Makalah Buku Fiksi Dan Nonfiksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MENGANALISIS BUKU FIKSI DAN NONFIKSI



KELOMPOK X DISUSUN OLEH: 1. Luthfiyyah Arij Wardani 2. M. Faisal Hakim 3. Sangdira Awangga



NISN: 0029639062 NISN: 0028804134 NISN:0032294506



KELAS



: X KI 1



GURU PEMBIMBING



: Reliani, M.Pd



MATA PELAJARAN



: BAHASA INDONESIA



KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA SMK SMTI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018



BUKU FIKSI DAN NONFIKSI



1.



Pengertian Buku Fiksi dan Nonfiksi



Buku fiksi adalah buku yang dibuat atas dasar imajinasi atau fiksi. Buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita, sifatnya imajinatif. Tidak membutuhkan pengamatan dalam pembuatannya dan tidak tidak perlu dipertanggungjawabkan, karena ide ceritanya berasal dari khayalan atau imajinasi penulis. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa kiasan atau konotatif. Jadi, pembaca diajak untuk masuk ke dalam cerita itu dengan bahasa yang tidak biasa.



Buku nonfiksi adalah buku yang dibuat atas dasar fakta atau hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Buku nonfiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Dalam buku nonfiksi, membutuhan pengamatan dan data dalam pembuatannya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan isinya. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa denotatif atau bahasa sebenarnya, jadi pembaca dapat langsung memahami maksud dari isi buku. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan pengamatan dan data maka isi dari buku tersebut harus memiliki fakta-fakta. Oleh karena itu, buku nonfiksi sering dijadikan sumber informasi oleh para pembaca.



2. Ciri-Ciri Buku Fiksi dan Nonfiksi Ciri-ciri buku fiksi adalah sebagai berikut. a.Memiliki amanat yang tersirat dalam cerita. b. memiliki alur atau plot yaitu jalinan peristiwa sehingga tergambar urutan kejadian. c. adanya penokohan ya itu pencitraan dari tokoh yang diceritakan. d. Adanya latar atau setting, yang menjelaskan mengenai dimensi ruang dan waktu serta suasana dalam sebuah cerita e. Adanya sudut pandang kepenulisan berupa posisi penulis dalam cerita. f. Penulis dapat menjadi tokoh dan narator yang menjelaskan cerita. Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut. a. Bahasa yang digunakan sangat baku b. Mengandung informasi yang sesuai dengan fakta. c. Ditulis berdasarkan pengamatan atau penelitian



3.



Manfaat Menganalisis Buku Manfaat Menganalisis Buku Sebagai Berikut: a. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lain secara ringkas. b. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. c. Menguji kualitas buku dengan membandingkannya dengan karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya. d. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan dan isi buku.



4.



Contoh Analisis Buku Fiksi Si Bolang di Papua



Judul : Si Bolang, 7 cerita seru di negeri buah merah Penulis :Veronica W Illustrator :InnerChild Penerbit : KIDDO, Kepustakaan Populer Gramedia Cetakan : l, Desember 2015 Si Bolang yang biasanya kita jumpai di televisi Trans7 kini tidak ada dalam bentuk bukucerita buku cerita ini menceritakan petualangan bola ketika menjelajahi Tanah Papua. Dalam peta wilayah Indonesia Papua terletak di wilayah paling timur Tanah Papua dibagi menjadi dua wilayah yaitu Provinsi Papua Barat buka (dulu Irian Jaya barat) dan



provinsi Papua wilayah Papua sangat luas sebagian besar masih berupa hutan Papua adalah wilayah Indonesia yang sangat indah pemandangan alamnya. Sayangnya menjelajahi Papua itu tidak mudah karena kita harus berjalan kaki berminggu-minggu atau kalau ada kita bisa naik pesawat kecil bermesin baling-baling namun dalam cerita ini bola memiliki cara unik untuk pergi ke Papua dengan peta ajaib pemberian seorang nenek misterius bisa pergi ke mana saja ia suka. Pada cerita pertama bolong bertemu dengan cantik yang tinggal di distrik seberapa Kabupaten Intan Jaya di sini bolong belajar membuat noken tas khas Papua yang dianyam dari serat tanaman jambu Selain itu Abang juga mendapatkan pengalaman baru cara mengawetkan daging dengan merendamnya dalam air sungai yang sedingin es. Untuk mengikuti petualangan Bolang di Papua secara lengkap kita harus membaca tujuan cerita dimulai dari cerita noken untuk ibu, berburu karaka ke Mimika, barapen perdamaian dari ayamaru, tukar sempit di prafi,tifa penyemangat dari Asmat, rumah jamur beratap alang-alang, dan kejutan di akhir cerita. Selain menikmati petualangan Bolang, buku ini juga dilengkapi dengan pengetahuan tentang hal-hal unik tentang papua, contohnya tentang Perahu tradisional khas Papua yang disebut kole-kole, tradisi barapen atau bakar batu, rumah jamur yang disebut honai, juga tradisi mengusir hama di ladang yang disebut Osilo. Dengan buku ini kita jadi tahu betapa teman-teman di Papua sangat akrab dengan alam.



