencarian dan pengembangan gerak yang belum terpola sebelumnya yaitu dengan cara melaksanakan eksplorasi gerak, improvisasi gerak dan komposisi gerak yaitu penyusunan gerak menjadi sebuah tarian. Pengalaman dan kemampuan seseorang baik secara teoritis atau praktek dapat dijadikan bekal dalam mewujudkan kreativitas



yang



diwujudkan



dalam



karya



seni.



Mencipta adalah dorongan untuk merasakan, menemukan dan menuangkan ide-ide yang ada untuk dikembangkan. Tari tidak tercipta secara instan, terdapat sebuah proses atau langkah-langkah yang wajib ditempuh dalam menciptakan tarian. Proses untuk mencipta atau membuat karya tari dimulai dari mencari ide-ide, yaitu melalui eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan (komposisi). B. Proses Kreativitas Tari Pada dasarnya setiap orang mempunyai potensi kreatif. Meskipun dalam kadar yang berbeda, sebab setiap orang mempunyai kemampuan dan intensitas yang berbeda. Namun kreatif dapat dikembangkan melalui pendidikan dan latihan-latihan. Seperti menggambar jika tidak mencoba dan melaksanakan latihan secara rutin maka gambar yang



dapat dibuat hanya pemandangan gunung saja. Kreatif tidak muncul begitu saja, tetapi wajib melalui proses terlebih dahulu yaitu dengan mencoba,



melaksanakan



dan



berlatih



secara



berkelanjutan.



Kreativitas seseorang dapat dilihat dari hasil akhir kreatif yaitu karya. Hasil akhir itu dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seperti faktor lingkungan, sarana, keterampilan, identitas, orisionalitas, dan apresiasi. Proses kreativitas tari dapat dilakukan dengan tahapan yaitu: a. Eksplorasi gerak, yaitu proses berfikir b. Imajinasi merasakan dan merespon dari suatu objek yang kita jadikan sebagai bahan karya seni. c. Improvisasi yaitu spontanitas sebab memiliki kebebasan dalam gerak dapat dilakuakan mulai gerak yang sederhana lalu dikembangkan. d. Komposisi atau penciptaan karya seni yaitu menata, mengatur dan menata bagian-bagian sehingga satu dengan yang lainnya saling menjalin menjadi kesatuan yang utuh. C. Menyusun Karya Tari Dalam menyusun karya tari dapat mempergunakan gerak tradisi yang sudah ada atau melalui pencarian gerak yang belum terpola sebelumnya. Perlu diperhatikan bahwa tari sebagai ekspresi seni menuntut kemampuan lebih dari sekedar merangkai gerak menjadi sebuah koreografi, melainkan wajib memiliki nilai estetis. Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, lalu dirangkai menjadi tarian. Menyusun gerak baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap. Arah memberikan orientasi pada tarian.



Ada dua macam arah dalam menari, yaitu: 1. Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, menengadah atau menunduk. 2. Arah Gerak (lintas gerak), menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag, berjalan maju dan mundur, serong diagonal, spiral dsb. 1. Level Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak. Ada tiga level dalam menari, yaitu: a. Level Tinggi : Meloncat b. Level Sedang : Membungkuk c. Level Rendah : Duduk Dari hasil pengolahan suatu gerakan atau gerak yang telah mengalami sitisasi atau distorsi lahir dua jenis gerak tari, yaitu: a. Gerak murni adalah gerak tari dari hasil pengolahan gerak yang dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tari itu. Disini yang dipertimbangkan adalah faktor nilai keindahan gerak tarinya saja. Misalnya gerak-gerak memutar tangan pada pergelangan tangan, beberapa gerak leher seperti pacak-jangga di Jawa, dan sebagainya. b. Gerak maknawi adalah gerak wantah yang telah diolah menjadi suatu gerak tari yang dalam pengungkapannya mengandung suatu pengertian atau maksud disamping keindahannya.



2. Desain Desain adalah garis yang terlihat oleh penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari disebut desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat oleh penonton sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan, gerak payung, dan pita. Merangkai gerak agar menarik perlu ada adanya keseimbangan dasar dengan elemen lainnya, yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut: 1. Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerak. 2. Penguasaan ruangan dengan desain atas, bawah dan medium. 3. Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari. 4. Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema. Desain musik adalah bagian yang terpenting dalam tari, musik adalah bagian pendukung dalam seni tari yaitu sebagai pengiring, pemberi suasana dan memberikan ilustrasi (ekspresi). Musik juga mengatur cepat lambatnya gerak dan membantu mewujudkan dramatik.



