Makalah Dislokasi Dan Mekanisme Penguatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 1 MAKALAH DISLOKASI DAN MEKANISME PENGUATAN



Ridho Wahyu Parikesit F 331 16 114



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO 2021



1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan antar pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu material logam untuk diubah secara plastis tergantung pada kemampuan dislokasi untuk dapat bergerak. Dengan mengurangi pergerakan dislokasi maka kekuatan mekanik dapat ditingkatkan, dimana disebabkan energi mekanik yang dibutuhkan untuk membuat deformasi plastis akan semakin besar. Maka sebaliknya apabila pergerakan dislokasi tidak ada yang menahan, logam akan lebih mudah untur terdeformasi.



Secara



umum



dislokasi



berhubungan



dengan



mekanisme



penguatan yang digunakan pada material logam yaitu melalui pengerasan logam, penguatan larutan padat, penguatan presipitasi, dan penguatan batas butir.



B. Masalah



1. Pengertian Dislokasi dan Mekanisme Penguatan. 2. Jenis Dislokaksi dan Mekanisme Penguatan. 3. Karakteristik dari Dislokaksi dan Mekanisme Penguatan. 4. Aplikasi dari Dislokaksi dan Mekanisme Penguatan. 5. Studi kasus hasil Dislokaksi dan Mekanisme Penguatan. C. Tujuan



1. Mengetahui pengertian dari dislokasi dan mekanisme penguatan. 2. Mengetaui jenis dari dislokasi dan mekanisme penguatan. 3. Mengetahui karakteristik dislokaksi dan mekanisme penguatan. 4. Mengetahui susunan dislokaksi dan mekanisme penguatan.



2



BAB II PEMBAHASAN A. DISLOKASI Dislokasi adalah suatu pergeseran atau pergerakan atom-atom di dalam sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen). Kekuatan (strength) dan keuletan (ductility) atom di dalam melalui tingkat kesulitan atau kemudahan gerakan dislokasi di dalam sistem kristal logam. Misalya pada proses pengerjaan dingin (cold work) terjadi peningkatan dislokasi di dalam kristal logam sehingga kekuatan logam meningkat, namun keuletan menurun. Ada dua tipe utama: dislokasi tepi, dislokasi ulir, dan dislokasi campuran. B. JENIS DISLOKASI 1. Dislokasi Pinggir Dislokasi pinggir atau dislokasi garis/sisi yaitu dimana terdapat sebuah bidang atom extra atau setengah bidang atom, dan sisinya berakhir ditengahtengah (di dalam) kristal. Skema Diagram (kisi pesawat) menunjukkan dislokasi sisi. Vektor Burgers hitam, garis dislokasi dengan warna biru.



Gambar 2.1. Dislokasi Tepi (Pinggir) (Bolton, 1998: 109)



2. Dislokasi Ulir Dislokasi sekrup (screw) atau ulir adalah dislokasi yang terjadi karena



gaya geser dimana bagian atas depan kristal bergeser ke kanan sebesar satu atom terhadap bagian bawah Skema Diagram (kisi pesawat) menunjukkan Dislokasi Ulir.



Gambar 2.1. Dislokasi: (a) Sekrup, dan (b) Campuran (Bolton, 1998: 110) 3. DISLOKASI CAMPURAN Dislokasi campuran adalah dislokasi pada material dimana terdapat kedua jenis dislokasi diatas. Dalam banyak bahan, dislokasi dapat ditemukan di mana garis arah dan Burgers vektor yang tidak tegak lurus atau paralel dan dislokasi ini disebut dislokasi campuran, yang terdiri dari karakter ulir dan karakter tepi.



Gambar 3 Diskolasi Campuran (http://www.ques10.com)



