Makalah Cerebral Palsy [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENYAKIT CEREBRAL PALSY



OLEH : KELOMPOK 6 : 1. TINA FIRDAUS 2. LUH PUTU AYU UTAMI DEWI 3. NI LUH PT DYAH TRESNA SUBAKTI



(04) (16) (23)



SMK KESEHTAN BALI MEDIKA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017



A. PENGERTIAN Cerebral Palsy adalah kelainan yang disebabkan oleh kerusakan otak yang mengakibatkan kelinan pada fungsi gerak, dan koordinasi, psikologis dan kognitif sehingga mempengaruhi proses aktivitas sehari hari. Cerebral Palsy ialah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) serta merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spatis, gangguan ganglia basal dan cerebellum juga kelainan mental. Istilah Cerebral ditujukan pada kedua belahan otak, dan Palsy mendeskripsikan bermacam penyakit yang mengenai pusat pengendalian pergerakan tubuh. Jadi penyakiit tersebut tidak disebabkan oleh masalah pada otot atau jaringan saraf tepi, melainkan terjadi perkembangan yang salah atau kerusakan pada area motorik otak yang akan mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur secara adekuat.



B. CIRI-CIRI 1. 2. 3. 4. 5.



Perkembangan motorik kasar dan halus yang lambat Berjalan dengan kaki menjinjit atau kaki diseret Ketidaknormalan bentuk otot Masalah tingkah laku Masalah pembelajaran



C. ETIOLOGI 1. Pranatal Inpeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin, misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubella, dan oenyakit inpeksi sitomegalik. Kelainan yang mencolok biasanya gangguan pergerakan dan reterdasi mental. Anoksia dalam kandungan, terkena



radiasi sinar x, dan keracunan kehamilan dapat meninbulkan cerebral palsy. 2. Perinatal a. Anoksia/hipoksia Penyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah cedera otak. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya anoksia. Hal demikian terdapat pada keadaan presentasi bayi abnormal, partus lama, plasenta previa, inpeksi plasenta, partus menggunakan bantuan alat tertentu dan lahir dengan sesio Caesar. b. Pendarahann otak Pendarahan dan anoksia dapat terjadi bersama-sama sehingga sukar membedakanya, misalnya pendarahan yang mengelilingi batang otak, mengganggu pusat pernapsan, dan peredaran darah sehingga terjadi anoksia. Penadarahan dapat terjadi diruang subaraknoid dan menyebabkan penyumbatan CSS sehingga mengakibatkan hidrosifalus. Perdrahan diruang subnural dapat menekan korteks serebri sehingga timbul kelumphan sfastis. c. Prematuritas Bayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita penrdarahan otak lebih banyak dibandingkan dengan bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, enzim, factor pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna. d. Ikterus Pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang kekal akibat masuknya bilirubin keganglia basal, misalnya pada kelainan inkopatibilitas golongan darah. 3. Pascanatal a. Trauma kapitis b. Infeksi misalnya : meningitis bacterial, abses serebri, tromboplebitis, ensafalomielitis. c. Kern icterus Beberapa penelitian menyebutkan factor prenatal dan perinatal lebih berperan daripada factor pascanatal. Studi oleh Nelson dkk (1986) menyebutkan bayi dengan berat lahir rendah, asfiksia saat lahir, iskemi prenatal, factor genetik, toksin, infeksi intrauterine merupakan factor penyebab serebral palsy. Factor prenatal dimulai saat masa gestasi sampai saat lahir, sedangkan factor perinatal yaitu segala factor yang menyebabkan cerebral palsy mulai dari lahir sampai 1 bulan kehidupan.



Sedangkan factor pascanatal dimulai pada 1 bulan kehidupan sampai 2 tahun (Hagberg dkk 1975), atau sampai 5 tahun kehidupan ( Blair dan Stanlay, 1982), atau sampai 16 tahun (Perlstain, Hod, 1964)



D. MANIFESTASI KLINIS a. Spastisitas Terdapat peninggian tonus otot dan reflex yang disertai dengan klonus dan reflek Babinski yang positif. Tonus otot yang meninggi tersebut menetap dan tidak hilang meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak sama derajatnya pada suatu gabungan otot, karena itu tamoak sifat yang khas dengan kecenderungan terjadi kontraktur, misalnya lengan dalam aduksi, fleksi pada sendi siku dan pergelangan tangan dalam pronasi serta jari-jari dalam fleksi sehingga posisi ibu jari melintang dintelapak tangan. Tungkai dalam sikap aduksi,fleksi pada sendi paha dan lutut, kaki dalam fleksi plantar dan telapak kaki berputar kedalam. Tonic neck reflex dan reflex neonatal menghilang pada waktunya. Kerusakan biasanya terletak di traktus kortikospinalis. Bentuk kelumpuhan spastisitas tergantung kepada letak dan besarnya kerusakan yaitu monoplegia/monoparesis. Kelumpuhan keempat anggota gerak, tetpi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainya ; hemiplegia/hemiparesis adalah kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang sama ; diplegia/diparesis adalah kelumpuhan keempat anggota gerak tetapi tungkai lebih hebat dari pada lengan : tetraplegia/tetraparesis adalah kelumpuhan keempat anggota gerak, lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai. Golongan spastitits ini meliputi 3-3/4 penderita cerebral palsy. Bentuk kelumpuhan spastitis tergantung kepada letak dan besarnya kerusakan, yaitu ; 1. Monoplegia/monoparesis Kelumpuhan keempat anggota gerak tetapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainya. 2. Hemiplegia/hemiparesis kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang sama 3. Diplegia/diparesis



