Makalah Ergonomi Hmi Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HUMAN MACHINE INTERACTION I INFORMATION AND OPERATION



Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4.



Bajenta Evangelista Fitria Titi Widyawati Isna yani astute Rizky Maharani



(20180301283) (20180301254) (20180301266) (20180301223)



UNIVERSITAS ESA UNGGUL PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Secara umum ergonomi didefinisikan suatu cabang ilmu yang statis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenal sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif sehat, nyaman, dan efisien. Tidak hanya hubungannya dengan alat, ergonomi juga mencakup pengkajian interaksi antara manusia dengan unsur-unsur sistem kerja lain, yaitu bahan dan lingkungan, bahkan juga metoda dan organisasi. (Sutalaksana, 2006). Semboyan yang digunakan adalah “Sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya dan sesuaikan pekerja dengan pekerjaannya” (Fitting the Task to the Person and Fitting The Person To The Task). (Sulistiadi, 2003) menyatakan bahawa fokus ilmu ergonomi adalah manusia itu sendiri dalam arti dengan kaca mata ergonomi, kerja yang terdiri atas mesin, peralatan, lingkungan dan bahan harus disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia tetapi bukan manusia yang harus menyesuaikan dengan mesin, alat dan lingkungan dan bahan. Kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin, yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yg diperoleh disebut sistem manusia-mesin. Mesin disini diartikan secara luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti mesin, peralatan, perlengkapan fasilitas dan benda-benda yg biasa dipergunakan dalam sistem manusia – mesin. Di era modern ini, untuk memudahkan dan menunjang kegiatan sehari-hari, manusia selalu berinteraksi dengan berbagai peralatan canggih. Berbagai peralatan yang digunakan juga termasuk dalam golongan mesin. Untuk dapat berinteraksi dengan mesin, manusia membutuhkan input atau masukan-masukan sehingga sistem kerja otak manusia dapat menyampaikan informasi sebagai output dari interaksi manusia-mesin tersebut. Istilah human-machine interaction (HMI) mulai muncul pertengahan tahun 1980-an sebagai bidang studi yang baru. HMI didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem mesin interaktif untuk digunakan oleh manusia dan studi tentang fenomena di sekitarnya. HMI pada prinsipnya membuat agar sistem dapat berdialog dengan penggunanya seramah mungkin. Berdasarkan paparan diatas, interaksi antara manusia-mesin tidak pernah terlepas dari sepanjang daur kehidupan manusia. Agar interaksi tersebut berjalan dengan lancar, perlu adanya pengetahuan manusia tentang bagaimana interaksi antara manusia dan mesin, serta bagaimana cara manusia mendapatkan input dan output dari interaksi tersebut sehingga dapat



disampaikannya informasi. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami ingin membahas mengenai “human and machine interaction”.



1.2 Rumusan Masalah Di era modern ini, untuk memudahkan dan menunjang kegiatan sehari-hari, manusia selalu berinteraksi dengan berbagai peralatan canggih. Untuk itu, kami ingin membahas mengenai: a. Bagaimana interaksi manusia dengan mesin? b. Bagaimana manusia mengontrol dan mengendalikan mesin? c. Bagaimana kaitan antara ilmu ergonomi dengan interaksi tools dan manusia? d. Bagaimana aplikasi ilmu interaksi tools/mesin dan manusia dalam kehidupan seharihari? 1.3 Tujuan a. Mengetahui bagaimana manusia berinteraksi dengan mesin b. Mengetahui bagaimana cara manusia mengontrol dan mengendalikan mesin sehingga bisa dihasilkan informasi untuk manusia kainnya c. Mengetahui aplikasi interaksi manusia-mesin dalam kehidupan sehari-hari d. Mengetahui kaitan ilmu ergonomi dengan interaksi tools dan manusia



