Makalah Filsafat Ilmu Perkembangan Ilmu Biologi Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FILSAFAT ILMU “AWAL PERKEMBANGAN ILMU BIOLOGI”



Disusun oleh: Kelompok 11 1. Ajeng Narulita Kusumas Tuti 2. Yosi Titriasari Arrumadewi



(13304244005) (13304244014)



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Pada zaman dahulu kala, terutama zaman Yunani, orang lebih banyak mempelajari filsafat. Dari filsafat ini, selanjutnya berkembang adanya filsafat alam dan filsafat moral. Filsafat alam mempunyai turunan ilmu-ilmu alam (the natural sciences). Ilmu-ilmu alam ini dibagi lagi menjadi dua bagian, yakni ilmu abiotik/ non hayati (the physical science). Ilmu hayat inilah yang biasa disebut dengan nama Ilmu Biologi. Biologi dimaksudkan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Hal ini sesuai dengan asal kata biologi dari bahasa Yunani, yakni bios yang berarti “hidup” dan logos yang berarti “ilmu”. Biologi terus berkembang seiring penelitian dan penemuan-penemuan baru. Terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, contohnya adalah perkembangan



mikroskop.



Ketika



mikroskop



pertama



kali



ditemukan,



kemampuannya untuk melihat objek-objek mikroskopis masih sangat terbatas. Kemudian berkembang mikroskop seperti yang umum kita gunakan saat ini yang disebut sebagai mikroskop cahaya karena sumber sinarnya adalah cahaya. Setelah itu, berkembang pula mikroskop elektron, yaitu mikroskop yang sumber sinarnya adalah elektron, sehingga pengamatan dengan mikroskop ini dapat dilakukan dengan lebih detail dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Dengan dukungan teknologi lain, kajian bio logi pun mengalami perkembangan, sehingga muncullah penemuan-penemuan baru seperti dalam biologi molekuler, dan bioteknologi. Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani (ilmu tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), dan mikrobiologi (ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari dalam sistematika, yang di dalamnya mencakup pula taksonomi dan paleobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian tubuh dipelajari dalam anatomi dan morfologi, sementara fungsinya dipelajari dalam fisiologi. Perilaku hewan dipelajari dalam etologi. Perkembangan ciri fisik makhluk hidup dalam kurun waktu panjang dipelajari dalam evolusi, sedangkan pertumbuhan



dan perkembangan dalam siklus kehidupan dipelajari dalam biologi perkembangan. Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi;



Mekanisme



pewarisan



sifat-yang



berguna



dalam



upaya



menjaga



kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup-dipelajari dalam genetika. Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika. Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan penemuan.Akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat, saat ini biologi sudah merambah pada hal-hal yang dulunya tidak mungkin dilakukan. Biologi akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dan teknologi. Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan menyampaikan mengenai awal mula perkembanganilmu biologi yang tidak lepas dari beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan mengingat ilmu biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan di bumi umumnya. Dan tentunya ilmu pengetahuan akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan asal usul kehidupan melalui teoriteori yang dikemukakan para ilmuan yang menjadi awal dari perkembangan ilmu biologi. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah diantaranya: 1. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan menurut plato, aristoteles, dan von humbolt? 2. Bagaimanakah awal perkembangan ilmu biologi? 3. Bagaimanakah teori-teori yang mendukung perkembangan ilmu biologi?



C. TUJUAN



Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan menurut plato, aristoteles, dan von humbolt. 2. Mengetahui awal perkembangan ilmu biologi. 3. Mengetahui teori-teori yang mendukung perkembangan ilmu biologi.



