Makalah Budidaya Tanaman Kelapa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN “Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L)



Disusun oleh : Nama : Gabriela Anastasia S NIM : D1A018045 Kelas : B



Dosen Pengampu : 1. Ir. Neliyati, M.Si. 2. Ir. Gusniwati, M.P.



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2019 1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Shubhanallah wa taala atas limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga kelompok saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Budidaya Tanaman Perkebunan yang ber judul “Budidaya Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L)”. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Budidaya Tanaman Perkebunan I Dr. Ir Ridwan M, M.S. dosen II.



Miranti Sari Fitriani, S.P., M.P. yang telah banyak memberikan



bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Demi kesempurnaan makalah ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang membutuhkan



Jambi, September 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii BAB I .................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 2 BAB II ................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3 2.1 Klasifikasi Kelapa ....................................................................................................... 3 2.2 Jenis atau Varietas Kelapa......................................................................................... 3 2.3 Syarat Pertumbuhan ................................................................................................. 4 BAB III .................................................................................................................................. 5 TEKNIK BUDIDAYA ............................................................................................................... 5 3.1 Pemilihan Bahan Tanam ........................................................................................... 5 3.2 Persiapan Lahan ........................................................................................................ 5 3.3 Penyemaian Benih .................................................................................................... 6 3.4 Teknik Penanaman .................................................................................................... 7 3.6 Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa ....................................................................... 9 3.7 Panen dan Pasca Panen .......................................................................................... 10 BAB IV................................................................................................................................ 12 PENUTUP ........................................................................................................................... 12 4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kelapa adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan kelapa dimanfaatkan hampir pada semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa ditanam di seluruh daerah tropis untuk dekorasi, serta untuk berbagai keperluan yang kuliner dan non-kuliner, hampir setiap bagian dari kelapa dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam beberapa cara. Pertanaman kelapa tersebar di seluruh Kepulauan Indonesia, pada tahun 2010 areal pertanaman kelapa seluas 3,7 juta ha yang terdiri dari perkebunan rakyat (98,14 %), perkebunan negara (0,10 %) dan perkebunan besar swasta (1,73 %). Produksi kelapa (equivalent kopra) tahun 2010 sebesar 3,26 juta ton yang trdiri dari perkebunan rakyat sebesar 3,18 juta ton, perkebunan besar negara 2,33 ribu ton dan perkebunan besar swasta 80,97 ribu ton (Anonim, 2010). Kelapa memiliki batang yang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian masyrakat mengolesinya dengan oli (oli bekas kendaraan atau oli tab). Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. kelapa berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di



1



seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan. Data Coconut Statistical Year Book APCC tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah ekspor produk agroindustry kelapa Indonesia tidak stabil bahkan cenderung menurun, seperti minyak kelapa pada tahun 2006 mengalami penurunan jumlah ekspor sebanyak 226.186 ton yang sebelumnya 745.742 ton pada tahun 2005, kemudian naik kembali menjadi 739.923 ton pada tahun 2007 dan turun kembali sampai menjadi 270.311 ton pada tahun 2009 (Dewi, 2011). Penurunan produksi kelapa dipengaruhi umur tanaman yang terlalu tua, kondisi pertanaman yang rusak dan intensitas pemeliharaan rendah. Selain itu penurunan produksi kelapa juga disebabkan adanya serangan hama dan penyakit. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kelapa yang kemudian dapat meningkatkan produktivitas dari tanaman kelapa (Cocos nucifera L). Untuk lebih mengetahui cara-cara dalam membudidayakan tanaman kelapa dengan benar. Dan untuk mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman kelapa serta cara pengolahannya setelah panen.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Klasifikasi Kelapa Kingdom : Plantae Division : Spermatophyta Klas : Monocotyledoneae Ordo : Palmales Family : Palmae Genus : Cocos Spesies : Cocos nucifera L