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Definisi Human-Machine Interaction adalah sekumpulan proses, dialog, dan kegiatan dimana melaluinya pengguna memanfaatkan dan berinteraksi dengan perangkat mesin. Pengertian lain menyatakan, Human-Machine Interaction merupakan suatu disiplin ilmu yang menekankan pada aspek desain, evaluasi, dan implementasi dari sistem mesin interaktif untuk kegunaan manusia dengan mempertimbangkan fenomena-fenomena disekitar manusia itu sendiri. Pada prinsipnya membuat agar sistem dapat berdialog dengan penggunanya seramah mungkin “user friendly” yaitu mudah digunakan, aman, efektif, dan efisien. Dengan definisi lain, Istilah Human Machine Interaction berarti bahwa manusia dan mesin bekerja bersama-sama untuk dapat menyelesaikan satu pekerjaan. Bekerja saja bersama, namun dengan tugas yang berbeda. Dimana manusia difungsikan sebagai pemegang kendali dan mesin itu sendiri yang melakukan pekerjaannya. Sebagai contoh, dalam kegiatan menjahit dengan mesin jahit manusia sebagai operator/pengendalinya dan mesin jahitnya sendiri yang melakukan pekerjaannya. Namun pada sistem interaksi manusia dan mesin lainnya terkadang harus memerlukan manusia untuk memperhatikan berbagai macam bentuk tampilan dan melakukan penyesuaian berdasarkan apa yang dilihatnya. Contohnya pada mesin fotocopy yang mana masih menggunakan bantuan manusia pada bagian dalam mesin untuk dapat difungsikan atau dijalankan oleh manusia. Interaksi manusia-mesin tergantung pada pertukaran informasi dua arah antara operator dan system. Disigner biasanya memiliki detail eksplisit model mesin yang dapat digunakan untuk meningkatkan Human Machine Interaction.



Terdapat 3 hubungan antara manusia dan mesin, yaitu : 1. Manual Man-Machine System Manusia dominan sebagai sumber tenaga melakukan transformasi input menjadi output.



2. Semi Automatic Man-Machine System Dominasi manusia berkurang, manusia sebagai pengontrol mesin.



3. Automatic Man-Machine System Mesin dominan, manusia sebagai pemonitor.



Akibat perkembangan zaman elektronika dan komputer telah memberikan informasi kepada organisasi bahwa mesin sebenarnya jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan. Dimana pekerjaan yang dilakukan oleh mesin-mesin yang modern tersebut terutama adalah suatu pengorganisasian dan tampilan informasi. Manusia menggunakan informasi tersebut untuk dapat terus melakukan sejumlah keputusan yang merupakan bagian utama dari pekerjaannya. Semakin rumit mesin-mesin modern menyebabkan semakin besarnya tuntutan akan kemampuan persepsi dan kognitif dari operator manusia. Tuntutan-tuntutan ini jugalah yang menambah tekanan bagi psikolog faktor manusia untuk membantu para perancang industri membuat mekanisme kendali dan tampilan yang kompatibel dengan kemampuan manusia. Dampak rancangan yang buruk dari mekanisme kendali dan tampilan pada operasi manusia seringkali terlihat dalam jumlah rata-rata kontak seseorang dengan obyek sehari-hari. Dalam hubungan interaksi manusia dan mesin, berikut kemampuan yang dimiliki masing-masing. Manusia biasanya lebih baik untuk : 1. Mendeteksi kejadian tak terduga/tidak biasa (unprogrammed) di lingkungan 2. Mengenali pola rangsangan yang kompleks yang tidak selalu konsisten (sucsh sebagai ucaan manusia) 3. Mengingat sejumlah besar informasi terkait selama jangka waktu yang lama 4. Menerapkan prinsip-prinsip untuk solusi dari masalah baru 5. Menggambarkan pada pengalaman untuk memodifikasi tindakan untuk memenuhi kebutuhan situasional berubah 6. Mengembangkan solusi kreatif untuk masalah 7. Menggenerelasasikan yang berdasarkan pengamatan yang ada (penalaran induktif) Sedangkan mesin sendiri biasanya lebih baik untuk : 1. Membuat respon yang cepat dan konsisten terhadap sinyal masukan 2. Menghitung atau mengukur kuantitas fisik 3. Melakukan tindakan repetitive andal untuk standar yang ditetapkan 4. Mempertahankan tingkat tertentu dari kinerja selama jangka waktu yang lama 5. Penginderaan rangsangan luar manusia 6. Mengambil informasi ditentukan dengan cepat dan akurat atas permintaan (dengan coding yang tepat dan instructions) 7. Menggunakan kekuatan besar secara terkendali untuk jangka waktu yang lama 8. Menggabungkan rangsangan ke dalam kertas tertentu (penalaran deduktif)



