Makalah Eksposur Transaksi & Operasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEUANGAN INTERNASIONAL BAB 10 & BAB 11 (EKSPOSUR TRANSAKSI & EKSPOSUR OPERASI)



DOSEN PENGAMPUH DR.ANWAR RAUF, S.E.,M.SI



OLEH: Ummul Fadillah



(1793140003)



Andi Bau Sengngeng



(1793142016)



Mega Utami



(1793142018)



Andi Agung Mahameru (1793141020) Ria Indri Lestari



(1893142142)



Manajemen Keuangan A



MANAJEMEN S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2020



KATA PENGANTAR Alhamdulillaahi Rabbi’Aalamiin ,Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Manajemen Keuangan ini sebagai salah satu syarat tugas dalam menempuh semester ini yang berjudul “Eksposur Transaksi & Eksposur Operasi”. Kami menyadari bahwa hasil tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang disampaikan kepada kami sangat berarti sebagai dorongan semangat dan pembelajaran yang membangun kami untuk lebih baik lagi di masa depan. Semoga tugas makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya. Terima Kasih. Makassar, 2 November 2020



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4 A.      LATAR BELAKANG.............................................................................................................4 B.       RUMUSAN MASALAH........................................................................................................4 C.



TUJUAN MASALAH...............................................................................................................5



BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6 A.



EKSPOSUR TRANSAKSI........................................................................................................6



B.



EKSPOSUR OPERASI.............................................................................................................9



BAB III PENUTUP............................................................................................................................25 A.



KESIMPULAN.......................................................................................................................25



B.



SARAN...................................................................................................................................25



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................26 LAMPIRAN........................................................................................................................................27



BAB I PENDAHULUAN A.      LATAR BELAKANG Perusahaan multinasional didefinisikan sebagai perusahaan yang memiliki anak perusahaan cabang atau aplikasi yang berlokasi di luar negeri (Elteman, 2007:2), yang berbeda. Selain perusahaan multinasional perusahaan domestik pun dapat memiliki aktivitas internasional yaitu jika melakukan kegiatan usaha impor dan ekspor produk komponen dan jasa. Keterlibatan dengan aktivitas internasional menyebabkan perusahaan harus menghadapi resiko mata uang asing. Foreign Exchange Exposure adalah suatu ukuran dari risiko yang dihadapi perusahaan jika terdapat perusahaan nilai tukar (kurs) mata uang. Eksposur ini terdiri dari Ekposur Transaksi, Eksposur Operasi dan Eksposur Akuntansi. Transaction eksposur adalah ukuran perubahan nilai dari kewajiban uang di masa lalu yang belum jatuh tempo sampai setelah adanya perubahan kurs. Jadi transaction exposure terjadi pada arus kas perusahaan yang diakibatkan kontrak kewajiban yang telah dilakukan sedangkan Operation eksporsure yang disebut juga competition eksposur atau strategi eksposur adalah ukuran perubahan nilai dalam arus kas operasi perusahaan dimasa yang akan datang yang diakibatkan perubahan kurs yang tidak terduga tergantung dari efek perubahan kurs tersebut terhadap unit Penjualan, harga dan biaya di masa yang akan datang. Dalam krisis ekonomi global sekarang ini, fluktuasi kurs mata uang asing menyebabkan peningkatan Operation ekspor karena Operation exposure dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya perusahaan dimasa yang akan datang maka suatu perusahaan membutuhkan perspektif jangka panjang dengan anggapan bahwa operasi perusahaan akan di berkelanjutan dalam lingkup kompetisi biaya dan harga yang dapat dipengaruhi oleh perusahaan khusus antar mata uang asing. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, maka dalam makalah ini kami akan membahas lebih jauh terkait “Eksposur Transaksi & Eksposur Operasi” B.       RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan Eksposur Transaksi? 2. Apa yang dimaksud dengan Eksposur Operasi?



C. TUJUAN MASALAH Adapun tujuan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu: 1. Mengetahui Apa itu Eksposur Transaksi. 2. Mengetahui Apa itu Eksposur Operasi.



BAB II PEMBAHASAN



A. EKSPOSUR TRANSAKSI Pengertian Dalam kajian resiko valas, seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs valas secara umum disebut eksposur. Eksposur transaksi, yang berasal dari kemungkinan diperolehnya keuntungan atau kerugian usaha akibat transaksi yang terlanjur menggunakan mata uang asing sebagai denominasi. Dengan kata lain, eksposur transaksi merupakan resiko terganggunya aliran kas perusahaan di masa mendatang akibat fluktuasi kurs valas. Eksposur transaksi mengukur perubaha nilai kewajiban finansial yang terjadi sebelum ada perubahan kurs valas. Pusat perhatian adalah pada perubahan aliran kas dari akibat kontral yang telah ditangdatangani. Eksposur transaksi menitik beratkan pada perubahan yang tidak dihjarapkan dalam aliran kas di masa mendatang pada horizon waktu yang lebih pendek disbanding eksposur operasi. Eksposur transaksi mengukur keuntungan ataupun kerugian akibat adanya kewajiban financial yang syarat – syaratnya dinyatakan dalam valuta asing. Eksposur transaksi ini timbul karena: 1.



Pembelian atau penjualan barang/ jasa secara kredit, di mana harganya dinyatakan dalam valas



2.



Peminjaman atau pemberian pinjaman dana dimana pembayaran bunga dan cicilan utang dibuat dalam mata uang asing.



3.



Menjadi suatu kelompok kontrak forward yang tidak jadi



4.



Memperoleh aktiva ataupun mendatangkan kewajiban yang didenominasi dalam valas Eksposur transaksi paling umum muncul adalah bila suatu perusahaan



memiliki aktiva atau pasiva yang didenominasi dalam mata uang asing. Suatu eksposur transaksi tercipta pertama kali ketika penjual mengkutip suatu kurs valas kepada pembeli potensial. Kutipan tersebut dapat dilakukan secara verbal lewat telepon atau dalam bentuk tertulis, atau bahkan dalam daftar kurs yang tertulis.



Dengan dilakukannya pesanan, eksposur potensial yang tercipta pada saat kutipan kini berubah menjadi eksposur transaksi yang signifikan bagi penjual. Eksposur transaksi akan terus muncul sampai pembayaran yang sebenarnya diterima oleh si penjual. Bila eksposur transaksi benar – benar ada maka perusahaan menghadapi tiga tugas utama: 1.



Perusahaan harus mengidentifikasi derajat eksposur transaksi



2.



Perusagaan harus memutuskan apakah perlu atau tidak menghilangkan (gedging) eksposur ini



3.



