Makalah Filsafat Ilmu KLMPK 5, Sesi 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI KEBENARAN DAN KEKHILAFAN / KESALAHAN



Makalah Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu Semerter 1 Program Studi Hukum Tata Negara Siyasah Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone



Oleh KELOMPOK 5 FADHILAH EKA NUR YUSMA NIM. 742352019088 ARDIAN NIM.742352019089 SYAHRAENI NIM. 742352019091 ANANDA SONI DEWANTARA NIM.742352019087 MUH. IKHSAN ARDIANA NIM.742352019090



FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE 2019



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT. Rabb alam semesta, pemangku langit dan bumi, pengatur seluruh makhluk, yang memberikan anugerah betapa indah hidup dengan ajaran-Nya. Shalawat dan salam tercurah atas junjungan Nabi besar Muhammad Saw, seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. atas anugerah yang tiada terkira berupa kesempatan yang diberikan kepada penyusun untuk menuangkan sebuah makalah yang berjudul “TEORI KEBENARAN DAN KEKHILAFAN / KESALAHAN” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah FILSAFAT ILMU. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak, agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna dimasa yang akan datang.



Watampone, 28 Desember 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang



1



B. Rumusan masalah



2



C. Tujuan



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian teori kebenaran



3



B. Teori kebenaran secara tradisional



5



C. Pengertian teori kekhilafan



9



D. Pengertian teori kesalahan



9



BAB III A. Kesimpulan



12



B. Saran



12



DAFTAR PUSTAKA



13



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti. Ilmu pengetahuan harus dibedakan dari fenomena alam. Fenomena alam adalah fakta, kenyataan yang tunduk pada hukum-hukum yang menyebabkan fenomena itu muncul. Ilmu pengetahuan adalah formulasi hasil aproksimasi atas fenomena alam atau simplifikasi atas fenomena tersebut. Struktur pengetahuan manusia menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap kebenaran. Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebut menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda. Pengetahuan inderawi merupakan struktur terendah dalam struktur tersebut. Tingkat pengetahuan yang lebih tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif. Tingkat yang lebih rendah menangkap kebenaran secara tidak lengkap, tidak terstruktur, dan pada umumnya kabur, khususnya pada pengetahuan inderawi dan naluri. Oleh sebab itulah pengetahuan ini harus dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih tinggi. Pada tingkat pengetahuan rasional-ilmiah, manusia melakukan penataan pengetahuannya agar terstruktur dengan jelas. Filsafat ilmu memiliki tiga cabang kajian yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi membahas tentang apa itu realitas. Dalam hubungannya dengan



ilmu



pengetahuan,



filsafat



ini



membahas



tentang



apa



yang



bisa dikategorikan sebagai objek ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan modern, realitas hanya dibatasi pada hal-hal yang bersifat materi dan kuantitatif. Ini tidak terlepas dari pandangan yang materialistik-sekularistik. Kuantifikasi objek ilmu pengetahuan berari bahwa aspek-aspek alam yang bersifat kualitatif 1



2



menjadi



diabaikan.



Epistemologis



membahas



masalah



metodologi



ilmu



pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan modern, jalan bagi diperolehnya ilmu pengetahuan adalah metode ilmiah dengan pilar utamanya rasionalisme dan empirisme. Aksiologi menyangkut tujuan diciptakannya ilmu pengetahuan, mempertimbangkan aspek pragmatis-materialistis. Dari semua pengetahuan, maka ilmu merupakan pengetahuan yang aspek ontologi,



epistemologi,



dibandingkan



dengan



dan



aksiologinya



telah



pengetahuan-pengetahuan



lain,



jauh lebih berkembang dilaksanakan



secara



konsekuen dan penuh disiplin. misalnya hukum-hukum, teori-teori, ataupun rumus-rumus filsafat, juga kenyataan yang dikenal dan diungkapkan. Mereka muncul dan berkembang maju sampai pada taraf kesadaran dalam diri pengenal dan masyarakat pengenal. Kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna: kebenaran moral, kebenaran logis, dan kebenaran metafisik. Kebenaran moral menjadi bahasa, etika, ia menunjukkan hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan. Kebenaran logis menjadi bahasan epistemologi, logika, dan psikologi, ia merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas objektif. Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang-ada sejauh berhadapan dengan akal budi, karena yang ada mengungkapkan diri kepada akal budi. Yang ada merupakan dasar dari kebenaran, dan akal budi yang menyatakannya. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana teori kebenaran dan jenis-jenis teori kebenaran ? 2. Bagaimana teori kekhilafan dan kesalahan ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui teori kebenaran dan jenis-jenis kebenaran 2. Untuk mengetahui teori kekhilafan dan kesalahan