The Little Prince



Judul Pengarang Alih bahasa Cetakan Penerbit



: The Little Prince (Pangeran Kecil) :Antoine de Saint-Exupery : Listiana Srisanti : Keempat, Juni 2009, 112 halaman : PT Gramedia Pustaka Utama



Tumbuh berkembang dan menjadi dewasa itu bagus. Tetapi, kadang-kadang kita jadi terlalu berlebihan dalam menjadi dewasa dan akhirnya lupa merasakan bagaimana indahnya memandang dunia dari sudut pandang anak-anak. Hidup menjadi terlalu serius, terlalu monoton, dan hanya dikuasai angka-angka. Hidup manusia dewasamodern yang membosankan dan terlampau serius inilah yang sepertinya hendak disindir oleh si penulis The Little Prince ini.



“Mereka sangat terburu-buru”, kata pangeran kecil. “Apa yang mereka cari The Little Prince adalah sebuah fabel klasik tentang diri manusia, manusia dewasa tepatnya. Buku kecil namun tipis dengan makna sangat mendalam ini berkisah tentang seorang penerbang yang pesawatnya jatuh di tengah Gurun Sahara. Dalam ancaman keterisolasian dan minimnya air minum, ia harus berjuang memperbaiki pesawatnya kalau ingin kembali ke peradaban dan tidak menghilang di tengah padang gurun tak dikenal. Anehnya, saat ia sedang serius memikirkan jalan keluar, tiba-tiba muncullah seorang pangeran kecil dengan rambut keemasan yang memintanya menggambarkan biri-biri untuknya. Sungguh sebuah hal yang sangat absurb. Bayangkan, saat diri Anda tengah terancam oleh panasnya padang gurun dan ada anak kecil yang minta Anda menggambarkan seekor biri-biri untuknya, bukannya meminta air atau perlindungan. Awalnya, si penerbang—sebagaimana kebanyakan orang dewasa lainnya—hanya tertawa dan menganggap si anak sedang demam karena kepanasan. Tapi, si Pangeran Kecil tetap memaksa dan terpaksalah si penerbang menggambarkan biri-biri untuknya. Tanpa sadar, teringatlah si Penerbang akan masa kecilnya, masa kecil ketika dulu tidak ada seorang dewasa pun yang mengerti maunya. Tanpa sadar, sang Pangeran Kecil telah mengingatkannya kembali tentang fakta bahwa orang dewasa itu sering kali begitu absurb dan melupakan esensi dari menikmati kehidupan itu sendiri. “Orang-orang dewasa menyukai angka. Ketika kau mendeskripsikan seorang teman baru kepada mereka, mereka tak pernah menanyakan padamu hal-hal yang penting. Mereka tak pernah bertanya, ‘Seperti apa suaranya? Apa permainan favoritnya? Apakah da mengoleksi kupu-kupu?’ Bukannya bertanya begitu mereka malah menuntut ‘Berapa umurnya? Berapa banyak kakak dan adiknya?, Berapa beratnya?, berapa penghasilan ayahnya?” Bagi orang dewasa, yang terpenting adalah angka, angka, dan angka. Tidakkah Anda juga demikian? Kesibukan dunia kerja dan beragam tuntutan rumah tangga tanpa sadar telah mendorong kita untuk terlalu mengejar angka-angka yang sifatnya duniawi. Kita menjadi hanya memandang indah semua hal yang berkaitan dengan uang, jabatan, kekayaan, dan prestasi. Kita sudah lupa dengan keagungan di balik keindahan mawar yang tumbuh di pinggir jalan, tentang padang pasir maha luas yang membuktikan keMaha Luasan kekuasaan Sang Penciptanya.