Bila perusahaan memutuskan untuk melenyapkan sebagian atau seluruh eksposur ini, perusahaan harus memilih teknik lindung nilai yang tersedia



Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan hedging atau tidak, mau tidak mau harus mengidentifikasi masing – masing eksposur transaksi bersih pada setiap mata uang. Istilah bersih mengacu pada konsolidasi semua lairan kas masuk dan keluar yang diharapkan pada kurun awktu dan dalam mata uang tertentu. Untuk mengetahui eksposur bersih pada setiap mata uang pada semua cabang eprusahaan, TNC pertama – tama harus mengidentifikasi posisi masing – masing cabangnya intuk seluruh mata uang yang digunakan. Table dibawah memperlihatkan suatu contoh kasus TNC yang memiliki 4 cabang di London,. Munich, Paris, Toronto dan melakukan transaksi dalam 4 amta uang. Posisi pada mata uang 1 dimana dua cabang memiliki aliran masuk bersih, sedang dua cabang lain mempunyau aliran keluar bersih. Berdasarkan laporan konsolidasi, TNC tersebut mengharapkan aliran masuk bersih sebesar 20.000 unit dalam mata uang 1. Setiap konsolidasi aliran masuk bersih dihitung dengan akuntansi posisi semua cabang. cabang



Posisi bersih pada setiap mata uang yang diukur dalam mata uang



London



perusahaan induk (dalam 1000 unit) Mata uang 1 Mata uang 2 Mata uang 3 + 100 - 60 - 80



Mata uang 4 - 30



Munich



- 50



- 30



+ 50



- 20



Patis



- 60



- 50



+70



+100



Toronto Konsolidasi



+ 30 + 20



+ 70 - 70



- 10 + 30



- 50 +0



eksposur bersih untuk setiap mata uang



Eksposur transaksi dapat diatasi dengan dua cara: 1.



Dengan teknik kontraktual: yaitu dengan menggunakan hedging di pasar forward, futures, uang , dan opsi, termasuk berbagai persetujuan swap baik berupa back to back loan, swap mata uang maupun kredit swap.



2.



Dengan menerapkan strategi operasi, termasuk di dalamnya dan lags dalam pembayran dan penagihan.



Teknik-Teknik Menghilangkan Exposure Transaksi Bila perusahaan memutuskan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh eksposur transaksinya, teknik yang dapat digunakan adalah : 1. Forward market hedge : perusahaan yang berada dalam posisi long akan menjual valas forward, sementara perusahaan pada posisi short akan membeli forward tersebut. Dengan cara ini, perusahaan dapat mematok nilai dolar dari aliran kas valas. Sebagai ilustrasi, misalkan kurs spot deutsche mark adalah DM 1 = $ 0,40 dan kurs forward satu tahun adalah DM 1 = $ 0,3828. Maka penjualan forward sebesar DM 25 juta untuk satu tahun penyerahan akan menghasilkan $9, 57 juta, berapapun kurs spot pada tgl 31 Desember. Kurs Spot



Nilai piutang awal+L/R dalam kontrak forward=Total aliran kas



DM 1 = $ 0,40



$ 10.000.000



($ 430.000)



$ 9.570.000



DM 1 = $ 0,3828.



$ 9.570.000



0



$ 9.570.000



DM 1 = $ 0,36.



$ 9.000.000



$ 570.000



$ 9.570.000



2. Money Market Hedge : melalui kegiatan meminjam dan sekaligus meminjamkan dalam dua nata uang berbeda, dengan tujuan mengunci nilai dolar dari aliran kas valas di masa mendatang 3. Risk Shifting : memindahkan risiko dapat dilakukan dengan mencoba mengekspor dalam mata uang yang emnguat nilainya dan mengimpor dalam mata uang yang nilainya melemah 4. Pricing decisions : mengkonversi antara harga valas dan harga dolar dengan menggunakan kurs forward, bukan kurs spot. Bila harga dolar cukup tinggi eksportir sebaiknyamengikuti dengan melakukan penjualan. Sebaliknya bila harga dolar dalam impor cukup rendah importer sebaiknya mengikuti dengan melakukan pembelian. 5. Exposure netting: menghilangkan eksposur dalam satu mata uang dengan eksposur dalam mata uang yang sama atau mata uang yang lain, sedemikian rupa sehingga laba/ rugi dalam kedua posisi mata uang akan dapat saling meniadakan eksposur satu sama lain 6. Currency risk sharing : membagi risiko mata uang dapat dilakukan dengan mengembangkan kontrak customized hedge yang melekat pada transaksi perdagangan. Kontrak ini berbentuk klausul penyesuaian harga dimana harga dasar disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kurs tertentu. 7. Foreign currency options : Bila jumlah aliran kas keluar dari valas tidak diketahui, maka sebaiknya membeli currency forward, namun bila jumlah tersebut diketahui, sebaiknya beli call option pada mata uang tersebut. Bila jumlah aliran kas masuk dari valas diketahui, sebaiknya jual currency forward, namun bila jumlah tersebut tidak diketahui, sebaiknya beli put option pada mata uang tersebut.



B.



EKSPOSUR OPERASI Pengertian Menurut Madura (2000:285) mendeskripsikan bahwa sejauh mana present value dari arus kas masa depan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar



disebut dengan exposure operasi terhadap nilai tukar. Namun, pengaruh



fluktuasi nilai tukar atas arus kas sebuah perusahaan tidak selalu disebabkan oleh transaksi valuta.



Machfoedz (2002) mengemukakan bhwa eksposur Operasi adalah risiko perubahan nilai perusahaan atau perubahan aliran kas yang disebabkan karena perubahan nilai tukar. Eksposur operasi, menjelaskan pengaruh perubahan nilai tukar mata uang terhadap nilai ekonomis perusahaan. Eksposur operasi tidak hanya mempengaruhi perusahaan multinasional saja. Perusahaan domestik murni juga dapat dipengaruhi oleh eksposur ini. Kondisi ini bisa terjadi jika perusahaan-perusahaan asing ikut beroperasi dalam pasar domestik, oleh sebab itu perusahaan domestik harus



bersaing dengan perusahaan asing dalam



merebut pasar, adanya fluktuasi nilai tukar akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan harga dan laba rugi perusahaan (Anggraeni:2003). Untuk memperjelas ekposure ekonomi/operasi berikut contoh yang dikemukakan oleh Hanafi (2003:277): Misalkan ada perusahaan Indonesia yang mempunyai cabang di Amerika Serikat. Cabang tersebut memproduksi barang yang akan dijual di pasar domestic AS. Proporsi input yang signifikan dating dari Indonesia. Kemudian mata uang dolar mengalami depresiasi terhapat Rupiah yang cukup signifikan. Perhatikan bahwa contoh berikut menunjukkan depresiasi. Biasanya mata uang yang mengalami depresiasi menimbulkan masalah karena aliran kas dengan nominasi mata uang tersebut, jika dikonversikan ke mata uang Negara kantor pusat akan lebih kecil dibandingkan sebelum didepresiasi. Perubahan aliran kas karena perubahan kurs disebabkan dua hal: a. Perubahan daya saing. Perubahan kurs mengakibatkan perubahan daya saing. Dalam contoh diatas, karena sebagian input didatangkan dari Indonesia, harga input dalam rupiah akan menjadi lebih mahal. Hal ini akan mempengaruhi daya saing produk tersebut. b. Perubahan karena konversi mata uang. Perubahan kurs juga mengakibatkan perubahan aliran kas. Dalam contoh diatas, dengan depresiasi dolar, satu dolar AS akan menghasilkan Rupiah yang lebih sedikit terjadi depresiasi dolar. Exposure Operasi dalam Apresiasi Dan Depresiasi Mata Uang Lokal 1. Exposure Operasi dalam Apresiasi Mata Uang Lokal