Dalam melakukan pekerjaan, manusia memiliki 2 karakteristik : 1. Fungsi-fungsi tubuh memiliki kapasitas untuk bekerja 2. Memiliki keterbatasan Dalam memahami performansi manusia, terdapat keterbatasan yang penting dan berkaitan dengan proses kognitif yaitu (Bailey, 1989): 1. Waktu respon a. Waktu reaksi, waktu yang diperlukan untuk mengenali bahwa suatu tanda kegiatan tertentu telah terjadi dan untuk memutuskan suatu tindakan yang sesuai. b. Waktu gerak (Movement time), yaitu waktu yang diperlukan untuk bergerak. Waktu reaksi dapat dikurangi dengan melakukan latihan, melakukan tindakan berjaga-jaga (menerima sinyal), ataupun dengan menggunakan ukuran atau intensitas stimulus yang meningkat. 2. Ketelitian Ketelitian ditekankan pada kontrol manusia. Setiap jenis aktivitas memiliki kriteria aktivitas tersendiri, walaupun dilakukan oleh orang yang sama. Demikian pula untuk aktivitas yang sama jika dikerjakan oleh orang yang berbeda maka dapat menghasilkan ketelitian yang berbeda pula. Ketelitian berhubungan dengan kecepatan.



HIP/ Human Information Processing adalah salah satu bidang kajian ergonomic yang secara khusus mengkaji rangkaian proses kerja mental yang kompleks yang dilakukan manusia ketika berinteraksi dengan suatu system kerja. HIP memahami kapasitas, keterbatasan, serta karakteristik kerja mental manusia yang selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam merancang system informasi yang maksmimal. Kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh:



1. Personal Capacity (karakteristik pribadi), meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan, status kesehatan, kesegaran tubuh, dan sebagainya. 2. Physiological Capacity (kemampuan fisiologis), meliputi kemampuan dan daya tahan kardiovaskuler, syaraf otot, panca indera, dan sebagainya. 3. Psycological Capacity (kemampuan psikologis) berhubungan dengan kemampuan mental, waktu reaksi, kemampuan adaptasi, stabilitas emosi, dan sebagainya. 4. Biomechanical Capacity (kemampuan biomekanik) berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon, dan jalinan tulang.