“Jika kau berkata kepada orang-orang dewasa, “Aku melihat rumah indah terbuat dari bata merah jambu, dengan bunga geranium di jendela-jendelanya, dan merpati di atapnya, mereka tak bisa membayangkan rumah semacam itu. Kau harus berkata, ‘Aku melihat rumah yang harganya seratus ribu franc;’ Maka mereka akan berseru, ‘Oh pasti indah sekali!”(halaman 24). Bersama si Pangeran Kecil, si Penjelajah mulai kembali meenungkan tujuan keberadaan dirinya di tengah alam semesta yang maha luas ini. Simaklah perjalanan si pangeran menuju enam asteroid (yang dinamai dengan angka-angka, karena orang dewasa itu menyukai angka) di mana ia mendapati enam jenis orang yang terlalu mendominasi dua miliar penduduk Bumi (novel ini ditulis tahun 1943, dan sekitar angka itulah perkiraan jumlah manusia di Bumi pada saat itu). Mereka adalah raja yang hanya gemar memerintah, si orang angkuh yang beranggapan bahwa semua orang adalah pengagumnya, peminum yang hanya mau melupakan, pengusaha yang terlalu sibuk bahkan untuk sekadar berbincang, seorang penjaga lampu yang menganggap dirinya begitu penting hingga ia mengorbankan kesenangan-kesenangan dirinya (dan ia terus menerus menyesalinya), dan seorang ahli geografi yang terlalu sibuk di menara gading dan lupa untuk menjelajahi dunia. Dengan bahasa yang lugas namun mendalam, si Pangeran Kecil telah menyadarkan kembali si Penerbang merenungkan kembali keberadaannya di dunia sebagai orang dewasa. Pada akhirnya, ia memahami bahwa apa-apa yang terpenting dalam kehidupan ini tidaklah selalu sesuatu yang dapat dilihat oleh mata, tapi yang selalu dapat dilihat oleh hati.



Ronggeng Dukuh Paruk



Judul Penulis Penerbit Tahun Terbit Kota Terbit Tebal Buku Harga Buku



: Ronggeng Dukuh Paruk : Ahmad Tohari : Gramedia Pustaka Utama : 1982 : Jakarta : 408 halaman : Rp 65.000



Dukuh paruk merupakan sebuah dukuh yang kecil dan menyendiri. Dukuh paruk mempunyai seorang moyang yang dulunya sebagai bromocorah tetapi setelah meninggal orang-orang dukuh paruk pun memuja kuburanya. Bahkan kuburanyapun menjadi kiblat kebatinan mereka. Serintil merupakan seorang gadis kecil yang berumur sebelas tahun yang mempunyai masa lalu yang menyedihkan, akan tetapi Serintil mempunyai suatu kelebihan yang tak jarang dimiliki oleh orang-orang yaitu menari selayaknya seorang ronggeng. Suatu ketika ada tiga anak laki-laki sedang mencabut sebatang singkong di tanah kapur mereka adalah Rasus, Warta dan Dasun setelah singkongnya telah tercabut mereka pun sibuk mengupasinya dengan gigi mereka, seketika itu mereka melihat Serintil yang sedang asik menari sambil mendendang beberapa buah lagu kebangsaan Ronggeng lalu mereka pun menghampiri serintil dan ikut menari bersamanya. Sakarya adalah kakeknya Serintil beliau sangat menyangi Serintil apalagi semenjak meninggalnya orang tua Serintil, kakeknyalah yang merawatnya. Pada waktu itu Sakarya pun mengikuti gerak-gerik Serintil ketika menari, sungguh sangat bangganya ketika melihat Serintil menari. Dan kakeknya pun berpendapat bahwa serintil telah dirasuki oleh Indang Ronggeng. Lalu keesokan harinya Sakarya menemui Kertareja seorang dukun Ronggeng didukuh Paruk. Mereka pun membicarakn kepandaian Serintil dalam menyanyi dan menari Ronggeng. Namun beberapa hari kemudian Sakarya dan Kartareja selalu mengintip Serintil ketika menari dibawah pohon nangka. Lalu Sakarya pun menyerahkan Serintil kepada Kertareja itu merupakan salah satu syarat dukuh paruk yang mengatur perihal seorang calon Ronggeng . Sudah dua belas tahun Ronggeng Dukuh Paruk telah mati adapun perkakas-perkakas yang selama ini mengiringi pementasan Ronggeng pun hampir rusak akan tetapi masih bisa digunakan, dan kini mulai mempersiapkan pementasan Ronggeng lagi setelah dua belas tahun telah hilang dan kini yang menjadi penari adalah Serintil, Serintil pun didandani oleh Nyi Kertareja selayaknya seorang Ronggeng dan tidak lupa Nyi Kertareja meniup matera pekasi keubun-ubun Serintil matera yang berkasiat memberikan suatu aura kecantikan dari yang sebenarnya. Dan beberapa susuk emas dipasang oleh Nyai Sakarya di tubuh Serintil. Bukan main senangnya hati masyarakat Dukuh Paruk ketika mendengar Kertareja bersuara akan melakukan pertunjukan Ronggeng. Lalu Serintil pun mulai melenggaklenggok di atas panggung selayaknya apa yang dilakukan para Ronggeng dipentas