BAB II PEMBAHASAN



A. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU BIOLOGI 1. PLATO Plato dilahirkan di Athena dari keluarga terkemuka, dari kalangan politisi. Pada mulanya ia ingin bekerja sebagai seorang politikus, namun pada akhirnya ambisinya untuk menjadi seorang politikus dibatalkan, kemudian ia beralih ke filsafat sebagai jalan untuk memperbaiki kehidupan bangsanya, ajaran socrates sangat berpengaruh pada dirinya. Ada dua macam pengetahuan yang dikemukakan oleh Plato. Pengetahuan yang pertama adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman atau indera (pengetahuan pengalaman) dan yang kedua adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal (pengetahuan akal). Plato membandingkan kedua pengetahuan tersebut dan mempertimbangkan mana yang benar dari antara keduanya. Ajaran tentang Idea – Idea merupakan inti dan dasar seluruh filsafat Plato. Idea yang dimaksudkan Plato disini bukanlah suatu gagasan yang terdapat dalam pemikiran saja yang bersifat subyektif belaka. Bagi Plato Idea merupakan sesuatu yang obyektif, ada idea-idea, terlepas dari subyek yang berfikir, Idea-idea tidak diciptakan oleh pemikiran kita, tidak tergantung pada pemikiran, tetapi sebaliknya pemikiranlah yang tergantung pada idea-idea. Justru karena adanya idea-idea yang berdiri sendiri, pemikiran kita dimungkinkan. Pemikiran itu tidak lain daripada menaruh perhatian kepada idea-idea. 2. VON HUMBOLDT Wilman helm Von Humboldt, sarjana jerman abad ke-19, menekankan adanya ketergantungan pemikir manusia pada bahasa. Maksudnya, pandangan hidup dan budaya masyarakat ditentukan oleh bahasa masyarakat itu sendiri. Anggota-anggota masyarakat itu tidak dapat menyimpang lagi dari garis-garis yang telah ditentukan oleh bahasanya itu. Kalau salah seorang dari anggota masyarakat ini ingin mengubah pandangan hidupnya, maka dia harus mempelajari dulu satu bahasa lain. Maka dengan demikian dia akan menganut cara berpikir (dan juga budaya) masyarakat bahasa lain. Mengetahui bahasa itu sendiri Von Humbolt berpendapat bahwa substansi bahasa itu terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berupa bunyi-bunyi, dan bagian lainnya berupa pikiran-pikiran yang belum terbentuk. Bunyi-bunyi dibentuk oleh lautform, dan pikiranpikiran dibentuk oleh ideeform atau innereform. Jadi, bahasa menurut Von Humboldt



merupakan sintese dari bunyi(lautform) dan pikiran (ideeform). Dari keterangan itu bias disimpulkan bahwa bunyi bahasa merupakan bentuk-luar, sedangkan pikiran adalah bentukdalam. Bentuk-luar bahasa itulah yang kita dengar, sedangkan bentuk dalam-bahasa berada di dalam otak. Kedua bentuk inilah yang’’membelenggu’’ manusia, dan menentukan cara berpikirnya. Dengan kata lain, Von Humboldt berpendapat bahwa struktur suatu bahasa menyatakan kehidupan dalam( otak,pemikir) penutur bahasa itu. 3. ARISTOTELES Aristoteles lahir di stageira pada semenanjung kalkidike di Trasia (Balkan) Bapaknya bernama Machaon adalah seorang dokter istana pada raja Macedonia Amyntas II. Sejak kecil mendapat asuhan dari bapaknya sendiri, ia mendapat pelajaran teknik membedah, karena itu perhatiannya banyak tertumpu pada ilmu alam, terutama ilmu biologi. Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, “filosofi alam” adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh Aristoteles. Salah satunya melakukan penelitian sejarah alam di Pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos-mitos dan kesalahan-kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians). Istilah biologi dalam pengertian modern diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et Dendrologia. Di Mesir, ilmu biologi diterapkan dalam pengobatan sejak 2000 tahun SM. Contoh yang bisa kita temui di antaranya adalah mumi; mayat yang diawetkan. Bangsa Mesir sudah mampu membuat semacam balsem untuk mengawetkan mayat dari tumbuh-tumbuhan. Perkembangan biologi di wilayah Arab sangat pesat berkat pengetahuan Al Jahiz tentang binatang, dan Ibnu Sina tentang ilmu kedokteran.



