Makalah Evaluasi Pendidikan NON TES [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Evaluasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif, Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”. Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono,2009). Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif. Berikut ini akan dijelaskan tentang resume pengertian, bentuk-bentuk non-tes, dan beberapa contoh dalam pelaksanaan teknik non tes. Teknik non tes jarang dilakukan mengingat waktu yang diperlukan juga banyak dan juga persiapan yang lebih daripada evaluasi menggunakan tes. Namun kepentingan yang ada membuta teknik evaluasi non tes ini juga penting B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian teknik non tes? 2. Apa saja jenis-jenis teknik non tes? C. 1. 2.



Tujuan Makalah



Untuk mengetahui pengertian teknik evaluasi non tes. Untuk mengetahui jenis-jenis evaluasi non tes. D. Manfaat Makalah



1. 2.



Untuk memberikan pengetahuan tentang pengertian teknik evaluasi non tes. Untuk memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis evaluasi non tes.



1|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teknik penilaian non tes jika dilihat dari kata yang menyusunya, maka non tes dapat kita artikan sebagai teknik penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan tes. Sehingga teknik ini dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan Panca indera (Widiyoko, 2009) B.



Jenis-jenis teknik non tes Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi: 1.



a. 1) 2)



3)



Pengamatan (observation) Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Tujuan utama observasi antara lain : Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill) Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.



Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya b. Karakteristik Observasi 1) Mempunyai arah dan tujuan yang jelas. 2) Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional. 3) Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi. 4) Praktis penggunaannya. c. Pembagian Observasi Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas.



2|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



2)



Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.



Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu: Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki. 2) Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu. 3) Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. d. kelebihan Dan Kekurangan Observasi Menurut Arifin (2009) Kelebihan dan kekurangan observasi antara lain: Kelebihan 1) Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena. 2) Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan. 3) Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi. 4) Tidak terikat dengan laporan pribadi. Kekurangan 1) Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri. 2) Biasanya masalah pribadi sulit diamati. 3) Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh. e. Pedoman penyusunan observasi Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi menurut Arifin (2009) adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan tujuan observasi 2. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi 3. Menyusun pedoman observasi 4. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran 5. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi 6. Merefisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba 7. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung 8. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi 1)



3|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



Nama Sekolah Mata Pelajaran Bahan Kajian



Berikut ini contoh format observasi : ……………… : ……………… : ………………



Nama Guru : ………….. Hari/tanggal : …………… Pukul : …………………



A.



B. 2) 3)



Tujuan Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukut kemampuan guru mengelola pembelajaran dan melaksanakan praktik mengajar yang baik dan benar. Petunjuk 1) Objek penilaian adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran di kelas Bapak/ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara member tanda cek (√) pada lajur yang tersedia Makna angka penilaian adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik) Namalas/semesteranggali dasar kompetens Hari/tanggal Mata pelajaran Pokok bahasan Kompetensi dasar No Aspek-aspek yang Ket diobservasi A B C D E 1 Tahap Orientasi a. Pembukaan b. Mengabsen peserta didik c. Mengemukakakn tujuan d. Apersepsi 2 Tahap Inti a. Mengemukakkan pokok-pokok materi b. Menjelaskan materi c. Memberi contoh dan stimulus d. Penggunaan multimetode dan media e. Kejelasan bahasa 3 Tahap Kulminasi a. Merangkum materi b. Penilaian Simpulan Saran 4|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



Observi



Observer



(..................................)



(..................................)



2. a.



Wawancara (interview) Pengertian Menurut Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang terlah ditentukan. Sedangkan menurut Bahri (2008) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang diwancarai. Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi). b. Pembagian wawancara Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam evaluasi, yaitu:



1)



Wawancara terpimpin (guided interview) Yaitu biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. 2) Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview), biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (nonsystematic interview) atau wawancara bebas, diamana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh evaluator. Dalam wawancara bebas, pewancara selaku evaluator mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu, mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya. Hanya saja pada saat menganilis dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini evaluator akan dihadapkan kesulitankesulitan, terutama apabila jawaban mereka beraneka ragam. Mengingat bahwa daya ingat manusia itu dibatasi ruang dan waktu, maka sebaiknya hasil wawancara itu dicatat seketika. c. Hal-hal yang perlu diperhatikan Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan evaluator dalam pelaksanaan wawancara antara lain ; evaluator harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat apa yang sumber berikan. Sehingga informasi yang disampaikan oleh narasumber tidak hilang dan informasi yang dibutuhkan dapat ditangkap dengan baik. Selain itu evaluator harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi. Kadang kala banyak evaluator yang tidak dapat meredam egonya sehingga unsur subyektivitas muncul pada saat menganalisis hasil wawancara yang telah dilaksanakan. d. Tujuan wawancara Menurut Zainal (2009) ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni :



5|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu. 2) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. 3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu. e. Kelebihan Dan Kekurangan Berbeda dengan observasi, wawancara memiliki kelebihan antara lain ; 1) dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu 2) mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber 3) Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula 4) Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan 5) Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail. Namun, wawancara juga memiliki kelemahan antara lain : 1) memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya 2) dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara. Contoh pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilaksanakan pada saat wawancara: Pertanyaan-pertanyaan : 1) Apakah mahasiswa mengalami kesulitan memahami petunjtuk baik arahan dari dosen atau petunjuk dari dalam LKS? ……………………………………………………………………………. 2) Pada saat mengalami kesulitan apakah mahasiswa berusaha betanya kepada teman lain atau kepada dosen? …………………………………………………………………………… 3) Apakah bimbingan guru selalu dibutuhkan mahasiswa agar dapat memahami materi pelajaran? …………………………………………………………………………… 4) Apakah mahasiswa mempunyai buku paket atau referensi yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas? …………………………………………………………………………… 5) Apakah mahasiswa selalu mengerjakan tugas-tugas dari dosen? …………………………………………………………………………… 6) Apakah materi pelajaran dirasakan mahasiswa tidak ada manfaatnya dalam kehidupannya kelak? …………………………………………………………………………… 7) Apakah mahasiswa di luar jam ataupun di rumah berusaha belajar dengan teman yang lain? …………………………………………………………………………… 8) Apakah menurut mahasiswa lingkunga di sekolah (di dalam dan di luar kelas) kondusif untuk belajar? …………………………………………………………………………… 9) Apakah orang tua mahasiswa di rumah menyuruh untuk belajar? …………………………………………………………………………… 10) Apakah mahasiswa mempunyai keinginan untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya? …………………………………………………………………………… 6|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



3. a.



Kuesioner (angket) Pengertian Pada dasarnya, angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Adapun tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Hal ini juga disampaikan oleh Yusuf (dalam Arniatiu, 2010) yang menyatakan kuisioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data. Selain itu, data yang dihimpun melalui angket biasanya juga berupa data yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pelajaran. Misalnya: cara belajar, bimbingan guru dan orang tua, sikap belajar dan lain sebagainya. Angket pada umumnya dipergunakan untuk menilai hasil belajar pada ranah afektif. Angket dapat disajikan dalam bentuk pilihan ganda atau skala sikap.



b.



Tujuan kuesioner/ angket Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah : 1) Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang pembelajaran matematika. 2) Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu. 3) Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar. 4) Membantu anak yang lemah dalam belajar. 5) Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika. c. Jenis kuesioner Jenis-jenis kuesioner (menurut Yusuf , dalam Artiatiu, 2010) 1. Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu: 1) Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll. 2) Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar. 3) Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru ingin mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta. 4) Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan objek yang dinilai. 2. Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu : 1) Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan. 2) Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan dan kemampuannya. Alternative jawaban tidak disediakan. Mereka menciptakan sendiri jawabannya dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri 3) Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua bentuk yang telah dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini, disamping disediakan alternative, diberi juga kesempatan keoada siswa/mahasiswa untuk mengemukakan alternative jawabannya sendiri, apabila alternative yang disediakan tidak sesuai dengan keadaan yang bersangkutan. 3. Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu : 1) Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawab/diisi oleh individu yang akan diminta keterangannya. 7|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



2) Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang lain, (orang yang tidak diminta keterangannya). d. Kelebihan dan kekurangan Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan angket sebagai instrument evaluasi, diantaranya yaitu: 1) Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat. 2) Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama 3) Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan Sedangkan kelemahan angket, antara lain: 1) Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali 2) Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail. 3) Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya. 4.



