Makalah Tes Dan Pengukuran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TES DAN PENGUKURAN Tes Kondisi Fisik Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tes dan Pengukuran Olahraga Dosen Pengampu : Harmi Saputri, M.Pd.,AIFO.



Disusun Oleh : Ashri Septiani Pratiwi



(1831811007)



Asep Saepudin Aprilyana



(1831811011)



Muhamad Rizky Ananda Agustian



(1831811036)



Rabih Ramadhan



(1831811029)



Riko Ganda Asmara



(1831811006)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI TAHUN 2020



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Latihan. Adapun judul dari makalah ini adalah “Tes Kondisi Fisik”. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah Tes dan pengukuran Olahraga, Ibu Harmi Saputri, M.Pd.,AIFO. Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.



Sukabumi, Oktober 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI KATAPENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3 C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 3 BAB II ISI DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 4 A. Pengertian Tes Kondisi Fisik .................................................................... 4 B. Pengertian Harvard Step Up Test ............................................................. 5 C. Pengertian Tes Cooper ............................................................................. 9 BAB III PENUTUP ..............................................................................................13 A. Kesimpulan ...............................................................................................13 B. Saran .........................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kebugaran sudah menjadi kebutuhan bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas hidup semaksimal mungkin. Setiap aktivitas yang dilakukan memerlukan kondisi tubuh yang baik. Untuk mendapatkan kondisi tubuh yang baik tersebut tentunya diperlukan pula kebugaran yang cukup, untuk mencapai kebugaran tersebut salah satunya adalah dengan berolahraga secara teratur. Kebugaran jasmani merupakan tolak ukur seseorang dikatakan sehat atau tidak.Kebugaran dibutuhkan oleh setiap jenjang umur, mulai dari anak-anak sampai lanjut usia. Kebugaran jasmani pengertiannya yaitu kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan seharihari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Perdana, 2008). Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya. Jika seseorang ingin memiliki kondisi badan bugar, beberapa unsur-unsur kebugaran jasmani berikut dapat dijadikan sebagai pedoman, yaitu: 1) daya tahan kardiorespirasi (endurance), 2) daya tahan otot, 3) kekuatan otot (strength), 4) kelentukan (flexibility), 5) komposisi tubuh, 6) kecepatan (speed), 7) kecepatan reaksi (speed reaction), 8) daya ledak (power), 9) kelincahan (agility), 10) keseimbangan (balance), 11) ketepatan (accuracy), 12) koordinasi. Unsur-unsur kebugaran jasmani dapat diketahui melalui beberapa instrumen tes/prosedur pelaksanaan tes yang berguna bagi seseorang untuk mengetahui sejauh mana tingkat kebugaran jasmaninya. Salah satu tes kebugaran jasmani adalah Harvard Step Test. Segala kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan fisik. 1



Kemampuan fisik merupakan faktor dasar bagi setiap aktifitas manusia. Maka dari pada itu, untuk melakukan setiap aktifitas sehari-hari, individu minimal harus mempunyai kemampuan fisik yang selalu mendukung aktifitas tersebut. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari setiap orang tidak akan lepas dari kebugaran jasmani, karena kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Kebugaran jasmani terkait erat dengan keadaan kesehatan seseorang. Latihan merupakan aktivitas rutin yang dilakukan seorang atlet, untuk meningkatkan prestasinya terutama dalam bidang olahraga. Prestasi ini tidak bisa diperoleh secara instan. Proses pelatihan memerlukan waktu yang lama dan harus memiliki program yang terukur, sehingga kondisi fisik atlet mampu terkontrol dengan baik dan mampu mendapatkan prestasi yang sesuai tujuan. Pengertian latihan mempunyai beberapa versi, akan tetapi memiliki arti yang sama. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bompa dalam Satriya, dkk. (2007, hlm.11) bahwa, “Latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Adapula pengertian latihan lainnya menurut Harsono dalam Satriya, dkk. (2007, hlm.11), mengatakanbahwa “Latihan adalah proses yang sistematis dalam berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya”. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses kegiatan olahraga yang dilakukan secara sadar, sistematis, bertahap dan berulang-ulang, dengan waktu yang relatif lama, untuk mencapai tujuan akhir dari suatu penampilan yaitu peningkatan prestasi yang optimal. Proses latihan mencakup beberapa komponen kondisi fisik dasar yang harus diperhatikan dan penting dalam setiap cabang olahraga.



2



B. Rumusan Masalah 1.



Apa yang dimaksud dengan Tes Kondisi Fisik ?



2.



Apa yang dimaksud dengan Tes Harvard Step Up Test ?