C. KARAKTERISTIK DISLOKASI Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat logam adalah, deformasi akan menyebabkan naiknya kekerasan, naiknya kekuatan, tatapi disertai dengan turunya keuletan. Untuk mengembalikan logam kesifat semula (lunak dan ulet) perlu dilakukan proses pemanasan terhadap benda kerja yang telah mengalami pengerjaan dingin. Pengaruh pemanasan setalah pegerjaan dingin, perubahan sifat akibat pemanasan tergantung pada temperatur dan waktu pemanasan. Prinsip dasarnya ialah bahawa pemanasan terhadap benda kerja yang telah mengalami deformasi akan menurunkan kerapatan dislokasinya. Logam juga mengalami deformasi plastik, beberapa bagian dari deformasi energi ini dipertahankan didalamnya dan sisanya hilang dalam bentuk panas. Porsi utama energi yang tersimpan ini berubah menjadi strain energi penyebab dislokasi itu sendiri. Dislokasi memiliki bidang strain yang muncul dari distorsi pada core (inti) - penurunan regangan radial berbanding lurus dengan jarak dari inti dislokasi. Dislokasi sisi/tepi menimbulkan tekan, tarik, dan strain geser kisi, dislokasi ulir hanya menimbulkan regangan geser. Pemanasan pada daerah yang dibawah temperatur rekristalisi akan menyebabkan dua hal.



1. Terjadinya gerakan dislokasi difusi yang disebut gerakan memanjat (climb). 2. Adanya pengaturan kembali susunan dislokasi yang tadinya kurang teratur menajdi lebih teratur. Peristiwa ini disebut poligonisasi. Hubungan deformasi dengan dislokasi.



A. Akibat adanya tegangan, maka dislokasi akan bergerak menuju permukaan luar, sehingga terjadi deformasi.



B. Selama bergerak, dislokasi–dislokasi tersebut bereaksi satu dengan yang lainnya. Hasil reaksinya ada yang mudah bergerak dan ada pula yang sukar bergerak.



C. Hasil reaksi yang sukar bergerak justru akan berfungsi sebagai sumber dislokasi baru, sehingga kecepatan dislokasi akan bertambah (dari 106 : 108 dislokasi per cm² dapat naik menjadi 1010 :101 dislokasi per cm²).



D. Akibat naiknya kerapatan dislokasi, maka gerakan dislokasi akan lebih sulit akibat makin banyaknya hasil reaksi yang sukar bergerak.



E. Akibat nyata dari sukarnya gerakan dislokasi adalah naiknya kekuatan logam. Mikroskopi elektron transmisi dapat digunakan untuk mengamati dislokasi dalam pengamatan mikrostruktur material. Foil tipis digunakan untuk membuat berkas elektron mikroskop transparan. Elektron-elektron yang mengalami bekas difraksi.



D. APLIKASI DARI TEORI DISLOKASI Dislokasi adalah suatu pergesean atau pegerakan atom-atom di dalam sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen). Kekuatan (strength) dan keuletan (ductility) atom di dalam melalui tingkat kesulitan atau kemudahan gerakan dislokasi di dalam sistem kristal logam. Misalya pada proses pengerjaan dingin (cold work) terjadi peningkatan dislokasi di dalam kristal logam sehingga kekuatan logam meningkat, namun keuletan menurun. Sejarah dislokasi adalah salah satu kisah sukses besar fisika, sebagaimana diterapkan pada ilmu material. Awal Kehidupan sebagai konstruksi teoretis murni dalam matematika, dengan aplikasi praktis yang tidak jelas untuk apa saja, konsep dislokasi pertama praktis menikmati keberhasilan ketika ditemukan bahwa hal itu bisa menjelaskan perbedaan besar antara teori dan kekuatan nyata padat "Semua perbedaan","antara mencoba slide seluruh karpet, atau mendorong sebuah kerut di atasnya. Pengamatan pertama dislokasi, dengan menggunakan mikroskop elektron, pasti memuaskan seperti konfirmasi cahaya melengkung prediksi relativitas. E. MEKANISME PENGUATAN Deformasi plastik kristal tunggal dalam hubungannya dengan gerakan dislokasi dan dengan mekanisme deformasi dasar untuk luncur dan untuk bentuk kembaran kristal tunggal menggambarkan kondisi paling ideal untuk kuliah lebih mendalam (Amanto, 1999). Penyederhanaan yang diakibatkan olch kondisi kristal tunggal darl segi bahan membantu dalam melukiskan perflaku deformasi dalarn kaitannya dengan kristalografl dan dengan struktur cacat. Terkecuali untuk alat