pertunjukan bahkan Serintil pun mempertunjukan kemampuan menarinya yang sangat propesional dan melantunkan gerak-gerik yang secara umum sulit dilantunkan oleh penari-penari Ronggeng lainnya. Kini pun Rasus menyadari bahwa dia pun kini semakin kurang diperhatikan oleh Serintil, akhirnya beberapa cara pun dilakukanya untuk mendapatkan kembali perhatianya Serintil, Rasus pun mencoba memberikan buah pepaya hasil curian dari ladang tetangganya, akan tetapi Serintil pun hanya memberikan sebuah ucapan terimakasih itu pun sangat menyakitkan. Lalu Rasus pun memberikan sebuah keris kyai jaran Guyang. Di desa Dawuan, tempat pemuda Rasus mengasingkan diri, dia banyak merenung. Bayangan Srintil sebagai orang bayang-bayang Emaknya yang melebur dalam diri Srintil memintanya untuk menjadi suaminya, maka dengan tegas Rasus menolak. Karena rasus sudah memutuskan bahwa biarlah dia mengalah dan biarlah serintil menjadi milik orang banyak, menjadi ronggeng kebanggaan Dukuh Paruk.



5.



Contoh Analisis Buku NonFiksi Catatan Seorang Demonstran



Judul Buku Penyunting Penerbit Terbit Tebal



: Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran : Ismid Hadad, Fuad Hashem, Aswab Mahasin, Ismet Nasir dan DanielDhakidae : Pustaka LP3ES Indonesia : VII, Mei 2005 : xx+385 halaman



Menurut Harsja W Bachtiar, para mahasiswa merupakan suatu golongan yang boleh dikatakan baru di Indonesia tetapi dalam sejarah perkembangannya yang masih amat singkat, banyak sekali yang telah terjadi sebagai akibat kegiatan atau tindakan-tindakan mereka. Banyak dari mahasiswa dari pemuda-pemudi Indonesia (yang menjadi mahasiswa di lembaga-lembaga pendidikan tinggi) ini ikut serta menjalankan peranan penting dalam gerakan politik yang akhirnya menyebabkan kehancuran struktur masyarakat jajahan.



Para mahasiswa dan pemuda inilah yang pertama-tama bertekad untuk mempersatukan seluruh penduduk pribumi di kepulauan kita ini sebagai satu bangsa, Bangsa Indonesia., yang bertanah air satu, Kepulauan Indonesia dan yang berbahasa satu Bahasa Indonesia. Sejarah kemudian memperlihatkan bahwa tindakan pemuda-pemudi ini sangat berarti dan amat banyak pengaruhnya pada perkembangan masyarakat Indonesia.



Meskipun para mahasiswa merupakan golongan yang amat penting, golongan pada pertengahan tahun 1960-an ikut menjalankan peranan yang amat besar dalam meruntuhkan Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno dan membangun Orde Baru yang dalam masyarakat kita yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, namun dalam keberjalanan pemerintahan Soeharto, pemuda-pemudi Indonesia harus bersatu padu lagi, menelanjangi dan membongkar kebusukan-kebusukan era Soeharto sehingga beliau harus turun dari pemerintahan.



Di antara para mahasiswa ini terdapat pemuda Soe Hok Gie. Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan bercita-cita besar tak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk kepentingan orang banyak terutama kaum terpinggirkan. Ia rajin mencatat apa yang dialaminya, apa yang dipikirkannya. Dengan perantaraan catatan-catatan hariannya, kita dapat memperoleh pengetahuan mengenai kehidupan dan tindakan para mahasiswa dengan berbagai permasalahan yang dihadapi mereka. Dengan berbagai pertimbangan, buku hariannya itu kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran, pada Mei 1983.



Di zaman Gie, kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno. Sepanjang 1966-1969, Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah menjadi anggota KAMI, organisasi yang menjadi lokomotif politik angkatan 66. Gie lebih banyak berjuang lewat tulisan.



Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat diskusi maupun tulisan di media massa. Ketika pemerintahan Soekarno ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66, Gie tidak lantas mau mendukung pemerintahan Orde Baru. Gie memilih menyepi ke puncak-puncak gunung bersama teman-temannya. Gie mencintai gunung dan alam bebas. Puisi-puisinya banyak berkisah tentang kecintaannya terhadap pendakian gunung. Di puncak gunung juga salah satu pendiri Mapala UI ini menghadap penciptanya. 16 Desember 1969, di tengah kabut tebal puncak Gunung Semeru, sehari sebelum ulangtahun Gie ke-27, Gie dan Idhan Lubis meninggal karena menghirup gas beracun. Teman-teman Gie yang ikut mendaki saat itu adalah : Anton Wiyana, A. Rahman, Freddy Lasut, Idhan Lubis, Herman Lantang, Rudy Badil, Aristides Katoppo. Manusia Indonesia



Judul buku Pengarang Penerbit Tebal



: Manusia Indonesia, Sebuah pertanggung jawab : Mochtar Lubis : Yayasan Idayu, Jakarta, 1978 : 135 hal (termasuk tanggapan, yang dimuat pada harian Kompas dan Sinar Harapan



Sampai sekarang kalangan akademis -terutama dari bidang sosiologi dan antropologi- merasa cukup sulit untuk memberikan suatu ciri-ciri khas manusia Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beraneka etnis di Indonesia dengan karakteristiknya. Akan tetapi, kesulitan tersebut menjadi tidak berarti bagi seorang Mochtar Lubis, wartawan dan sastrawan otodidak yang hanya lulus Hollandsch Inlandsche School (HIS). Dalam Manusia Indonesia:Sebuah pertanggung jawab



(selanjutnya Manusia Indonesia), minimal, Mochtar Lubis telah 'mampu' untuk membuat suatu kesimpulan atau bahkan menggeneralisir sifat-sifat dari 130 juta manusia Indonesia pada waktu itu (pada saat buku ini terbit, 1977/1978). Pertanggungjawaban Mochtar Lubis ini, mungkin saja belatar belakang dari hasil perjalanan panjang serta pengalamannya di dan dalam pergumulan bangsa Indonesia pada masa kolonialisme Belanda; ekspansi Dai Nippon, perjuangan memperebutkan dan mempertahankan kemerdekaan, era demokrasi terpimpin, dan berdirinya tiang-tiang pancang solidaritas semangat orde baru sampai pada menurunnya semangat kebersamaan serta kesatuan bangsa akhir-akhir ini. Dalam perjalanan panjang tersebut, Mochtar Lubis bertemu dengan berbagai lapisan masyarakat sekaligus berhadapan serta berbenturan dengan 'kekuatan dan kekuasaan besar' yang ada sehingga ia harus terhempas untuk beberapa saat. Dengan latar belakang itulah, maka dalam Manusia Indonesia ditemukan nada-nada sinis yang jujur atau mungkin saja mengungkapkan apa adanya keadaan manusia secara universal dan bukan saja di Indonesia. Jika memang dalam Manusia Indonesia adalah suatu ungkapan realitas maka ternyata manusia Indonesia penuh dengan paradoks yang tetap saja tak terselami oleh siapa pun, termasuk oleh Mochtar Lubis sendiri. Ciri ciri manusia Indonesia menurut Mochtar Lubis adalah: Pertama, munafik. Mempunyai penampilan yang berbeda, di depan dan belakang. Sifat ini muncul karena sejak lama manusia Indonesia mengalami penindasan sehingga tidak mampu untuk mengungkapkan apa sebenarnya yang dikehendakinya, dan sesuai dengan hati nuraninya. Kedua, segan dan enggan bertanggungjawab atas perbuatannya, putusannya, kelakuannya, pikirannya, dan sebagainya. Di sini, mereka lebih mudah untuk melemparkan tanggungjawab kepada orang lain, dari bertanggungjawab atas sesuatu kesalahan atau kegagalan. Akan tetapi jika mmerupakan suatu keberhasilan, maka mereka paling depan mengatakan, itu karena saya. Ketiga, jiwa feodalistik. Mereka yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan harus dihormati oleh yang dikuasai, yang kecil dan tanpa kekuasaan harus mengabdi kepada yang besar. Segala sesuatu yang berhubungan dengan yang berkuasa, juga harus dihormati oleh mereka yang di bawahnya, isteri bawahan harus menghormat isteri atasan, anak bawahan harus menomersatukan anak atasan, dan seterusnya. Keempat, percaya takhyul. Latar belakang 'agama' asli manusia Indonesia yang animis dan spiritis -termasuk di dalamnya totemnisme dan dinamisme- yang sudah berakar, menjadikan apa pun agama manusia Indonesia, ia tetap mempertahankan hal-hal yang supra natural dari 'agama' asli tersebut.



