Makalah Etos Kerja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ETOS KERJA



MAKALAH



OLEH :



SERLY NPM 175 740 100 033 5



PROGRAM STUDY D3 MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DARWAN ALI KUALA PEMBUANG 2020



1



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.........................................................................................1 DAFTAR ISI......................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN..................................................................................2 1.1............................................................................................................Pengertian Etos Kerja..........................................................................................3 1.2............................................................................................................FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja..........................................4 1.3............................................................................................................Ciri-Ciri Etos Kerja..........................................................................................6 1.4............................................................................................................AspekAspek Etos kerja...............................................................................8



2



BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Etos Kerja Etos menurut kamus besar Bahasa Indonesia bermakna semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau kelompok. Istilah Ethos dalam kamus bahasa Inggris yang diartikan sebagai watak atau semangat fundamental suatu budaya berbagai ungkapan yang menunjukan kepercayaan, kebiasaan atau perilaku suatu kelompok masyarakat. Jadi etos kerja berkaitan erat dengan budaya kerja. Etos kerja adalah segala ilmu kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia yang merupakan pertimbangan perbuatan melakukan perbuatan kerja seseorang akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada keyakinan bahwa bekerja itu ibadah,dengan ciri-ciri sebagai berikut yang mencakup disiplin, jujur, percaya diri, tanggung jawab, memiliki jiwa wirausaha, mandiri, memperhatikan kesehatan dan gizi, menjalin komunikasi (Tasmara, 2002). Menurut Chong dan Tai (dalam Wirawan, 2007) etos kerja adalah mengenai ide yang menekankan individualisme atau independensi dan pengaruh positif bekerja terhadap individu. Bekerja dianggap baik karena meningkatkan derajat kehidupan serta status sosial seseorang. Berupaya bekerja keras akan memastikan kesuksesan. Yousef (2007) menyatakan bahwa etos kerja merupakan konsep yang memandang pengabdian atau dedikasi terhadap pekerjaan sebagai nilai yang berharga. Sinamo (2005) menyatakan bahwa “etos kerja adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakal pada kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral. Istilah paradigma di sini berarti konsep utama tentang kerja itu sendiri yang mencakup idealisme yang mendasari, prinsip-prinsip yang mengatur, nilai-nilai yang menggerakkan, sikap-sikap yang dilahirkan, standar-standar yang hendak dicapai, termasuk karakter utama, pikiran dasar, kode etik, kode moral dan kode perilaku bagi para pemeluknya. Menurut Anoraga (1992) etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja. Bila individu-individu dalam komunitas memandang kerja sebagai suatu hal yang luhur bagi eksistensi manusia, maka etos kerjanya akan cenderung tinggi. Sebaliknya sikap dan pandangan terhadap kerja sebagai sesuatu yang bernilai rendah bagi kehidupan, maka etos kerja dengan sendirinya akan rendah 3



Dari berbagai pengertian etos kerja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa etos kerja merupakan suatu konsep kerja seorang pegawai yang tercermin pada perilakunya dalam bekerja. Pegawai yang memiliki etos kerja yang tinggi akan bekerja keras, tidak membuang-buang waktu selama bekerja, jujur, mau bekerja sama, dan sebagainya. Etos kerja merupakan tata nilai yang mencakup disiplin, jujur, percaya diri, tanggung jawab, mandiri, dan menjalin komunikasi. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja Faktor ialah hal yang mendorong setiap individu untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini jika dikaitkan dengan etos kerja maka dapat diartikan bahwa hal yang melatarbelakangi setiap pegawai untuk melakukan sesuatu. Menurut Siagian (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja antara lain adalah: a. Motivasi. Motivasi bisa berpengaruh untuk meningkatkan etos kerja. Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang untuk melakukan sesuatu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Maslow yang dikutip oleh Siagian ( 2007) yaitu bahwa manusia itu mempunyai lima tingkat atau hirarki kebutuhan: 1) kebutuhan fisiologika, 2) kebutuhan keamanan, 3) kebutuhan sosial, 4) keempat yaitu kebutuhan prestise dan 5) aktualisasi diri. Kelima kebutuhan ini bisa membentuk etos kerja pada setiap pegawai, di mana ketika seluruh kebutuhannya dipenuhi diharapkan bahwa setiap pegawai mempunyai pandangan cara bekerja yang baik, karena secara tidak langsung bahwa motivasi dapat menimbulkan peningkatan prestasi kerja.