b.



c.



d.



e.



kelumpuhan keempat anggota gerak tetapi tungkai lebih hebat dari pada lengan 4. Tetraplegia/tetraparesis kelumpuhan keempat anggota gerak, lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai Tonus otot yang berubah Bayi pada golongan ini pada usia bulan pertama tampak lemas dan berbaring seperti kodok kodok terlentang sehingga tampak seperti kelainan pada lower motor neuron. Menjelang umur 1th barulah terjadi perubahan tonus otot dari rendah hingga tinggi. Bila dibiarkan berbaring tampak lemas dan sikapnya seperti kodok terlentang, tetapi bila dirangsang atau mulai diperiksa otot tonusnya berubah menjadi spastis, reflek otot yng normal dan refleks babinsky negative, tetapi yang khas ialah reflek neonatal dan tonic neck reflek menetap. Kerusakan biasanya terletak dibatang otak dan disebabkan oleh afiksia perinatal atau iterus. Koreo atetosis Kelainan yang khas yaitu sikap yang abnormal dengan pergerakan yang terjadi dengan sendirinya. Pada 6bulan pertama tampak lemas, tetapi sesudah itu barulah muncul kelainan tersebut. Reflek neonatal menetap dan tampak adanya perubahan tonus otot. Dapat timbul juga gejala spastisitas dan ataksia, kerusakan terletak diganglia basal disebabkan oleh asfiksia berat/icterus krn pada masa neonatus. Ataksia Ataksia adalah gangguang koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya flaksid dan menunjukan perkembangan motorik yang lambat. Kehilangan keseimbangan tampak bila mulai belajar duduk. Mulai berjalan sangat lambat dan semua pergerakan canggung dann kaku. Kerusakan terletak di cerebellum. Gangguan pendengaran Terdapat 5-10% anak dengan cerebral palsy. Gangguan berupa kelainan neurogen terutama persepsi nadi tinggi, sehingga sulit menangkap kata-kata. Terdapat pada golongan koreo-atetosis.



f. Gangguan bicara Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retradasi mental. Gerakan yang terjadi dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.



g. Gangguan mata Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan refraksi. Pada keadaan asfeksia yang berat dapat terjadi katarak. h. Paralisis Dapat berbentuk hemiflegia, kuadriplegia,diplegia,monoplegia,triplegia. Kelumpuhan ini mungkin bersifat flaksid, spastik atau campuran. i. Gerakan infolunter Dapat berbentuk atetosis, khoreoatetosis, tremor dengan tonus yang dapat bersifat flaksid, rigiditas, atau campuran. j. Kejang Dapat bersifat umum atau vocal k. Gangguan perkembangan mental Retardasi mental ditemukan kira-kira pada 1/3 dari anak dengan cerebral palsy terutama pada grup tetraparesis, diparesis spastik dan ataksia. Cerebral palsy yang disertai dengan retardasi mental pada umumnya disebabkan oleh anoksia cerebry yang cukup lama, sehingga terjadi atrofi cerebry yang menyeluruh. Retardasi mental masih dapat diperbaiki bila korteks cerebry tidak mengalami kerusakan menyeluruh dan masih ada anggota gerak yang dapat digerakan secara volunter. Dengan dikembangkanya gerakan-gerakan tangkas oleh anggota gerak, perkembangan mental akan dapat dipengaruhi secara positif.



E. PATOFISIOLOGI Adanya malforasi pada otak, penyumbtan pada vaskuer, atrofi, hilangnya neuron dan degenerasi laminar akan menimbulkan narrower gry, saluran sulci dan berat otak rendah. Anoxia merupakan penyebab yang berarti dengan kerusakan otak, atau sekunder dari penyebab mekanisme yang lain. CP ( cerebral palsy ) dapat dikaitkan dengan premature yaitu spastic displegia yang disebabkan oleh hypoxic infarction atau hemorrhage dalam ventrikel. Type athetoid atau dyskenetik disebabkan oleh kernicterus dan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, adanya pigmen berdeposit dalam basal ganglia dan beberapa saraf nuclei cranial. Selain itu juga dapat terjadi bila gangsal ganglia mengalami injury yang ditandai dengan tidak terkontrol pergerakan yang tidak disadari dan lambat. Type CP himepharetic, karena truma pada kortek atau CVA pada arteri serebral