Berdasarkan situs Assyria dan Babilonia (3500), biologi adalah salah satu ilmu tertua yang bisa dibuktikan. Situs tersebut menunjukan bahwa bangsa Assyiria dan Babilonia sudah bercocok tanam dan dan mengenal ilmu pengobatan. Bangsa China sudah mengenali tanaman obat sejak 2800 tahun SM. Reruntuhan di Mohenjodaro (2500 SM) menunjukan bahwa penduduknya sudah memanfaatkan sekitar 960 jenis tanaman untuk pengobatan. Termasuk ilmu anatomi, fisiologi, patologi, dan ilmu bedah. Selanjutnya perkembangan biologi merambah ke berbagai bangsa dan melahirkan tokohtokoh baru, seperti Leonardo da Vinci, Otto Brunfels, Leonhard Fuchs, Pierre Belon, dan masih banyak lagi. Pada pertegahan abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan dasar-dasar taksonomi, mengelompokkan hewan berdarah dan tidak berdarah. Hewan berdarah merupakan hewanhewan besar, seperti ikan, mamalia, burung, reptil, dan amfibi. Hewan tidak berdarah merupakan



hewan-hewan



kecil,



seperti



udang-udangan, Cephalopoda,



serangga,



dan Testacea. Selain itu, Aristoteles juga menemukan bahwa hewan memiliki paru-paru, bernafas dengan udara, berdarah panas, dan menghasilkan keturunan. Selain itu, ia juga menemukan



ilmu



tentang



reproduksi



dan



hereditas,



termasuk



Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea. Penelitiannya yang lain menunjukkan bahwa hewan mempunyai paru-paru, bernapas dengan udara, berdarah panas (suhu tubuh tetap meskipun suhu lingkungan berubah), dan menghasilkan keturunan. Temuan Aristoteles yang penting adalah pengetahuan tentang reproduksi dan hereditas, termasuk teori abiogenesis yang menyatakan bahwa asal-usul kehidupan berasal dari benda tak hidup atau generatio spontanea yang dipercayai begitu saja oleh bangsa Yunani pada saat itu. Aristoteles juga berpendapat bahwa semua makhluk hidup mempunyai struktur dan fungsi yang disesuaikan dengan perilaku dan habitatnya. Dalam klasifikasi hewan beliau menyarankan untuk menggunakan struktur eksternal sebagai dasar pengelompokan serta menunjukkan pentingnya struktur homologi dan analogi organ-organ hewan yang menjadi dasar perkembangan ilmu anatomi komparatif. Pada abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop. Penemuan ini menjadi awal munculnya pengetahuan biologi yang bersifat mikroskopis seperti mikroorganisme. Penemuan ini juga melahirkan cabang ilmu biologi baru yang bersifat mikroskopis, seperti embriologi dan mikrobiologi. Tokoh-tokoh yang bejasa di pada saat itu di antaranya ialah Robert Hooke, Fransisco Redi, Lazzaro Sapallanzani, dan Louis Pasteur. Pada abad ke-17 dan 18, John Ryan dan Corolus Linnaeus mengusulkan suatu sistem



klasifikasi yang bersifat universal yang berlaku untuk hewan dan tumbuhan. Sistem inilah yang menjadi rujukan sistem klasifikasi modern. Teori-teori yang muncul pada awal perkembangan ilmu biologi dimana membahas mengenai asal mula kehidupan di bumi. Teori-teori yang muncul ini mendasari perkembangan awal dari ilmu biologi dimana memunculkan penelitian-penelitian yang mendasari adanya metode ilmiah dalam ilmu biologi. Teori-teori tersebut diantaranya yaitu: a) TEORI ABIOGENESIS Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Pada



pertengahan



abad



ke



17



paham



ini



seolah-olah



diperkuat



oleh



antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. b) TEORI BIOGENESIS Teori Biogenesis adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa asal kehidupan suatu makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain : 1. Francesco Redi (Italia, 1626-1697) Orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abogenesis adalah Francesco redi (1626-1697), seroang fisikawan Italia. Redi melakukan dua kali pecobaan. Pada percobaannya yang pertama pada tahun 1668, redi menggunakan dua kerat daging segar dan dua stoples. Stoples satu diisi dengan kerat daging dan di tutup rapat-rapat, sedangkan stoples yang kedua diisi kerat daging dan dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari, pada stoples I, pada daging tidak di temukan larva lalat. Pada Stoples 2 daging telah membusuk dan didalam daging terdapat banyak larva. Redi menyimpulkan bahwa larva lalat bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada keratan daging dan telur tersebut menetas menjadi larva. Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan



pendukung teori Abiogenesis. Sanggahan tersebut adalah kehidupan pada stoples satu tidak dapat terjadi karena stoples tertutup sehingga tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya tidak ada daya hidup di dalamnya.