D. Menampilkan Karya Tari dengan Iringan



Menampilkan tari Lenggang Patah Sembilan. Dinamakan tari Lenggang Patah Sembilan sebab sesuai dengan pepatah Melayu lama. “Lenggang Patah Sembilan, semut dipijak tidak mati, antan terlan patah tiga”. Makna yang tersirat pada tarian mengungkapkan corak tarian ini sangat lembut namun pasti. Menyatakan bahwa seseorang itu wajib memiliki budi pekerti yang halus dan luhur, tetapi mempunyai ketegasan dalam berpikir dan bertindak. Lagu yang mengiringi tarian ini adalah Kuala Deli, Damak, Makan Sirih, Anak Tiung, Tudung Periuk, Batu Belah, Tudung Saji, Mas Merah , Burung Putih.



Ragam gerak tari Lenggang Patah Sembilan: a. Lenggang di tempat dan Patah Sembilan 1 x 8 b. Lenggang mengubah arah dan patah sembilan (arah ke luar) 1 x 8 c. Lenggang



mengubah



arah



dan



patah



sembilan(arah



ke



belakang)1x8 d. Lenggang mengubah arah dan patah sembilan (arah ke dalam) 1 x 8 e. Lenggang mengubah arah dan patah sembilan(kembali ke depan)1x8 f. Lenggang memutar satu lingkaran dan patah sembilan , 1 x 8 g. Lenggang maju lurus ke depan dan patah sembilan, 1 x 8 h. Lenggang memutar satu lingkaran dan patah sembilan, 1 x 8 i. Lenggang mengubah arah, maju lurus dan patah sembilan (ke luar)1x8 j. Lenggang memutar satu lingkaran dan patah Sembilan, 1 x 8 k. Lenggang mengubah arah, maju lurus dan patah sembilan (ke belakang) 1x8 l. Lenggang memutar satu lingkaran dan patah sembilan 1 x 8 m. Lenggang mengubah arah, maju lurus dan patah sembilan ( ke dalam ) n. Hitungan 1 – 4 menghadap ke depan. 3. Ciri Anak Berbakat Seni Tari A. Pengertian Anak Berbakat



Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan dalam psikologi seperti gifted, talented, genius dan prodigy ternyata tidak memiliki satu definisi atau batasan yang sama, hanya saja memiliki pengertian yang saling melengkapi antara satu istilah dengan istilah lainnya.



Istilah gifted ditujukan untuk orang, anak didik atau siswa yang memiliki kemampuan akademis (secara umum) yang tinggi, yang ditandai dengan didapatkannya



skor



IQ



yang



tinggi



pada



pengerjaan



tes



kecerdasan/intelegensi, sedangkan talented adalah kebalikannya, ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang akademis yang khusus (seperti matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan drama. Jadi kalau gifted itu ditujukan untuk kemampuan akademis secara umum, sedangkan talented ditujukan untuk dua kemampuan unggul: a. Bidang akademis khusus b. Bidang non-akademis Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa bakat ialah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (minsalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus), maka bakat khusus disebut juga talent. Batasan anak berbakat secara umum adalah “mereka yang karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi”.Istilah yang sering digunakan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-kemampuan



yang



unggul



atau



anak



yang



tingkat



kecerdasannya di atas rata-rata anak normal, diantaranya adalah; cerdas, cemerlang, superior, supernormal, berbakat, genius, gifted, gifted and talented, dan super. Daniel P. Hallahan dan James M. Kauffman (1982; 376) mengemukakan “Besides the word ‘gifted’ a variety of other terms have be en used to describ individuals who are superior in some way : “talented, creative, genius, and precocious, for example”. Precocity (“Selain kata 'berbakat' berbagai istilah lain telah digunakan untuk menggambarkan individu yang unggul dalam beberapa cara:“ berbakat, kreatif, jenius, dan dewasa



sebelum waktunya, misalnya ”. Hal dewasa sebelum waktunya) menunjukkan perkembangan yang sangat cepat. Beberapa anak gifted memperlihatkan precocity dalam area perkembangan sepert; bahasa, musik, atau kemampuan matematika. Pengertian keberbakatan dalam pengembangannya telah mengalami berbagai perubahan, dan kini pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif., bahkan menurut Clark (1986) dalam Conny Semiawan (1994), kreativitas adalah ekpresi tertinggi keberbakatan. B. Ciri – Ciri Anak Berbakat



Ciri-ciri anak berbakat yaitu: 1. anak memiliki ciri khas Anak yang memiliki ciri khas biasnya akan nampak saat dirinya sedang bermain besama teman-teman sebayanya. Si anak akan bertingkah laku yang lebih dewasa sehingga kerika bermain dengan teman seusianya cenderung memisah. Namun, bukan berarti si anak tak mau bermain dan berkumpul dengan teman seusianya. Si anak sangat bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2. anak memiliki cara belajar yang berbeda Si anak cenderung tidak bisa diam dan aktif terhadap hal-hal baru. Selain itu, si anak juga lebih suka untuk mengeklspelor dan mempelajari lebih lanjut sesuatu yang ada di sekelilingnya. Namun ketahuilah bahwa tidak mau diam bukan berarti si anak hiperaktif. 3. Gaya bahasanya lebih dewasa Si anak lebih cepat menyerap bahasa orang dewasa dan menirukannya. Untuk itu, jangan heran jika ada anak yang mengikuti perkataan orang dewasa bahkan menirukannya. Selain itu, si anak akan lebih cepat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.



4. memiliki kosakata yang banyak Karena kemampuannya untuk menyerap bahasa lebih cepat, si anak jadi memiliki kosakata yang lebih banyak. Dengan begitu, si anak jadi mengerti kata-kata yang diucapkan kepadanya. Bahkan, si anak bisa menyebutkan secara terperinci baik itu mengenai benda atau saat menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya. si anak berbakat 5. memiliki keterampilan yang lebih Keterampilan lebih yang dimilikinya itu, seperti memakai baju sendiri, memegang benda dengan posisi yang benar tanpa kesulitan, dan keterampilan lainnya. Namun ketahuilah bahwa keterampilan itu bisa saja dimiliki si anak asalkan Anda mau melatihnya dengan cara berenang, bermain tenis, dan olahraga lainnya. Dengan berolahraga bisa melatih kemampuan motorik kasarnya. 6. gemar mengoleksi benda Anak berbakat akan lebih senang untuk mengumpulkan benda-benda kesukaannya. Misalnya, mainan, baju, hiasan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan si anak menyukai bentuknya, warnanya, serta modelnya. Tak heran jika si anak gemar memilih-memilih atau mengelompokkan benda-benda kesukaannya itu. 7. gemar membaca Saat usia si anak 1 tahunan, dirinya akan mampu untuk membedakan gambar yang posisinya terbalik. Selain si itu, si anak juga akan menunjukkan gerakan kepala dari kiri ke kanan seolah-olah dirinya sedang membaca. Ketahuilah bahwa hampir 50 persen anak yang berbakat sudah bisa membaca sejak usianya 2-2,5 tahun. Untuk merangsang anak agar suka membaca, Anda juga bisa melatihnya dengan mendongengkan buku atau sering bercerita kepadanya. 8. Memiliki kemampuan logika Anak berbakat akan mudah memahami benda-benda yang besar dan kecil, serta membedakan banyak dan sedikit. Selain itu, si anak juga mengerti