Dampak apresiasi mata uang local terhadap eksposur operasi terlihat pada kolom kedua Tabel 2.2. penjualan perusahaan untuk pasar local diperkirakan akan turun akibat apresiasi mata uang local. Ini disebabkan karena meningkatnya persaingan karena konsumen dapat memperoleh produk pengganti dari luar negeri yang lebih murah. Seberapa jauh menurunnya penjualan local akan tergantung ari derajat persaingan antara produk asing dengan produk local di pasar domestic (Kuncoro.1996:281) Aliran kas yang berasal dari ekspor yang dinilai dalam mata uang local kemungkinan akan menurun akibat apresiasi mata uang local. Alasannya, importer asing membutuhkan lebih banyak devisa untuk membeli produk ekspor. Menurut Madura (2000:286) mengemukakan bahwa Secara keseluruhan, apresiasi valuta local akan menyebabkan penurunan arus kas masuk maupun arus kas keluar. Jadi sulit untuk membuat kesimpulan umum mengenai apakah arus kas netto akan meningkat atau menurut jika valuta local mengalami apresiasi. Dampak dari valuta local atas arus kas netto perusahaan tergantung pada apakan variable-variabel kas masuk dipengaruhi lebih besar atau lebih kecil daripada variable-variabel kas keluar. Sebagai contoh jika erusahaan bergerak dalam bisnis ekspor tetapi mendapatkan sebua produk input dari pasar local dan meminjam dari institusi  keuangan local, maka variable-variabel kas masuknya akan berkurang dengan besar yang lebih tinggi daripada variable-variabel arus kas keluarnya. Dalam hal ini arus kas netto akan berkurang. Sebaliknya arus kas masuk dari perusahaan yang mengkonsentrasikan penjualannya dalam pasar local dan mendapat persaingan yang lemah  dari pesaing[easing asing tidak akan berkurang banyak jika valuta local mengalami apresiasi. Jika perusahaan semacam ini mendapatkan input dar luar negeri, arus kas keluarnya akan berkurang. Secara keseluruhan, arus kas netto perusahaan ini akan meningkat akibat apresiasi  valuta local. Ekspor yang dinilai dalam mata uang asing kemungkinan juga akan menurunkan aliran kas masuk meskipun dengan alasan yang berbeda. Permintaan tas produk perusahaan oleh importer asing tidak akan berubah, karena importir tersebut dapat menggunakan mata uangnya sendiri dan tidak perlu mendapatkan mata uang local yang digunakan oleh perusahaan. Namun ketika perusahaan menerima aliran kas masuk ia harus mengkonversinya kedalam mata uang local. Bila mata uang local mengalami apresiasi, aliran masuk ini akan berkurang nilainya. Deikian juga setiap bunga dan deviden yang diterima  dari investasi asing akan berkurang nilainya bila



dikonversikan



kedalam



mata



uang



local



yang



mengalami



apresiasi



(Kuncoro.1996:282). Berkaitan dengan kas keluar menurut Kuncoro (1996:282) bahwa biaya mengimpor bahan baku yang dinilai dalam mata uang local tidak akan secara langsung terpengaruh oleh setiap perusahaan kurs valas. Walaupun demikian, biaya bahan baku dalam mata uang asing akan berkurang apabila mata uang local mengalami apresiasi. Ini diakibatkan karena ditukarnya mata uang local yang menguat dengan dengan valaa untuk membayar bunga Tabel 2.2 Expisure Operasi Terhadap Fluktuasi  Nilai Tukar Variabel-variabel yang



Dampak Apresiasi



mempengaruhi Arus Kas Masuk



Valuta Lokal atas



Valuta Lokal



Variabel



Penjualan local (relative terhadap



Dampak Depresiasi Valuta Lokal atas



Turun



Variabel Naik



Turun



Naik



Turun



Naik



Turun



Naik



para pesaing dalam pasar local) Ekspor yang didenominasi dalam valuta local Ekspor yang didenominasi dalam valuta Asing Bunga yang diterima dari investasi  di luar negeri



Variabel-variabel yang



Dampak Apresiasi



mempengaruhi Arus Kas Keluar



Valuta Lokal atas



Valuta Lokal



Variabel



Bahan  baku impor yang



Dampak Depresiasi Valuta Lokal atas



Tidak Berubah



Variabel Tidak Berubah



Turun



Naik



Turun



Naik



didenominasi dalam valuta local Bahan baku yang didenominasi dalam valuta asing Bunga yang terhutang dari dana luar negeri yang dipinjam



2. Eksposur operasi/Operasi dalam Depresiasi Mata Uang Lokal



Table kolom 3 diatas menunjukkan



bila mata uang local mengalami



depresiasi, maka variable-variabel akan terpengaruh dalam arah yang berlawanan dengan bila terjadi apresiasi. Penjualan local akan meningkat akibat menurunnya persaingan dengan produk asing. Ini disebabkan harga produk-produk asing dirasakan lebih menjadi tinggi dimata konsumen local. Ekspore perusahaan yang dinilai dalam mata uang asing dirasak murah bagi importir sehingga meningkatkan permintaan atas produk tersebut. Bahkan ekspor yang dinilai dalam valas akan mengakibatkan aliran kas karena sejumlah aliran mata uang asing ke dalam perusahaan akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi bila dikonversi dalam mata uang local. Selain itu, bunga maupun deviden dari investasi asing sekarang akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi dalam mata uang local (Kuncoro.1996:283) Menurut Madura berkenaan dengan arus kas keluar, bahan baku impor didenominasi dalam valuta local tidak akan secara langsung dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar. Namun, biaya bahan baku impor yang didenominasi dalam valuta asing akan naik, karena kan lebih banyak dibutuhkan valuta asing yang diinginkan. Setiap Bungan yang harus dibayarkan untuk pinjaman juga akan menjadi lebih tinggi. Secara umum dapat disimulkan bahwa depresiasi mata uang local menyebabkan kenaikan, baik dalam aliran kas masuk maupun aliran kas keluar. Karena itu sulit untuk menggeneralisasi apakah aliran kas bersih akan meningkat atau menurun akibat depresiasi mata uang local. Hasil akhir akan tergantung apakah variable yang mempengaruhi aliran kas keluar. Perusahaan yang mengkhususkan pada bisnis ekspor dan memperoleh bahan baku dan dana pinjaman secara local agaknya akan mendapat manfaat dari depresiasi mata uang local. Sebaliknya, perusahaan yang menfokuskan pada pasar mendapatkan sebagian besar bahan baku dari impor agaknya akan menderita akibat depresiasi mata uang local. Mengukur Eksposur operasi/Operasi 1.