Percobaan Redi Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan daging pada stoples yang di tutup dengan kain kasa sehinngga masih terjadi hubungan dengan udara, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil menunjukkan bahwa keratin daging membusuk; pada daging ini di temukan sedikit larva; dan pada kain kasa penutupnya terdapt lebih banyak larva dari pada yang di daging. Redi berkesimpulan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa dan beberapa telur jatuh pada daging. 2. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799) Lazzaro Spallanzani (1729-1799), biologiwan Italia, pada tahun 1765 melakukan percobaan dengan menggunaan air rebusan daging dan dua macam perlakuan pada labu. Labu I diisi dengan air kaldu, kemudian di panaskan pada suhu 15 o C selama beberapa menit, kemudian dibiarkan terbuka. Sedangkan labu II diisi air kaldu, di tutup rapat dengan menggunakan sumbat gabus kemudian labu di panaskan hingga mendidih. Selanjutnya kedua macam labu tersebut didinginkan. Setelah kurang lebih satu minggu, hasil percobaannya menunjukkan pada labu I air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. Pada Labu II air kaldu tetap jernih dan tidak berbau busuk. Akan tetapi kemudian jika labu II dibiarkan terbuka dan dibiarkan lebih lama lagi, air kaldu menjadi keruh dan



berbau busuk seperti hasil labu I. Kesimpulan Spallanzani adalah pada tabung yang terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan. Ini membuktikan bahwa kehidupan bukan berasal dari air kaldu. Hasil percobaan Spanllanzani di sanggah oleh penganut abiogenesis. Sanggahannya adalah kehidupan pada percobaan Spanlanzani tidak terjadi karena daya hidup tidak masuk ke dalam labu. Menurut mereka, untuk terbentuknya organisme dalam air kaldu di butuhkan udara.



Percobaan Spallanzani 3. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895) Orang



yang



berhasil



menumbangkan



teori



abiogenesis



sehingga



tidak



tersanggahkan lagi adalah ahli biokimia berkebangsaan Perancis, yaitu Louis Pasteur (1822-1895). Pasteur melakukan pecobaan yang merupakan penyempurnaan dari percobaan spanlanzani. Pasteur menggunakan labu berleher sperti angsa. Percobaannya adalah sebagai berikut. a. Labu berleher seperti leher angsa diisi air kaldu. Leher angsa itu I buat untuk menjaga adanya hubungan antara labu dengan udara luar. Selanjutnya labu di panaskan untuk mensterilkan air kaldu dari mikroorganisme. b. Setelah itu labu didinginkan dan di letakkan di tempat yang aman. Udara dari luar dapat masuk ke dalam labu. Karena bentuk pipa seperti leher angsa, debu dan mikroorganisme yang ada di udara menempel di dasar leher angsa, sehingga udara yang



masuk ke dalam labu adalah udara yang steril jadi, didalam labu percobaan Pasteur ini masih ada daya hidup seperti yang di persoalkan oleh penganut paham abiogenesis. Setelah dibiarkan beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. c. Labu yang berisi air kaldu jernih tersebut di pecahkan lehernya, sehingga labu bersentuhan langsung dengan udara luar secara langsung. Setelah selama beberapa hari di biarkan, air kaldu di dalam labu menjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.



Percobaan Pasteur Kesimpulan dari hasil penelitian Pasteur adalah mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan berasal dari cairan (benda tak hidup), melainkan dari mikroorganisme yang terdapat di udara. Mikroorganisme yang ada di udara itu masuk ke dalam labu bersamasama dengan debu. Hasil percobaan Pasteur ini menggugurkan teori abiogenesis. Pasteur mengajukan teori baru tentang asal-ususl kehidupan. Teori ini menyatakan : 1) Omne vivum ex ovo, yaitu setiap mahluk hidup berasal dari telur 2) Omne ovum ex vivo, yang berarti setiap telur berasal dari mahluk hidup 3) Omne vivum ex vivo, yaitu setiap mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya. c) TEORI-TEORI LAIN Teori Pasteur dll belum memuaskan benar untuk menjawab pertanyaan tentang dari mana mahluk hidup pertamakali berasal. Bagaimana proses pembentukannya, dan dimana



mahluk hidup pertamakali terbentuk. Atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, muncullah berbagai teori sebagai berikut : 1. Teori Kreasi Khas Teori ini menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (gaib) pada saat istimewa. Segala spesies mahluk hidup saat ini sudah ada sejak dahulu dan masing-masing spesies di ciptakan sendiri-sendiri sebagaimana adanya saat ini. Teori ini di kenal dengan nama teori kreasi khas atau teori penciptaan khusus. Pengikut teori ini misalnya Carolus Linnaeus. 2. Teori Kosmozoan Teori ini menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet bumi berasal dari mana saja. Kehidupan di bumi berasal dari protoplasma yang membentuk spora-spora kehidupan. Spora kehidupan mencapai permukaan bumi secara tidak sengaja dan berasal dari mana saja di dalam inti. Pelopor teori ini adalah Arhenius (1911). 3. Teori Panspermia Panspermia adalah teori yang menyatakan bahwa kehidupan berkembang dengan didistribusikan melewati jagat raya dalam bentuk benih. Benih disini bisa diartikan sebagai mikroorganisme ataupun komponen biokemikal yang dibawa oleh meteoroid, asteroid dan planetoid. Teori ini pertama kali disebutkan dalam tulisan abad ke-5 karya filosof Yunani, Anaxagoras, sebagai berikut: Semua hal sudah ada sejak awal. Tapi aslinya mereka berada dalam fragmenfragmen yang amat sangat kecil dari diri mereka sendiri, tiada batas jumlahnya dan terkombinasi begitu erat. Segala hal ada dalam massa ini, tetapi dalam bentuk yang membingungkan dan sulit dibedakan. Terdapat bibit (spermata) atau miniatur dari gandum dan daging and emas dalam campuran primitif; namun bagian-bagian ini, layaknya alam dengan keseluruhannya, harus dieliminasi dari massa kompleks sebelum mereka dapat menerima nama dan karakter yang pasti. Meski demikian hingga saat ini teori mekanisme ini merupakan hipotetis dan belum terbukti. Terdapat tiga variasi populer dari hipotesa panspermia: 



Lithopanspermia (panspermia antarbintang). Bebatuan yang terlempar dari permukaan planet menjadi kendaraan bagi material bilogis dari tata surya satu







ke tata surya lainnya. Ballistic panspermia (panspermia antarplanet). Bebatuan dari permukaan planet yang membawa material biologis dari satu planet ke planet lain.







Directed panspermia. Benih kehidupan yang disebarkan secara sengaja dari planet lain oleh peradaban ektraterestrial ke Bumi, atau penyebaran secara



sengaja dari Bumi ke planet lain oleh manusia. 4. Stanley Miller Miller adalah murid dari Urey. Ia membuat suatu percobaan untuk membuktikan teori Urey. Ia melakukan percobaan dengan mengisi tabung-tabung dengan CH 4, NH3, H2, dan H2O. Campuran gas-gas tersebut dialirkan melalui labu dilengkapi elektroda yang dapat melepaskan bunga api listrik yang bertegangan tinggi(75.000 volt) sebagai pengganti halilintar yang selalu terjadi pada masa itu. Percobaannya dilakukan selama satu minggu. Setelah percobaan tersebut, dilihat ternyata ditemukan beberapa jenis asam amino. Asam amino adalah zat yang menyusun protoplasma makhluk hidup. Selain asam amino juga diperoleh asam hidroksi, HCN, dan urea. Pada temuannya ini asam amino tersebut belum menunjukkan gejala hidup.