2.2 Jenis atau Varietas Kelapa Kelapa (Cocos nucifera L) termasuk familia Palmae dibagi tiga : 1) Kelapa dalam dengan varietas Viridis (kelapa hijau), Rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis), 2) kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas Regia (kelapa raja), Pumila (kelapa puyuh), Pretiosa (kelapa raja malabar), dan 3) kelapa hibrida. 2.2.1 Varietas Dalam Varietas ini berbatang tinggi dan besar, dengan tinggi mencapai 30 meter atau lebih. Kelapa dalam mulai berbuah agak lambat, yaitu antara 6-8 tahun setelah tanam dan umurnya dapat mencapai 100 tahun lebih. Keunggulan dari varietas ini adalah: a. Produksi kopranya lebih tinggi, yaitu sekitar 1 ton kopra/ha/tahun pada umur 10 tahun. b. Produktivitas sekitar 90 butir/pohon/tahun. c. Daging buah tebal dank eras dengan kadar minyak yang tinggi. d. Lebih tahan terhadap hama dan penyakit. 2.2.2 Varietas Hibrida Kelapa varietas hibrida diperoleh dari hasil persilangan antara varietas genjah dengan varietas dalam. Hasil persilangan itu merupakan kombinasi sifat-



3



sifat yang baik dari kedua jenis varietas asalnya. Kelapa genjah mempunyai kelemahan antara lain: a. Peka terhadap keadaan lingkungan yang kurang baik. b. Berbuah lebat tetapi mudah dipengaruhi fluktuasi iklim. c. Ukuran buah relative kecil, kadar kopranya rendah yakni hanya sekitar 130 gr per buah dan kada minyaknya 65% dari bobot kering daging buah. Sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh kelapa hibrida adalah : a. Lebih cepat berbuah, sekitar 3-4 tahun setelah tanam. b. Produksi kopra tinggi, sekitar 6-7 ton/ha/tahun pada umur 10 tahun. c. Produktivitas sekitar 140 butir/pohon/tahun. d. Daging tebal, keras dan kandungan minyaknya tinggi. e. Produksivitas tandan buah, sekitar 12 tandan dan berisi 10-20 butir kelapa, daging buahnya mempunyai ketebalan sekitar 1,5 cm. 2.3 Syarat Pertumbuhan Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam syarat pertumbuhan pada tanaman kelapa: a. Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir, berabu gunung, dan tanah berliat dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.\ b. Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan, jika kurang dari itu produksi buah akan rendah. c. Suhu yang paling cocok adalah 27 ̊C dengan variasi rata-rata 5-7 ̊C, suhu kurang dari 20 ̊C tanaman kurang produktif. d. Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50%. Sedangkan kelembaban tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur. e. Angina yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi, terutama varietas dalam.



4



BAB III TEKNIK BUDIDAYA 3.1 Pemilihan Bahan Tanam Perbanyakan tanaman secara konvensional harus menggunakan bahan tanam berupa benih yang baik agar dapat dihasilkan buah yang baik pula. Benih tersebut dipilih dari pohon induk yang dipilih menurut kondisi lapangan yang umum. Pohon induk yang digunakan sebagai benih dipilih dengan sifat-sifat sebagai berikut: a. Umur pohon 10-20 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), b. Batangnya kuat dan lurus dengan mahkota spherical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, c. Bebas dari gangguan hama dan penyakit. Adapun ciri buah yang matang untuk benih, yaitu : a. Umur ± 12 bulan, b. 4/5 bagian kulit berwarna coklat, c. Bentuk bulat dan agak lonjong dan sabut tidak luka, d. Tidak mengandung hama penyakit, e. Panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, f. Buah licin dan mulus, g. Air buah cukup, apablia digoncang terdengar suara. Benih yang telah terseleksi diistirahatkan selama ± 1 bulan dalam gudang 25-27 ̊ C dengan sirkulasi udara yang cukup. Tujuan pengistirahatan tersebut adalah agar benih dapat tumbuh dengan baik karena megalami proses pemasakan yang sempurna. 3.2 Persiapan Lahan Pembukaan lahan dilakukan tergantung jenis vegetasinya. Ada dua jenis pembukaan lahan, yaitu pembukaan lahan hutan dan pembukaan lahan non hutan. Pembukaan lahan hutan mula-mula dilakukan penebasan belukar, lalu penebangan pohon. Penebangan harus sudah selesai 2,5- 3 bulan sebelum penanaman. Adapun pembukaan lahan non hutan, perlu diketahui dengan jelas tanaman pengganggu