elektronik zat padat (solid-state electronic devices), kristal tunggal jarang dipakai unluk penerapan rekayasa disebabkan olch pembatasan yang melibatkan kekuatan, ukuran dan pembuatannya. Produk logam komersial tanpa terkecuali tersusun darl kristal individual atau dari butir individual dalam jumlah sangat banyak. Butir individual agregat polikristalin tidak mengalami perubahan bentuk sesuai hukum yang relatif sederhana, yang melukiskan deformasi plastik dalam kristal disebabkan oleh dampak penahanan butir yang mengelilinginya. Membahas hubungan dasar perilaku dislokasi. Dari sini jelas, bahwa kekuatan berbanding terbalik dengan mobilitas dislokasi dan bahwa dalam kristal tunggal dengan kemurniaan tinggi terdapat sejumlah faktor yang mungkin, dapat mempengaruhi kekuatan perilaku mekanis. Jadi, struktur kristal menentukan jumiah dan jenis sistem luncur, menetapkan vektor Burgers dan menentukan tegangan gesekan kisi (tegangan Peierls) yang mengatur tingkat kekuatan dasar dan ketergantungan kekuatan dari emperatur. Dalam struktur padat, energi salah- susun menentukan luasnya disosiasi dislokasi, yang mempengaruhi mudahnya luncur-silang dan besarnya laju penguatan-regang selanjutnya. Kemurnian dan metode persiapan menentukan kerapatan dan: dislokasi awal dan substruktur. Variabel yang terbatas ini mengetengahkan kepelikan bahwa perilaku mekanis pada umumnya tidak dapat dikaitkan sebagai fungsi regangan, laju regangan, temperatur, dan laju tegangan dengan presisi tinggi. Diperlukan kepelikan yang semakin besar untuk menghasilkan bahan dengan kekuatan serta kegunaan tertinggi. Jadi butir halus sering dikehendaki untuk kekuatan tinggi, penambahan atom-larut dalam. Jumlah besar untuk meningkatkan kekuatan dan transformasi fase dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kekuatan. F. BATAS BUTIR Batas antara butir-butir dalam agregat polikristalin merupakan daerah kisi yang terganggu dengan lebar hanya beberapa garis tengah atom. Dalam hal umum, orientai kristalografi berubah dengan tiba-tiba melintasi perbatasan butir dari satu butir ke butir berikutnya. Batas butir.sudut besar biasa menggambarkan daerah salah-suai rambang (random misfit) antara kisi kristal di sekitarnya.'



Selama perbedaan dalam orientasi antara butir di kiri kanan perbatasan berkurang, keadaan tertib di perbatasan meningkat. Untuk hal batas butir sudut rendah, di mana perbedaan orientasi sepanjang perbatasan mungkin kurang dari 10, perbatasan terdiri dari susunan dislokasi yang teratur. Batas butir sudut besar merupakan perbatasan dengan energi permukaan yang agak tinggi. Umparnanya, perbatasan butir dalam. tembaga mempunyai energi permukaan antar bidang kira-kira sebesar 600 erg/cm2, sedang energi batas bentuk kembaran hanya kira-kira 25 erg/cm 2. Disebabkan oleh energinya yang tinggi, batas butir merupakan tempat prefensial untuk reaksi bahan padat (solid state reactions) seperti difusi, transformasi fase, dan reaksi pengendapan. Energi tinggi dari batas butir biasanya mengakibatkan konsentrasi atom yang larut lebih tinggi di perbatasan daripada di dalam butir. Ini menyulitkan pemisahan dampak mekanis murni batas butir terhadap sifat, dari dampak yang diakibatkan oleh segregasi ketidakmumian. Bilamana kristal tunggal mengalami deformasi tarik kristal tersebut biasanya bebas untuk berubah bentuk pada sistem luncur tunggal untuk bagian besar deformasi dan kristal dapat merubah orientasinya lewat rotasi kisi ketika terjadi perpanjangan. Tetapi, butir individual dalam benda-uji polikristalin tidak harus mengalami sistem tegangan uniaksial tunggal, bilamana benda-uji mengalami deformasi tarik. Dalam polikristal, kontinuitas harus dipertahankan, sehingga batas antara kristal yang mengalami deformasi tetap tak berubah. Sekalipun tiap butir mencoba untuk berubah bentuk dengan homogen sesuaidengan deformasi benda-uji secara keseluruhan, keterbatasan yang dipaksakan oleh kontinuitas menyebabkan perbedaan yang menyolok dalam deformasi antara butir-butir berikutnyang berdekatan dan di dalam tiap butir. Kuliah tentang deformasi dalam aluminium berbutir kasar memperlihatkan bahwa regangan di sekitar batas butir biasanya berbeda intara butir dengan menyolok dari regangan di tengah-tengah butir. Sekalipun regangan bersifat kontinu sepanjang perbatasan, mungkin terdapat gradien regangan yang tajam di daerah ini. Jika besar butir berkurang dan regangan meningkat, deformasi menjadi lebih homogen. Disebabkan oleh keterbatasan yang dipaksakan oleh batas butir, slip