2.2 Model Human Information Processing Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami interaksi manusia-mesin adalah dengan cara memodelkan bagaimana otak manusia memproses informasi. Setidaknya terdapat 3 tahapan besaran dalam memproses informasi. a. memahami informasi apa yang diberikan oleh lingkungan b. memproses informasi tersebut pada tingkatan yang lebih tingi c. memberikan respon atas informasi tersebut. Pendekatan dengan permodelan bukanlah satu-satunya cara, namun cara tersebut dapat membantu dalam menganalisis rangkaian proses mental yang terjadi, memahami keterbatasan operator dalam memproses informasi, serta mengkaji kesesuaian antara karakteristik operator dan system kerja. Model Human Information Processing menurut Wickens (ahli ergonomic) ialah secara konseptual model yang ia buat menggambarkan rangkaian tahapan proses yang berjalan secara serial, diawali oleh proses sensasi atau stimulus fisik yang datang dari lingkungan. Stimulus fisik ini membangkitkan aktivitas syaraf, yang bisa maupun tidak bisa diproses lebih lanjut. Proses selanjutnya bersifat kognitif, proses ini mencakup persepsi pengambilan keputusan, yang dibantu oleh proses penyimpanan informasi (working memori dan longterm memori). Proses persepsi (memahami apa yang terjadi) merupakan gabungan atara proses top-down, dimana stimulus diraskan oleh indra kita, serta proses bottom-up dimana ingatan jangka panjang (pengetahuan dan pegalaman) membantu memberi arti ats stimulus yang diperoleh. Akhir dari model HIP adalah proses eksekusi atas keputusan yang dipilih. Efektifitas proses-proses tersebut dibatasi oleh attention resources, yang menunjukan kapasitas berbagai proses mental yang dapat dilakukan secara bersamaan. Terakhir, respon yang dipilih dan dilakukan oleh manusia akan meghasilkan masukan (feedbac), yang bersama-sama dengan stimulus dari lingkungan dirasakan kembali oleh indra dan bermanfaat dalamn menentukan apakah tujuan aktivitas yang dilakukan telah tercapai. Penjelasan melakui model HIP ini dapat membantu kita dalam mengevaluasi performa operator, untuk dapat dimanfaatkan dalam memperkirakan kinerja system. Pemahaman atas bagaimana proses mental berlangsung dapat dimanfaatkan dalam mengetahui keterbatasan seseorang operator saat memproses informasi serta merancang system kerja yang dapat mengakomodiasi keterbatsan tersebut. Pemahaman ini juga digunakan untuk mengeksplorasi kelebihan manusia dan menafaatkannya dalam menigkatkan perodmasi interaksi manusia mesin.



Stimuli (pengindraan)



Umpan Balik



Perhatian (Attention)



Pengambilan Keputusan dan tindakan



Penyimpanan Informasi (Memory)



Persepsi



Adapun gambar diatas merupakan rangkaian model HIP, 1. Pengindraan (Suatu Fenomena Fisik) yang terjadi disekitar kita dapat diraskan keberadaannya oleh berbagai indra yang kita i=miliki, contoh : getaran mobil yang kia tumpangi, raungan sirine yang terdengar. Melalui indra, stimulus ini pada intensitas tertentu dapat membangkitkan sejumlah aktivitas saraf yang bila diperlukan dapat diproses lebih jauh menjadi informasi yang bernilai. 2. Perhatian dibagi menjadi beberapa, diantaranya : a. selective attention ; mekanisme yang terjadi saat seseorang memberikan perhatian pada suatu hal yang lebih utama pada saat tertentu b. focused attention ; mekanisme perhatian yang disengaja ke satu aktivitas saja c. divided attention ; mekanisme memberikan perhatian kepada beberapa stimuli secara bersamaan dan memberikan respon yang tepat untuk masing-masing stimuli 3. Penyimpanan Informasi Informasi disimpan pada 2 wilayah berbeda yaitu working memory (WM) dan long term memory (LTM). WM digunakan dalam membantu proses pengambilan keputusan, sedangkan LTM digunakan sebagai tempat penyimpanan informasi yang banyak dimanfaatkan saat proses persepsi berlangsung. LTM berinteraksi dengan WM bilamana diperlukan saat proses pengambilan keputusan berlangsung 4. Persepsi Satu tahapan dimana citra suatu stimulus yang tersimpan pada sensory store kemudian diproses lebih jauh menjadi informasi yang memiliki arti. Proses persepsi dipengaruhi oleh ;