tengah. Serebral hypoplasia, hypoglycemia neonatal dihubungkan dengan ataxia CP. Spastic CP yang paling sering dan melibatkan kerusakan pada motor korteks yang pling ditandai ketegangaan otot dan hiperresponsif. Refleks tendon yang dalam akan meningkatkan dan menstimulasi dan dapat menyebabkan pergerakan sentakan yang tiba-tiba pada sedikit atau semua ekskremitas. Ataxic CP adanya injury dari serebelum yang man mengatur koordinasi, keseimbangan dan kinestik. Akan tampak pergerakan yang tidak terkoordinasi pada ekskremitas atas bila anak memegang atau menggapai benda. Ada pergerakan berulang dan cepat namun minimal. Rigid atau tremor atau atonic CP ditandai dengan kekuan pada kedua otot fleksor dan ekstensor. Type ini mempunyai prognosis yang buruk karena ada deformitas multipe yang terkait dengan kurangya pergerakan aktif. Secara umum cortical dan antropy serebral menyebabkan beratnya kuadriparesis dengan retardasi mental dan mikcocephaly.



F. PENATALAKSANAAN MEDIS Pengobatan kausal tidak ada, hanya simtomatik. Pada keadaan ini perlu kerja sama yang baik dan merupakan sesuatu tim dokter anak, neurolog psikiater, dokter mata, dokter THT, ahli ortopedi, psikolog, fisioterapi, kerja social, guru sekolah luar biasa dan orang tua pasien. a. Fisioterapi Tindakan ini dimulai secara intensif. Orang tua turut membantu program latihan dirumah. Untuk mencegah kontraktur perlu diperhatikan posisi pasien pada waktu istirahat atau tidur. Bagi pasien yang berat dianjurkan untuk sementara tinggal dipusat latihan. Fisioterapi ini dilakukan sepanjang pasien hidup. b. Tindakan Bedah Bila terdapat hipertonus otot atau hiperspastisitas, dianjurkan untuk dilakukan pembedahan otot, tendon atau tulang untuk reposisi kelainan tersebut. Pembedahan stereotatik dianjurkan pada pasien dengan pergerakan koreotetosis yang berlebihan. c. Obat – obatan Pasien cerebral palsy yang dengan gejala motoric ringan adalah baik, makin banyak gejala penyertanya dan makin berat gejala motoriknya makin buruk prognosisnya.



Pemberian obat-obatan pada CP bertujuan untuk memperbaiki gangguan tingkah laku, neuromotorik dan untuk mengontrol selama kejang



G. TINDAKAN KEPERAWATAN Mengobservasi dengan cermat bayi-bayi baru lahir yang berisiko. Jika dijumpai adanya kejang atau sikap bayi yang tidak biasa pada neonatus segera memberitahukan dokter agar dapat dilakukan penanganan semestinya. Jika telah diketahui bayi lahir dengan resio terjadi gangguan pada otak walaupun selama diruang perawatan tidak terjadi kelainan agar dipesankan kepada orang tua atau ibunya jika melihat sikap bayi tidak normal supaya segera dibawa konsultasi kedokter. a. Occupational therapy Ditujukan untuk meningkatkan kemampuan untuk menolong diri sendiri, memperbaiki kemampuan motoric halus, penderita dilatih supaya bisa mengenakan pakaian, makanan, minuman dan keterampilan lainya. b. Speech therapy Diberikan pada anak dengan gangguan wicara bahasa, yang ditangani seorang ahli.



H. PROGNOSIS Prognosis tergantung pada banyak factor, anatara lain: Berat ringanya CP, cepatnya diberi pengobatan, gejala-gejala yang menyertai CP, sikap dan kerjasama penderita, keluarga dan masyarakat. Makin banyak gejala penyerta dan makin berat gangguan motoric, makin buruk prognosis. Umumnya inteligensi anak merupakan petunjuk prognosis, makin cerdas makin baik prognosis. Penderita yang sering kejang dan tidak dapat diatasi dengan anti kejang mempunyai prognosis yang jelek. Pada penderita yang tidak dapat mendapat pengobatan, perbaikan klinik yang spontan dapat terjadi walaupun lambat. Dengan seringnya anak berpindah-pindah tempat, anggota geraknya mendapat mendapat latihan bergerak dan penyembuhan dapat terjadi pada masa kanak-kanak. Makin cepat dan makin intensif pengobatan maka hasil yang dicapai makin lebih baik. Disamping faktor-faktor tersebut peranan



orang tua atau keluarga dan masyarakat juga ikut menentukan prognosis. Makin tinggi kerjasama dan penerimaanya maka makin baik prognosis.