Kelima, artistik. Ciri ini selalu memperlihatkan sesuatu yang indah, baik, bagus serta mempesonakan untuk dipandang. Ciri ini bisa mampu menyimpan atau menyembunyikan keadaan sebenarnya yang ada dalam hidupnya, jiwanya, kalbunya. Orang asing -turis mancanegara- paling senang menonton nuansa artistik manusia Indonesia ini, karena memang dipertontonkan oleh manusia Indonesia sendiri. Ciri ini mungkin datang dari sikap manusia Indonesia yang ramah dan menyenangkan orang lain, sehingga tidak mau siapa pun melihat hal-hal jelek, tidak baik, dan buruk dari dalam diri mereka. Keenam, watak yang lemah. Manusia Indonesia kurang kuat dalam mempertahankan dan memperjuangkan keyakinan serta pendiriannya. Hal menjadikan manusia Indonesia cepat berubah prinsipnya, seiring dengan tekanan yang ia dapatkan dari luar dirinya. Selain hal-hal di atas, masih ada sifat-sifat lain yaitu tidak hemat dan cenderung boros; tidak suka bekerja keras, kecuali kalau terpaksa, ingin bertambah kaya dengan kurang bekerja keras; kurang sabar; cemburu dan dengki terhadap orang lain yang dilihatnya lebih maju, akibatnya mereka mudah untuk menjatuhkan orang lain dengan intrik, fitnah, dan lain-lain; manusia-sok, mabuk berkuasa sehingga mereka yang sudah berkuasa akan berusaha dengan segala macam cara agar kekuasaannya tidak hilang; tukang tiru, hal ini mengakibatkan manusia Indonesia 'hampir-hampir' kehilangan identitasnya sebagai bangsa yang mempunyai ciri kebudayaan sendiri. Di samping itu, manusia Indonesia, juga mempunyai sifat bisa kejam, bisa meledak, ngamuk, membunuh, membakar, khianat, menindas, memeras, menipu, mencuri, korupsi, tidak peduli dengan nasib orang lain, dan lain-lain. Tinjauan Jika membaca Manusia Indonesia, dengan teliti maka ditemukan beberapa hal penting untuk diperhatikan, agar tidak keliru dalam menilai siapa manusia Indonesia itu. Pertama, penuh dengan nada-nada kekecewaan. Mochtar Lubis yang sempat berada dalam tiga zaman kehidupan bangsa -kolonial Belanda, ekspansi Jepang, kemerdekaan- kecewa ketika perjalanan masyarakat Indonesia menuju kemajuan serta modern, ternyata meninggalkan ciri-ciri khas kemanusiaan yang baik. Kekecewaan terhadap lingkungan kehidupan masyarakat, tatanan politik serta kekuasaan tadi, menjadikan dalam Manusia Indonesia, yang penuh dengan nada-nada sinis. Kedua, penilaian yang menyamaratakan. Dalam Manusia Indonesia, Mochtar Lubis ternyata menunjukkan penilaian yang tidak menyeluruh atau menyamaratkan ciri-ciri manusia manusia Indonesia. Akibatnya dalam Manusia Indonesia terdapat uraian tentang sebagian kecil orang Indonesia yang mempunyai -dan penuh- ciri negatif dan kemudian bangga dengan sisi gelap tersebut. Banyak di antara mereka inilah yang



berhasil mencapai puncak kekuasan dan karier. Sementara mereka yang bertahan dengan ciri, sikap dan sifat manusia Indonesia yang sederhana, jujur, ramah, mendahulukan orang lain, tidak iri hati, senang dengan kemajuan, toleran, tolong menolang, dan lain-lain justru terhempas serta tertinggal jauh. Ketiga, kurang menguraikan ciri-ciri kebaikan. Sebagai seorang 'wartawansasterawan' tiga zaman, Mochtar Lubis pasti mengetahui bahwa masih banyak sekali manusia Indonesia yang baik, tetapi ia seakan menutup mata terhadap kebaikan tersebut. Akibatnya ia 'lupa' menulis dan menyampaikan dengan panjang lebar sisi kebaikan dari manusia Indonesia. Ini mungkin saja muncul dari pengalaman traumatis yang dialaminya, misalnya, harus menjadi tahanan politik, di breidelnya harian Indonesia



Nyanyi Sunyi Seorang Bisu



Judul Penulis Penerbit Tahun Terbit Jumlah Halaman



: Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (1) : Pramoedya Ananta Toer : Hasta Mitra : 2000, cetakan ketiga (Edisi Pembebasan) : 426 halaman



Ditangkap untuk kemudian dibuang dan ditahan di Pulau Buru tentu bukan sebuah impian apalagi cita-cita semua orang. Begitu pula dengan seorang Pramoedya Ananta Toer. Dipisahkan dengan paksa dari istri dan anak ke sebuah pulau yang dikenal sebagai pulau “angker”, tempat para tahanan politik pemerintah yang berkuasa pada masa itu. Mereka yang dibawa ke Pulau Buru tidak lebih dari orang mati, dipisahkan dari kehidupan.



Nyanyi Sunyi Seorang Bisu adalah catatan Pram yang ditulisnya selama berada di Buru. Bukan fiksi seperti mahakaryanya yang lahir selama di Pulau Buru, tapi curahan hatinya yang ingin dikeluarkan. Yang mati tidak harus bisu, begitu tekadnya. Tanpa tahu kesalahan juga kepastian kapan akan dihadapkan pada pengadilan, bagi Pram juga tapol lainnya, berada di Pulau Buru artinya siap dikenang sebagai nama saja. Pram menulis bukan hanya tentang keadaan di Buru, tentang mereka yang bernasib sama dengannya tapi juga menulis untuk anak-anaknya. Membaca catatan Pram setebal 426 halaman ini akan sangat sulit menahan air mata. Bukan karena bahasanya menye tentu saja. Yang biasa membaca karya Pram pasti tahu gaya tulisannya. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu merangkul semuanya, sebuah buku harian, catatan peristiwa juga sekaligus surat, meskipun tak terkirim. Bagi seorang anak tulisan Pram ini mengaduk bukan hanya nurani tapi juga hati. Kita akan menyumpah karena kesalnya, mengutuk keras perlakuan tidak adil juga tidak manusia sekaligus tergugu karena haru. Buku yang dikumpulkan dari coretan-coretan Pram ini, seperti juga karya-karyanya yang lain menunjukkan ketajaman pikirannya. Dengan keadaannya sebagai seorang tahanan politik, terbuang, Pram mampu menghasilkan karya yang sangat layak dibaca bahkan patut dibaca oleh semua genarasi bangsa ini. Bagaimana bangsa ini telah dan masih melewati masa-masa hitam sebagai sebuah bangsa yang sudah merdeka, katanya. Seperti orang bisu, nyanyian Pram disenandungkan tanpa harapan lebih akan didengar, terdengar. Haknya sebagai manusia telah dilanggar. Menulis adalah pekerjaan untuk menjaga api tetap menyala, menjaga kewarasan. Tapi seperti juga yang dia tulis di buku ini, “Hidup tanpa harapan adalah hidup yang kosong” kumpulan catatan ini adalah harapannya, salah satu bentuk perlawanannya.



5.



SOAL 1. Ada banyak jenis buku di Indonesia. Mulai dari buku fiksi yang menghibur hingga buku nonfiksi yang banyak memberikan .... bagi para pembacanya. a. pengetahuan b. nilai keidupan c. pelajaran hidup d. motivasi e. penilaian hasil karya jawaban: a 2. Setiap pembaca diberi kebebsan untuk menikmati setiap karya, baik buku fiksi maupun nonfiksi yang disesuaikan dengan.... a. hobi dan ketubutuhan b. kebutuhan c. hobi d. peluang e. kesempatan dan peluang jawaban: a 3. Buku yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari.... a. buku b. buku fiksi c. buku nonfiksi d. buku pengayaan e. buku teks pelajaran jawaban: b 4. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan...., realita, atau hal-hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. a. opini b. pendapat c. pandangan seseorang d. kehidupan seorang tokoh e. fakta jawaban: e



5. Salah satu contoh dari buku nonfiksi adalah.... a. buku biografi b. cerpen c. novel d. puisi



e. drama jawaban: a 6. Buku nonfiksi lebih populer dikalangan pembaca yang tidak terlalu hobi membaca, karna mereka membeli buku-buku tersebut terdesak oleh.... a. minat baca b. keutuhan dan pengetahuan c. keinginan d. kemauan untuk membaca e. rasa ingin tahu jawaban: b 7. Berikut ini termasuk jenis-jenis buku fiksi, kecuali.... a. buku motivasi b. novel c. cerpen d. drama e. puisi jawaban: a 8. Baik buku fiksi maupun nonfiksi memiliki tujuan sendiri untuk disampaikan kepada pembacanya, seperti saat membaca buku budidaya akan memberikan keterampilan khusus kepada.... a. masyarakat b. pembacanya c. pendengar d. penulis e. peserta didik jawaban: b 9. Kegiatan mengkaji struktur dan bahasa teks secara mendalam. Pernyataan tersebut merupakan definisi dari.... a. membaca b. mengabtraksi c. menganalisis d. menelaah e. menilai jawaban: d 10. Perhatikan kutipan cerpen berikut! Sehabis menggendong Tamara punggungku rasanya ingin copot. Bener juga kata Tamara badannya berat. Tapi, tidak apalah daripada sahabat aku Tamara gak pulang ke rumah. Nilai yang terkandung Dari kutipan cerpen tersebut adalah.... a. nilai pendidikan