BAB II PEMBAHASAN



A. TEORI KEBENARAN 1. Pengertian Kebenaran Secara Etimologi, kata “kebenaran” berasal dari kata “benar” yang memperoleh awalan ked an akhiran an yang berarti cocok dengan keadaan sesungguhnya, tidak bohong, atau sah. Dan kata kebenaran itu sendiri berarti keadaan (hal tersebut) yang benar (cocok dengan atau keadaan yang sesungguhnya). Secara terminologi, kebenaran mempunyai  arti yang bermacammacam, seperti halnya arti etimologi. Pengertian kebenaran secara terminologi berkembang dalam sejarah filsafat. Dalam aliran filsafat masing-masing aliran mempunyai pandangan yang berbeda tentang kebenaran, hal ini tergantung dari sudut mana mereka memandang. Dalam



perkembangan



pemikiran



filsafat



perbincangan



tentang



kebenaran sudah dimulai sejak Plato yang kemudian diteruskan oleh Aristoteles. Plato melalui metode dialog membangun teori pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori pengetahuan yang paling awal. Sejak itulah teori pengetahuan berkembang terus untuk mendapatkan penyempurnaan sampai kini. Untuk mengetahui apakah pengetahuan kita mempunyai nilai kebenaran atau tidak. Hal ini berhubungan erat dengan sikap, bagaimana cara memperoleh pengetahuan ? Apakah hanya kegiatan dan kemampuan akal pikir ataukah melalui kegiatan indra ? Yang jelas bagi seorang skeptic pengetahuan



3



4



tidaklah mempunyai nilai kebenaran, karena semua diragukan atau keraguan itulah yang merupakan kebenaran.1 Secara garis besarnya, pengertian kebenaran menurut2 paham-paham tersebut antara lain: a. Paham idealisme Memberikan pengertian bahwa ‘kebenaran’ adalah merupakan soal yang hanya mengenai seseorang yang bersangutan. Kebenaran itu hanya ide, materi itu hanya ide, hanya dalam tanggapan. Demikian dikatakan Goerge Berkeley (1685-1757). b. Paham realisme Berpendapat



bahwa



‘kebenaran’



adalah



kesesuaiaan



antara



pengetahuan dan kentaan. Karena pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata, gambaran yang ada dalam akal adalah salinan dari yang asli yang terdapat di luar akal. Aliran ini dipelopori oleh Herbert Spencer (1820-1903). c. Kaum pragmatis Memberikan definisi ‘kebenaran’ sebagai sesuatu proporsi itu berlaku atau memuaskan. Peletak dasar paham ini adalah C.S.Peiree (18391914)



William



James



menambahkannya



behwa



kebenaran



harus



merupakan nilai dari suatu ide. d. Faham penomenologi Berpendapat bahwa ‘kebenaran’ itu adalah kesesuaian antara pengetahuan dengan wujud atau akibat yang menggejala sebagai sifat nyata yang merupakan norma kebenaran. Mereka menganggap bahwa fenomena itu adalah data dalam kesadaran dan inilah yang harus diselidiki, supaya hakikatnya ditemukan dan tertangkap oleh kita. 1 2



https://www.kumpulanmakalah.com/2015/11/kebenaran-ilmiah.html



5



Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang mereka maksud dengan kebenaran adalah segala yang bersumber dari akal (rasio), pengalaman serta kegunaan yang dapat dibuktikan dengan realita yang ada. Dengan kata lain sebagai kebenaran ilmiah. Tapi ada kebenaran yang tak perlu dibuktikan  atau dicari pembutiannya, cukup kita terima dan yakin bahwa itu adalah suatu kebenaran. Seperti yang tercantum dalam firman Allah yang berbunyi :



ْ ‫ق لِي‬ ِّ ‫ين ْٱل َح‬ ‫ُظ ِه َرهۥُ َعلَى‬ ٓ ‫هُ َو ٱلَّ ِذ‬ ِ ‫ى أَرْ َس َل َرسُولَهۥُ بِ ْٱلهُ َد ٰى َو ِد‬ ‫ون‬ mِ ‫ٱل ِّد‬ َ ‫ين ُكلِّ ِهۦ َولَ ْو َك ِرهَ ْٱل ُم ْش ِر ُك‬ Artinya : Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. 2. Teori-Teori Kebenaran Secara Tradisional a) Teori Kebenaran Saling Berhubungan (Coherence Theory of Truth) Teori koherensi dibangun oleh para pemikir rationalis seperti Leibinz, Spinoza, Hegel, dan Bradley. Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya Elements of Philosophy teori koherensi dijelaskan “… suatu proposi cenderung benar jika proporsi tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan proporsi-proporsi lain yang benar, atau jika makna yang



dikandungnya



dalam



keadaan



saling



berhubungan



dengan



pengalaman kita”. Dengan



memperhatikan



pendapat



Kattsoff



tersebut,



dapat



diungkapkan bahwa suatu proporsi itu benar bila mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proporsi yang telah ada atau benar, atau proporsi itu mempunyai hubungan dengan proporsi yang terdahulu yang benar. Pembuktian teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta sejarah apabila



6



merupakan proposisi sejarah atau memakai logika apabila merupakan pernyataan yang bersifat logis. Sebagai contoh, kita mempunyai pengetahuan bahwa runtuhnya kerajaan Majapahit adalah tahun 1478. Dalam hal ini kita tidak dapat membuktikan secara langsung dari isi pengetahuan itu, melainkan hanya dapat membuktikan melalui hubungan dengan proposisi yang terdahulu, baik



dalam



buku-buku



sejarah



atau



peninggalan



sejarah



yang



mengungkapkan kejadian itu. b) Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian (Correspondence Theory of Truth) Teori kebenaran korespondensi adalah teori kebenaran yang paling awal dan paling tua. Teori tersebut berangkat dari teori pengetahuan Aristoteles yang menyatakan segala sesuatu yang diketahui adalah suatu yang dapat dikembalikan pada kenyataan yang dikenal oleh subjek. (Abbas Hamami, 1996, hlm. 116) Teori ini berpandangan bahwa suatu proposisi bernilai benar apabila saling berkesesuaian dengan dunia kenyataan. Kebenaran demikian dapat dibuktikan secara langsung pada dunia kenyataan. Misalnya pengetahuan ‘air akan menguap jika dipanasi sampai dengan 100 derajat’. Pengetahuan tersebut dinyatakan benar kalau kemudian dicoba memanasi air dan diukur sampai seratus derajat, apakah air menguap! Jika terbukti tidak menguap maka pengetahuan tersebut dinyatakan salah, dan jika terbukti air menguap, maka pengetahuan tersebut dinyatakan benar. c) Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory of Truth) Kadang-kadang



teori



ini



disebut



juga



teori



pragmatis.



Pandangannya adalah suatu proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat..



6



Kattsoff (1986)menguraikan tentang teori kebenaran pragmatis ini adalah penganut pragmatism meletakkan ukuran kebenaran dalam salah



7



satu macam konsekuensi. Atau proposisi itu dapat membantu untuk mengadakan



penyesuaian



yang



memuaskan



terhadap



pengalaman,



pernyataan itu adalah benar. Misalnya pengetahuan naik bis, kemudian akan turun dan bilang kepada kondektur ‘kiri’, kemudian bis berhenti di posisi kiri. Dengan berhenti di posisi kiri, penumpang bis turun dengan selamat. Jadi, mengukur kebenaran bukan dilihat karena bis berhenti di posisi kiri, namun penumpang bisa turun dengan selamat karena berhenti di posisi kiri. d) Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic Theory of Truth) Proposisi itu ditinjau dari segi artinya atau maknanya. Apabila proposisi yang merupakan pangkal tumpunya itu mempunyai referen yang jelas. Oleh sebab itu, teori ini mempunyai tugas untuk menguakkan kesahan dari proposisi dalam referensinya. (Abbas Hamami M., 1982, hlm. 29) Teori kebenaran semantik dianut oleh paham filsafat analitika bahasa yang dikembangkan paska filsafat Bertrand Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat Analitika Bahasa. Misalnya filsafat secara etimologi berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Pengetahuan tersebut dinyatakan benar kalau ada referensi yang jelas. Jika tidak mempunyai referensi yang jelas maka pengetahuan tersebut dinyatakan salah. e) Teori Kebenaran Sintaksis Para penganut teori kebenaran sintaksis, berpangkal tolak pada keteraturan sintaksis atau gramatika yang dipakai oleh suatu pernyataan atau tata bahasa yang melekatnya. Dengan demikian suatu pernyataan memiliki nilai benar apabila pernyataan itu mengikuti aturan-aturan sintaksis yang baku. Atau dengan kata lain apabila proposisi itu tidak