b. Penilaian Prestasi Dengan adanya penilaian prestasi kerja berarti para bawahan sudah mendapat perhatian dari atasannya sehingga mendorong mereka untuk bergairah bekerja, penilaian harus dilakukan secara objektif dan jujur serta ada tindak lanjutnya. Penilaian prestasi merupakan evaluasi terhadap perilaku prestasi kerja dan potensi pengembangan yang telah dilakukan penilai. Kegunaan penilaian menurut Hasibuan (2003) berguna untuk perusahaan dan bermanfaat bagi karyawan, yaitu antara lain: 1) Sebagai dasar mengambil keputusan hal ini digunakan untuk promosi, dmosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa. 2) Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya. 3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan dalam perusahaan. 4) Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan ke efektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, biaya pengawasan, kondisi kerja dan peralatan kerja. 5) Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi 4



karyawan yang berada dalam organisasi.



c. Peraturan Organisasi Peraturan organisai adalah dasar pelaksanaan kerja yang menyangkutn tentang hubungan pokok-pokok, hubungan kerja, serta bagaimana melakukan pekerjaan itu, jadi apabila peraturan itu tidak terumus dengan baik maka hal ini akan menjadi celah bagi setiap karyawan untuk melakukan kelalaian dan melepaskan diri dari tanggung jawab, dan apabila kelalaian ini dilakukan secara berulang-ulang maka sudah dapat dipastikan bahwa karyawan tidak memiliki etos kerja yang baik. d. Pengaruh Antar Sesama Rekan Kerja Dalam hal pergaulan antara sesama pegawai dalam sebuah organisasi tentu saja akan memberikan dampak yang positif apabila terjadi kecocokan, sehingga dari kecocokan tersebut akan timbul kegairahan kerja yang tinggi, namun jika ketidak cocokan terjadi maka akan menimbulkan souatu sikap yang merugikan, yaitu sifat lesu dan menjemukan dan hal ini akan berdampak bagi prestasi kerja mereka dalam melayani masyarakat. e. Pengawasan Pengawasan merupakan proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan Pengawasan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengetahui pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak, apakah lancar atau tidak. f. Pembinaan Suatu organisasi akan berjalan dan bergerak maju, sangat tergantung dari upaya pembinaan atau perintah dari pemimpinnya. Pembinaan harus mempunyai tujuan yang jelas, karena fungsi pembinaan berhubungan langsung dengan upaya dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam merealisasikan tujuan pelayanan. Fungsi pembinaan adalah agar karyawan melakukan tugas sesuai dengan usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun tujuan pembinaan dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut : 1) Mengkoordinir kegiatan staf pelaksana, agar kegiatan yang beragam terkoordinir pada satu arah atau satu tujuan. 2) Memelihara hubungan / komunikasi antara pimpinan dan staf. 3) Mendidik atau memberi tambahan pengetahuan / pengalaman bagi staf. 4) Pengawasan atau pengendalian, pembinaan dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan dan diarahkan pada tujuan organisasi. Sementara menurut Novliadi (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi etos kerja yaitu: a. Agama Menurut Weber pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai. Sistem nilai ini tentunya akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang pastilah diwarnai oleh ajaran agama yang dianutnya jika ia sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Sejak Weber menelurkan karya tulis The Protestant Ethic and the 5



Spirit of Capitalism berbagai studi tentang Etos Kerja berbasis agama sudah banyak dilakukan dengan hasil yang secara umum mengkonfirmasikan adanya korelasi positif antara sebuah sistem kepercayaan tertentu dan kemajuan ekonomi, kemakmuran, dan modernitas (Sinamo, 2005).



b. Budaya Menurut Rosmiani (1996) Etos Kerja terkait dengan sikap mental, tekad, disiplin dan semangat kerja. Sikap ini dibentuk oleh sistem orientasi nilai-nilai budaya, yang sebagian bersumber dari agama atau sistem kepercayaan/paham teologi tradisional. Kualitas Etos Kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya maju akan memiliki Etos Kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya yang konservatif akan memiliki Etos Kerja yang rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki Etos Kerja. c. Sosial Politik Etos Kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh. Orientasi ke depan dengan penghargaan yang cukup kepada kompetisi dan pencapaian (achievement) akan melahirkan orientasi lain, yaitu semangat profesionalisme yang menjadi tulang-punggung masyarakat modern. d. Kondisi Lingkungan/Geografis Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, terutama bagi penghidupan di lingkungan tersebut. e. Pendidikan Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan bermutu, disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan, keahlian dan keterampilan, sehingga semakin meningkat pula aktivitas dan produktivitas masyarakat. f. Struktur Ekonomi Tinggi rendahnya Etos Kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh. g. Motivasi Intrinsik individu Anoraga mengatakan bahwa Individu yang akan memiliki Etos Kerja yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos Kerja merupakan suatu pandangan dan sikap, yang tentunya didasari oleh nilainilai yang diyakini seseorang. Keyakinan inilah yang menjadi suatu motivasi kerja., maka Etos Kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang. 3. Ciri-ciri Etos Kerja Etos kerja berhubungan dengan perilaku kerja, setiap karyawan memiliki perasaan atau sikap terhadap kerja yang dilakukan dan sikap tersebut tidak sama setiap karyawan, ketidaksamaan tersebut mengakibatkan 6



pencapaian hasil yang berbeda. Etos kerja adalah segala ilmu kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia yang merupakan pertimbangan perbuatan melakukan perbuatan kerja seseorang akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada keyakinan bahwa bekerja itu ibadah,dengan ciri-ciri sebagai berikut yang mencakup disiplin, jujur, percaya diri, tanggung jawab, memiliki jiwa wirausaha, mandiri, memperhatikan kesehatan dan gizi, menjalin komunikasi (Tasmara, 2002). Puspitasari (2009), dalam penulisannya menyampaikan bahwa etos kerja merupakan bagian dari tata nilai yang dimiliki seseorang akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya, dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Disiplin Disiplin diri dapat diartikan dengan pemanfaatan diri sesuai dengan ketepatan waktu untuk mencapai cita-cita, karena kedisiplinan sangat penting untuk menunjang tercapainya tujuan (Tarmuji, 1996). Sikap disiplin dapat dilihat dari : ketepatan waktu dalam bekerja, kerapihan dalam penggunaan alat, bekerja dengan baik dan sesuai dengan prosedur kerja. b. Kejujuran Jujur adalah perilaku yang diikuti oleh sikap tanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya tersebut. Jujur pada diri sendiri maka, kesungguhan yang amat sangat untuk meningkatkan mengembangkan misi dan bentuk keberadaanya untuk memberikan yang terbaik bagi orang lain. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2003). Sikap jujur dapat dilihat dari sikap karyawan dalam mengakui adaya kesalahan dalam pekerjaanya, misalnya melakukan kelalaian atau tidak menyelesaikan tugas seperti sudah ditetapkan. c. Percaya diri Percaya diri melahirkan, kekuatan, keberanian, dan tegas dalam bersikap. Percaya diri memiliki sesuatu pengertian tindakan atau sikap dan keyakinan seseorang untuk memulai melakukan dan menyelesaikan sesuatu pekerjaan yang dihadapi (Tarmuji, 1996). Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukanoleh ketenangan, ketekunan, kegairahan,dan kemantapan dalam melakukan kegiatan (Suryana, 2003). Sikap percaya diri dapat ditunjukan melalui keyakinan karyawan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi dengan ketenangan, ketekunan, kegairahan dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan keyakinan akan kemampuan untuk mencapai keberhasilan. d. Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan tindakan seseorang didalam menerima sesuatu sebagai amanah. Tanggung jawab merupakan fungsi atau aktifitas yang diserahkan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Sastrohadiwiryo, 2003). Sikap tanggung jawab dapat dilihat dalam semangat dan memiliki kesadaran akan kewajiban menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang optimal. 7



e. Mandiri Mandiri yaitu jiwa yang merdeka yang mampu mengeluarkan kreatifitas dan inovasinya sehingga mampu memperoleh hasil dan usaha atas karsa dan karya yang dibuahkan dari dirinya sendiri. Prinsip mandiri sangat erat hubunganya dengan prinsip percaya pada diri sendiri yang keduanya tidak berarti tertutup untuk menerima bantuan orang lain baik berupa saran, atau yang lain tetapi jangan sampai apa yang diterima membuat tergantung dengan orang lain (Tarmuji, 1996). Sikap mandiri dapat dilihat saat karyawan bekerja, yaitu kemampuan karyawan menyelesaikan tugas dan menyelesaikan masalah. f. Jalinan Komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,ide gagasan) dari suatu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi terhadap keduanya. Pada umumnya komunikasi dilakukan dengan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti kedua belah pihak. Komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan gerak badan misalnya dengan cara tersenyum, mengelengkan kepala, menggangkat bahu dan lain-lain. Dalam bekerja diperlukan adanya komunikasi baik komunikasi dengan rekan bekerja maupun pimpinan dengan adanya komunikasi yang baik akan menambah semangat dalam bekerja. Menjalin komunikasi dapat dilihat dari hubungan karyawan satu dengan karyawan yang lain serta karyawan dengan pimpinan, dengan adanya komunikasi yang baik maka akan tercipta keharmonisan dalam bekerja sehingga akan menambah semangat bekerja. Peningkatan etos kerja harus diperhatikan oleh setiap pegawai agar menghasilkan prestasi kerja yang baik. Semakin tinggi etos kerja pegawai semakin tinggi pula prestasi kerja yang dihasilkan. Ciri-ciri etos kerja di atas harus dimiliki oleh setiap individu dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam penulisan ini mendasari pemahamannya pada ciri-ciri etos kerja yang disampaikan oleh Puspitasari (2009) sebagai indikator etos kerja yaitu tata nilai yang mencakup disiplin, jujur, percaya diri, tanggung jawab, mandiri, dan menjalin komunikasi. 4. Aspek-aspek Etos Kerja Sinamo (2005) berpendapat bahwa setiap manusia memiliki spirit/roh keberhasilan, yaitu motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Roh inilah yang menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggung jawab dan sebagainya melalui keyakinan, komitmen, dan penghayatan atas paradigma kerja tertentu. Menurut Sinamo (2005) ada delapan aspek etos kerja, yaitu: a. Kerja adalah Rahmat Kerja adalah rahmat, oleh karena itu harus disyukui karena: 1) Pekerjaan itu sendiri adalah berkat Tuhan. 2) Karyawan selain menerima gaji tau upah dalam bekerja, juga menerima fasilitas, jabatan dan berbagai tunjangan. 3) Talenta yang menjadi keahlian juga merupakan berkat dari Tuhan. 4) Bahan baku yang dipakai dan diolah dalam bekerja juga telah tersedia karena rahmat Tuhan. 8



b. Kerja adalah amanah Dari etos kerja adalah amanah, memunculkan kesadaran bahwa bekerja merupakan amanah, dan akan melahirkan kewajiban moral yaitu tanggung jawab yang kemudian menumbuhkan keberanian moral dan keinginan yang kuat untuk: 1) Bekerja sesuai dengan job description dan mencapai target-target kerja yang ditetapkan. 2) Tidak menyalahgunakan fasilitas organisasi. 3) Tidak membuat dan mendistribusikan laporan fiktif. 4) Tidak menggunakan jam kerja untuk kepentingan pribadi. 5) Mematuhi semua aturan dan peraturan organisasi. c. Kerja adalah panggilan Kerja merupakan panggilan, yang terpenting adalah agar manusia dapat bekerja tuntas dan selalu mengedepankan integritas: 1) Setiap orang lahir ke dunia dengan panggilan khusus. 2) Memiliki integritas yang kuat, komitmen, kejujuran, keberanian mendengarkan nurani dan memenuhi tuntutan profesi dengan segenap hati, pikiran dan tenaga. 3) Integritas adalah komitmen, janji yang harus ditepati, untuk menunaikan darma dengan tuntas. 4) Integritas berarti bersikap jujur dan berkehendak baik. d. Kerja adalah aktualisasi Aktualisasi diri atau pengembangan potensi dapat terlaksana melalui pekerjaan. Tujuan aktualisasi yang terpenting adalah: 1) Tak ada sukses yang berarti tanpa kerja keras. 2) Kerja keras adalah langkah menuju impian yang diidamkan. 3) Tidak berkecil hati saat mendapat halangan, jadikan batu lompatan untuk mendapatkan kesuksesan. 4) Sesuatu yang besar diperoleh ddengan kerja keras penuh semangat. e. Kerja adalah ibadah Kerja itu ibadah, yang intinya tindakan memberi atau membaktikan harta, waktu, tenaga dan pikiran. Melalui pekerjaan manusia dapat memiliki kepribadian, karakter, dan mental yang berkembang, yang menghasilkan kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan. f. Kerja adalah seni Kerja sebagai seni yang mendatangkan kesuksesan dan gairah kerja bersumber pada aktivitas-aktivitas kreatif, artistik, dan interaktif. Pekerjaan yang dihayati sebagai seni terutama terlihat dari kemampuan manusia berpikir tertib, sistematik , konseptual, kreatif memecahkan masalah, imajinatif menemukan solusi, inovativ mengimplementasikannya, dan cerdas saat menjual. g. Kerja adalah kehormatan Kerja sebagai kehormatan memiliki dimensi yang sangat kerja, yaitu: 1) Secara okuposional, pemberi kerja menghormati kemampuan karyawan sehingga layak melalkukan tugas. 9



2) Secara psikologis, pekerjaan menyediakan rasa hormat dan kesadaran dalam individu bahwa ia memiliki kemampuan yang dibuktikan dengan prestasi. 3) Secara sosial, kerja memberikan kehormatan karena berkarya. 4) Secara financial, pekerjaan memampukan manusia mandiri secara ekonomis. 5) Secara moral, kehormatan berarti mampu menjaga perilaku etis. 6) Secara personal, kehormatan berarti keterpercayaan dari bersatunya kata dan perbuatan. 7) Secara profesional, kehormatan berarti prestasi unggul (superior performance). h. Kerja adalah pelayanan Tujuan pelayanan yang terpenting adalah agar manusia selalu bekerja paripurna dengan tetap rendah hati. Apabila semua orang bekerja sesuai dengan hakikat profesi dan pekerjaannya, melayani dengan sempurna pernah kerendahan hati, maka setiap orang bahkan masyarakat akan bergerak ke tingkat kemuliaan yang tinggi. Anoraga (1992) memaparkan secara eksplisit beberapa aspek yang mendasari bagi seseorang dalam memberi nilai pada kerja, yang disimpulkan sebagai berikut: a. Bekerja adalah hakikat kehidupan manusia b. Pekerjaan adalah suatu berkat Tuhan. c. Pekerjaan merupakan sumber penghasilan yang halal dan tidak amoral d. Pekerjaan merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan berbakti e. Pekerjaan merupakan sarana pelayanan dan perwujudan kasih. Menurut Kusnan (2004), etos kerja mencerminkan suatu sikap yang memiliki dua alternatif, positif dan negatif. Suatu individu atau kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi, apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: a. Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia, b. Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi manusia, c. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia, d. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita, e. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah. Bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja yang rendah, maka akan ditunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya (Kusnan, 2004), yaitu; a. Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri, b. Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia, c. Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan, d. Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan, e. Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup. 10



Dari berbagai aspek yang ditampilkan ketiga tokoh di atas, dapat dilihat bahwa aspek-aspek yang diusulkan oleh dua tokoh berikutnya telah termuat dalam beberapa aspek Etos Kerja yang dikemukakan oleh Sinamo. Dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam etos kerja tersebut merupakan ruh seseorang dalam bekerja yang memberi motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Roh inilah yang menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggung jawab dan sebagainya melalui keyakinan, komitmen, dan penghayatan atas paradigma.



11