b. nilai buadaya c. nilai sosial d. nilai agama e. nilai kehidupan jawaban: c 11.Buku yang dibuat atas dasar imajinasi atau fiksi disebut buku…. a. Fiksi b. nonfiksi c. pengayaan d. teori e. paduan Jawaban: a Cermati cuplikan teks berikut untuk menjawab soal nomor 12 dan 13 Ketika lebaran, laci pulang ke kampung, tetapi sikapnya begitu dingin. Dia tidak mau berteman lagi dengan darsa. Sementara itu, Kanjat yang sudah lulus kuliah merasa bingung. Namun, berkat dokter Jirem, dia berusaha berbuat banyak untuk kampungnya, memikirkan nasib para penderita DBD. Dia juga membentuk tim peneliti 12. Berdasarkan isinya, cuplikan teks tersebut termasuk jenis buku…. a. Fiksi b. Nonfiksi c. Pengayaan d. Teori e. Panduan Jawaban: B 13. Latar / setting yang melatarbelakangi teks tersebut adalah…. a. Kampus b. sebuah Kampung c. pasar d. rumah e.Sekolah Jawaban: b 14. Perhatikan ciri-ciri berikut. 1. Adanya penokohan 2. memiliki ide 3. mengandung informasi 4. mengandung temuan baru 5. adanya motivasi 6. adanya sudut pandang penulisan 7. adanya analisis



8. memiliki gaya penulisan Ciri-ciri buku non fiksi yang benar adalah a. 1, 2, 4, 5, 6, 7 b. 1,3,4,5,6,7 c. 2,3,4,5,7,8 d. 2,4,5,6,7,8 e. 3,4,5,6,7,8 Jawaban: b 15. Cermati identitas buku berikut. Judul Buku : Budi Daya Gurami Pengarang : M. Sitanggang dan B. Sarwono Penerbit : Penebar Swadaya Tahun Terbit: 2011 Kota Terbit : Jakarta Tebal Buku : 72 halaman Identitas buku tersebut termasuk jenis buku a.fiksi b. nonfiksi c. pengayaan d. teori e. panduan Jawaban: b



16 . Berikut ini struktur resensi buku yang tepat adalah a. Judul buku, identitas buku, pembukaan, dan penutup b. Judul buku, pembukaan, isi resensi, dan penutup c. Judul resensi, identitas buku, pembukaan, isi resensi, dan penutup d. Judul resensi, identitas buku, pembukaan, isi buku, dan kesimpulan e. Judul resensi, identitas penukis, pembukaan, isi resensi, dan penutup Jawaban : c Cermati penggalang teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 7 dan 8. Buku ini hadir sebagai solusi jitu dan komplit. Buku ini akan menjadi teman akrab anda dalam menggeluti permainan rubik, mulai dari nol hingga mahir. Dari berjamjam hingga mampu menyelesaikkannya di bawah 20 detik, bahkan dengan mata Tertutup.



17.Penggalang teks tersebut tergolong dalam bagian ....... a. Judul resensi b. Identitas buku c. Pembukaan



d. Isi resensi e. penutup Jawaban : d 18. Contoh judul yang sesuai dengan penggalan teks tersebut adalah..... a. Rubik Asyik b. Rubik Menarik c. Tak Ada Yang Tak Mungkin! d. Siapa Coba Pasti Bisa e. Tips dan Trik Jago Main Rubik Jawaban : e 19.Cermati penggalan teks berikut. Tema yang ada dalam novel ini sangat cocok dibaca oleh kalangan remaja. Sebab apa Yang ingin disampaikan penulis ditunjuk untuk para remaja. Selain itu, konflik dari Awal sampai akhir sangat berkaitan dan tidak membosankan. Penggalan resensi tersebut mengungkapkan a.garis besar isi buku b.isi buku c.kelemahan buku d.keunggulan buku e.harga buku Jawaban: d



20.Hal yang tidak perlu dibahas dalam meresensi buku cerita adalah a.tema cerita b.gaya bahasa yang digunakan c.kesesuaian cerita dengan umur pembaca d.kesesuaian harga buku e.kewajaran alur dalam cerita Jawaban: a



DAFTAR PUSTAKA Wardani, Luthfiyyah Arij. 2018. Pembuatan Naskah Dokumen Menganalisis Buku Fiksi dan Nonfiksi, Bandar Lampung : SMK-SMTI Bandarlampung. Makalah. Hakim, Muhammad Faisal. 2018. Pembuatan Naskah Dokumen Menganalisis Buku Fiksi dan Nonfiksi, Bandar Lampung : SMK-SMTI Bandarlampung. Makalah. Vi’arli, SangdiraAwangga. 2018i. Pembuatan Naskah Dokumen Menganalisis Buku Fiksi dan Nonfiksi, Bandar Lampung : SMK-SMTI Bandarlampung. Makalah.