a. pengalaman b. motivasi c. kepribadian d. kelelahan e. harapan f. pelatihan yang diperoleh 5. pengambilan keputusan dan pengambilan tindakan identic dengan problem solving, proses pengambilan keputusan merupakan suatu tahapan pemrosesan infromasi yang bersifat kritis karena akan berakibat pada sukses atau tidaknya suatu tindakan. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang kompleks, seorang operator dituntut untuk mengambil hanya satu keputusan, sedangkan informasi yang tersedia (dan harus diproses) sangat banyak. Selain itu, ketidakpastian hasil yang diperoleh dari suatu pengambilan keputusan. Factor yang mempengaruh proses pengambilan keputusan ialah : a. situation awareness ; kesadaran seseorang atas dinamika yang terjadi disekilingnya, serta kesadaran akan arah perubahan lingkungan. b. Situationn assessment : proses yang digunakan untuk memperoleh, mendapatkan atau mempertahankan situation awareness. 6. umpan balik umpan balik bertujuan untuk memastikan tujuan system dapat tercapai melalui perbaikan atas deviasi proses pencapaian; contoh : salah satu aktivitas penting pilot adalah menrbangkan pesawat pada ketinggian yang terlah ditetapkan demi keselamatan dan kenyamanan penrbangaan. Ada saat-saat dimana pilot harus mengoreksi ketinggian pesawat dan informasi ini diperoleh dari ketinggian yang ditunjukan oleh display pada kokpit pesawat. 2.3 Prinsip Ergonomi Prinsip ergonomi dibagi menjadi dua, yaitu ergonomi fisik dan ergonomi kognitif. Prinsip ergonomi fisik : a. Jadikan segala sesuatu mudah untuk dijangkau b. Bekerja dengan tinggi yang sesuai/cocok c. Bekerja dengan postur yang sesuai d. Mengurangi pengeluaran tenaga yang berlebihan e. Meminimalkan kepenatan/keletihan f. Mengurangi pengulangan yang berlebihan g. Memberikan jarak ruang dan akses h. Meminimalkan contact stress i. Memberikan mobilisasi dan merubah postur/posisi j. Menciptakanlingkunganyang menyenangkan:  Pencahayaanyang tepat



 Temperaturyang tepat  Menahangetaran Prinsip ergonomi kognitif: a. Adanya standardisasi b. Membuat stereotipe c. Menghubungkan aksi dengan persepsi d. Mempermudah pemaparan suatu informasi e. Menyajikan informasi pada level yang tepat secara detail f. Memberikan image/gambaran yang jelas g. Memberikan stimulant yang bervariasi sesuai dengan keadaan h. Memberikan umpan balik secara cepat/seketika Human machine interaction menekankan pada kedua prinsip ergonomi tersebut. Ergonomi fisik berkaitan dengan bagaimana menyusun tempat kerja untuk mengoperasikan mesin sedemikian rupa sehingga mengurangi postur janggal. Sedangkan ergonomi kognitif berkaitan dengan bagaimana manusia mendapatkan input untuk berdialog dan mengoperasikan mesin, sehingga diperoleh output berupa informasi dari pengoperasian tersebut.



2.4 Sistem Kontrol (Manusia Mengontrol atau Mengendalikan Mesin) Sistem control adalah suatu sistem yang membahas tindakan manusia untuk merubah keadaan mesin. Sistem control bisa dihubungkan dengan permesinan, pneumatic, hydralik, atau sistem-sistem elektrik. Sebagian dari sistem teknologi, sistem control sering dibandingkan dari manusianya. Beberapa kesalahan umum pada perancangan sistem control adalah: a. Fungsi control tidak jelas b. Membutuhkan terlalu banyak cara pengoperasian c. Petunjuk pengoperasian yang tidak standard atau tidak layak d. Lokasi yang tidak semestinya agar pengontrolan mesin mudah diamati e. Dapat dioperasikan dengan kurang hati-hati f. Tidak ada umpan balik atas respon pengoperasian control g. Dalam posisi yang tidak standard Ini semua dan problem-problem yang lain dapatt dihindari dengan mengikuti prinsip-prinsip umum dari rancangan berikut: 1. Definisi Fungsi Kontrol . apakah yang akan dilakukan terhadap mesin dan jenis masukan mana yang diperlukan, misalnya ketelitian, kecepatan dan kekuatan dari gerakan operator. Penglihatan atau kemampuan untuk melihat dan posisi dari konrtrol dalam hubungannya dengan pandangan lain dan keperluan manusia dalam pekerjaan.



