Makalah BUDAYA DAN ETIKA  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ETIKA BISNIS BUDAYA DAN ETIKA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis 17 MJF Dosen Pengampu Dr. Hj. Erni Rusyani, SE., MM.



Disusun Oleh : 1. Levy Ailena Vivian



194010125



2. Rikaldo Fitrah



194010136



3. Ghina Siti Chusniyyah



194010145



4. Aldi Muhammad Iqbal



194010149



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya-nya kepada kami semua, sehingga pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budaya dan Etika”.Yang kami maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat perkuliahan Etika Bisnis Untuk menempuh program S1 Manajemen Universita Pasundan. Proses penyusunan makalah ini tentunya banyak memperoleh dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, Terutama Kepada Ibu DR. Hj. Erni R. Ernawan, S.E., M.M.,selaku dosen matakuliah Etika Bisnis yang telah membimbing kami selama proses belajar di kelas, tidak lupa juga kami ucapkah rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tema-temen sejawat diprodi manajemen Universitas Pasundan yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam penyelesain Makalah ini. Dilain sisi kami menyadari betul bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat berbagai kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami, serta masih  jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami dengan berlapang dada dan tangan terbuka, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirkata kami berharap penyusunan Makalah ini dapat berguna bagi pembelajaran sehari-hari bahkan di dunia pendidikan, serta bermanfaat bagi setiap orang yang membaca dan mengamalkannya, Khususnya untuk Penyusun sendiri.



Bandung



Tim Penyusun



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tipe-tipe pekerjaan saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan ukuran dan mungkin akan memiliki beberapa praktik yang unik pada pekerjaan itu . Misalnya, sebuah organisasi yang umum adalah organisasi akademik yaitu universitas, terdapat beberapa ritual dalam perguruan tinggi, seperti orientasi mahasiswa baru, pestafrat ernity (perkumpulan khusus mahasiswa di perguruan tinggi serta sororyty ( perkumpulan khusus mahasiswa ) serta makan di kantin praktik seperti bimbingan dan maggang juga memberi ciri kebanyakan institusi di perguruan tinggi. Jelaslah bahwa inti dari kehidupan pekerjaan ditemukan dalam budayanya. Dalam hal ini, mungkin mencangkup semangat kerja karyawan sikap, dan tingkat produktifitas. Budaya kerja juga mencangkup simbol (tindakan rutinitas, percakapan ) dan makna-makna yang diletakan orang pada simbol ini. Makna dan pemehaman budaya dapat dicapai melalui interaksi yang terjadi antar karyawan dan pihak manajemen . 1.2 Rumusan masalah a. Apa pengertian budaya kerja b. Bagaimana mengelola budaya dan etika dalam perusahaan c. Apa Hubungan Etika dengan Budaya Perusahaan 1.3Tujuan Penulisan a.       Dapat mengetahui dengan benar apa itu budaya kerja b.      Mengetahui bagaimana mengelola budaya dan etika dalam perusahaan c.       Mengetahui apa saja hubungan etika dengan budaya perusahaan



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian budaya Organisasi Budaya mrupakan cara kita melakukan sesuatu di sekitar kita. Budaya Organisasi diartikan sebagai sejumlah asumsi penting yang dipegang oleh anggota-anggota perusahaan, yaitu berupa suatu sistem dari nilai-nilai yang dipegang bersama tentang apa yang penting, serta kayakinan tentang bagaimana dunia itu berjalan (Sathe -Vibizmanagement Culture-, 1982) Nilai-nilai pribadi dan karakter moral mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja etis suatu perusahaan (Frederick, Post, Davis, 1992) Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dengan para pegawai berperilaku. (Chursway dan Ledge : 1993) Ilustrasi : Orang bisa saja sangat mampu tanpa tergantung pada orang lain, tetapi perilakunya tidak sesuai dengan budaya organisasi, misalnya cara berpakaian, maka ia tak akan berhasil dalam organisasi Budaya memilki tujuan untuk mengubah sikap dan juga prilaku SDM yang ada agar dapat menungkatkan produktifitas kerja untuk menghadapai berbagai tantangan di masa yang akan datang. Manfaat dari penerpan budaya organisasi yang baik yaitu : 1. Budaya memiliki peran dalam menetapkan tapal batas yang artinya bahwa budaya organisasi menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. 2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. 3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan individual seseorang. 4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial 5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para anggotanya.



Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan pengetahuan kepada para pekerja atau karyawannya tentang budaya organisasi tersebut. Karena selain memberikan dan menambah wawasan untuk para karyawannya perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dan berdampak positif bagi perusahaan. Karena dengan diberikan penyuluhan tentang budaya kerja para pekerja atau karyawan akan menambahkan rasa semangat untuk bekerja, menimbulkan rasa disiplin atas pekerjaanya dan akan menggugah rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja atau karyawan. 2.2 Unsur – Unsur dan Karakteristik Budaya Organisasi Deal & Kennedy (1982) membagi lima unsur pembentuk budaya yaitu : 1. Panutan / Pahlawan: adalah tokoh yg dipandang berhasil mewujudkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan nyata. Bisa dari pendiri perusahaan,para manajer, kelompk organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi. 2. Lingkungan usaha: kelangsungan hidup organisasi ditentukan oleh kemampuan organisasi memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan, yang berpengaruh antara lain: produk yg dihasilkan, pesaing, pelanggan, tekhnologi, pemasok, kebijakan pemerintah. 3. Nilai-nilai : adalah keyakinan dasar yang dianut oleh organisasi sebagai pedoman pola pikir dan bertindak bagi semua anggota untuk mencapai tujuan/misi organisasi. Bentuknya dapat berupa slogan atau moto yang dapat berfungsi sebagai jati diri, harapan konsumen. 4. Ritual: yaitu sederetan kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi, tujuan apa paling penting, orang mana paling penting dan mana yang dapat dikorbankan. Misal, karyawan berprestasi diberi penghargaan yang dilaksanakan secara ritual; yaitu mereka tidak pernah absen, memberi saran yang membangun, penjual terbanyak, pelayan terbaik. 5. Jaringan budaya: adalah jaringan komunikasi informal pada dasarnya sebagai saluran komunikasi primer yang berfunsi untuk menyalurkan informasi dan memberi intepretasi dari informasi.



2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya kerja Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi budaya kerja adalah sebagai berikut : 1. Perilaku Pemimpin, Tindakan nyata dari seorang pemimpin biasanya akan menjadi cermin penting bagi para pegawai. 2. Seleksi para pekerja, Dengan menempatkan pegawai yang tepat dalam kedudukan yang tepat, akan menumbuhkembangkan rasa memiliki dari para pegawai. 3. Budaya Organisasi, Setiap organisasi memiliki budaya kerja yang dibangun sejak lama. 4. Budaya Luar, Didalam suatu organisasi, budaya dapat dikatakan lebih dipengaruhi oleh komunitas budaya luar yang mengelilinginya. 5. Menyusun misi perusahaan dengan jelas, Dengan memahami misi organisasi secara jelas maka akan diketahui secara utuh dan jelas sesuatu pekejaan yang seharusnya dilakukan oleh para pegawai. 6. Mengedepankan misi perusahaan, Jika tujuan suatu organisasi sudah ditetapkan, setiap pemimpin harus dapat memastikan bahwa misi tersebut harus berjalan. 7. Keteladanan pemimpin, Pemimpin harus dapat memberi contoh budaya semangat kerja kepada para bawahannya 8. Proses



pembelajaran,



Pembelajaran



pegawai



harus



tetap



berlanjut.



Untuk



menghasilkan budaya kerja yang sesuai, para pegawai membutuhkan pengembangan keahlian dan pengetahuan. 9. Motivasi, Pekerja membutuhkan dorongan untuk turut memecahkan masalah organisasi lebih inovatif. Dengan demikian pemimpin dapat mengembangkan budaya kerja yang adil melalui peningkatan daya pikir pegawai dalam memecahkan masalah ayng ada secara efektif dan efisien. Selanjutnya yang dimaksud budaya kerja dalam penelitian ini adalah kondisi dan iklim kerja yang diciptakan oleh pimpinan dan diberlakukan dalam organisasi untuk dijadikan pedoman sikap dan perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas. 2.4 Etika dalam Organisasi 



Pengertian etika



Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya. Etika Organisasi Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau buruk,benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangatbergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di manaorang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbedaterhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda. Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengannilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat. 