Percobaan Miller



B. PERKEMBANGAN ILMU BILOGI 1. Biologi Sel dan Embriologi



Pada tahun 1895, Charles Overton menyatakan bahwa membran terdiri dari lipid. Berdasarkan pengamatannya bahwa unsur yang larut dalam lemak memasuki sel lebih cepat dari unsur yang tidak larut dalam lipid. Dua puluh tahun kemudian, membran sel diisolasi dari



sel



darah



merah



dan



dianalisis



secara



kimiawi



dan



ditemukan



adanya



unsur lipid dan protein. Irving Langmuir pada tahun 1917, membuat membran tiruan dengan menambahkan fosfolipid yang dilarutkan dalam benzene ke dalam air. Hasilnya setelah benzene menguap, fosfolipid tertinggal sebagai lapisan yang menutupi permukaan air dengan hanya bagian hidrofil yang terbenam dalam air. Tahun 1925, E. Gorter dan F. Grendel mengemukakan bahwa membran sel terdiri dari dua lapis (bilayer). Tahun 1935, Hugh Davson dan James Danielli memperbaikinya dengan mengajukan Model Sandwich: fosfolipid bilayer di antara dua lapis protein globular. Ilmuwan pertama kali menggunakan mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Penggambaran Model Membran Davson dan Danielli menjadi lebih jelas. Tahun 1960an, Model Sandwich-nya Davson-Danielli diterima secara menyeluruh sebagai struktur yang bukan hanya untuk plasma membran tetapi juga untuk seluruh membran internal dari sel. Tetapi di akhir abad ke-20, banyak ahli biologi sel yang melihat dua kekeliruan dari model tersebut. Pertama, generalisasi bahwa seluruh membran sel identik dibantah. Tidak semua membran terlihat sama di bawah mikroskop elektron. Sebagai contohnya, membran plasma berukuran 7-8 nm dan memiliki struktur tiga lapisan, sedangkan membran dalam mitokondria tebalnya hanya 6 nm dan dalam mikrograf elektron tampak seperti barisan manik-manik. Membran mitokondia juga memiliki persentase protein yang lebih banyak dan ada perbedaan dalam jenis fosfolipid-nya. Membran dengan fungsi yang berbeda, berbeda dalam struktur dan



susunan



kimianya.



bersifar amphipathic,



jika



Masalah protein



kedua



adalah



ditempatkan



penempatan



pada



permukaan



protein.



Membran



membran,



maka



bagian hidrofobik-nya akan berada di lingkungan air. Pada tahun 1972, S.J Singer dan G. Nicolson meninjau ulang model membran yang menempatkan protein pada daerah yang sesuai dengan sifat amfifatik membran. Mereka menyatakan bahwa protein membran tersebar dan secara terpisah tertanam ke dalam lapisan fosfolipid, dengan hanya daerah hidrofilik yang menjorok keluar ke daerah yang ada air. Susunan molekul seperti ini memaksimalkan kontak daerah hidrofilik dari protein dan fosfolipid dengan air sedangkan bagian hirofobik-nya dengan lingkungan air. Struktur seperti kemudian disebut fluid mosaic model.



Pada tahun 1891, Driesch (1867-1941) meneliti tentang reproduksi sel, fertilisasi dan multiplikasi sel menjadi organisme baru. Ia menemukan bahwa telur urchin laut membelah menjadi dua bagian, berkembang menjadi dua larva yang lengkap. Pada tahun 1900, Loeb (1859-1924) menyatakan bahwa telur yang tidak dibuahi dapat diinduksi dengan perlakuan kimia tertentu menjadi organisme sempurna. Pada tahun 1931, Spemann (1869-1941), Holftreter dan Mangold mendemontrasikan bahwa pemberian senyawa kimia atau stimulus kimia tertentu kepada telur yang tidak dibuahi mampu menginduksi pembentukan organsime utuh; sedangkan untuk yang lainnya, perlakuan hanya pada tahap lebih lanjut ketika organisme tumbuh mampu menghasilkan bagian-bagian tubuh tertentu seperti mata atau anggota tubuh lainnya. Ahli embriologi berkebangsaan Amerika, Robert Briggs dan Thomas King menjadi pelopor transplantasi inti pertama selama tahun 1950-an. Eksperimen ini dikembangkan oleh John Gurdon (Inggris) dengan menghilangkan inti sel dari sel telur katak kemudian menanam inti dari embrio berudu dari species yang sama. Hasilnya inti yang ditranplantasikan tersebut mendukung perkembangan normal donor. Tahun 1997, peneliti Scotlandia, Ian Wilmut dan kawan-kawan berhasil mengklon domba dewasa dengan inti sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak dibuahi dari domba yang lain. Domba “dolly” ini secara kromosomal identik dengan donor. Juli 1998 peneliti dari Hawaii melaporkan pengkloningan lebih dari 50 tikus menggunakan inti dari sel ovarium. 2. Genetika dan Hereditas a. Genetika Pada tahun 1944, Oswald Avery, seorang ilmuwan kebangsaan Amerika, memurnikan berbagai senyawa kimia dari baketri patogen yang dipanaskan, kemudian memindahkan DNA-nya saja ke bakteri non patogen hidup. Avery dkk yaitu Maclyn McCarty dan Colin Mac Leod mengumumkan bahwa agen tranformasi adalah DNA. Temuan ini disambut dengan penuh keragu-raguan, sebab pengetahuan semula adalah protein sebagai pembawa materi genetik dan pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang DNA. Tahun 1952, Alfred Hershey dan Martha Chase menemukan bahwa DNA adalah materi genetik baktriofag yang disebut sebagai T2. Pada waktu tersebut, para ilmuwan tahu bahwa virus memiliki dua komponen kimia yaitu DNA dan protein. Untuk menjawab hal ini, Hershey dan Chase melakukan eksperimen dengan menggunakan kedua komponen T2 tersebut yaitu protein dan DNA. Mereka menggunakan isotof radioaktif yang berbeda untuk menandai DNA dan protein. Hasilnya pada supernatan yang mengandung partikel virus hanya ditemukan radioaktif yang menandai protein sedangkan DNA yang ditandai ditemukan pada pelletnya. Ketika bakteri ini dikembalikan ke medium kultur terjadi infeksi dan E.



coli melepaskan fag yang mengandung radioaktif. Jadi mereka menyimulkan bahwa DNA lah yang memasuki inang sedangkan protein tetap tertinggal bersama badan virus. Pada tahun 1950-an, susunan ikatan kovalen polimer asam nukleat mendapat perhatian ilmuwan. Sebelumnya, pada tahun 1932, Astbury menemukan struktur polimer fiber yang terdiri dari empat nukleosida yaitu Purin, Adenin, Guanin dan Pirimidin, Sitosin dan Tianin (Uridin dalam DNA). Kemudian penelitian tentang struktur DNA berkembang. Salah satu yang terkenal yaitu James Watson (Amerika) dan Francis Crick (Inggris). Watson dan Crick menggambarkan model DNA dengan dobel helix dengan bantuan dari gambar melalui metode kristalografi sinar-X Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin. Temuan ini yang mendorong penelitian tentang replikasi berkembang. b. Hereditas Pada tahun 1901, Hugo De Vries (Belanda), Carl Correns (Jerman) dan Erick Von Tschermak (Austria) secara terpisah menemukan kembali Hukum Mendel yang diterbitkan 35 tahun yang lalu. Penemuan ini medorong penelitian ilmuan tentang pewarisan sifat keturunan. Thomas Hunt Morgan seorang embriologist Colombia menemukan adanya gen terpaut sex (sex-linked genes) pada awal abad ke-20. Pada tahun 1909, seorang fisikawan Inggris, Archibald Garrod menyatakan bahwa gen menentukan fenotif melalui enzim sebagai katalis proses tertentu di dalam sel. Pengetahuan tentang pembelahan sel, mikroorganisme penyebab mutasi menggugah ilmuwan untuk meneliti tentang kanker. 2. Mikrobiologi Adolf Meyer, seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman pada tahun 1883 memulai sejarah penemuan virus pada abad ke 19 dengan ditemukannya kelainan pada daun tembakau berbintik kuning. Pada abad ke-20 pengetahuan tentang virus yaitu bahwa virus bersifat patogen dan dapat menular, virus pun tidak dapat ditumbuhkan dalam medium tumbuh bakteri. Dua orang ilmuwan bernama Twort (1916) dan d’Herelle (1917) menemukan virus yang menyerang bakteri dan menyebabkan bakteri lisis (pecah). Virus ini kemudian disebut bakteriofag atau sering disebut fag (phage) saja. Pada tahun 1935, Wendell Stanley, seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan mahluk hidup yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Mahluk tersebut kemudian diberi nama TMV (Tobacco Mosaic Virus). Stanley menemukanan bahwa virus dapat mengkristal pada saat bersamaan masih memiliki sifat-sifat organisme hidup. Partikel virus dapat berkembang