Sensitivitas Laba Terhadap Nilai Tukar Madura (2000:290) menjelaskan bahwa salah satu pengukuran eksposur



operasi sebuah MNC adalah mengklasifikasikan kedalam item-item yang berbeda dan laporan laba rugi kemudian secara subyektif memprediksi tiap item laporan laba rugi berbasis nilai tukar hasil peramalan. Selankutnya scenario nilai tukar yang lain bisa



dipertimbangkan dan peramalan atas item-item laporan laba rugi dapat direvisi. Denga mereviw bagaimana laba dalam laporan laba rugi berubah sebagai reaksi terhadap scenario-skenario nilai tukar yang berlainan, perusahaan dapat menilai pengaruh dari pergerakan valuta atas laba dan arus kas. Jika biaya dan perusahaan terkena



dampak



yang



besarnya



sama,



perusahaan



tersebut



tidak



perlu



mengkhawatirkan dampak dari pergerakan nilai tukar. Tabel 23.1 Pendapatan dan Biaya Madison Inc Penjualan Harga Penjualan



Pokok



Bisnis dii AS (US$) $ 304 50



Bisnis di Kanada (C$) C$ 4 200



Laba Kotor $ 254 Biaya Operasi: Tetap $ 30 Variabel $ 30,72 Total Biaya Operasi $60,72 Laba Sebelum bunga $ 193,28 Beban Bunga $ 3,00 Laba Setelah Pajak $ 190,28 Suatu perusahaan AS yang melakukan bisnis di Kanad.



C$ (196) C$ (196) 10 C$ (206) Penjualan produk



Madison di pasar local dinyatakan dalam dolar AS (US$), sedang penjualannya di Kanada didenominasi dalam dolar Kanada (C$).             Madison diasumsikan hendak menaksir seberapa jauh laporan laba ruginya akan dipengaruhi oleh 3 kemungkinan kurs valas untuk dolar Kanada: (1) $ 0,75; (2) $ 0,80; dan (3) $ 0,85. Agar lebih realistic, diasumsikan penjualan Madison di AS lebih tinggi apabila dolar Kanada Menguat, Karen pesaing-pesaing Kanada yang berada dalam pasar AS akan menurun daya saingnya. Agar lebih spesifik, berikut adalah proyeksi penjualan Madison dalam pasar AS untuk setiap scenario nilai tukar. Skenario Nilai Tukar C$



Perkiraan Penjualan Pasar AS (Dalam



$ 0,75



$ Juta) $300



0,80



304



0,85



307



Tabel 23.2 Dampak dari Berbagai Skenario Nilai Tukar atas Laba Skenario Nilai Tukar



C$ = $ 0,75                  C$ = $ 0,80                  C$ = 0.85 Penjualan AS $ 300 $ 304 Kanada C$4 = $ 3 C$4 = $3,2 Total $ 303 $ 307,2 HPP AS $ 50 $ 50 Kanada C$200=$150 C$200=$160 Total $ 200 $ 210 Laba Kotor $ 103 $ 97,2 Laba Operasi AS: Tetap $ 30 $ 30 AS:Variabel $ 30,3 $ 30,72



$ 307 C$4=$ 3,4 $ 310,4 $ 50 C$200=$ 170 $ 220 $ 90,4 $ 30 $ 31,04



(10%dari total penjualan) Total $ 60,3 $ 60,72 $ 61,04 EBIT $ 42,7 $ 36,48 $ 29,36 Beban Bunga AS $3 $3 $3 Kanada C$10 = $ 7,5 C$10 =  $8 C$10 = $8,5 Total $ 10.5 $ 11 $ 11,5 EBT $ 32,2 $ 25,48 $ 17,86 Dengan informasi diatas, Madison dapat menentukan bagaimana laporan laba ruginya akan terpengaruh oleh masing-masing scenario kurs. Asumsi dampak kurs terhadap penjualan AS diperlihatkan pada baris 1. Baris 2 menggambarkan bahwa jumlah dolar AS ang diterima dalam dolar AS yang diterima dari penjualan di Kanada (setelah mengkonvers ramalan C$4 juta dari penjualan di Kanada ke dalam dolar AS). Baris 3 menunjukkan perkiraan total penjualan yang diterima dalam dolar AS, yang ditentukan dengan menggabungkan baris 1 dan baris 2. Baris 4 merupakan biaya penjualan barang di AS. Baris 5 mengkonversikan estimasi biaya penjualan sebesar C$ 200 juta kedalam dolar AS untuk masing-masing scenario kurs. Baris 6 mengukur perkiraan dolar AS yang dibutuhkan untuk menutup total biaya penjualan barang, yang diperoleh dari mengkombinasikan baris 4 dan 5. Baris 7 mengestimasikan laba kotor dalam dolar AS, yang diperoleh dari baris 3 dikurangi baris 6. Baris 8 hingga 10 menunjukkan estimasi biaya operasi, sehingga diperoleh EBIT. Baris 12 mengestimasi biaya bunga yang dibayar, sementara baris 13 menunjukkan estimasi dolar



AS yang dibutuhkan untuk membayar bunga di Kanada. Baris 14



mengkombinasikan baris 12 dan 13 untuk mengestimasi total dolar AS yang dibutuhkan



untuk membayar semua bunga. Baris 15 menunjukkan penerimaan



sebelim pajak, yang diperoleh dari selisih antara baris 11 dan 14 (Kuncoro. 1996: 290). Menurut Kuncoro Dampak kurs terhadap penerimaan dan biaya Madison sekarang dapat dilihat pada table 2.3 mengilustrasikan bhwa baik penjualan di AS dan nilai dolar dari penjualan di Kanada akan meningkat akibat menguatnya dolar Kanada. Ini disebabkan exposure biaya penjualan di Kanada (C$200 juta) jauh lebuh besar disbanding exposure penjualan di Kanada (C$ 4 juta), sehingga terdapat dampak total yang negative terhadap laba kotor dari menguatnya dolar Kanada. Total dolar AS yang dibutuhkan untuk membayar bunga jauh lebih tinggi dari pada dolar Kanada menguat. Secara umum dapay disimpulkan Madison akan dirugikan apabila dolar Kanada menguat . namun Madison akan untuk jika apabila dolar Kanada melemah terhadap dola AS, karena menurunnya total penerimaan dihilangkan oleh turunnya biaya penjualan dan biaya bunga. Sedangkan Madura menyimpulkan secara umum dari kasus diatas adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih banyak (lebih sedikit) biaya dalam valas, relative terhadap pendapatan yang diperoleh dalam valuta asing, akan dirugikan (menguntungkan) oleh menguatnya valuta asing. Tetapi besarya dampak secara pasti hanya dapat ditentukan dengan menggunakan prosedur yang telah dijeaskan. Contoh kita didasarkan pada horizon waktu 1 periode. Jika perusahaan telah membuat proyeksi penjualan, biaya dan nilai tukar untuk beberapa period eke depan, perusahaan tersebut dapat menilai eksposur operasi secara terus menerus. Setiap saat, eksposur operasi akan dipengaruhi oleh perubahan dalam karakteristik operasi. 2.