terjadi pada beberapa sistem, kendati regangan rendah. Hal ini menjadi penyebab terjadinya slip di bidang tak padat dalam daerah dekat batas butir. Bila garis tengah butir berkurang, lebih banyak dampak batas butir dirasakan di tengah butir. Jadi, pengerasan regangan logam berbutir halus akan besar daripada dalam. agregat polikristalin berbutir kasar. Pada temperatur di atas setengah titik lumer, deformasi dapat terjadi karena menggelincir sepanjang batas butir. Penggelinciran batas butir menjadi lebili menonjol kalau temperatur naik dan laju regangan berkurang, seperti dalarn creep. Pemusatan deformasi pada daerah batas-butir merupakan salah satu sumber penting bagi patah-temperatur tinggi. Oleh karena kotoran cenderung memisah ke batas butir, patah antar-butir (intergrannular fracture) sangat dipengaru



oleh



kornposisi.



Cara



kasar



untuk



membeda-bedakan



bila



penggelinciran batas-butir memegang peran ialah dengan temperatur sanw-lekat (equicohesive temperature). Di atas temperatur ini daerah batas butir lebili lemah daripada bagian dalarn butir dan kekuataA meningkat dengan bertambah besarnya butir. Di bawah temperatur sama-lekat, daerah batas butir lebili kuat dari bagian dalarn butir dan kekuatan bertambah besar dengan berkurangnya ukuran butir (meningkatnya daerah perbatasan butir). Mekanisme penguatan yang dibahas dalam bab ini termasuk kelompok yang menghambat pergerakan konservatif dislokasi. Mekanisme ini berlangsung pada temperatur sekitar 0,5 Tm, di mana Tm adalah temperatur lebur dalam derajat Kelvin.



G. METODE MEKANISME PENGUATAN 1. PENGUATAN BUTIR (GRAIN-SIZE REDUCTION) Penghalusan butir adalah salah satu cara yang efektif bagi penguatan yang dihasilkan dengan menghalangi pergerakan dislokasi di sekitar



batas butir. Dengan mengecilnya ukuran dari butir akan meningkatkan batas butir per unit volume dan mengurangi garis edar bebas dari slip yang berkelanjutan. Pergerakan selanjutnya membutuhkan tegangan yang tinggi untuk membuka atau menghasilkan suatu dislokasi baru pada butir berikutnya.



Gambar 2.1 Dislokasi butir. Grain boundary barrier terhadap pergerakan dislokasi : Slip plane tidak berlanjut atau mengalami perubahan arah. Sudut yang kecil dari lapisan butir tidak efektif dalam menahan dislokasi.Sudut yang besar dari lapisan butir mampu menahan block slip dan meningkatkan kekuatan pada material. Konsentrasi tegangan di ujung slip plane kemungkinan akan memicu dislokasi baru dalam pertambahan butir. Material dengan butir yang halus akan lebih keras dan kuat dibanding butiran yang kasar, disebabkan karena mempunyai jumlah permukaan lebih besar pada total area lapisan butir yang akan menghambat pergerakan dislokasi.



Gambar 2.2 Grafik perubahan Grain size terhadap yield strength dan diameter butir pada paduan kuningan 70Cu–30 Zn. Penurunan ukuran butir biasanya lebih baik dalam meningkatkan ketangguhan. Dalam banyak hal, variasi yield strength dengan ukuran butir mengacu pada persamaan Hall-Petch: σ y = σ 0 + k y d.....................................(2.1) Keterangan: σ0 adalah tegangan geser yang berlawanan arah dengan pergerakan dislokasi pada butir.



d adalah diameter butir dan k adalah suatu konstanta yang merepresentasikan tingkat kesulitan untuk menghasilkan suatu dislokasi baru pada butir berikutnya Walaupun demikian, pengaruh ukuran butir terhadap sifat mekanis memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus (