MAKALAH Tes Evaluasi Pengukuran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan Di Sekolah Dasar Dosen Pengampu : Wawan Darmawan,S.Pd.,M.Pd



Disusun oleh :



NANDANG KURNIA ISHAK NIM : 60403070121221 Kelas : RPL PGSD SMESTER 5



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) BINA MUTIARA SUKABUMI 2021



0



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan di SD Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Tak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman atas masukkannya, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya. Sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya makalah yang saya sajikan ini khusus mengupas tentang “Tes, Pengukuran,Penilaian dan Evaluasi, Untuk lebih jelas simak pembahasannya dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.



1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................1 DAFTAR ISI.................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3 A. Latar Belakang............................................................................3 B. Rumusan Masalah..........................................................................3 C. Tujuan Pembuatan Makalah...........................................................3 BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..........……….. ….......4 A. Tes ………………………………………………………………………….......... ……….........4 1. Definisi Tes ………………………………………………………......... ……………….4 2. Fungsi Tes ………………………………………………………………............ ……...5 B. Pengukuran …………………………………………….…………………........... …………...6 C. Asesmen ( Penilaian ) ………………………………………. ………………................7 1. Definisi Asesmen menurut beberapa ahli …………............…………7 2. Tujuan dan Fungsi Asesmen ………………………………............………...8 3. Ciri – ciri Asesmen …………………………………………............……………… 10 4. Manfaat Asesmen ……………………………………………………............. ……..11 D. Evaluasi ………………………………………………………………........,..... ……………......12 1. Definisi Evaluasi ………………………………………………................ …………...12 2. Tujuan Evaluasi ………………………………………………….............. …………….13 3. Tipe-tipe Evaluasi …………………………………………………….............. ……….14 E. Hubungan antara Tes,Pengukuran,Penilaian dan Evaluasi …………….15 1. Perbedaan Penilaian dan Evaluasi ……………………………………………….15 2. Perbedaan Tes,Pengukuran dan Evalausi…………………………………...15 3. Hubungan antara Tes,Pengukuran,Penilaian dan Evaluasi ……...16 BAB III PENUTUP ………………………………………………………….. ………...................……..17 2



1. Kesimpulan …………………………………………………………………....................17 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Asesmen pembelajaran atau biasa juga disebut dengan penilaian hasil belajar adalah aktivitas yang sangat penting dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar peserta didik. Tetapi sebagian guru belum memiliki pemahaman konsep yang baik terhadap istilah tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi pembelajaran, banyak orang awam bahkan guru sekalipun sebagai penentu kebijakan dibidang pendidikan sering menggunakan istilah dan menganggap istilah tersebut itu sama padahal istilah – istilah tersebut berbeda satu sama lain Kemampuan mengevaluasi hasil belajar memang merupakan kemampuan dasar yang mutlak dimiliki oleh tenaga pengajar.Mengingat begitu pentingnya penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengevaluasi kegiatan dan hasil belajar, ada paling tidak empat kegiatan yang harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sekaligus untuk mengukur evektivitas proses pembelajaran, maka dalam makalah akan dibahas secara umum hal-hal yang berkenaan dengan pengertian dan esesnsi dari Tes,Pengukuran,penilaian dan evaluasi. B. RUMUSAN MASALAH a.



Apa pengertian tes,pengukuran, Penilaian, dan evaluasi ?



b. Apa Kaitannya antara konsep tes, pengukuran, Penilaian , dan evaluasi ? C. TUJUAN a. Untuk memahami pengertian Tes,Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi



b. Untuk memahami hubungan antara Tes,Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi



3



BAB II PEMBAHASAN A. Tes 1. Defnisi Tes Istilah ini berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piringan atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Beberapa pengertian tes menurut ahli, antara lain : a) Tes merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. (Jacobs & Chase, 1992; Alwasilah, 1996). b) Tes menurut Arkunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atat aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan pengertian antara tes, testing, testee, dan tester. Testing adalah saat pada waktu tes tersebut dilaksanakan (saat pengambilan tes).Testee adalah responden yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan dinilai atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seorang yang diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes kepada responden. c) Menurut Zainul dan Nasution (2001) tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu. d) Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan (Calongesi, 1995). Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil pengertian bahwa tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek yang direncanakan untuk mengetahui tentang trait/sifat/atribut dimana tiap butir 4



pertanyaan tersebut memiliki jawaban. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain. 2. Fungsi Tes Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu: -



Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajarmengajar dalam jangka waktu tertentu.



-



Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.



Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005:152) dalam bukunya Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal: a. Fungsi untuk kelas. b. Fungsi untuk bimbingan. c. Fungsi untuk administrasi. Adapun perbandingan dari ketiga fungsi tersebut adalah : Fungsi Untuk Kelas a. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar b. Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian. c. Menaikkan tingkat prestasi. d. Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok.



Fungsi Untuk Bimbingan Fungsi Untuk Administrasi a. Menentukan arah a. Memberi petunjuk pembicaraan



dengan



orang tua tentang anakanak mereka.



dalam mengelompokkan siswa. b. Penempatan siswa baru.



b. Membantu siswa dalam c. Membantu menentukan pilihan. c. Membantu mencapai pendidikan



siswa



memiliki kelompok.



siswa d. Menilai kurikulum. tujuan e. Memperluas hubungan dan



masyarakat



(public 5



e. Merencanakan kegiatan jurusan. relation). proses belajar mengajar d. Memberikan f. Menyediakan informasi untuk siswa secara kesempatan kepada untuk badan lain di luar perseorangan. pembimbing, guru, dan sekolah. f. Menetukan siswa mana yang memerlukan orang tua dalam bimbingan khusus. memahami kesulitan g. Menentukan tingkat anak. pencapaian untuk setiap anak. B. Pengukuran Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa arabnya adalah muqasayah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Misalnya mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer, hasilnya 360 celcius, 370 celcius, dan seterusnya. Dapat dipahami bahwa pengukuran itu sifatnya kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu dibagi menjadi tiga , yang pertama adalah pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu. Misalnya ; pengukuran yang dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai panjang lengan, panjang kaki, lebar bahu, ukuran pinggang dan sebagainya. Yang kedua adalah pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Misalnya ; pengukuran untuk menguji daya tahan per baja terhadap tekanan berat, pengukuran untuk menguji daya tahan nyala lampu pijar, dan sebagainya. Yang ketiga adalah pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu. Misalnya ; mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran jenis ketiga ini yang dipakai dalam dunia pendidikan. Menurut Cangelosi(1995) yang dimaksud dengan pengkuran adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini pendidik atau guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakana, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: penggunaan angka atau skala tertentu dan menurut aturan atau formula tertentu. 6



Measurement merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif(system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka angka (Alwasilah , 1996) Peryataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seorang, atau objek tertentu yang mengacu pada aturan atau formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersbut disepakati oleh para ahli(Zainul dan Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu, yang diukur bukan peserta didik tetapi karakteristik atau atributnya. Menurut Ari Kunto, pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif C. Asesmen (Penilaian) 1. Definisi Asesmen Menurut beberapa Ahli a.



Menurut Linn dan Gronlund (Uno dan Satria, 2012), asesmen (penilaian) merupakan suatu istilah umum yang meliputi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertullis) dan format penilaian kemajuan belajar. Selain itu, asesmen didefinisikan juga sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusankeputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.



b. Menurut Angelo dan Croos (Abidin, 2014), asesmen atau penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran. c.



James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis mendefinisikan asesmen sebagai proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif. 7



d. Asesmen



menurut



Dariyanto



(2010:130)



adalah



suatu



proses



untuk



menyimpulkan hasil pengukuran melalui analisis yang sistematis dengan menggunakan kriteria seperti baik, buruk, cocok tidak cocok sesuai dengan penilaian kriteria masing-masing. e.



