Makalah Ekologi Tumbuhan Suksesi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN “ SUKSESI“



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4



1. Arilda Setiya Ningrum



(E1A013004)



2. Dian Yuliana



(E1A013014)



2. Iryasti Yudistia



(E1A013021)



3. Rohmi Wardani



(E1A013043)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016



1



KATA PENGANTAR



Bismillahhirrahmanirrahim Assalammualaikum Wr.Wb Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberi kita nikmat dan karunianya sehingga kita selalu dalam keadaan sehat wal’afiat hingga saat ini. Alhamdulillah, pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah Ekologi Tumbuhan tentang “Suksesi”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menginformasikan bagi pembacanya tentang proses suksesi di alam dan hal-hal yang mempengaruhi suksesi. Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Akan tetapi dari pembuatan makalah ini pasti ada kekurangan atau ketidakpasan tentang masalah yang kami bahas dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami harap agar semua pihak dapat memakluminya serta dapat memberikan kritik dan sarannya. Sekian dan terima kasih. Wassalammualaikum Wr.Wb.



Penyusun,



(Kelompok 4)



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii



DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii



BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2 1.3. Tujuan .............................................................................................................. 2



BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................. 3 2.1. Mengetahui pengertian suksesi ......................................................................... 3 2.2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya suksesi .................................... 4 2.3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses suksesi ................................... 5 2.4. Mengetahui tahapan dan karakteristik suksesi ................................................. 5 2.5. Mengetahui macam-macam suksesi ................................................................. 8 2.6. Mengetahui proses terjadinya suksesi .............................................................. 11



BAB III. PENUTUP ......................................................................................................... 12 3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 12 3.2 Saran ................................................................................................................. 12



DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Mengamati suatu lahan yang di biarkan maka dari tahun ke tahun dapat melihat adanya perubahan mula-mula lahan yang kosong di tumbuhi lumut dan rumput, kemudian semak,perdu, dan terkhir pohon. Jika lahan itu luas maka setelah sekian puluh tahun lahan tersebut dapat berubah menjadi hutan. Komposisi spesies dalam komunitas akan bervariasi sepanjang waktu dibeberapa spesies keimpahannya menurun, sedangkan yang lain meningkat. Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya, sehingga tidak memberikan arti yag penting. Perubahan lainnya mungkin sangat besar atau kuat sehingga mempenngaruhi sistem secara keseluruhan. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara tertatur disebut dengan suksesi, dan suksesijuga bisa diartikansebagai perubahan yang langsung dalam komposisi komunitas dan asosiasi biologis serta sifat-sifat ekosistem. Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak sedehana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi atau nutrisi, produktivtas, konsep energi, kaitannya dengan pertanian dan juga dengan masalah konservasi. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut dengan klimaks. Dalam kondisi ini sering dikatakan bahwa sebuah ekosistem dalam kondisi meostasis, sebuah kondisi dimana ekosistem dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai respon yang koordinasi dari komponen penyusun sub-sub sistem terhadap tiap rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi normal komunitas. Konsep suksesi ( Relay Floristic ) :Konsep ini mendasarkan suksesi pada sistem perubahan komunitas yang teratur secara hierarki yaitu terjadi perubahan gradual menuju staus klimaks. Ide klasik dari suksesi diterangkan secara detail oleh clement yang mengembangkan teori suksesi tumbuhan dan perkembangan komunitas yang disebut hipotesis monoklimaks. Menurut clements komunitas biotik merupakan superorganisme yang sangat terintegrasi yang berkembang dengan proses suksesi 1