Sensitivitas Arus Kas Terhadap Nilai Tukar Madura (2000) mengemukakan bahwa Metode lain yang dapat digunakan



untuk menilai eksposur operasi sebuah perusahaan terhadap fluktuasi valuta adalah dengan meregresikan data-data arus kas dan nilai tukar historis.    PCFt = a0 + a1et  + ųt Dimana, 



PCFt    



= Persentase perubahan dalam arus kas yang telah disesuaikan dengan inflasi, yang diukur dalam valuta asal perusahaan,



selama periode t 



e t              



= Persentase perubahan nilai tukar selama periode t







a1               



= Koefisien slope







a0            



= Konstanta







ųt                 



= Random eror term



Model  regresi ini bisa dikembangkan dengan melibatkan variable-variabel lain. Sebagai contoh, jika pergerakan valuta lain perlu diperhitungkan dalam model, valuta tersebut dapat dimasukkan kedalam model sebagai variable independen tambahan. Sensitivitas dari pergerakan masing-masing valuta atas arus kas akan ditentukan oleh nilai koefisien regres masing-masing. Jika arus kas sebuah perusahaan multinasional dipengaruhi oleh banyak valuta, perusahaan multinasional tersebut dapat mengukur sensitivitas dari PCF, terhadap indeks valuta (gabungan). Sejumlah perusahaan multinasional mungkin lebih suka menggunakan nilai saham mereka sebagai pengganti nilai perusahaan, jika kemudian menilai bagaimana harga saham mereka berubah sebagai reaksi terhadap pergerakan valuta. Analisis regresi kemudian dapat diaplikasikan untuk situasi ini, dengan mengganti PCF, dengan presentasi perubahan dalam harga saham. r = a0 + a1 + IHSG + a2 E +e dimana r merupakan presentase perubahan harga saham perusahaan, IHSG merupakan persentase Indeks Harga Saham Gabungan, E merupakan persentase perubahan dari nilai setiap valas (Kuncoro. 1996: 292)             Sejumlah peneliti menurut Madura (2000) termasuk Adler dan Dumas, menyarankan pemakaian analisis regresi untuk tujuan ini. Dengan menggunakan pergerakan harga saham sebagai variable independen, analisis regresi dapat menjelaskan seberapa sensitivnya nilai perusahaan (harga saham) terhadap pergerakan nilai tukar. Dampak Exosure Ekonomi/Operasi Menurut Kuncoro (dalam Stonehill,et al. 1982: 128) dampak eksposur operasi tergantung dari horizon waktu yang digunakan. Setiap perusahaan kurs yang tidak diharapkan akan berdampak bagi aliran kas perusahaan dalam 4 tahap: Jangka Pendek, Jangka menengah dengan kasus ekuilibrium, Jangka Menengah dengan kasus ketidakseimbangan, dan jangka panjang.



1.



Jangka Pendek Menurut Yuliati & Prasetyo dampak exposure opersi adalah pada aliran kas



yang diharapkan dalam anggaran operasi satu tahunan. Keuntungan atau kerugian yang dialami akan ditentukan oleh denominasi mata uang. Denominasi mata uang dalam perjanjiantertulis umumnya tidak dapat diubah, demikian juga dengan perjanjian yang tidak tertulis. Dalam jangka pendek perusahaan umumnya juga sulit menyesuaikan harga jual atau harga faktor-faktor produksi. Oleh karena itu, aliran kas yang terealisasi akan berbeda dari yang dianggarkan . tetapi, seiring berjalannya waktu, harga-harga dan biaya-biaya akan dapat disesuaikan untuk mencerminkan kondisi persaingan baru yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar mata uang. 2.



Jangka Menengah: Kasus Ekuilibrium Dampak kedua adalah pada aliran kas janga menengah yang diharapkan, seperti



yang telah ditunjukkan dalam perencanaan dua sampai lima tahunan, dimana terdapat kondisi keseimbangan diantara berbagai nilai tukar mata uang, laju inflasi dan tingkat bunga antar Negara. Dibawah kondisi keseimbangan perushaan seharusnya dapat menyesuaikan harga dan biaya faktor produksi untuk mempertahankan aliran kas yang diharapkan. Dalam kondisi ini, denominasi mata uang dari aliran kas yang diharapkan tidaklah sepenting Negara dimana aliran kas diperoleh . kebijakan moneter, fiscal dan neraca pembayaran akan menentukan apakah kondisi keseimbangan akan tetap ada dan apakah perusahaan mampu menyesuaikan harga dan biaya (Yuliati &Prasetyo. 2005: 172). Kuncoro (1996) mendeskripsikan bahwa apabila ekuilibrium terjadi terus menerus, dan perusahaan bebas menyesuaikan harga



dan biaya agar dapat



mempertahankan posisi kompetitifnya, eksposur operasi mungkin sama dengan nol. Aliran kas dan pasar perusahaan tidak berubah karena perubahan kurs valas telah diantisipasi. Walaupun demikian, mungkin kondisi ekuilibrium terjadi namun perusahaan tidak ngin atau tidak dapat menyesuaikan perasinya terhadap lingkungan yang baru. Dalam kasus seperti itu perusahaan akan mengalami eksposur operasi karena realisasi aliran kas akan berbeda dengan yang diharapkan,. Akibatnya, nilai pasarnya mungkin juga berubah. 3.



Jangka Menengah: Kasuk Ketidakseimbangan



Dampak ke 3 adalah pada aliran kas jangka menengah, dengan asumsi terjadi ketidakseimbangan. Dalam kasus ini perusahaan tidak dapat menyesuaikan harga dan biayanya akibat perubahan kurs valas. Realisasinya aliran kas perusahaan akan berbeda dengan aliran yang diharapkan. Karena tidak diantisipasi maka nilai pasar perusahaan bisa saja berubah (Kuncoro. 1996: 286). 4.



Jangka Panjang Dampak terakhir adalah pada aliran kas jangka panjang, yaitu periode diatas 5



tahun. Aliran kas perusahaan akan dipengaruhi oleh reaksi pesaing yang ada maupun potensial terhadap perubahan kurs dalam kondisi ketidakseimbangan. Memang harus diakui, semua perusahaan, tidak peduli orientasi pasarnya domestic maupun multinasional, akan terkena eksposur operasi dalam jangka panjang apabila pasar vals tidak berbeda dalam kondisi keseimbangan secara terus menerus (Kuncoro. 1996: 286) Mengantisipasi Eksposur operasi/ Operasi. Sebelum membahas mengenai strategi untuk mengantisipasi eksposur operasi. Berikut adalah faktir yang mepengaruhi eksposur operasi menurut Setiadi: a.



Penjualan produk perusahaan, di dalam atau di luar negeri



b.



Pesaing utama perusahaan, baik di dalam maupun di luar negeri



c.



Elastisitas permintaan barang terhadap harga



d.



Lokasi produksi



e.



Impor bahan baku



f.



Enetapan harga input dan output



Menurut Kuncoro (1996) tujuan manajemen eksposur operasi adalah mengantisipasi dan mempengaruhi dampak kurs valas yang tidak diharapkan terhadap a;iran kas perusahaan di masa yang akan dating. Untuk itu manajer harus tidak hanya mengenali kondisi ketidakseimbangan namun juga harus mempersiapkan perusahaan untuk bereaksi dengan cara yang paling tepat. Tugas ini dapat dilakukan dengan baik apabila perusahaan nelakukan diversifikasi Internasional baik operasi maupun dasar pembiayaan serta strategi pemasaran. 1.



Diversifikasi Operasi



Diversifikasi operasi menurut Kuncoro (1996) meliputi diversifikasi penjualan, lokasi produksi dan sumber bahan baku. Cara yang umumnya ditempuh adalah: a. Melakukan bauran input. Para produse mobil Jepang mengantisipasi menguatnya yen dengan melakukan outsourcing, yaitu mendapatkan input dari luar Jepang terutama korea Selatan dan Taiwan, Negara dimana mata Uangnya berkaitan erat dengan dolar AS. b. Menggeser produksi diantara pabrik yang ada. TNC dengan system globalnya dapat mengalokasikan produksi bagi beberapa pabriknya sejalan dengan berubahnya biaya produksi dalam dolar, meningkatkan produksi di Negara yang mata uangnya mengalami depresiasi/devaluasi dan menurunkan produksi di Negara yang mata uangnya mengalami apresiasi/revaluasi. c. Mendirikan pabrik baru di luar negeri. Menguatnya yen telah menyebabkan banyak perusahaan Jepang melakukan relokasi pabriknya



ke luar negeri,



seperti ke Taiwan, Korea Selatan, Singapura bahkan ke AS. d. Meningkatkan produktivitas dengan menutup pabrik yang tidak efisien, meningkatkan otomatisasi, dan meningkatkan kualitas produk. Cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan AS karena tekanan persaingan dari perusahaan asing. e. Perencanaan terhadap perubahan kurs. Kemampuan untuk memprakirakan fluktuasi kurs membawa implikasi yang fundamental bagi manajemen risiko valas,. Bermacam strategi bersaing dapat digunakan seperti outsourcing, system manufaktur yang stabil, jaringan produksi global, dan memperpendek siklus produk. Diversifikasi dasar pembiayaan berarti mendapatkan dana di satu atau lebih pasar modal dan mata uang. Bila suatu perusahaan mendinersifikasikan sumber pembiayaannya, maka ia akan memposisikan untuk mengambil manfaat dari penyimpangan temporer dari dampak Fisher Internasional. 2. Strategi Pemasaran Desain strategi pemasaran dalam kondisi mata uang local yang fluktuatif merupakan peluang yang patut diperhitungkan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Strategi pemasaran menurut Kuncoro yang lazim digunakan adalah:



Seleksi dan segmentasi pasar Menurut Hanafi (2003) seleksi pasar menentukan pasar mana yang akan dimasuki dengan strategi yang yang bagaimana. Negara dengan mata uang yang menguat merupakan target yang cukup menarik dimasuki karena harga menjadi relative lebuh mahal dibandingkan produk impor. Sebagai contoh, jika mata uang yen menguat terhadap mata uang Rupiah, maka produk Indonesia mempunyai kesempatan yang bagus untuk menembus pasar Jepang. Pada waktu dolar AS menguat terhadap yen dan mark Jerman pada awal tahun 1980-an, perusahaan mobil Jepang dan Jerman memperoleh kesempatan yang baik untuk melakukan penetrasi pasar di AS. Manajer dapat melakukan segmentasi pasar untuk mengurangi sensitvitas pasar terhadap perubahan harga. Perubahan kurs terutama akan menyebabkan daya saing harga akan berubah. Pada waktu dolar menguat terhadap Yen Jepang, harga mobil Jepang bisa ditekan lebih murah karena input mobil tersebut didenominasi yen, yang nilainya melemah terhadap dolar AS. Strategi Bauran Pasar Menurut Hanafi (2003) strategi bauran basar dapat dilihat dari: a. Produk. Untuk menghindari sensitivitas pasar terhadap harga, perusahaan dapat mengembangkan lini produk yang lebih beragam, tidak hanya tergantung pada yang menggunakan harga sebagai alat persaingan. Lini produk yang semakin berkembang biasnya mengikuti target pasar yang semakin berkembang. Dengan demikian perusahaan harus menentukan lebih dulu pasar yang akan dijadikan sebagai target, kemudian merancang produk untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. b. Harga. Jika kurs berubah ada dua tujuan yang tidak selalu konsisten yaitu pangsa pasar dan marjin keuntungan. Jika mata uang mengalami devaluasi/depresiasi, produk yang dihasilkan oleh perusahaan Negara tersebut akan relative menjadi murah. Perusahaan mempunyai dua pilihan: (1)



Harga berubah. Jika mengalami depresiasi mata uang suatu Negara, biaya barang impor akan naik dan kemungkinan harga barang impor akan ikut naik.



(2)



Harga tetap. Jika harga tidak berubah, perusahaan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar. Tetapi strategi tersebut tidak akan meningkatkan marjin keuntungan



Strategi sebaliknya dilakukan jika mata uang suatu Negara mengalami apresiasi. Perusahaan asing, daam situasi tersebut bisa menurunkan harga untuk menjaga pangsa pasar. Tetapi biaya yang dihadapi adalah menurunnya marjin keuntungan, bahkan bisa rugi khususnya dalam jangka pendek.



Dilain pihak



perusahaan asing bisa menaikkan harga untuk mengimbangi kenaikan harga input yang didatangkan dari luar. Strategi macam ini akan memepertahankan marjin keuntungan, tetapi pangsa pasar bisa berkurang. c.



Promosi. Untuk menghadapi perubahan kurs promosi dilakukan konsisten dengan strategi produk atau harga.



d.



Distribusi. Strategi distribusi mengikuti strategi pasar dan produk



3. Produksi a. Komposisi input : Perusahaan dapat menggunakan input lebih banyak dari Negara dengan mata uang yang mengalami depresiasi dan mengurangi input dari Negara dengan mata uang yang menguat. Jika mata uang domestic menguat relative terhadap mata uang asing, komposisi nput dari luar negeri akan lebih diperbanyak. b. Pemindahan fasilitas produksi : Jika perusahaan multinasional mempunyai beberapa pabrik di beberapa Negara, tingkat produksi dapat diubah ubah. Tingkat produksi akan ditingkatkan di pabrik di Negara dengan mata uang yang melemah. Sebaliknya jika mata uang suatu Negara menguat, tingkat produksi di pabrik di Negara tersebut akan di perkecil. c. Lokasi Pabrik : Perusahaan multinasional dapat memindahkan lokasi pabriknya ke Negara ketiga, biasaya Negara dengan tenaga kerja yang lebih murah. Dengan cara itu, disamping biaya produksi bisa ditekan, penghematan biaya produksi bisa dipakai untuk mengkompensasi apresiasi nilai mata uang dalam negeri. d. Meningkatkan



produktivitas



:



Dengan



meningkatkan



produktivitas,



kebutuhan relokasi pabrik menjadi lebih berkurang karena perusahaan



multinasional bisa mengkompensasi exposure mata uang asing dengan kenaikan produktivitas. 4.



Kebijakan Keuangan a. Hedging Alamiah : Melalui hedging alamiah, perusahaan multinasional berusaha menyeimbangkan denominasi aliran kas masuk dengan denominasi aliran kas keluar. Misal perusahaan multinasional Indonesia mengekspor barang ke Filifina. Perusahaan tersebut dengan demikian memperoleh aliran kas masuk dengan denominasi peso Filifina, sementara input dibayar dengan Rupiah. Misalkan terjadi depresiasi peso Filifina yang cukup signifikan, maka aliran kas masuk akan menjadi lebih sedikit jika kas tersebut dikonversikan ke Rupiah, sedangkan aliran kas keluar dalam rupiah tidak berubah. Dengan demikian perusahaan tersebut mengalami aliran kas masuk bersih yang lebih sedikit. Utnuk menghindari situasi semacam itu, perusahaan multinasional bisa membperbanyak aliran kas keluar dengan denominasi peso Filifina untuk menyeimbangkan aliran kas masuknya. Perusahaan multinasional tersebut dapat pempebanyak input dari Filifina sehingga aliran kas keluar dibayar dengan peso Filifina. b. Back to Back Loan : Cara ini selain untuk manajemen exposure operasi juga dapat digunakan untuk mengatasi batasan airan modal. Cara tersebut dapat digambarkan sebagai beriku: misalkan ada dua perusahaan multinasional: (1)perusahaan AS dengan cabang di Prancis, (2) perusahaan Prancis dengan cabang di AS. Jika prancis membutuhkan dana (dalam franc), dan AS membutuhkan dana (dalam dolar), masing-masing pusat tidak perlu memasok dana secara langsung,. Jika memasok dana secara langsung akan terjadi exposure valuta asing. Pusat AS memberikan dana dalam olar, kemudian dikonversi ke Franc Prancis dan diberikan ke cabang Prancis. Melalui Back to Back loan, perusahaan prancis memberikan pinjaman dalam bentuk Franc ke cabang Prancis dari perusahaan multinasional AS. Sedangkan perusahaan AS memberikan pinjaman dalam bentu dolar AS ke cababg AS perusahaan multinasional Prancis. c. Swap Mata Uang asing : Swap mata uang dilakukan dengan menukarkan aliran



kas



dengan



denominasi



yang berbeda.



Misalkan



perusahaan



multinasional Indonesia mengekspor barang ke AS dan meminjam dana dalam



Rupiah ke bank Indonesia. Untuk menyembangkan aliran kas masuk dengan kas keluar atu mengurangi exposure valuta asing, akan lebik baik



bagi



perusahaan multinasional tersebut untuk menukarkan lairan kas masuk ke dalam rupiah. Misalkan perusahaan tersebut menemukan perusahaan multinasional AS yang mengekspor



barang ke Indonesia. Aliran masuk



perusahaan tersebut mempunyao denoinasi rupiah, dan perusahaan tersebut akan lebih baik jika mempunyai aliran kas keluar dengan denominasi dolas AS. Perusahaan multinasional Indonesia dapat melakukan swap aliran kas dolar menjadi aliran kas rupiah dengan perusahaan multinasional AS. Perusahaan multinasional AS mempunyai aliran kas masuk dalam dolar setelah perjanjian swap tersebut. d. Leading dan Legging : Leading berarti mempercepat aliran pembayaran, sedangkan Legging berarti memperlambat pembayaran. Jika mata uang suatu Negara diperkirakan mengalami depresiasi yang signifikan, maka aliran kas masuk dengan denominasi mata uang tersebut lebih baik dipercepat. Jika aliran kas masuk tersebut dibayar pada waktu mata uang terdepresiasi, maka nilai aliran kas masuk tersebut akan berkurang.sedangkan aliran kas keluar dengan denominasi mata uang tersebut akan lebih baik jika diperlambat.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, eksposur transaksi merupakan resiko terganggunya aliran kas perusahaan di masa mendatang akibat fluktuasi kurs valas. Eksposur transaksi mengukur perubaha nilai kewajiban finansial yang terjadi sebelum ada perubahan kurs valas. Pusat perhatian adalah pada perubahan aliran kas dari akibat kontral yang telah ditangdatangani. Eksposur transaksi ini timbul karena Pembelian atau penjualan barang/ jasa secara kredit, di mana harganya dinyatakan dalam valas, Peminjaman atau pemberian pinjaman dana dimana pembayaran bunga dan cicilan utang dibuat dalam mata uang asing, Menjadi suatu kelompok kontrak forward yang tidak jadi dan Memperoleh aktiva ataupun mendatangkan kewajiban yang didenominasi dalam valas. Eksposur transaksi paling umum muncul adalah bila suatu perusahaan memiliki aktiva atau pasiva yang didenominasi dalam mata uang asing. Exposure Operasi adalah sejauh mana present value dari arus kas masa depan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar .Namun, pengaruh fluktuasi nilai tukar atas arus kas sebuah perusahaan tidak selalu disebabkan oleh transaksi valuta. faktor yang mepengaruhi exposure operasi yaitu Penjualan produk perusahaan, di dalam atau di luar negeri, Pesaing utama perusahaan, baik di dalam maupun di luar negeri, Elastisitas permintaan barang terhadap harga, Lokasi produksi, Impor bahan baku dan Enetapan harga input dan output.



B. SARAN Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.



DAFTAR PUSTAKA Hanafi, Mamduh M. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta: BPFE Kuncoro, Mudrajad. 1996. Manajemen Keuangan Internasional: Prngantar Ekonomi dan Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta: Erlangga Machfoedz, Mas’ud. 2002. PENGARUH RISIKO NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP RETURN SAHAM : STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ. Vol. 17, No. 4, 2002, 347 – 360. Website: www.jurnal.ugm.ac.id/jieb/article/download/6815/5351 Setiadi, Muhammad Ilham. Analisis Pengaruh Eksposur operasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. UIN. Website: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14079/1/MUHAMM AD%20ILHAM%20SETIADI-FEB.pdf Yuliati, Sri Handaru & Prasetyo, Handoyo. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Internasional.



LAMPIRAN PERTANYAAN : 1. FILZAH ( 1793140009) DARI KELOMPOK 8 : Menurut anda teknik yang mana paling tepat digunakan apabila perusahaan memutuskan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh eksposur transaksinya? Jelaskan. JAWABAN : Bila perusahaan memutuskan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh eksposur transaksinya,beberapa



teknik



yg



dapat



digunakan



ialah



sebagai



berikut:



1.Forward market hedge: perusahaan yang berada dalam posisi long akanmenjual valas forward, sementara perusahaan pada posisi short akanmembeli forward tersebut. Dengan cara



ini,



perusahaan



dapat



mematok



nilaidolar



dari



aliran



kas



valas.



2. Money Market Hedge: melalui kegiatan meminjam dan sekaligusmeminjamkan dalam dua nata uang berbeda, dengan tujuan mengunci nilaidolar dari aliran kas valas di masa mendatang 3. Risk Shifting: memindahkan risiko dapat dilakukan dengan mencobamengekspor dalam mata uang yang emnguat nilainya dan mengimpor dalammata uang yang nilainya melemah 4. Pricing decisions: mengkonversi antara harga valas dan harga dolardengan menggunakan kurs forward, bukan kurs spot. Bila harga dolar cukuptinggi eksportir sebaiknyamengikuti dengan melakukan penjualan. Sebaliknyabila harga dolar dalam impor cukup rendah importer sebaiknya mengikutidengan melakukan pembelian. Harga valas merupakan rata – rata tertimbangdengan dari kurs forward untuk penuerahan pada tanggal tersebut. 5. Exposure netting: menghilangkan eksposur dalam satu mata uangdengan eksposur dalam mata uang yang sama atau mata uang yang lain,sedemikian rupa sehingga laba/ rugi dalam kedua posisi mata uang akandapat saling meniadakan eksposur satu sama lain. 6. Currency risk sharing: membagi risiko mata uang dapat dilakukandengan mengembangkan kontrak customized hedge yang melekat padatransaksi perdagangan. Kontrak ini berbentuk klausul penyesuaian harga dimana harga dasar disesuaikan.



Dan Dari beberapa teknik yang telah dijelaskan tersebut merupakan teknik" berbeda yang dapat dilakukan dengan keadaan yang berbeda pula. Sehingga apa bila perusahaan ingin menghilangkan sebagian atau seluruh eksposur transaksinya, maka perusahaan tersebut dapat mengkombinasikan keseluruhan dari teknik" eksposur tersebut. DIJAWAB OLEH : ANDI AGUNG MAHAMERU (1793141020) DAN RIA INDRI LESTARI (1893142142) 2. WILDAN NURSALIM (1793142009) DARI KELOMPOK 4 : Dari beberapa teknik atau strategi untuk mengurangi eksposur transaksi yang telah dipaparkan pada makalah, adakah teknik yang lebih disarankan atau perlu difokuskan perusahaan agar lebih efektif untuk mengurangi eksposur transaksi tersebut? Jelaskan. JAWABAN : Dari beberapa teknik dalam mengurangi eksposur transaksi.Mengenai teknik yang disarankan



atau



yang



lebih



difokuskan



tersebut



dapat



dilihat



dengan



mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi, karena dapat terlihat dengan jelas bahwa teknik-teknik yang digunakan merupakan teknik-teknik yang berbeda dan keadaan yang berbeda-beda pula. Sehingga pemberian fokus pemilihan teknik dilihat dari keadaan/kondisi yang terjadi, manakah yang lebih tepat untuk digunakan untuk mengurangi/menghilangkan eksposur transaksi tersebut. Sumber- academia.edu dan manajemenkeuangan.net DIJAWAB OLEH : RIA INDRI LESTARI (1893142142) 3. ISTIQOMA DINDA MASITA (1793142017) DARI KELOMPOK 6 : Jelaskan bagaimana strategi untuk mengelola eksposur operasi! JAWABAN : Ada



lima



macam



strategi



untuk



mengelola



eksposur



operasi:



1. Memilih tempat produksi yang berbiaya rendah: perusahaan dapat memilih melokasi fasilitas2 produksi di negara asing di mana biaya2 rendah selain mata uang yang undervalued



atau



faktor-faktor



produksi



underpriced.



2. Kebijakan penentuan sumberdaya yang fleksibel: fasilitas manufaktur di negara domestik, secara substansial mengurangi efek kurs2 tukar yang berubah dengan penentuan sumber



dari



mana



biaya



input



rendah



3. Diversifikasi pasar: mendiversifikasi pasar untuk produk2 perusahaan sebanyak mungkin. Diversifikasi



lintas



lini



bisnis



yang



berbeda,



juga



dapat



dilakukan.



4. Pembedaan produk dan usaha R&D: aktivitas R&D memungkinkan perusahaan mempertahankan & memperkuat posisi kompetitifnya dalam menghadapi pergerakan kurs tukar



yang



merugikan.



Produk



yang



unik



cenderung



inelastik



secara



tinggi.



5. Lindung nilai keuangan: digunakan untuk menstabilkan arus kas perusahaan.



-sumber https://id.scribd.com



DIJAWAB OLEH : ANDI AGUNG MAHAMERU (1793141020) 4. RIKA DIAN RAMADAHANI (1793142004) DARI KELOMPOK 5 : Jelaskan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengatasi/mengurangi resiko eksposur transaksi dan operasi?



JAWABAN : Strategi yang digunakan perusahaan untuk mengurangi/mengatasi resiko eksposur transaksi dan operasi sebagai berikut Untuk strategi yang digunakan eksposur transaksi yaitu: Eksposur transaksi dapat diatasi dengan dua cara: 1.



Dengan teknik kontraktual: yaitu dengan menggunakan hedging di pasar



forward, futures, uang , dan opsi, termasuk berbagai persetujuan swap baik berupa back to back loan, swap mata uang maupun kredit swap. 2.



Dengan menerapkan strategi operasi, termasuk di dalamnya dan lags dalam



pembayran dan penagihan. Sedangkan untuk eksposur operasi dapat diatasi dengan : 1. Diversifikasi operasi : Diversifikasi dasar pembiayaan berarti mendapatkan dana di satu atau lebih pasar modal dan mata uang. Bila suatu perusahaan mendinersifikasikan sumber pembiayaannya, maka ia akan memposisikan untuk mengambil manfaat dari penyimpangan temporer dari dampak Fisher Internasional. 2. Strategi pemasaran : Strategi ini akan memepertahankan marjin keuntungan, tetapi pangsa pasar bisa berkurang. Promosi. Untuk menghadapi perubahan kurs promosi dilakukan konsisten dengan strategi produk atau harga.



Distribusi. Strategi distribusi mengikuti strategi pasar dan produk 3. Strategi produksi : Dengan meningkatkan produktivitas, kebutuhan relokasi pabrik menjadi lebih berkurang karena perusahaan multinasional bisa mengkompensasi exposure mata uang asing dengan kenaikan produktivitas. 4. Kebijakan keuangan : -hedging Alamiah : Melalui hedging alamiah, perusahaan multinasional berusaha menyeimbangkan denominasi aliran kas masuk dengan denominasi aliran kas keluar. -Back to Back Loan : Cara ini selain untuk manajemen exposure operasi juga dapat digunakan untuk mengatasi batasan airan modal. -Swap Mata Uang asing : Swap mata uang dilakukan dengan menukarkan aliran kas dengan denominasi yang berbeda. - Leading dan Legging : Leading berarti mempercepat aliran pembayaran, sedangkan Legging berarti memperlambat pembayaran. Dan penjelasan lebih lengkapnya terdapat dalam makalah yang telah kami susun. Sumber-jurnal.ugm.ac.id DIJAWAB OLEH: ANDI BAU SENGNGENG (1793242016) 5. ILHAM ALFIAN (1793141008) DARI KELOMPOK 1 : Berikan contoh tentang Dampak dari valuta local atas arus kas netto perusahaan?



JAWABAN : Dampak dari valuta local atas arus kas netto perusahaan tergantung pada apakan variable-variabel kas masuk dipengaruhi lebih besar atau lebih kecil daripada variable-variabel kas keluar. Sebagai contoh jika erusahaan bergerak dalam bisnis ekspor tetapi mendapatkan sebua produk input dari pasar local dan meminjam dari institusi  keuangan local, maka variable-variabel kas masuknya akan berkurang dengan besar yang lebih tinggi daripada variable-variabel arus kas keluarnya. Dalam hal ini arus kas netto akan berkurang. Sebaliknya arus kas masuk dari perusahaan yang mengkonsentrasikan penjualannya dalam pasar local dan mendapat persaingan yang lemah  dari pesaing-[easing asing tidak akan berkurang banyak jika valuta local mengalami apresiasi. Jika perusahaan semacam ini mendapatkan input dar luar negeri, arus kas keluarnya akan berkurang. Secara keseluruhan, arus kas netto perusahaan ini akan meningkat akibat apresiasi  valuta local.



Sumber-http://Sumber-jurnal.ugm.ac.id DIJAWAB OLEH: MEGAUTAMI (1793142018)