Makalah Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Di [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT



DISUSUN OLEH : I MADE SIRKA WINDA AGUS S ALFINA RISAL FATUL XI B2 SMK NEGERI 2 LUWU TIMUR



1



KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirahiim Alhamndulillahirrabbil Alamin Segala puji bagi Allah swt Tuhan Semesta Alam. Itulah pujian yang kami panjatkan atas kehadirat Maha besar-Nya Allah swt karena atas limpahan rahmat, karunia dan inayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “budidaya tanaman kelapa sawit” dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah teknologi produksi tanaman. Kami menyadari penulisan makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kelemahan maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman mahasiswa, dosen dan pembaca sekalian.



Tomoni, 24 Oktober 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ………………………………………………..



i



DAFTAR ISI ………………………………………………………….



ii



BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….



1



1. Latar Belakang …………………………………………………….



1



2. Rumusan Masalah …………………………………………………



1



3. Tujuan Penulisan …………………………………………………



1



BAB II PEMBAHASAN …………………………………………….



2



1. Pengertian Kelapa Sawit ………………………………………….



2



2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit…………………………..



3



a. Iklim ………………………………………………………….



3



b. Tanah ………………………………………………………….



3



3. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit ………………………...



4



A. Pembibitan …………………………………………………….



4



B. Persiapan Lahan ……………………………………………….



5



C. Pengolhan Tanah ………………………………………………



6



D. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras …………………………….



6



E. Penanaman ……………………………………………………..



7



F. Hama dan Penyakit …………………………………………..



8



G. Panen …………………………………………......................



9



BAB III PENUTUP ……………………………………………………



10



1. Kesimpulan ,………………………………………………………..



10



2. Saran ………………………………………………………………



10



DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..



11



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN



1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono 2003).



2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah teknologi budidaya tanaman kelapa sawit ini yaitu : 



Bagaimana syarat tumbuh tanaman kelapa sawit ?







Bagaimana teknik budidaya tanaman kelapa sawit ?



3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan makalah teknologi budidaya tanaman kelapa sawit ini yaitu : 



Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kelapa sawit







Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kelapa sawit



1



BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Kelapa Sawit Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer, skunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan akar skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas sampai kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit (Setyamidjaja, 2006). Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko, 2008). Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja, 2006). Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaan angin dan atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2008). Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Semakin tua umur kelapa sawit, pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah terbentuk semakin menurun. Hal ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin besar. Kadar minyak yang dihasilkannya pun akan semakin tinggi. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg (Setyamidjaja, 2006). 2



2. Syarat Tumbuh Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi



secara



maksimal.



Faktor-faktor



yang



dapat



mempengaruhi



pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi. a. Iklim 



Penyinaran matahari  Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.







Suhu  Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.  







Curah hujan dan kelembaban Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan produksinya pun akan rendah.



b. Tanah  Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.



3



Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.  3. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit  A. Pembibitan Merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa selanjutnya. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis diharapkan dapat dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi



cekaman



lingkungan



pada



saat



pelaksanaan



penanaman



(transplanting). Menurut Setyamidjaja, (2006), untuk menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas seperti tersebut di atas, diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan, sekaligus kontrol selama pelaksanaan di lapang. Untuk itu berikut ini disampaikan tahapan pembibitan, mulai dari persiapan, pembibitan awal dan pembibitan utama.  a. Pemilihan Lokasi  Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut:  o Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau dan mempunyai kondisi baik. o Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai sanitasi yang baik.  o Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam pengawasan.  o Dekat dengan tempat pengambilan media tanam untuk pembibitan. Drainase baik, sehingga pada musim hujan tidak tergenang air. 



4



o Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup untuk penyiraman, dengan kualitas yang memenuhi syarat.  o Areal diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di tengahtengah Kebun. o Areal pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yang direncanakan untuk ditanami dengan memperhitungkan biaya pengangkutan bibit  b. Media Tanam  Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas baik, misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah yang digunakan harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta bebas kontaminasi (hama dan penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia). Bila tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material lainnya.  c. Pemeliharaan (pada pembibitan)  Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat.  Pemeliharaan bibit meliputi :  



Penyiraman 







Penyiangan 







Pengawasan dan seleksi 







Pemupukan 



B. Persiapan Lahan  Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya Kelapa Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-alang, 5



areal gambut. Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal tersebut harus bersih dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan dalam pengelolaan tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang kebun yang direncanakan pada saat pembukaan lahan dan sebelum penanaman Kelapa sawit (Setyamidjaja, 2003).  Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk pengukuran, membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter lebih dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang, dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering. Untuk rencana peremajaan, semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan lubang tanaman harus di bongkar



C. Pengolahan Tanah Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu. D. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras Pembuatan



Jalan



dilakukan



dengan



cara



mengorek,



menimbun,



mengeraskan bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan jalan. Jalan utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan menggali tanah sesuai ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.Saluran air di daerah berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan air ke saluran drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa 6



sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman dan tepi muka teras selebar 1,25 m.



E. Penanaman Penentuan.Pola,Tanaman Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu



(gulma).



Penanaman



tanaman



kacang-kacangan



sebaiknya



dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. Pembuatan.Lubang,Tanam Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang  tanam  disiapkan  2  – 4 minggu  sebelum  tanam,  sebaiknya  paling  lambat  4 minggu. Ukuran  lobang  berkisar  antara  60  dan  90  cm  dengan kedalaman  60  cm,  tergantung  kondisi  tanah.  Jika  tanah gembur  dan  subur,  cukup  60  x  60  x  60  cm,  tetapi  kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian  lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat  di  tengah  lubang  tanam.  Buat  tanda  batas  penggalian dengan  tongkat  berukuran  tadi  sebelum  ajir  dicabut  untuk penggalian  lubang.  Setelah  lubang  selesai,  ajir  harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah  dua  yaitu  lapisan  atas  (top  soil)  dan  lapisan  bawah (sub  soil)  serta meletakkannya  terpisah pada  sisi  lubang yang berbeda    (kiri – kanan atau utara –  selatan) dalam  arah yang konsisten.



7



Cara,Penanaman Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 510 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.



F. Hama dan Penyakit a. Hama 



Hama Tungau  Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala terlihat pada daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara Semprot Pestisida atau Natural BVR. 







Ulat Setora  Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalah daun. Gejala yang terlihat pada daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian dengan cara penyemprotan dengan Pestisida 



b. Penyakit 



Root Blast  Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan (Phythium Sp). Bagian diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian dengan cara pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan (Zaman, 2006).



8







Garis Kuning Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian diserang daun. Gejala terdapat bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian dengan cara inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. 







Dry Basal Rot  Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang batang. Gejala terdapat pada pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit 



G. Panen  Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah ditanamkan dalam budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur yang panjang. Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus sampi batas usia ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahun. Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. 



9



BAB III PENUTUP 1.



Kesimpulan Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.0002.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar 240-380C. Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.



2. Saran Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit.



10



DAFTAR PUSTAKA Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta  Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Perangin-angin, S.A. 2006. Pengendalian Gulma di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas Plantation, Kalimantan Tengah. Zaman, F.F.S.B. 2006. Manajemen Pengendalian Hama dan penyakit pada Tanaman Belum Mengahasilkan di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) Sumatera barat. Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal. Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Anonim. 2012. Makalah teknik budidaya kelapa sawit. http://www.blogspot.com . (Diakses, 25 Nopember 2015) Sulesman. 2014. Makalah budidaya tanaman kelapa sawit. http://.blogspot.co.id/.html (diakses, 25 Nopember 2015)



11