Prinsip-prinsip Etika 1. Prinsip Keindahan :Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusiamemperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja. 2. Prinsip Persamaan :Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun. 3. Prinsip Kebaikan :Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh



lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagimasyarakat. 4. Prinsip Keadilan :Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya merekaperoleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yangmenjadi hak orang lain 5. Prinsip Kebebasan :Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusiamempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknyasendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak oranglain. 6. Prinsip Kebenaran :Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan. 2.5 Manfaat dan Pentingnya Etika dalam Organisasi Beberapa alasan mengapa norma moral dan etika itu diperlukan dalam organisasi : Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia. Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib manusia memerlukan kesepakatan, pemahaman, prinsip dan ketentuan lain yang menyangkut pola perilaku Karena dinamika manusia dengan segala. Manfaat Etika dalam Organisasi: 1. Pengendalian diri 2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan 3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi 4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi 5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan” 6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral 7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar



8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah 9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama 10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki. 2.6 Bagaimana Mengelola Budaya dan Etika dalam Perusahaan  Mengelola budaya dan etika dalam perusahaan tidak lah mudah, dibutuhkan kerja sama dan kerja keras yang mantap. Berikut dibawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola budaya dan etika dalam perusahaan: 1. Pemimpin / Panutan Dalam sebuah organisasi sangat diperlukannya seorang pemimpin yang dapat menjadi panutan bagi anggota dan bawahanya. Yaitu pemimpin yang bijaksana, cerdas, berfikir krisis, tanggung jawab dan berkharismatik. Bukan seorang pemimpin yang ingin ditakui melainkan dihormati, bukan seorang pemimpin yang memperkaya diri melainkan saling berbagi, bagaimana bisa seorang pemimpin menjadi panutan apabila anggotanya atau bawahanya merasa takut dengan keberadaanya. Yang akan terjadi adalah anggota dan bawahanya akan menghindar dan sangat gembira dengan ketidakhadirannya. 2. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial yang kreatif dan membangung motivasi bagi anggota dan bawahanya dapat meningkatkan nilai budaya dan etika dalam suatu organisasi. Misalnya seperti diadakanya Hari Jum’at bersih, dimana seluruh anggota pada pagi hari berkeliling wilayahnya untuk melakukan kebersihan setelah berolahraga senam pagi. Dengan tugas masing-masing tanggung jawab setiap departemen. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan disiplin. 3. Peraturan dan slogan Yang membuat aturan haruslah seorang yang menjadi panutan, bisa sorang pemimpin. Karena apabila yang membuat aturan adalah orang-orang yang tidak menjadi panutan biasanya kebanyakan seorang pemimpin seperti itu melanggar aturan yang ia buat sendiri. Sehingga anggota akan malas untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan memasang slogan-slogan peraturan pada ruangan-ruangan tertentu, bisa di area luar ataupun area dalam. Dapat memberikan informasi kepada anggota tentang aturan-aturan yang berlaku, dan akan menjadi nilai positif di mata masyarakat. Peraturan juga haruslah tidak berlebihan yang dapat membuat anggota merasa tidak nyaman dan kesiksa. 4. Kesadaran dan kerja sama Tanpa ada kesadaran diri akan budaya dan norma yang baik maka sangat mustahil budaya dan norma dapat berjalan dengan baik. Perlu kerja sama yang baik



antar anggota maupun anggota dengan pemimpinya. Kesadaran harus dimulai dari diri sendiri, dan memulainya dari yang terkecil sepeti menghargai waktu, bersifat ramah tamah, saling menolong anggotanya dan lain-lain. Untuk poin ini diperlukanya kembali pada poin pertama yaitu pemimpin. Haruslah pemimpin mampu memimpin dan membangun semangat akan kesadaran pentingnya menjaga budaya dan etika dalam organisasi. 5. Komitmen Semua anggota harus berkomitmen untuk menjaga budaya dan etika dalam suatu organisainya dan ikut serta mensukseskan organisasi. 2.7  Hubungan Etika dengan Budaya Perusahaan Etika merupakan standar moral yang menyangkut baik-buruk dan benar-salah Etika bisnis meliputi: 1. Etika perusahaan, Hubungan perusahaan dengan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya 2. Etika kerja, Hubungan antara perusahaan dengan karyawan 3. Etika perorangan, Hubungan antar karyawan 



Perilaku etis dapat menimbulkan saling percaya antara perusahaan dengan stakeholder







Perilaku etis dapat mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya







Budaya perusahaan memberi kontribusi signifikan terhadap pembentukan perilaku etis







Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis







Faktor yang menyebabkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan:







Terciptanya budaya perusahaan secara baik







Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya







Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat  bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya



persaingan



bisnis



menyebabkan



 beberapa



pelaku



bisnisnya



kurang



memperhatikan etika dalam bisnis. Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust  dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik. Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut,  baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah  penting 3.2 Saran



Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut



DAFTAR PUSTAKA Ernawan, Erni R.2011. Business Ethics.Bandung : Alfabeta.