menuju satu titik akhir di area manapun yang disebut klimaks. Spesies tumbuhan pada fase pioner akan mengubah lingkungan sehingga lingkungan tersebut sesuai untuk spesies-spesies ang lainnya, siklus ini terjadi secara terus menerus sehingga status klimaks tercapai. Menurut pendapat ini suksesi terbalik tidaklah mungkin kecuali jika ada gangguan. Asumsi pertama dari teori ini menyatakan bahwa pergantian satu spesies dengan yang lainya disebabkan pada masing-masing tahapan dalam hidupnya, spesiesspesies tersebut mengubah lingkungan sehingga lingkngan yang ditempati menjadi kurang sesuai untuk dirinya dan lebih sesuai untuk yang lain. Iklim merupakan faktor penentu dalam proses menuju klimaks. Adakalanya vegetasi terhalang untuk mencapai klimaks karena beberapa faktor selain iklim, misalnya ada perubahan tipe tanah, dipakai untuk penggembalaan hewan, terbakar, dan lain-lain. Dengan demikian, vegetasi dalam tahap perkembangan yang tidak sempurna ( tahap sebelum klimaks yang sebenarnya ), baik oleh faktor alam atau buatan. Keadaan ini disebut subklimaks. Komunitas tanaman subklimaks akan cenderung untuk mencapai klimaks sebenarnya jika faktor-faktor penghalang atau penghambat di hilangkan.



A. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan suksesi ? 2. Apa saja faktor penyebab terjadinya suksesi ? 3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses suksesi ? 4. Apa saja tahapan suksesi dan karakteristik suksesi ? 5. Apa saja macam-macam suksesi ? 6. Bagaimana proses terjadinya suksesi ?



B. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian suksesi. 2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya suksesi. 3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses suksesi. 4. Mengetahui tahapan dan karakteristik suksesi. 5. Mengetahui macam-macam suksesi. 6. Mengetahui proses terjadinya suksesi. 2



BAB II PEMBAHASAN



2.1. PENGERTIAN SUKSESI Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Contoh klasik untuk menggambarkan peristiwa suksesi adalah kejadian di Gunung Krakatau, Banten. Pada tahun 1883 Gunung Krakatau meletus, semua kehidupan di gunung tersebut musnah. Seratus tahun kemudian ternyata di Gunung Krakatau tersebut sudah terbentuk hutan kembali. Bagaimana proses pembentukan kembali komunitas di Gunung Krakatau tersebut?Mula-mula yang berkoloni adalah sejenis lumut kerak (lichen) dan beberapa jenis lumut tertentu. Asam-asam yang dieksresi oleh Lichen itu menghancurkan substrat batuan dan menyediakan sedikit tanah. Partikel tanah tambahan terbentuk karena penghancuran oleh iklim dan terbawa angin. Penghancuran dan pembusukan terhadap lichen dapat menambahkan sedikit humus sehingga lumut lain menetap. Setiap musim terdapat pertumbuhan baru, yang lama membusuk (menyediakan humus). Tidak lama kemudian tersedia cukup tanah untuk paku-pakuan dan kemudian tumbuh rerumputan, kemudian semak (perdu). Keadaan ini menyediakan kondisi pertumbuhan yang amat baik untuk biji-biji tumbuhan tinggi (pohon).



3



Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik. Telah dijelaskan bahwa akhir sukses adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut : 1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar. 2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau 3. xeroser yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun. Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominant. Berdasarkan pengaruh musim terhadap bentuknya komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut : 1. Hipotesis monoklimaks menyatakan bahwa pada daerah musim tertentu hanya terdapat satu komunitas klimaks. 2. Hipoteis poliklimaks mengemukakan bahwa komunitas klimaks dipengaruhi oleh berbagai faktor abiotik yang salah satunya mungkin dominan.



2.2. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SUKSESI 1. Iklim : Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi. 2. Topografi : Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain: a. Erosi : Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.



4



b. Pengendapan (denudasi) : Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.