2.



3.



4.



5.



6.



Kesinambungan gerakan-gerakan atau gerakan-gerakan terpisah di antara pemberhentian (stop). Ketentuan pada bagian tubuh digunakan untuk mengoperasikan kontrol dan rancangannya disesuaikan untuk (gambar 13.1) ketelitian yang tinggi dalam menggunakan tombol-tombol yang dapat dioperasikan melalui jari-jemari dan pergelangan tangan, tenaga yang kuat, ketelitian yang rendah dalam menggunakan pengungkit, pedal, dan sebagainya, dapat diopeasikan dengan tangan dan kaki. Untuk kontrol yang bagus dan berkesinambungan, didukung dengan tangan (gambar13.2). Menempatkan atau menentukan tempat kontrol dengan tepat dalam sudut pandang bagian-bagian tubuh yang akan digunakan. Arah atau petunjuk gerakan kontrol seharusnya juga dipiluh yntuk disesuaikan dengan fungsi anatomi manusia. Jarak atau ruang kontrol untuk menghindari kecelakaan dalam pengoperasianatau gangguan dari beberapa bagian lain di tempat kerja. Secara nyata, jari-jemari (tangan) mengooperasikan kontrol lebih rapat jaraknya dari pada menggunakan tenaga pegangan. Bahkan kontrol dengan menggunakan ujung jari kadang-kadang sangat rapat, contohnya: tolbol atau tools pada kalkulator kecil. Lindungi kontrol dimana kecelakaan pada waktu pengoperasian akan membahayakan, contoh: tombol-tombol start seharusnyadilindungi oleh lingkungan sekelilingnya dimana dengan hanya membiarkan ujung jari yang masuk. Dengan demikian tidak akan dioperasikan oleh penyikatan yang dapat menyebabkan kecelakaan atau yang lebih kecil dari itu. Tempat kontrol agar dapat dioperasikan dengan nyaman ketika operator mempunyai pandangan yang penuh terhadap situasi mesin yang sedang dikontrol.



7. Penentuan tempat dan pengenalan kontrol membuat pergerakan-pergerakan mereka dapat digabungkan dengan gerakan mesin yang sedang dikontrol atau beberapa display atau peragaan yang digabungkan, contohnya pergerakan mesin pengungkit naik untuk mengangkat atau menaikkan beberapa bagian mesin, dan naik turun untuk menurunkan atau merendahkannya. Sejauh display-display tersebut dihubungkan, suatu prinsip umum yang lebih tertuju pada display yang sama akan bergerak dalam arah yang sama seperti permukaan dari tombol kotrol yang paling dekat dengannya (gambar 13.3). Bagian ini, berputar menurut arah putaran jaum jam, umumnya digunakan untuk meningkatkan suatu jumlah atau kualitas. 8. Dimana tata letak yang standard untuk kontrol yang ada, akan ditempatkan menurut posisi yang sesuai, contohnya: traktor-traktor dan pesawat angkat (gambar 13.4). 9. Mempertimbangkan apakah ada populasi dengan bentuk yang tetap yang akan mempengaruhi cara-cara manusia yang akan mencoba lebih alami untuk mengoperasikan kontrol (stereotype), contoh: saklar lampu, kran-kran, pedal kendaraan, tombol-tombol dan volume radio. 10. Menggunakan tipe kontrol yang tidak stabil dimana penempatan ketelitian diperlukan, tetapi suatu penyesuaian daerah yanglebar, termasuk sejumlah putaran juga diperlukan, contohnya: penempatan kontrol untuk meja mesin miling. 11. Menggunakan kontrol penyesuaian yang terpisah (bunyi berhenti) atau susunan tombol tekan lebih baik daripada kontrol yang berkesinambungan ketika suatu nilai terpisah harus selalu ditempatkan, contoh: menyete radio atau televisi. 12. Menggunakan kontrol yang berkesinambungan hanya ketika menyesuaian ketepatan atau menempatkan jumlah yang besar dan terpisah yang lebih dipentingkan (katakanlah lebih dari 20). Penyesuaian yang berkesinambungan memerlukan putaran yang tepat, diikuti