7



mengikuti syarat atau keluar dari hal yang disyaratkan maka proposisi tidak mempunyai arti. Teori ini berkembang di antara filsuf analisis bahasa,



8



terutama yang begitu ketat terhadap pemakaian gramatika. Misalnya suatu kalimat standar harus ada subjek dan predikat. Jika kalimat tidak ada subjek maka kalimat itu dinyatakan tidak baku atau bukan kalimat. Seperti ‘semua korupsi’, ini bukan kalimat standar karena tidak ada subjeknya. f) Teori Kebenaran Nondeskripsi Teori kebenaran nondeskripsi dikembangkan oleh penganut filsafat fungsionalisme. Karena pada dasarnya suatu statemen atau pernyataan akan mempunyai nilai benar yang amat tergantung pada peran dan fungsi dari pernyataan itu. Jadi, pengetahuan akan memiliki nilai benar sejauh pernyataan itu memiliki fungsi yang amat praktis dalam kehidupan seharihari. g) Teori Kebenaran Logik yang Berlebihan (Logical Superfluity of Truth) Teori ini dikembangkan oleh kaum positivistic yang diawali oleh Ayer. Pada dasarnya menurut teori kebenaran ini, problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan hal ini mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logis yang sama yang masing-masing saling melingkupinya.



Dengan



demikian,



sesungguhnya



setiap



proporsi



mempunyai isi yang sama, memberikan informasi yang sama dan semua orang sepakat, maka apabila kita membuktikannya lagi hal yang demikian itu hanya merupakan bentuk logis yang berlebihan. Misalnya suatu lingkaran adalah bulat, ini telah memberikan kejelasan dalam pernyataan itu sendiri tidak perlu diterangkan lagi, karena pada dasarnya lingkaran adalah suatu garis yang sama jaraknya dari titik yang sama, sehingga berupa garis yang bulat. (Abbas Hamami, 1996, hlm. 115-121)



9



B. TEORI KEKHILAFAN/KESALAHAN 1. Pengertian Kekhilafan Dalam pengetahuan kekhilafan terjadi karena kesalahan pengambilan kesimpulan yang tidak runtut terhadap pengalaman-pengalaman. Jadi dalam hal ini khilaf muncul karena adanya praanggapan atau pernyataan yang sudah dianggap benar secara umum. Erat hubungannya dengan masalah kekhilafan ini pendapat Francis Bacon (1561-1626) dengan teorinya yang terkenal yang dinamakan idola yang tercermin dalam bentuk ilusi dan prejudice yang menyelewengkan pemikiran ilmiah. Idola tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Idola teatri (sandiwara), yaitu sesuatu yang sering dilihat oleh seseorang atau selalu tampak dalam kehidupan sehari-hari, lama-kelamaan tanpa disadari dan diselidiki dianggap sebagai kebenaran. 2. Idola fori (pasar), yaitu keadaan dalam pikiran seseorang yang menyebabkan pikirannya tidak dapat berfungsi dengan baik, karena orang tersebut hanya melihat sesuatu dari segi bentuk atau luarnya saja. 3. Idola specus (gua), yaitu suatu idola yang diakibatkan oleh individualitas manusia. Seseorang seolah-olah berada dalam tempat yang gelap seperti di dalam gua. Hal ini terjadi karena tidak didukung oleh lingkungan, pendidikan, dan karakter yang baik, sehingga orang ini selalu terkungkung dengan keterbatasan dirinya yang menyebabkan dirinya tidak memahami segala sesuatu dengan baik. 4. Idola tribus, yaitu idola yang diakibatkan oleh kodrat manusiawi sehingga orang yang terkena idola ini tidak dapat memahami apa yang dihadapinya. (Abbas Hamami Mintaredja, 1980, hlm. 18-19) 2. Pengertian Kesalahan



9



Pengertian dari kesalahan ilmu pengetahuan ialah upaya untuk dapat menemukan kesimpulan yang tepat atau benar dilakukan dengan menyusun pola penalaran sesuai dengan pola prinsip prinsip penalaran yang tepat atau