5



yang tumbuh di lahan tersebut, memiliki rhizoma atau tidak. Hal ini akan berpengaruh pada langkah pengendalian tanaman pengganggu selanjutnya. 3.3 Penyemaian Benih Sebelum ditanam di kebun, benih kelapa disemaikan terlebih dahulu untuk menghasilkan bibit kelapa yang baik. Ada tiga cara penyemaian, antara lain : 1. Penyemaian sistem gantung dilakukan jika jumlah bibit kelapa yang diperlukan relatif sedikit. 2. Penyemaian sistem hamparan yaitu dengan cara menghamparkan benih kelapa begitu saja di lantai rumah, kolong tempat tidur maupun di kamar mandi terbika. Sama dengan penyemaian gantung, metode ini hanya cocok untuk penyemaian skala kecil. 3. Penyemaian dalam bedengan merupakan teknik penyemaian yang banyak dilakukan untuk perkebunan kelapa skala besar. Metode ini memiliki keunggulan yaitu mempermudah seleksi bibit kelapa, menghemat pembelian polybag dan dapat menyediakan bibit dalam jumlah yang besar dengan biaya yang relative murah. Penyemaian dalam bedengan sebaiknya dilakukan pada musim penghujan untuk menghemat biaya penyiraman dan diusahakan dekat dengan sumber air atau sungai dan akan lebih baik lagi jika berdekatan dengan kebun yang akan ditanami. Adapun langkah-langkah penyemaian dalam bedengan adalah sebagai berkut : 1. Pembersihan lahan persemaian dari unggul, tonggak kayu, dan sisa tanaman lainnya. 2. Pengolahan tanah sedalam 30-40 cm. 3. Penambahan pupuk kandang untuk menambah kesuburan tanah (dosis 1020 ton/ha). 4. Pembuatan bedengan dan saluran drainase. 5. Penyemaian benih kelapa dengan jarak sesuai dengan lama pembibitan. 6. Penyemaian dilakukan dengan membenamkan ke dalam tanah dengan 2/3 bagian benih mesuk kedalam tanah dan 1/3 bagian yang lain berada di atas permukaan tanah bedengan. 7. Pemberian naungan jika diperlukan jika keadaan terlalu panas.



6



8. Pemeliharaan bibit berupa penyiraman/pengairan, penyiangan rumput/gulma, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. 3.4 Teknik Penanaman 3.4.1 Penentuan Pola Tanam Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfaatan lahan dan pengmbilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15 % dari sitem bujur sangkar. 3.4.2 Pembuatan Lubang Tanam Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. pembuatan lubang pada lahan miring dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1,25 meter kea rah lereng diatasnya dan 1 meter kea rah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 ̊ kea rah dalam. 3.4.3 Cara Penanaman Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut: 1. Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam. Polibag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polibag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polibag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama. 2. Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang. 3.5 Pemeliharaan 7



3.5.1 Penjarangan dan Penyulaman Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan. 3.5.2 Penyiangan Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun pertama, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan kea rah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau). 3.5.3 Pembubuhan Dilakukan setelah tanaman mengahasilkan, dilakukan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar. 3.5.4 Perempalan Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri. 3.5.5 Pemupukan Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapay memenuhi unsur hara yang dibutuhkan. Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret - April). Adapun cara pemberian pupuk: 1. Menyebar dalam lingkaran mengelilingi tanaman. 2. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan pupuk P 2 minggu



sebelumnya.



8



3. Sebelumnya pupuk nitrogen diberikan, Tanah digemburkan untuk



menghindari pencampuran dengan pupuk phosfat karena dapat merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk. 4. Menutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk.



3.5.6 Pengairan dan Penyiraman Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan. Dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitar bedengan atau dengan prnyiraman langsung.



3.6 Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa 3.6.1 Pengendalian Hama Beberapa hama yang banyak ditemukan pada pohon kelapa antara lain kumbang badak, kumbang sagu, kumbang brintispa, ulat artona, kumbang tanduk kelapa, belalang sexava, ngengat bunga kelapa, ulat daun kelapa kumbang bibit kelapa, babi hutan, tupai kelapa, tikus pohon maupun binatang hutan seperti rusa dan beruang. Pengendalian dapat dilakukan dengan mengenali karakter hama itu sendiri,, untuk jenis hama mamalia besar dapat dilakukan upaya trapping atau dengan upaya pengalih perhatian. Pengendalian hama dari golongan insect dapat dilakukan dengan menggunakan musuh biologinya atau pengendalian mekanis dengan melakukan pemungutan secara manual. 3.6.2 Pengendalian Penyakit Penyakit yang sering ditemui pada tanaman kelapa antara lain penyakit kuning, penyakit pucuk busuk, penyakit bercak daun, penyakit busuk akar, penyakit rontok buah dan penyakit layu natuna. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan eradikasi pada tanaman yang terserang penyakit terutama yang menunjukkan gejala yang parah, tujuannya agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Tindakan lain adalah dengan menggunakan bahan kimia sebagai upaya preventif penyakit pada bahan tanam, atau pada saat tanaman menunjukkan gejala ringan.



9



3.6.3 Pengendalian Gulma Gulma yang banyak tumbuh di kebun kelapa antara lain ilalang, rumput teki, lampuyangan, pahitan, sembung rambat, lantana camar, kipahit, eter maupung berbentuk belukar. Cara pemberatasan gulma dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan penyiangan maupun secara kimiawi dengan menggunakan herbisida dan bahabahan kimia lain. 3.7 Panen dan Pasca Panen 3.7.1 Pemanenan Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60-100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah 3-4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9-10 tahun, dan bisa mencapai umur 30-40 tahun, dan kurang baik untuk kopra karena daging buahnya yang lunak. Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7-8 bulan dari binganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen disaat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengan suara air di dalam buahnya. 3.7.2 Pasca Panen Kegiatan pasca panen buah yang telah dipetik meliputi kegiatan penyortiran dan penggolongan, penyimpanan dan pengolahan awal. Buah yang disortir adalah buah yang kosong tidak berair, bunyi tidak nyaring bila diguncang, rusak/luka terkena hama, busuk dan kecil juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa kurang matang. Penyimpanan sementara buah kelapa memberikan beberapa keuntungan antara lain memudahkan upaya pelepasan sabut, menambah kematangan buah sehingga mutu kelapa dan hasil kopra lebih tinggi, memudahkan pelepasan daging buah kelapa dari temputungnya, meningkatkan ketebalan daging buah, meningkatkan kada minyak yang dihasilkan, menurunkan kandungan air dan meningkatkan kualitas arang tempurung dan sabut kelapa yang dihasilkan. Penyimpanan buah kelapa dilakukan menumpuk buah dengan tinggi, syarat-syarat 10



gudang penyimpanan adalah udara segar dan kering, tidak kebocoran dan kehujanan, tidak langsung terkena sinar matahari, suhu udara dalam gudang 2527 ̊ C.



11



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain : 1. Tumbuhan kelapa (Cocos nucifera L) dimanfaatkan hampir pada semua bagiannya, sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khusunya bagi masyarakat pesisir. 2. Teknik budidaya tanaman kelapa meliputi memperhatikan syarat tumbuh, menentukan lokasi penanaman yang tepat, perbanyakan tanaman, penanaman bibit di kebun, pemeliharaan tanaman (penyulaman, penyiraman, pengolahan tanah, pemeliharaan drainase dan jalan kebun,pemberian mulsa, da pemupukan). 3. Perlu dilakukan upaya terintegrasi antara petani dan pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi kelapa nasional.



12



DAFTAR PUSTAKA Lay, A., 2002, Industri pengolahan kelapa terpadu. Makalah Temu Usaha dan Temu Teknologi Perkelapaan di Provinsi Banten , Cilegon Suhardiono, L., 1993, Tanaman Kelapa, Yogyakarta, Penerbit Kanisius,.



13