Penilaian menurut Zaenal Arifin (2009:2) merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusankeputusan berdasarkan kriteria dan pertimbanagan tertentu.



f.



Haryati (2009:15) berpendapat lain, ia mengungkapkan bahwa penilaian (assessment) merupakan istilah yang mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkanbahwa penilaian



adalah suatu proses pengumpulan informasi secaramenyeluruh yang dilakukan secara terus



menerus



untuk



mengetahuikemampuan



atau



keberhasilan



siswa



dalam



pembelajaran dengan menilaikinerja siswa baik kinerja secara individu maupun dalam kegiatankelompok. Penilaian itu harus mendapatkan perhatian yang lebih dariseorang guru. Dengan demikian, penilaian tersebut harus dilaksanakandengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital (utama) daripengembangan diri yang sehat, baik bagi individu (siswa) maupun bagiorganisasi/kelompok. 2. Tujuan dan Fungsi Asesmen (Penilaian) a. Tujuan Asesmen Adapun tujuan dilakukannya asesmen dalam proses pembelajaran dijelaskan pula oleh Sudjana (2005) yaitu sebagai berikut : 1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuh; 2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan; 3) Menentukan tindak lanjut hasil asesmen, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya;



8



4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan jenis assessment yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam memperoleh informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran. b. Fungsi Asesmen / Penilaian Dengan



mengetahui makna dari penilaian, maka dapat dikatakan bahwa



tujuan asesmen menurut Suharsimi Arikunto (2005:10-11) adalah : a) Penilaian berfungsi selektif, artinya dengan mengadakan penilaian guru memiliki cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. b) Penilaian berfungsi diagnostik. Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan dapat mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula sebab-musabab kelemahan itu. c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan secara pasti di kelompok mana siswa akan ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang memiliki hasil penilaian yang sama akan berada di dalam kelompok yang sama. d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi. Menurut Unodan Satria (2012) fungsi penilaian dibagi menjadi menjadi beberapa bagian. Pertama, fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah untuk (a) mengetahui kemajuanbelajar peserta didik, (b) mengetahui kedudukan masingmasing individu peserta didik dalam



kelompoknya,(c) mengetahui kelemahan-



kelemahancara belajar-mengajar dalam proses belajar mengajar, (d) memperbaiki prosesbelajar-mengajar, dan (e) menentukan kelulusan murid. Sedangkan bagimurid, penilaian pendidikan berfungsi untuk (a) mengetahui kemampuan danhasil belajar, (b) memperbaiki cara belajar, dan (c) menumbuhkan motivasibelajar. Fungsinya bagi sekolah adalah (a) mengukur mutu hasil pendidikan,(b) mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, (c) membuat keputusankepada peserta didik, dan (d) mengadakan perbaikan kurikulum.



9



Secara lebih rinci, Purwanto mengelompokkan fungsi penilaiandalam kegiatan evaluasi pendidikan dan pengajaran, yakni: 1) Untukmengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelahmengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yangsaling berkaitan satu sama lain. Komponen-kompenen yang dimaksud adalah: tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi. 3) Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK). Hasil-hasil penilaian dalam kegiatan evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya. 4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. 3. Ciri-Ciri Asesmen (Penilaian)dalam Pendidikan Ciri – ciri penilaian dalam pendidikan menurut Suharsimi Arikunto (2005:1117), antara lain sebagai berikut : a) Ciri pertama, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Contoh kasusnya



adalah



mengukur



kepandaian



melalui



ukuran



kemampuan



menyelesaikan soal-soal. Sehubungan dengan tanda-tanda anak yang pandai atau inteligen, seorang ahli Ilmu Jiwa Pendidikan bernama Carl Witherington mengemukakan pendapatnya dan memberikan sumbangsih dalam pembentukan macam tingkatan inteligensi (IQ) pada manusia. b) Ciri kedua, yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diintrepretasikan ke bentuk kualitatif. Contoh : Ani mempunyai IQ 125 dan Ana dengan IQ 105, maka Ani termasuk anak yang sangat pandai sedangkan Ana anak normal. c) Ciri ketiga, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap, karena dari contoh diatas IQ 105 termasuk anak normal maka IQ 80 termasuk anak yang dungu



10



d) Ciri keempat, yaitu bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari waktu ke waktu yang lain. e) Ciri kelima, yaitu dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahankesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut bisa ditinjau karena banyak faktor antara lain terletak pada alat ukurnya, pada orang yang melakukan penilaian, pada anak yang dinilai, atau situasi saat penilaian berlangsung. 4. Manfaat Asesmen Pembelajaran Menurut Endang Poerwanti (2001:7), asesmen pembelajaran bermanfaat untuk: 1) Memberi penjelasan secara lengkap tentang target pembelajaran yang dapat dijelaskan; sebelum pendidik melakukan asesmen terhadap siswanya terlebih dulu harus mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa, informasi yang dibutuhkan



tentang



pengetahuan,



keterampilan,



dan



performa



siswa.



Pengetahuan, keterampilan dan performa siswa yang dibutuhkan dalam pembelajaran disebut dengan target atau hasil pembelajaran; 2) Memilih teknik asesmen untuk kebutuhan masing-masing siswa, bila mungkin guru dapat menggunakan beberapa indikator keberhasilan untuk setiap taget pembelajaran; masing masing target pembelajaran memerlukan pemilihan teknik asesmen yang berbeda, misalnya untuk dapat melakukan asesmen kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dalam matematika tentu akan sangat berbeda dengan kemampuan membaca atau mendengarkan, dan berbeda pula untuk pemecahan masalah IPS yang memerlukan diskusi; 3) Memilih teknik asesmen untuk setiap target pembelajaran, pemilihan teknik asesmen harus didasarkan pada kebutuhan praktis di lapangan dan efisiensi. Teknik asesmen ini harus dapat mengungkapkan kemampuan khusus serta untuk mengembangkan kemampuan siswa, sehingga ketika memilih teknik asesmen harus pula dipertimbangkan manfaatnya untuk umpan balik bagi siswa. Sebab itu, ketika melakukan interpretasi dari hasil asesmen haruslah dengan cermat, dengan menghindari berbagai keterbatasan yang bersumber dari subyektifitas pelaksana asesmen.



11



D. Evaluasi 1. Definisi Evaluasi Evaluasi berasal dari akar kata bahasa Inggris value yang berarti nilai, jadi istilah evaluasi sinonim dengan penilaian. Pengertian evaluasi menurut beberapa ahli sebagai berikut : a) Evaluasi menurut Firman (2000:18) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. b) Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Calengosi (1995) juga menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. c) Arikunto (2003:2) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. d) Purwanto (2002:58) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002:55). Dengan kata lain evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data yang terkumpul. Pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti tidak dapat dilakukan secara sembarangan, oleh karenanya evaluasi harus dilakukan berdasar prinsip-prinsip tertentu. Evaluasi harus merupakan kegiatan yang harus dilakukan terus menerus dari setiap program, karena tanpa evaluasi sulit untuk mengetahui jika, kapan, dimana, dan bagaimana perubahan-perubahan akan dibuat. Evaluasi bersifat kualitatif. Evaluasi tidak hanya terbatas dalam menggambarkan pengertian untuk menggambarkan status seseorang dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya. Tetapi yang lebih penting, evaluasi dilaksanakan dalam rangka menggambarkan kemajuan yang dicapai oleh seseorang. Karena itu evaluasi harus dipahami sebagai



12



bagian yang integral dari penyelenggaraan sebuah program, yang selalu berawal dari pemahaman terhadap siswa. 2. Tujuan Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk: (1) Pengelompokkan, Salah satu tujuan pengukuran dan evaluasi adalah untuk pengelompokan. Pengelompokkan ini dapat berdasarkan tingkat ketrampilan, umur, jenis kelamin, kondisi kesehatan, minat. Sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran, guru dapat menempatkan siswanya ke dalam kelompok-kelompok tertentu, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Siswa dengan kemampuan yang tinggi tidak harus dipaksa bertahan dengan teman sekelompoknya yang berkemampuan kurang, demikian juga sebaliknya. Dengan dilakukannya pengukuran dan evaluasi siswa dapat dikelompokkan pada kelompok yang tepat. Jika siswa ditempatkan dalam kelompok yang setara tingkat ketrampilannya, guru dapat menyusun program pelajaran secara individual. Keuntungan lain yang diperoleh dari pengelompokkan ini adalah siswa dapat berani, lebih lancar, lebih aktif ketika berlatih, karena mereka bersaing dengan siswa lain yang berkemampuan setara. Dengan kata lain, tujuan penempatan siswa ke dalam kelompok yang setara adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran. (2) Penilaian Tujuan utama dari penilaian ini adalah memberikan informasi tentang kemajuan yang dicapai dari proses pembelajaran yang dikerjakan dan posisi siswa di dalam kelompoknya. Dengan mempertimbangkan seluruh faktor, penilaian harus dilakukan secara objektif sehingga dapat mencerminkan kemajuan yang diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. (3) Motivasi Motivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang untuk mencapai hasil yang tertinggi. Apabila dilaksanakan secara tepat, evaluasi dapat merupakan proses memotivasi yang positif. Demikian pula sebaliknya, bila dilakukan secara sembarangan evaluasi dapat mengurangi motivasi. Motivasi yang terbesar adalah keberhasilan. Agar supaya siswa tetap memiliki motivasi, mereka harus mengetahui bahwa



dirinya



berkembang



kemampuannya.



Tes-tes



ketrampilan



olahraga



memungkinkan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri sebagai cara untuk mengukur kemajuannya. 13



(4) Penelitian. Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Mutu data yang dikumpulkan bergantung pada antara lain: ketelitian dan ketepatan alat ukur, teknik pengukuran, dan kelayakan tes. Penentuan ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat, membebaskan peserta dari suatu kesatuan pelajaran, menaikkan peserta dari suatu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi, memberikan umpan balik untuk memperbaiki unjuk kerja, menempatkan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok tertentu atau menentukan suatu bentuk latihan yang khusus. Pada pokoknya, penentuan status mencakup semua tujuan-tujuan lain pengukuran dan evaluasi. 3.



Tipe-tipe Evaluasi a) Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif  Evaluasi formatif bertujuan untuk menyempurnakan program dan memantau kemajuan siswa. Evaluasi ini dilakukan di sela-sela program yang sedang berlangsung,



dengan



tujuan



agar



hasilnya



dapat



digunakan



untuk



menyempurnakan program. Pelaksanaan tes secara periodik dan dilakukan beberapa kali, seperti tes mingguan, bulanan.  Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir suatu program, misalnya akhir catur wulan, akhir semester. Nilai yang diperoleh pada evaluasi sumatif biasanya dilaporkan dalam bentuk rapor, sementara hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai tertentu atau dalam bentuk laporan secara deskriptif. b) Evaluasi produk dan Evaluasi Proses Berdasarkan atas tujuan-tujuan khusus program, dapat menekankan perhatian pada produk yang dihasilkan dari unjuk kerja fisik, proses yang menghasilkan produk, atau keduanya. Misalnya, dalam evaluasi produk, menentukan urutan hasil akhir dalam perlombaan lari 10 Km hanya memerlukan catatan waktu seorang pelari yang diperlukan untuk menempuh jarak perlombaan. Hal ini disebut evaluasi produk.



14



Apabila nita menaruh minat untuk memperbaiki gaya lari para pelari, maka kita perlu menganalisa proses terjadinya gerak lari, termasuk aspek-aspek seperti penempatan kaki pelari, ayunan lengan, panjang langkah, kecondongan tubuh dan sebagainya. Hal ini merupakan evaluasi proses. Untuk sebagian besar aktivitas, harus memperhatikan keduanya baik evaluasi produk maupun proses. Beberapa aktivitas misalnya senam, lebih banyak memberi kemungkinan untuk evaluasi proses daripada evaluasi produk. c) Evaluasi Acuan Patokan dan Acuan Norma Guru, merasa perlu untuk menafsirkan arti informasi atau data yang hasil pengetesan. Misalnya pada sebuah kelas yang terdiri atas 40 orang siswa. Siswa A memperoleh nilai 25 dalam tes kesegaran jasmani untuk butir tes push-up. Apabila yang diterapkan evaluasi acuan norma, maka yang digunakan sebagai kriteria adalah norma kelompok. Misalnya kemampuan rata-rata 40 siswa dalam push-up adalah 20 kali, maka berdasarkan rata-rata tersebut kemampuan siswa A dapat ditafsirkan. Ini berarti, jika dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya kemampuan siswa A berada di atas rata-rata. E. Hubungan Antara Tes, Measurement (Pengukuran), Asesment (Penilaian) dan Evaluasi 1. Perbedaan Asesmen dan Evaluasi Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penilaian proses. Sementara itu pada evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari sisi keberpihakannya, asesmen lebih berpihak kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi lebih berpihak kepada kepentingan evaluator. Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program pembelajaran.



15



2. Perbedaan Tes, Pengukuran dan Evaluasi Terdapat perbedaan makna antara mengukur dan mengevaluasi. Mengukur (Measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu, sehingga pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk. Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat kualitatif. (Arikunto, 2003; Zainul & Nasution, 2001). Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam tes harus selalu direncanakan dan mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran (measurement) tidak selalu memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena measurement tidak selalu memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena measurement dapat dilakukan melalui alat ukur non-tes. 3. Hubungan Tes, Measurement (Pengukuran), Asesment (Penilaian) dan Evaluasi Menurut Zainul & Nasution (2001), hubungan antara tes, pengukuran dan evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Selain tes, informasi tentang hasil belajar juga diperoleh menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain. Mereka juga menyatakan bahwa guru mengukur berbagai kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan tersebut disebut evaluasi. Untuk mengungkapkan hubungan antara asesmen dan evaluasi, Gabel (1993) mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui asesmen.



16



BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi merupakan Empat istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan hubungan



di



antara



ketiganya,



sehingga



istilah



tersebut



sering



tidak



tepat



penggunaannya. Evaluasi, Kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Pengukuran (measurement), Proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penetuan nilai kuantitatif. Tes, Cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).   Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi itu asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun, meskipun proses belajar siswa merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan. Oleh karena itu, asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa saja akan tetapi juga kemajuan belajar siswa.



17



DAFTAR PUSTAKA



Sumardi.(2020). Teknik Pengukuran dan Penilaian hasil belajar. Yogyakarta : Deepublish Gufron Anik. Sutama. Modul Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi, Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran dari : http://repository.ut.ac.id/4387/1/MPMT5302-M1.pdf diakses pada : 10 November 2021 . 01.03



Mitrakuliah.(2020). “Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran“dari:



https://www.mitrakuliah.com/2020/04/07/pengertian-tes-



pengukuran-penilaian-dan-evaluasi-dalam-pembelajaran/ diakses pada : 10 November 2021. 00.56 Aziz purnomo sidi. ( 2018 ). “ Konsep Dasar Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes” dari : https://planetacademia.wordpress.com/2018/12/14/konsep-dasar-evaluasipenilaian-pengukuran-dan-tes/ diakses pada : 10 November 2021. 00:58



18