10



dapat pula dengan cara menghindari pola penalaran yang sesat. Itulah yang disebut dengan kesalahan dalam penalaran ilmiah sebagai bagian dalam pembahasan tentang logika. Rasulullah Saw. bersabda :



‫ين التَّ َّوابُ ْو َن‬ َ ِ‫ َو َخ ْي ُرا ْل َخطَّائ‬،‫ُك ُّل بَنِي اَ َد َم َخطَّا ٌء‬  Terjemahan : Setiap bani Adam berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang bertaubat. a. Klasifikasi Berbagai Kesalahan: 1). Kesalahan Berfikir Kesalahan berfikir adalah kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir dikarenakan penyalahgunaan bahasa atau relevansi. Kesalahan merupakan bagian dari logika di mana beberapa jenis Kesalahan penalaran dipelajari sebagai lawan dari argumentasi logis. Terjadi kerena ketidaktapatan bahasa: pemilihan terminologi yang salah; dan relevansi: pembuatan premis dari proposisi yang salah. Klasifikasi Kesalahan berfikir: 



Kesalahan formal Adalah bentuk kesalahan yang dilakukan kerena penalaran yang tidak



tepat atau tidak sahih.Terjadi karena pelanggaran



terhadap prinsip prinsip logika mengenai term dan proposisi dalam suatu argumen. 



Kesalahan material Adalah kesalahan yang yang terutama menyangkut isi materinya.terjadi kerena faktor bahasa yang menimbulkan kesalahan dalam menyimpulkan arti dan juga terjadi kerena memang tidak adanya hubungan logis.



11







Kesalahan Bahasa Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masingmasingkata dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuai dengan keseluruhan arti kalimatnya. Maka, meskipun kata yang digunakan itusama, namun dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervariasi artinya. Ketidakcermatan dalam menentukan arti kata atauarti kalimat itu dapat menimbulkan Kesalahan penalaran.



2). Mengikuti john locke, psikolog dan ahli filsafat pendidikan john dewcy mengidentifikasi beberapa Kesalahan berpikir yang pada akhirnya termanifestasi dalam perilaku yang sesat (Dewcy.1933:131134). 



Pertama, kesalahan yang terjadi karena subjek sesungguhnya jarang berpikir sendiri dan berpikir atau bertindak sesuai dengan apa yang dipikirkan dan dilakukan orang lain.







Kedua, Kesalahan di mana subjek



bertindak seakan sangat



menghargai rasio, tetapi kenyataan tidak menggunakan rasionya sendiri dengan baik. 



Ketiga adalah Kesalahan yang terjadi akibat tidak terbuka untuk melihat persoalan secara komprehensif, terpaku hanya pada hal hal tertentu.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kebenaran adalah segala yang bersumber dari akal (rasio), pengalaman serta kegunaan yang dapat dibuktikan dengan realita yang ada. Dengan kata lain sebagai kebenaran ilmiah. Tapi ada kebenaran yang tak perlu dibuktikan  atau dicari pembutiannya, cukup kita terima dan yakin bahwa itu adalah suatu kebenaran.adapun teori kebenaran secara tradisional terdiri atas : 1. Teori kebenaran saling berhubungan 2. Teori kebenaran saling berkesusaian 3. Teori kebenaran Inherensi 4. Teori kebenaran berdasarkan arti 5. Teori kebenaran sintaksis 6. Teori kebenaran nondeskripsi 7. Teori kebenaran logika yang berlebihan Dalam pengetahuan kekhilafan terjadi karena kesalahan pengambilan kesimpulan yang tidak runtut terhadap pengalaman-pengalaman. Jadi dalam hal ini khilaf muncul karena adanya praanggapan atau pernyataan yang sudah dianggap benar secara umum. Adapun pengertian dari kesalahan ilmu pengetahuan ialah upaya untuk dapat menemukan kesimpulan yang tepat atau benar dilakukan dengan menyusun pola penalaran sesuai dengan pola prinsip prinsip penalaran yang tepat atau dapat pula dengan cara menghindari pola penalaran yang sesat. B. SARAN Dari pembahasan materi dan penyusunan makalah ini kami mengalami beberapa kendala, untuk itu kami memohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi untuk menyempurnakan makalah ini.



12



DAFTAR PUSTAKA



The Liang Gie. Dikutip dari buku Surajiyo. perkembangannya di Indonesia.Jakarta: Bumi Aksara.2007



Filsafat



https://www.kumpulanmakalah.com/2015/11/kebenaran-ilmiah.html



13



ilmu



dan