biak



dalam



inang



yang



baru. Gortner dan Laidlaw secara



terpisah



mengemukakan pandangannya bahwa virus merupakan bentuk organisme paratisik yang lebih terspesialisasi. Sejak itulah penelitian tentang virus berkembang. Tahun 1980-an muncul penemuan virus HIV dan AIDS. 3.



Fisiologi Mulai berkembang pada abad ke 17 dan 18: kemajuan dalam ilmu fisika dan kimia.



Pertengahan abad ke 19: cabang ilmu yang berdiri sendiri dengan terbitnya "History of Botany" oleh Sachs (1860), disusul "Lecturers on the Physiology of Plants" oleh Sachs (1887) dan "Physiology of Plants" oleh Pfeffer (1887). Pertengahan abad ke-20: jurnal khusus yang memuat hasil-hasil penelitian, seperti "Plant Physiology" (mulai 1925) dan "Annual Peview of Plant Physiology"(1950). Dokter tenar Inggris, William Harvey, penemu peredaran darah dan fungsi jantung, dilahirkan tahun 1578 di kota Folkstone, Inggris. Bukunya yang masyhur “An Anatomical Treatise on the Movement of the Heart and Blood in Animals (Gerak otomatis anatomi jantung dan darah binatang) terbit tahun 1628, tepat sekali jika disebut sebuah buku penting di sepanjang sejarah fisiologi. Memang, nyatanya merupakan titik mula lahirnya ilmu fisiologi modern. Arti penting utamanya tidaklah terletak pada penggunaan langsungnya melainkan pada peletakan pengertian dasar yang menjelaskan bagaimana tubuh manusia.



BAB III PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai asal usul kehidupan sesuai dengan eksperimen-eksperimen yang telah dilakukannya. Masing-masing pendapat tersebut didasarkan oleh percobaan yang telah dibuktikan sendiri oleh para ahli tersebut. Dan berdasarkan percobaan yang telah dilekukan tersebut masing-masing memiliki kelemahan-kelemahan sehingga masingmasing teori yang dipaparkannya saling melengkapi satu sama lain.



DAFTAR PUSTAKA



Bakhtiar, Amsal. 2012. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Harianto,Husein. 2010. Paradigma Holistik,Dialog Filsafat, Sains, dan Kehidupan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. http://biologimediacentre.com/asal-usul-kehidupan-biogenesis-versus-abiogenesis-1-2/ diakses pada tanggal 12 Desember 2016 pada pukul 17.00 WIB http://www.panspermia-theory.com/ diakses pada tanggal 12 Desember 2016 pada pukul 17.00 WIB https://www.scribd.com/doc/68882703/PDF-Asal-Usul-Kehidupan diakses pada tanggal 7 Desember 2016 pada pukul 20.00 WIB



Mudhofir, Ali. 2001. Kamus Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prayono, Joko & Mas’ud, Ibnu. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia. Sudarno. 1994. Biologi. Surakarta: PT Pabelan Surakarta.