oleh gerakan-gerakan yang sesuai dan baik. Ini dapat dijadikan waktu pemakaian (time consuming) dan memerlukan suatu perubahan tekanan diatas kontrol (lihat diskusi tentang perbandingan kontrol-respon dibawah). Meminimumkan reaksi yang salah dalam kontrol yang berkesinambungan. 13. Membuat kontrol lebih mudah diidentifikasikan. Penggunaan simbol-simbol standard identifikasi dalam bentuk tertentu. Dalam pelabelan (penamaan) kontrol pada suatu alat atau instrumen dijamin ada ketidak-ambiguan (tidak mempunyai dua arti) tentang penamaan yang menunjukkan kontrol. Apabila operator sedang melihat kebawah terhadap alat-alat atau instrumen-instrumen (pada seluruh atau sebagian besar perintah), label atau penamaan diletakkan diatas tombol atau saklar (gambar 13.5). 14. Dalam suatu panel pengontrol, secara fungsional kombinasi kontrol-kontrol harus dioperasikan dalam suatu susunan. Dalam panel-panel ini, kontrol harus juga dihubungkan secara dekat dengan display-display yang sesuai. 15. Memperlengkapi beberapa umpan balik pada operator karena gerakan kontrol sudah cukup dan telah terdaftarpada mesin, contoh: a. Sebuah lampu pembatas atau dikombinasikan dengan kontrol masuk b. Sebuah suara elektrik yang dapat didengar c. Sebuah bunyi mekanik yang tersendiri d. Sebuah perubahan rasa yang jernih dalam gaya pengoperasian. Saklar-saklar pada keyboard akan dilengkapi semacam umpan balik, khususnya untuk menolong dalam belajar. Dengan cara lain mungkin ada suatu kecenderungan untuk memijat tools yang terlalu keras. Beberapa karakteristik kekuatan-jarak (force distance) dari saklar-saklar keyboard, dirancang untuk umpan balik yang dapat dirasakan, akan ditunjukkan pada gambar 13.6. 16. Membangun bberapa ketahanan (resistan) pada kontrol dengan cara lain juga memelihara atau mengontrol di tempat yang teang dan keras. Ketahanan gerak dari kontrol nungkin juga menjadi suatu umpan balik yang berguna, contohnya: setir mobil dan tekanan progresif pada beberapa sistem pengereman.



2.5 Aplikasi Human Machine Interaction Salah satu contoh aplikasi Human Machine Interaction, yaitu pada operator crane. Operator dibuat senyaman mungkin didalam cabin ketika sedang melakukan pekerjaan pemindahan/ pengangkatan barang. Didalam cabin crane terdapat berbagai macam tools diantara nya ialah Monitor, rem, klakson, emergency shut botton, tombol untuk memanjangkan boom, tombol untuk menurunkan dan menaikan hook, dan masih banyak lagi. Ketika operator crane mengangkat barang, lalu barang tersebut beban nya melebihi SWL (Safety Weight Load), kemudian terindikasi dengan bunyi safety alarm danmendapat informasi jika beban berlebih melalui monitor, otomatis operator langsung mengambil keputusan untuk menekan tombol emergency shut botton, agar mesin mati.



DAFTAR PUSTAKA



Nurmianto, Eka. 2009 Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya Puji, Astuti. Makalah Human Information Processing Situngkir, D. Information and operation