Riwayat Hidup Ini adalah salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagaibahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai. Evaluasi cara ini mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya: dokumen yang menganut informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya. Selain itu juga dokumen yang memuat informasi tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya (Sudijono : 2009). Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta 5. Studi kasus a. Pengertian Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya (Djamarah : 2000). Misalnya peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar. Untuk itu guru menjawab tiga percayaan inti dalam studi kasus, yaitu: 1) Mengapa kasus tersebut bisa terjadi? 2) Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut? 3) Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan? Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai 8|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview , yaitu melakukan wawancara secara mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya. b. Kelebihan dan kekurangan Seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan



6. Skala Sikap (Attitude Scale) Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap. Perbuatan seseorang mungkin saja bertentangan dengan sikapnya. Guru perlu mngetahui norma-norma yang ada pada peserta didik, bahkan sikap peserta didik terhadap dunia sekitarnya, terutama terhadap mata pelajaran dan lingkungan sekolah. Salah satu model untuk mengukur sikap yaitu, dengan menggunakan skala sikap yang dikembangkan oleh Likert. Dalam skala likert, peserta didik tidak disuruh memilih pernyataan-pernyataan yang positif saja tetapi memilih juga pernyataan-pernyataan yang negatif . Untuk membuat skala Likert dapat mengikuti langkah-langkah berikut :        



Memilih variabel efektif yang akan diukur Membuat beberapa pernyataan tenang variabel efektif yang akan diukur Mengklasifikasikan pernyataan positif dan negatif Menentukan jumlah gradual dan frase atau angka yang dapat menjadi alternative pilihan Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian Melakukan uji coba Membuang butir-butir pernyataan yang kurang baik Melaksanakan penilaian



9|TEKNIK NON TES EVALUASI PEMBELAJARAN



Contoh : sikap peserta didik terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia No



Pernyataan



1



Saya mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran bahasa Indonesia



2



Saya berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia



3



Saya suka menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar



4



Saya tertarik artikel yang berhubungan dengan budaya indonesia



SS



S



TT



Saya memperkaya materi dari guru bahasa indonesia dan membaca 5



buku-buku sumber sebagai penunjang



6



Saya senang mengerjakan tugas pelajaran bahasa indonesia di rumah



7



Dst



Keterangan : SS : sangat setuju S



: setuju



TT



: tidak tahu



TS



: tidak setuju



STS



: sangat tidak setuju



10 | T E K N I K N O N T E S E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N



TS



STS



7. Daftar Cek (Check List) Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati, penilai tnnggal memberikan tanda centang (v) pda tiap-tiap aspek sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Contoh :



No



Nama siswa



1



Nano waryono



2



Elin roslina



3



Arie apriadi



4



Angga zalindra



5



Ardi maulana



SB



B



C



K























Keterangan : SB : sangat baik B : baik C : cukup K : kurang SK : sangat kurang



11 | T E K N I K N O N T E S E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N



SK



Daftar cek tentang kebiasaan belajar Nama



:



Kelas



:



Umur



:



Sekolah



:



no 1



Kegiatan diskusi



2



Membuat rangkuman



3



Latihan



4



Balajar sendiri dan belajar kelompok



5



Tanya jawab



8. Skala Penilaian / Bertingkat (Rating Scale) Instrumen skala penilaian memberikan solusi atas kekurangan dafatr cek yang hanya mampu mencatat keberadaan fenomena-fenomena tertentu. Skala penilaian memungkinkan pengamat untuk mengetahui keberadaan fenomena tertentu sekaligus mengikur intensitas fenomena tersebut dalam tingkatan-tingkatan yang telah disusun. Namun skala penilaian memiliki beberapa kelemahan yaitu dengan adanya halo effects, yaitu efek dari kesan atau penilaian umum,generosity effects yaitu keinginan untuk berbuat baik dengan memberi nilai tinggi, dan carry over effects yaitu pengamat tidak dapat membedakan antara fenomena satu dengan fenomena yang lain.



12 | T E K N I K N O N T E S E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N



9. Catatan Insidental (Anecdotal Records) Catatan insidental merupakan catatan-catatan tentang peristiwa sepintas yang dialamipeserta didik secara peerseorangan. Catatan tersebut belum berarti apa-apa terhadap penilaian sesorang, namun dapat menjadi petunjuk yang berguna apabila dihubungkaan dengan datadata. 10. Sosiometri Sosiometri merupakan suatu prosedur unruk merangkum, menyusun, dan sampai batas tertentu dappat mengkualifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan terhadap sesama serta hubungan diantara mereka. Langkah dalam menggunakan sosiometri: 1. Memberikan petunjuk atau pertanyaan. Misal: tuliskan pada selembar kertas nama temanmu yang paling baik. 2. Mengumpulkan jawab yang sesungguhnya dari peserta didik. 3. Memasukan jawabanke dalam tabel. 4. Gambarkan jawaban dalam sebuah sosiogram. 11. Inventori Kepribadian Inventori kepribadian hampir serupa dengan tes kepribadian, namun pada inventori kepribadian jawaban peserta didik selalu benar selama menyatakan dengan sesungguhnya. Walaupun demikian digunakan pula skala-skala tertentu untuk mengkuantifikasi jjawab agar dapat dibandingkan.