3.



Apa yang dimaksud dengan Cooper ?



C. Tujuan Pembahasan 1.



Untuk mengetahui pengertian tes kondisi fisik



2.



Untuk mengetahui Tes Harvard Step Up Test



3.



Untuk mengetahui Cooper



3



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tes Kondisi Fisik 1. Pengertian Tes Tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data obyektif tentang sesuatu (Nurhasan, 2000: 2). 2. Pengertian Kondisi Fisik Kondisi fisik ditinjau dari segi faalnya adalah kemampuan seseorang dapat diketahui sampai sejauh mana kemampuannya sebagai pendukung aktivitas menjalankan olahraga. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya (Sajoto, 1995: 8). Menurut Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 65) kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes kemampuan. Tes ini dapat dilakukan di laboratorium ataupun di lapangan. Meskipun tes yang di lakukan di laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif. Kondisi fisik yang baik mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya atlet mampu dan mudah mempelajari ketrampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah ketika mengikuti latihan atau pertandingan, program latihan dapat di selesaikan tanpa adanya banyak kendala serta



4



dapat dapat menelesaikan latihan yang berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet/siswa, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala dan mustahil dapat meraih prestasi tinggi. Sekarang ini telah muncul suatu istilah yang lebih populer dari physical build-up, yaitu physical conditioning yaitu pemeliharaan kondisi/keadaan fisik. Kondisi fisik adalah suatu prasarat yang sangat diperlukan dalah usaha dalam peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat di tawar-tawar lagi. Berdasarkan pengertian diatas jadi tes kondisi fisik adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang sampai sejauh mana kemampuannya sebagai pendukung aktivitas menjalankan olahraga. B. Harvard Step Up Test 1. Pengertian Harvard Step Up Test Harvard Step Test merupakan tes untuk menguji tingkat kesegaran atau kebugaran jasmani dengan menggunakan media bangku. Semakin cepat detak jantung kembali normal setelah melakukan tes, semakin baik kebugaran seseorang (Cheevers, 2007). Tes Harvard merupakan salah satu jenis tes untuk meningkatkan kerja jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler juga. Tes ini sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan biaya yang banyak, sehingga cocok sekali dilakukan oleh orang dewasa, termasuk mahasiswa. Tes



bangku



Harvard



adalah



suatu



tes



kesanggupan



badan



dinamis/fungsional. Tes ini merupakan step test yang paling familiar digunakan untuk menghitung indeks kebuagran jasmani berdasarkan daya tahan



kardiovaskular



seseorang.



Tes



bangku



Harvard



pertama



dikembangkan oleh Graybriel Brouha & Heath pada tahun 1943. Tes ini bertujuan untuk mengukur kapasitas aerobik untuk kerja otot dan kemampuannya pulih dari kerja.



5



2. Alat yang dipergunakan pada Tes bangku Harvard a. Bangku b. Stopwatch c. Metronom Secara ringkas, tes bangku Harvard dilakukan dengan naik turun bangku selama maksimal 5 menit mengikuti irama metronom dengan ketukan 120 bpm. Saat sudah mencapai kelelahan atau irama langkah peserta tidak sesuai, maka tes dihentikan kemudian waktunya dicatat dan dihitung nadi pada arteri radialis dari 1-1,5 menit, 2-2,5 menit dan 3-3,5 menit.



Gambar 1. Harvard Step Test



Hasil data lama naik turun dan denyut nadi post latihan dimasukan kedalam rumus berikut ini, sehingga didapatkan hasil indeks kebugaran jasmani. IKJ =



Lama Naik Turun ( dalamdetik ) x 100 2 x (nadi 1+ nadi2+nadi 3)



Indeks kebugaran jasmani Kriteria



Nilai



Hasil Perhitungan IKJ



Sangat Baik



5



> 90



Baik



4



80-89



Cukup



3



65-79



6



Sedang



2



50-64



Kurang



1



30 biasanya memiliki denyut jantung lebih tinggi. e. Obat-obatan: Zat yang menghambat adrenalin atau beta blocker dapat menurunkan denyut jantung. Obat yang meningkatkan fungsi tiroid akan meningkatkan denyut jantung. C. Tes Cooper 1.



Pengertian Tes Cooper Cooper Test pertama dikembangkan oleh Dr. Keneth Cooper bersama



militer AU Amerika Serikat pada tahun 1968. Cooper Test merupakan sebuah tes lari selama 12 menit yang digunakan untuk memantau perkembangan daya tahan aerobik seorang atlet dan untuk memperoleh perkiraan nilai VO 2 max mereka Cooper, 1968. 2.