3. Biotik : Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.



2.3



FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES SUKSESI 1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan. 2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu. 3. Kecepatan pemancaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut. 4. Iklim terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora, dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh daam proses perkecambahan. 5. Jenis substrat baru yang terbentuk



2.4



TAHAP TAHAP SUKSESI DAN KARAKTERISTIK SUKSESI Dalam suksesi terjadi suatu proses perubahan secara bertahap menuju suatu keseimbangan. Clements menyusun urutan kejadian secara rasional ke dalam 5 fase, yaitu: 1. Fase NUDASI : proses awal terjadinya pertumbuhan pada lahan terbuka/kosong. 2. Fase MIGRASI : proses hadirnya biji-biji tumbuhan, spora dan lain-lainnya. 3. Fase ECESIS : proses kemantapan pertumbuhan biji-biji tersebut. 4. Fase REAKSI : proses persaingan atau kompetisi antara jenis tumbuhan yang telah ada/hidup, dan pengaruhnya terhadap habitat setempat. 5. Fase STABILISASI: proses manakala populasi jenis tumbuhan mencapai titik akhir kondisi yang seimbang (equilibrium), di dalam keseimbangan dengan kondisi habitat lokal maupun regional.



5



Suksesi lebih lanjut tersusun atas suatu rangkaian rute perjalanan terbentuknya komunitas vegetasi transisional menuju komunitas dalam kesetimbangan. Clements memberi istilah untuk tingkat komunitas vegetasi transisi dengan nama SERE/SERAL, dan kondisi akhir yang seimbang disebut sebagai Vegetasi Klimaks. Untuk komunitas tumbuhan yang berbeda akan berkembang pada tipe habitat yang berbeda.



Adapun karakteristik umum peristiwa suksesi ini, Park (1980) menjelaskan sebagai berikut: 1) Keanekaragaman ekologi (Ecological Diversity). Keanekaragaman jenis/species umumnya meningkat selama suksesi karena meningkatnya sejumlah relung dalam habitat yang tersedia bagi tingkat perkembangan seral berikutnya. Regier dan Cowell (1972, dikutip oleh Park, 1980) menyatakan bahwa awal suksesi didominasi oleh sedikit jenis organisme yang memiliki kesempatan yang tinggi untuk tumbuh tanpa kompetisi yang efektif dengan sebagian besar jenis hidup lebih lama. Menurut Loucks (1970, dikutip oleh Park, 1980), puncak keanekaragaman jenis penyusun komunitas hutan terjadi setelah 100 sampai 200 tahun setelah awal suksesi sekunder, dan suatu keanekaragaman yang menurun terjadi kemudian dalam proses suksesi. Kemungkinan akibat kebakaran atau juga pengelolaan oleh manusia. Oleh karena itu, Park (1980) menyimpulkan bahwa jelasnya secara umum peningkatan keanekaragaman ekologis melalui suksesi ekologi harus menjadi elemen kunci dalam semuastrategi pengelolaan hutan.



2) Struktur Ekosistem dan Produktivitas. Dengan adanya proses suksesi dalam suatu ekosistem maka biomas akan cenderung meningkat selaras dengan perubahan komposisi jenis pioneer yang digantikan oleh bentuk



vegetasi



yang



lebih



besar,



dan



meningkatnya



jumlah



maupun



keanekaragaman habitat. Produktivitas juga akan meningkat, minimal selama awal suksesi. 3) Perubahan Karakteristik Tanah. Seperti dinyatakan oleh Clements bahwa suksesi berlangsung secara progresif (semakin maju) sepanjang waktu, maka perubahan komunitas vegetasi juga akan



6



memodifikasi (menyebabkan perubahan) pada habitat dan lingkungan local. Pada ekosistem daratan, misalnya hutan Jati yang dibiarkan menjadi hutan Jati alam seperti di RPH Darupono, KPH Kendal, karakteristik tanahnya berbeda dengan yang ada di bawah tegakan Jati yang dikelola secara intensif. Pada ketebalan humus, kelembaban tanah dan iklim mikro di bawah tegakan hutan Jati yang tercampur dengan berbagai jenis kayu lain secara bertingkat-tingkat. 4) Stabilitas Ekosistem. Selaras dengan meningkatnya formasi organisme yang ada akibat proses suksesi, kemudian tumbuh berkembang dan mati, telah memberikan pelajaran berharga tentang terciptanya stabilitas ekosistem. Ada beberapa pendapat yang masih diperdebatkan, yaitu berkisar antara ‘stabilitas ekosistem’ atau ‘stabilitas yang dinamis’. Kedua pendapat ini beralasan untuk yang pertama bahwa secara sederhana dengan adanya suksesi secara keseluruhan telah meniadakan perubahan ekologis dalam suatu system, atau hanya sedikit terjadi peningkatan melalui proses suksesi. Adapun untuk pendapat yang kedua bahwa kecepatan komunitas giat kembali setelah terjadinya beberapa gangguan secara temporal umumnya menurun selama proses suksesi. 5) Tingkatan waktu (Time Scales).\ Perhatian juga difokuskan pada tingkatan waktu yang terkait dengan proses suksesi, dan kecepatan perubahan yang terjadi pada tingkat sere. Hal ini memberikan diagnosis yang bernilai terhadap indikator stabilitas ekosistem yang potensial, kerentanan terhadap penyebab perubahan, dan tingkatan waktu yang dibutuhkan (dalam strategi pengelolaan/manajemen) untuk memperbaiki diri secara alami bagi ekosistem yang rusak. Odum (1962, dikutip oleh Park, 1980) menyimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat klimaks adalah berkaitan dengan struktur komunitas. Dalam ekosistem hutan, suksesi jauh lebih lama karena biomas yang besar terakumulasi sepanjang waktu, dan komunitas terus berubah dalam komposisi jenis dan mengatur lingkungan fisiknya.



7



2.5



MACAM-MACAM SUKSESI Para ahli ekologi menentukan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. 1) Suksesi Primer Suksesi primer adalah perkembangan vegetasi, mulai dari habitat yang tidak bervegetasi serta mampu melewati tahapannya tanpa gangguan dari luar, sampai pada masyarakat yang stabil atau klimaks. Suksesi primer terjadi apabila masyarakat asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya masyarakat asal tersebut secara total. Suksesi primer ini terbagi lagi menjadi 2 jenis, yakni suksesi yang berawal dari habitat kering, yang disebut suksesi xerark, dan suksesi yang berawal dari daerah basah (air tergenang) yang disebut suksesi hidrark. Masing-masing jenis suksesi tersebut diawali dengan komunitas pioner yang mirip tanpa dibantu oleh adanya faktor iklim. Gangguan dari komunitas secara total bisa terjadi secara alami, misalnya letusan gunung berapi, tanah longsor, endapan lumpur baru di muara sungai dan endapan pasir di pantai, bahkan ada pula gangguan yang berasal dari manusia seperti penambangan batu bara dan timah. Pada habitat yang baru ini akan berkembang suatu komunitas yang baru pula, yang disebabkan adanya biji, spora dan benih yang masuk ke habitat sebelumnya tersebut dengan bantuan tidak langsung dari air, angin bahkan manusia. Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas asal terganggu secara total sehingga kemudian membentuk komunitas baru. Komunitas tersebut terdiri atas jenis makhluk hidup yang berbeda dengan jenis makhluk hidup komunitas asal. Gangguan yang dialami komunitas tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi). Proses suksesi primer dapat dimulai pada permukaan lapisan batuan, pasir, dan perairan tergenang. Permukaan batuan yang telanjang bukanlah tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal suatu makhluk hidup. Tempat tersebut dapat mengalami perubahan suhu yang sangat cepat, kurang lembap, mengandung sedikit nutrient, dan sangat terbuka sehingga suatu makhluk hidup berpotensi 8



mengalami kerusakan oleh terpaan angin. Meskipun tempat tersebut sangat tidak nyaman, tetapi ada kelompok makhluk hidup tertentu yang mampu bertahan hidup. Kelompok makhluk hidup tersebut disebut kouonitas pionir dan makhluk hidupnya disebut makhluk hidup pionir. Disebut demikian karena mereka yang pertama kali menghuni suatu tempat. Adapun yang termasuk makhluk hidup pionir antara lain adalah liken, ganggang, bakteri, dan jamur. Liken merupakan tumbuhan hasil simbiosis antara ganggang dan jamur. Pertumbuhan liken sangat lambat, mungkin membutuhkan waktu sertus tahun untuk mempunyai ukuran seluas piring. Dalam ekosistem sederhana itu, liken berperan sebagai produser sehingga mengundang makhluk hidup kecil lainnya untuk hidup di tempat tersebut. Tumbuhnya liken juga mengakibatkan fragmentasi batuan menjadi bahan-bahan pembentuk tanah yang merupakan kunci menuju suksesi berikutnya. Selanjutnya bahan-bahan pembentuk tanah menyatu membentuk lapisan tipis tanah sehingga dapat mendukung keberadaan jamur, beberapa jenis cacing, insekta, protozoa dan beberapa jenis tumbuhan kecil ( misalnya rumput). Tiap jenis dalam komunitas mini tersebut akan melangsungkan proses reproduksi, metabolisme, pertumbuhan, dan beberapa diantaranya mengalami kematian yang akan menambah materi organik untuk proses pembentukan tanah. Pada tahap demikian komunitas liken akan hilang digantikan oleh komunitas tumbuhan kecil yang hidup musiman (perenial). Komunitas rumput perenial tidak akan lama bertahan. Komunitas tersebut akan digantikan oleh semak dan secara bergiliran akan digantikan lagi oleh pohon yang lebih banyak membutuhkan sinar matahari. Pada saat komunitas didominasi oleh pohon yang suka ditempat terbuka, biasanya dilapisan bawah akan tumbuh bibit / anak pohon yang tahan naungan. Pada akhirnya, pohon yang tahan naungan tersebut tumbuh melebihi tinggi pohon yang suka sinar dengan pertambahan jumlah anakan pohon yang juga lebih banyak. Akibatnya, komunitas pohon yang suka sinar matahari akan tergantikan oleh komunitas pohon tahan naungan. Komunitas terakhir ini biasanya relative stabil, tahan lama, jenis makhluk hidupnya lebih banyak dan lebih kompleks, dan didalamnya berlangsung berbagai interaksi antar anggota komunitas. Komunitas demikian disebut komunitas klimaks.



9



Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses suksesi. Artinya, komunitas demikian dapat dicapai setelah melalui beberapa tahap suksesi. Tiap-tiap tahap suksesi tersebut disebut tahap suksesional, sedangkan seluruh rangkaian tahapan suksesi dikenal dengan istilah sere. Beberapa ciri komunitas klimaks antara lain adalah sebagai berikut: a. Mampu menyokong kehidupan seluruh spesies yang hidup didalamnya. b. Mengandung lebih banyak makhluk hidup dan macam bentuk interaksi dibandingkan



komonitas suksesional.



Di Indonesia proses suksesi primer berhasil diamati didaerah bekas gunung Krakatau yang meletus dahsyat pada tahun 1883. Kawasan yang sebelumnya tertutup oleh lapisan lahar membantu mulai menunjukkan adanya kehidupan dengan hadirnya makhluk hidup pionir, yaitu berupa liken. Sampai saat ini daerah bekas letusan gunung tersebut masih menampakkan tanda-tanda proses suksesi.



2) Suksesi Sekunder Suksesi sekunder terjadi apabila suatu suksesi normal atau ekosistem alami terganggu/dirusak.



Kebakaran,



perladangan,



penebangan



secara



selektif,



penggembalaan dan banjir adalah contoh kegiatan manusia yang menimbulkan gangguan tersebut. Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan ini tidak sampai merusak total tempat tumbuh, sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Gangguan alami misalnya angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Contoh: kondisi hutan yang terlantar atau tanah garapan yang ditinggalkan. Hal ini menyebabkan perbedaan suksesi sekunder dansuksesi primer terletak pada kondisi habitat awalnya. Pada suksesi primer, habitat 10



awal terdiri atas substrat yang sama sekali baru sehingga tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tahap awal berasal dari biji dan benih yang datang dari luar. Sedangkan pada suksesi sekunder, biji dan benih tidak saja berasal dari luar tetapi juga dari dalam habitat itu sendiri.



2.6



PROSES TERJADINYA SUKSESI Proses pergantian antar tingkat dalam suksesi primer untuk mencapai klimaks, dapat membutuhkan waktu puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun. Sedangkan waktu yang dibutuhkan suksesi sekunder lebih cepat dibandingkan dengan suksesi primer. Tingkat perubahan komunitas berlangsung dalam periode pendek dengan perkembangan yang cepat, hal ini disebabkan habitat (tanah dan air) sudah terbentuk untuk menyokong pertumbuhan vegetasi. Proses yang terjadi selama proses suksesi dapat diringkaskan sebagai berikut : 1)



Perkembangan sifat substrat atau tanah yang progresif, misalnya terjadinya pertambahan kandungan bahan organik sejalan dengan perkembangan komunitas yang semakin kompleks dengan komposisi jenis yang lebih beraneka ragam daripada sebelumnya.



2)



Semakin kompleksnya struktur komunitas, peningkatan kepadatan, dan tingginya tumbuhan, sehingga dalam komunitas terbentuk stratifikasi.



3)



Peningkatan produktifitas sejalan dengan perkembangan komunitas dan perkembangan tanah.



4)



Peningkatan jumlah jenis sampai pada tahap tertentu dari suksesi.



5)



Peningkatan pemanfaatan sumber daya lingkungan sesuai dengan peningkatan jumlah jenis.



6)



Perubahan iklim mikro sesuai dengan perubahan komposisi jenis bentuk hidup (life form) tumbuhan dan struktur komunitas.



7)



Komunitas berkembang menjadi lebih kompleks. Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara



alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. 11



BAB III PENUTUP



1. KESIMPULAN Suksesi merupakan proses yang menyeluruh dan kompleks dengan adanya permulaan, perkembangan dan akhirnya mencapai kestabilan pada fase klimaks. Interaksi dari semua faktor lingkungan yang berpengaruh akan menentukan komposisi jenis vegetasi komunitas. Umumnya komunitas tumbuhan terbentuk mulai dari tingkat pioner yang kemudian digeser oleh seri tumbuhan yang lebih dewasa sampai pada komunitas yang relatif stabil dan berada dalam keseimbangan dengan lingkungan setempat. Perubahan dalam suksesi bersifat kontinu, proses suksesi yang berakhir dengan suatu komunitas atau ekosistem klimaks, dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari respon (tanggapan) yang terkoordinasi dari komponennya terhadap setiap rangsangan yang cenderungmengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Suksesi ada dua tipe, yaitu suksesi primer dan suk-sesi sekunder. Perbedaaan dua tipe suksesi ini terletak pada kondisi habitat awal proses terjadinya suksesi.



2. SARAN -



12



DAFTAR PUSTAKA



Anonim.2012.Ekologi Tumbuhan Suksesi.Diakses dari : http://pustakabiolog.files.wordpress. com/2012/10/bab-5-suksesi.docx pada 22 Maret 2016.



Mike Gillman. 1998. Ecological Succession. United Kingdom : University of Lincoln Press.



Nurhikmayani,



Rizky.



2013.



Suksesi



Tumbuhan.



Diakses



dari



:



http://riskynurhikmayani.blogspot.co.id/2013/04/makalah-perkembanganekosistem_2978.html pada 22 Maret 2016.



Pradewa.2012.Tahap-Tahap Suksesi. Diakses dari : http://pengertian-definisi.blogspot.com/ 2012 /02/tahap-tahap-suksesi.htmlpada 22 Maret 2016.



13