12. Teknik Pemberian Penghargaan kepada Peserta Didik Teknik pemberian penghargaan ini penting karena banyak respon atau tindakan positif peserta didik yang diakibatkan oleh proses belajar yang kurang diperhatikan guru. Apabila guru memberikan penghargaan atas tindakan positif yang dilakukan peserta didik dalam berbagai bentuk, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berikut ini merupakan teknik pemberian penghargaan: 1. Teknik Verbal merupakan pemberian penghargaan melalui pujian, dukungan, dorongan atau pengakuan. 2. Teknik Non-verbal, melalui: 13 | T E K N I K N O N T E S E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N



1)



Mimik dan gerakan tubuh (senyuman, acungan jempol, tepuk tangan)



2)



Cara mendekati (proximity)



3)



Sentuhan (contact)



Pengembangan instrumen evaluasi non tes dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Tes Perbuatan Kemampuan Membaca No.



Nama Siswa



1.



1



Usman



2.



2



Said



3.



3



Sutejo Ade



2



3



4



5



Dst……………………..



Dst Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 2.



1



Skor Tes Perbuatan :



= Membaca lancar dan baik = 80 – 90 = A = Membaca lancar kurang baik = 70 – 79 = B = Membaca Terbata-bata = 60 – 69 = C = Membaca Terbata-bata dengan bantuan guru = 50 – 59 =D = Tidak dapat membaca = kurang dari 50 = E Portofolio yakni Tes pengalaman dilakukan dengan menggunakan portofolio dimana guru mencatat pengalaman berdasarkan antara lain: – apa yang dilihat; –



laporan rekan guru dan pegawai lainnya; dan







laporan dari orangtua murid atau siswa



14 | T E K N I K N O N T E S E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N



3. Penilaian Afektif Indikator : Siswa menunjukkan sikap yang terpuji



Aspek Penilaian



No



Nama Siswa



Kerja Sama Disiplin



Respon



Inisiatif



Tuntas Tugas



01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 Catatan : 1. Kriteria perilaku 1 = sangat kurang 2 = kurang



4 = baik 5 = amat baik



3 = cukup 15 | T E K N I K N O N T E S E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N



Jml Skor



Catatan Nilai



1. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku 25. Nilai maksimum = 25. 1. Keterangan nilai 23 – 25 = sangat baik 18 – 22 = baik 13 – 17 = cukup 8 – 12 = kurang 0 – 7 = sangat kurang



...



16 | T E K N I K N O N T E S E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan



Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa dalam melaksanakan evaluasi dalam dunia pendidikan kita tidak hanya semata dapat menggunakan instrument tes. Namun, kita bisa menggunakan instrument tes dalam kegiatan pengukuran dan penilaian. Teknik-teknik non-tes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebihlebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti presepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi terhadap guru, bakat dan minat, dan sebagainya. Yang semua itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengikutnya.Bentuk-bentuk instrumren evaluasi non-tes seperti wawancara (interview), pengamatan (observation), angket (questionere), studi kasus, dan pemeriksaan dokumen (documentary B.



Saran Diharapkan para pendidik dan calon pendidik memahami bahwa evaluasi non tes juga sangat penting disamping evaluasi tes. Karena dapat dinilai sikap, afektif dan psikomotorik dari mahasiswa sehingga dapat dijadikan panduan untuk meningkatkan kualitas kependidikan.



DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arifin,Zaenal (2009), Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arniatiu (2010). Evaluasi Pembelajaran. Makalah Perkuliahan. Padang : Non-Publikasi. Bahri Djamarah, Saiful (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta Bahri Djamarah, Saiful (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Daryanto (2008), Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudijono,Anas (2009) Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Fuadi, Athok. Sistem Pengembangan Evaluasi. (Ponorogo Press, 2006). Nana Sudjana. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung, PT Remaja Rosdakarya :1 Widoyoko,S. Eko Putra (2009) Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar



17 | T E K N I K N O N T E S E V A L U A S I P E M B E L A J A R A N