Makalah Fisiologi Laktasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah “FISIOLOGI LAKTASI” . Penyusunan makalah ini bermaksud untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Reproduksi Dan Mikrobiologi.Dan juga untuk menambah wawasan serta p engetahuan yang lebih luas bagi kami dan juga pembaca. Dalam penyusunan maklah ini kami menemukan beberapa kendala, namun berkat partisipasi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalh ini.Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari penyempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah. Semoga makalh ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Gorontalo, oktober 2015



Kelompok 10



1



Daftar Isi Kata pengntar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. B. C. D.



Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4



BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N.



Pengertian laktasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hormon yang mempengaruhi laktasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Masalah-masalah laktasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Siklus Laktasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Proses Pembentukan Laktogenesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Refleks laktasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Faktor-faktor yang meningkatkan reflek let down Pemeliharaan Laktasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Faktor-faktor Yang Mempengruhi Produksi Asi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Keunggulan Dan Manfaat Asi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Persiapan Laktasi Usia dini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Perawatan Payudra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Langkah-Langkah menyusui dengan baik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Dukungan Bidan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Daftar Pustaka . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .



2



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pada masa laktasi sering muncul masalah-masalah yang di hadapi oleh seorang ibu,kadang mereka tidak mengetahui kondisi serta apa yang harus mereka lakukan.dalam masa nifas,pengetahuan tentang perawatan payudara sangat penting untuk di ketahui.ini berguna untuk menjaga keindahan payudaraserta menghindari masalah-masalah dalam proses menyusui (oktavita.2009). Proses laktasi merupakan proses produksi dan sekresi ASI (johnson & Wendy,2005).secara fisiologis,laktasi bergantung pada 4 proses,yaitu proses pengembangan jaringan penghasil ASI dalam payudara,proses yang memicu produksi ASI setelah melahirkan,proses untuk mempertahankan produksi ASI dan proses sekresi ASI.proses-proses ini berlangsung dari masa kehamilan hingga melahirkan dan akhirnya menyusui (farrer,2001). Bersamaan



dengan



membesaranya



kehamilan



perkembangan



dan



persiapan untuk memberikan ASI semakin tampak, payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol pembuluh darah semakin tampak, dan areola mammae makin hitam. Pada kehamilan lima bulan lebih, kadang-kadang dari ujung putting mulai keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh hormone laktogen dari plasenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofise. Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar prolaktin cukup tinggi pengaruhnya di hambat oleh estrogen. Setelah partus, pengaruh penekanan dari estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon - hormon hipofisis kembali, antara lain lactogenic hormone. (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Pada seorang wanita menyusui



3



( laktasi ) kedua dan selanjutnya cenderung lebih baik dari pada yang pertama, menunjukan bahwa seperti halnya pada semua fungsi reproduksi, di perlukan “trial runs” ( latihan) sebelum mencapai kemampuan yang optimal. Pada umumnya wanita yang lebih muda kemampuanya lebih baik dari pada yang tua. B. Rumusan masalah Apa saja hormon yang mempengaruhi laktasi ? Bagaimana proses fisiologi laktasi ? Apa saja masalah-masalah laktasi ? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi ? C. Tujuan Untuk mengetahui dan memahami proses fisiologi laktasi. Untuk mengetahui hormon yang mempengaruhi laktasi. Untuk mengetahui masalah-masalah laktasi Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi laktasi D. Manfaat Makalah ini memberikan informasi tentang bagaimana proses fisiologi laktasi,hormon apa saja yang mempengaruhi laktasi, apa saja masalahmasalah laktasi dan faktor apa saja yang mempengaruhi laktasi.



4



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Laktasi Laktasi (menyusui) adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh yang biologis dan kejiwaan terhadap ibu dan bayinya. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit (Anggraini Y., 2010;15). Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian,yaitu produksi dan penegluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18-19 tahun minggu,dan baru selesai ketika mulai menstruasi,dengan terbentuknya hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormon proklatin adalah hormon yang berfungsi untuk produksi ASI disamping hormon lain seperti insulin,tiroksin,dan sebagainya. Pengaruh hormonal bekerja melalui dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari kehamilan bulan 7-8 memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik dan puting tidak akn lecet sewaktu dihisap bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (WHO, 2001). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 4-6 bulan tanpa makanan, atau minuman tambahan lain (Ruliana, 2004).