mengenai berapa lama, berapa jauh, dan berapa banyak. Dan anak berbakat juga bisa membedakan atas dan bawah, kiri dan kanan, serta maju dan mundur. 9. Memiliki daya ingat yang cukup baik Daya ingat anak berbakat sangat tinggi. Misalnya, si anak mampu mengingat kejadian yang sudah lama dan mampu untuk mengungkapkannya kembali dengan baik. Apakah anak Anda seperti itu? 10. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Anak berbakat cenderung lebih banyak bertanya terhadap apa yang belum dimengerti. Jika si anak banyak bertanya pada apa yang tidak diketahuinya, maka sebagai orangtua Anda harus memberikan jawaban untuknya. Berilah jawaban dengan baik dan jangan biarkan si anak tanpa jawaban. 11. Pandai bersosialisasi Anak berbakat akan lebih senang untuk bermain dengan teman di atas usianya. Dirinya akan merasa nyaman bermain dengan teman yang usianya lebih tua darinya. Sedangkan, saat bermain dengan teman seusianya si anak akan merasa tidak nyaman. 12. Memiliki energi yang kuat Setiap beraktivitas, si anak selalu bersemangat karena dirinya memiliki energi yang kuat. Untuk itu, jangan heran jika si anak kurang tidur siangnya. Itulah ciri-ciri anak berbakat. Setelah mengetahui ciri-ciri tersebut, apakah Anda termasuk anak yang berbakat? Jika sudah mengetahui bakat si anak, maka sebagai orangtua Anda perlu mengasah dan membimbingnya dengan baik. Berilah stimulasi-stimulasi yang cocok untuknya agar si anak bisa mengembangkan bakatnya dengan baik. (NR) C. Karakteristik Anak Berbakat Apabila dilihat dari kemampuan –kemampuan yang membedakan mereka dari anak-anak sebayanya, maka kita akan menemukan karakteristik – karakteritik berikut pada anak-anak berbakat.



1. Karakteristik kognitif a. Kualitas luar biasa di informasi b. Ingatan yang kuat c. Kebiasaan perubhan minat & keinginan kemampuan menghasilkan ideide dan solusi yang asli’ 2. Karakteristik bahasa a. Kemampuan verbal b. Perkembangan yang tinggi pada pengenalan bahasa dan penulisan bahasa. c. Perkembangan yang baik pada perkembangan sensorik Tidak kebal untuk keretakan kekurangan integrasi di antara pikiran dan badan. 3. Karakteristik afektik a. Pendekatan evaluasi terhadap diri sendiri dan lainya. b. Gigih, tujuan perilaku tak langsung. c. Kepekaan yang tak bias untuk harapan & perasaan orang lain. d. Tingginya kesadaran diri, menyesuaikan dengan perbedaan perasaan. e. Perkembangan awal dalam focus of control dan kepuasan kedalam dan identitas emosional yang tidak biasa. f. Harapan yang tinggi dan lainya, sering menuju tingkat frustasi dirinya, lainya dan situasinya. g. Kemampuan tingkat perkembangan moral. h. Kemajuan kognitif dan kapasitas afektif dan konseptualisasi dan pemecahan masalah sosial. D. Konsep Renzulli Definisi Renzulli, yaitu bahwa anak-anak berbakat akan dapat berkembang secara optimal, manakala mereka mendapatkan pengalaman yang cukup dan memadai melalui program pendidikan yang sesuai dengan potensi.



Keberbakatan terdiri atas suatu interaksi di antara tiga kluster dasar dari sifat manusia – ketiga kluster itu di antaranya : kemampuan di atas rata-rata, tingkat tinggi akan komitmen terhadap tugas, dan tingkat kreativitas yang tinggi. Anak



gifted



dan



talented



adalah



yang



memiliki



atau



mampu



mengembangkan seperangkat sifat-sifat ini dan menerapkannya ke dalam bidang kinerja manusia yang bernilai secara potensial. Anak-anak yang memanifestasikan, atau yang mampu mengembangkan, suatu interaksi di antara tiga kluster menghendaki suatu variasi yang luas kesempatan dan layanan pendidikan yang tidak diberikan secara biasa melalui program instruksional yang regular. Berikut secara satu persatu akan dijelaskan kluster dalam keterbakatan renzulli: a. Above average ability (kemampuan diatas rata – rata) Kemampuan di atas rata – rata yang dimaksud adalah kemampuan umum dan kemampuan spesifik. Kemampuan umum misalnya : kemampuan verbal, music, logika hitungan, spasial, dll. Sedangkan kemampuan spesifik misalnya : kemampuan dalam bidang kimia, matematika, komposisi music, patung, fotografi dll. Kemampuan spesifik mempunyai hubungan dengan kemampuan umum, sehingga potensi dalam bidang ini dapat diukur melalui tes intelegensi b. Task commitment (tanggung jawab pada tugas) Dapat ditunjukkan dengan karakter berikut : 1. Kapsitas tinggi dalam hal minat, antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan dalam suatu masalah, bidang studi, ataupun bentuk ekspresi manusia tertentu. 2.