Kontraindikasi Cooper Test Kontraindikasi Cooper Test yaitu tidak dapat digunakan pada sampel kondisi akut miokard infark, risiko tinggi unstabil angina, aritmia jantung yang tidak terkontrol, stenosis aorta, gagal jantung, emboli paru



9



akut/infark paru, miokarditis akut/pericarditis, stenosis koroner, penyakit katup jantung, elektrolit abnormal, hipertensi, takiaritmia/bradiaritmia, kardiomiopati, gangguan mental atau fisik (Cheevers & Pettersen, 2007). 3.



Indikasi Tes Harus Dihentikan Beriringan dengan kontraindikasi yang ada, selama palaksanaan tes mungkin saja terjadi hal-hal yang dapat membahayakan kondisi bagi sampel, walaupun sebelum pelaksanaan pasien telah dipastikan tidak tergolong dalam kontraindikasi tes. Berikut adalah indikasi kapan tes harus dihentikan, untuk mencegah resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (Cheevers & Pettersen, 2007) : a. Pusing/mual/sakit kepala b. Masalah Jantung (seperti gejala angina) c. Debar jantung tidak teratur d. Subjek yang meminta untuk berhenti e. Kelelahan jelas terlihat secara fisik dan verbal f. Sesak nafas g. Reaksi orthosympathetic (berkeringat/pucat) h. Kaki keram i. Kegagalan/kerusakan dari komponen/alat tes



4.



Persiapan Pelaksanaan Cooper Test Hal penting dalam pelaksanaan Cooper Test adalah penjelasan prosedur kepada subjek dan memastika subjek mengerti akan prosedur tes yang akan dilakukan. Selain kemampuan subjek dalam mengerti prosedur, kemampuan pendamping/assistant dalam memberikan instruksi dan mengamati subjek saat pelaksanan tes sangatlah di perlukan. Terdapat hal yang harus disampikan kepada subjek sebelum pelaksanaan tes yakni subjek dihimbau agar tidak melakukan aktivitas berat selama 24 jam sebelum pelaksanaan tes dan harus mengindari makan berat, kafein atau nikotin selama 2-3 jam sebelum pelaksanaan tes. Segala bentuk pengobatan yang dilakukan sebelum tes harus dicatat. (Cheevers & Pettersen, 2007).



10



5.



Prosedur Cooper Test Dalam pelaksanaan Cooper Test diperlukan alat-alat sebagai berikut (Mackenzie, 2005) : a. Trek lari sepanjang 400 meter b. Stopwatch c. Peluit d. Alat Tulis Tes ini menuntut subjek untuk berlari sejauh mungkin dalam waktu 12 menit. Sebelum pelaksanaan tes subjek diharuskan melakukan pemanasan selama 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tes yakni subjek berlari mengelilingi trek sepanjang 400 meter, mencapai jarak sejauh-jauhnya selama 12 menit. Jarak yang di peroleh kemudian dicatat oleh asisten dan kemudian dapat di interpretaskan berdasarkan data normatif untuk tes cooper sebagai berikut (Mackenzie, 2005) : Sedangkan, untuk menghitung nilai VO2max berdasarkan hasil Cooper Test dapat dihitung dengan rumus (Mackenzie, 2005)



:



VO2max = (Jarak tempuh dalam meter – 504,9) : 44,73 Hasil perhitungan nilai VO2max dapat diinterpretasikan berdasarkan data normatif nilai VO2max, sebagai berikut : Tabel 2.4. Normative Data VO2max for Male Age 13-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60+



Very Poor 44



Age



13-14 15-16 17-19 20-29 30-39 40-49 >50



Age 13-14 15-16 17-20 20-29 30-39 40-49 >50



Tabel 2.2. Normative Data Cooper Test for Male Excellent Above Average Below Poor (meter) Average (meter) Average (meter) (meter) (meter) >2700 2400-27002200-2399 2100-2199 2800 2500-28002300-2499 2200-2299 3000 2700-30002500-2699 2300-2499 2800 2400-28002200-2399 1600-2199 2700 2300-27001900-2299 1500-1999 2500 2100-25001700-2099 1400-1699 2400 2000-24001600-1999 1300-1599 2000 1900-20001600-1899 1500-1599 >2100 2000-21001700-1999 1600-1699 >2300 2100-23001800-2099 1700-1799 >2700 2200-27001800-2199 1500-1799 >2500 2000-25001700-1999 1400-1699 >2300 1900-23001500-1899 1200-1499 >2200 1700-22001400-1699 1100-1399 Sumber : (Mackenzie, 2015)



Poor (meter)