Kapasitas dalam hal ketekunan, keuletan, determinasi, kerja keras dan latihan khusus.



3. Memiliki rasa percaya diri, ego yang kuat, suatu keyakinan pada diri, serta dorongan untuk berprestasi.



4. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah 5. Kemmapuan mendengar dan berkomunikasi dalam berbagai cara. 6. Membuat standar kerja yang tinggi, memelihara keterbukaan diri dari kritik luar. 7. Mengembangkan cita rasa seni 8. Kualitas dan keunggulan dalam pekerjaan.



c. Creativity (kreatifitas) Dapat ditunjukkan dengan karakter berikut : a. Kelancaran dan keluwesan dalam berfikir b. Ketebukaan terhadap pengalaman,penerimaan terhadap suatu yang baru dan berbeda c. Rasa ingin tahu, spekulatif, memiliki jiwa petualangan, dan mampu menyesuaikan diri secara mental, menerima resiko dalam pikiran, perilaku bahkan jika ada hambatan. d. Peka terhadap detail, cita rasa seni dalam gagasan dan segalanya, mau bertindak dan bereaksi terhadap rangsangan luar serta gagasan dan perasaan oran lain.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Penciptaan tari bagi penata tari yang berlatar belakang pendidikan tari, diawali dengan kegiatan menulis perencanaan tari. rencana tari bermanfaat untuk memberikan gambaran utuh mengenai wujud karya tari yang akan dibuat. Oleh karena itu, rencana tari disebut pula dengan konsep tari. Hal penting yang harus dijelaskan dalam konsep tari adalah: 1. latar belakang mencipta tari 2. manfaat mencipta tari 3. acuan teoritik bentuk tari 4. tujuan mencipta tari 5. rencana langkah-langkah mencipta tari 6. rencana orientasi garapan 7. rencana komposisi tari Pembelajaran tari anak usia dini berarti pula mengembangkan berbagai ragam ranah belajar baik kognitif, afektif maupun psikomotorik Prinsip – Prinsip Penciptaan Tari a. Latar Belakang b. Pemilihan Judul c. Stimulant Tari d. Stuktur Tari Pementasan Tari merupakan puncak dari keseluruhan proses penciptaan tari. Pementasan tari sebagai media untuk menunjukkan hasil karya anak dan guru kepada orang lain. Berbagai sikap anak dapat tumbuh dan berkembang dari kegiatan ini, diantaranya memupuk sikap percaya diri bagi anak, memupuk sikap berani tampil depan banyak orang, memupuk sikap berani mengekspresikan diri.



Ciri-ciri anak berbakat yaitu: 1. anak memiliki ciri khas 2. anak memiliki cara belajar yang berbeda 3. Gaya bahasanya lebih dewasa 4. memiliki kosakata yang banyak 5. memiliki keterampilan yang lebih 6. gemar mengoleksi benda 7. gemar membaca 8. Memiliki kemampuan logika 9. Memiliki daya ingat yang cukup baik 10. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 11. Pandai bersosialisasi 12. Memiliki energi yang kuat B. Saran Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang pembelajaran Seni Tari Untuk Anak Usia Dini. Atas kritik dan saran yang diberikan diucapkan terimakasih



DAFTAR PUSTAKA



Rusliana,Iyus. Abdurachman,Rosid.1980/1981. Seni Tari: PT. Rais Utama. Mulyani,Novi,M.Pd.I. 2016. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini : Gava Media. Astuti, Dra. Fuji, M. Hum. 2016. Pengetahuan dan Teknih Menata Tari : Kencana Mulyani,Novi, S.Pd.I. 2017. Pengembangan Seni Anak Usia Dini : Rosda Evita



Wulandari.



Anak



berbakat.



Diunduh



http://evitawulandari.wordpress.com/2013/02/21/about-anak-berbakat/ http://abcdirga.wordpress.com/2013/04/02/anak-berbakat/ http://rusdimoh0.wordpress.com/2013/03/27/pic_13-03-04_12-46-11-jpg/ http://ciricara.com/2013/03/21/ciricara-12-ciri-anak-berbakat/ http://sma-senibudaya.blogspot.com/2015/08/pengertian-dan-proses-kreativitastari.html http://usiadinipendidikananak.blogspot.com/p/penciptaankarya-taripenciptaankarya.html



di