5



ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Ambarwati, 2008). ASI merupakan bentuk nutrisi terpilih buat bayi.ASI mengandung zat protektif dan semua zat gizi dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh dan kembang secara optimal (wong, 2008).ASI eksklusif atau lebih tepat di sebut pemberian ASI secara ekslusif,artinya bayi hanya di beri ASI saja,tanpa tambahan cairan lain,seperti susu formula,jeruk,madu,air teh,air putih, juga



tanpa



tambahan



makanan



padat,seperti



pisang,pepaya,bubur



susu,biskuit,bubur nasi ataupun tim mulai lahirsampai usia enam bulan (Roesli, 2005). B. Hormon yang mempengaruhi laktasi Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah Sebagai berikut : Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara: 1. Progesteron : mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran. 2. Estrogen : menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI. Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone (LH). 3. Prolaktin : berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki peran penting untuk memproduksi ASI, dan meningkat selama kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada ahir proses persalinan akan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur



menurun



sampai



tingkat



dapat



dilepaskan



dan



6



diaktifkanya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi adalah ada malam hari dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari. 4. Oksitosin : mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex. 5. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation). 6. Glukokortikoid : merupakan hormon steroid adrenal,mengatur sirkulasi dan transportasi air melalui membran sel selama hamil dan menyusui. 7. Hormon Paratiroid : mebatasi jumlah kalsium pada susu ibu dan mengatur jumlah zat besi sesuai kebutuhan bayi.Ia juga mencegah ibu mengalami hipokalsemi. 8. Hormon tiroid : hormon tiroid tidak mempunyai pengaruh langsung pada payudara,tetapi



dibatasi



untuk



pengaturan



proses



metabolisme



tubuh.Pengaruh-pengaruhnnya pada ibu termasuk rangsangan napsu makan,arsopsi zat makanan dan mempertahankan konsentrasi glukosa dan proklatin dalam plasma ibu.



7



C. MASALAH-MASALAH LAKTASI



Menurut (Saleha, 2009), masalah-masalh yang sering terjadi pada waktu menyusui adalah : 1. Puting lecet Dapat di sebabkan oleh karena teknik menyusui yang salah atau perawatan yang tidak betul pada payu darah. Infeksi monilia dapat mengakibatkan lecet. 2. Payudara bengkak Disebabakan karena pengeluaran ASI yang tdak lancar. 3. Saluran susu yang tersumbat/bendungan ASI Disebabkan ASI yang terkumpul tidsk segara di keluarkan,sehingga menimbulkan sumbatan. 4. Mastitis Suatu proses infeksi menyebabkan radang payudara. 5. Akses payudara Dapat terjadi sekunder pada mastitis atau payudara yang terinfeksi. E.Faktor-faktor yang mempengaruhi pada laktasi 1. Faktor biologis a. Nutrisi. Nutrisi akan mempengaruhi perkembangan jaringan dan produksi ASI, juga berpengaruh terhadap volume dan komposisi ASI. b. Kondisi payudara. Adanya gangguan atau kerusakan pada sistem syaraf, sistem vaskular, atau struktur seluler alveolus karena suatu inflamasi (radang), tumor, dll misalnya dapat mempengaruhi laktasi secara langsung. c. Sistem endokrin 



Prolaktin : selama fase kehamilan kadar akan meningkat, namun pada fase persalinan kadarnya menurun.Namun



8



setiap di hisap, maka kadar prolaktin akan meningkat dan pada akhirnya dapat menyebabkan proses inisiasi produksi ASI. 



Oksitosin : hormon akan menyebabkan kontraksi pada myometrium dan juga myoepitel kelenjar mamae.Dalam aktu yang bersamaan juga akan menghambat pengeluaran prolaktin inhibitor factor (PIF) oleh hipotalamus.



d. Paritas Kehamilan atau persalinan yang kedua memiliki kecenderungan lebih baik dari pada yang pertama dalam hal laktogenesis dan galaktokoesis (trial runs). e. Umur kehamilan. Maturitas plasenta berpengaruh pada penyiapan kelenjar ASI. f. Kebiasaan. Merokok menyebabkan produksi ASI dan laktasi berkurang karena kadar prolaktin akan turun dan nafsu makan juga dapat menurun. 2. Faktor psikologis Faktor ini akan mempengaruhi syaraf-syaraf dan prosuksi hormon.Stres dapat secara langsung merangsang hipotalamus otak untuk mengeluarkan PIF sehingga menyebabkan penurunan produksi hormon prolaktin.Di samping itu secara tidak langsung dapat menstimulasi kelenjar anak ginjal (suprarenalis) untuk memproduksi adrenalis dan noradenalin yang dapat menyebabkan fasokontriksi pada pembuluh darah sehingga oksitosin akan sulit mencapai myoepitel. 3. Faktor sosial a. Sosio-emosional, termasuk di dalamnya adalah keberhasilan pada laktasi terdahulu dan dukungan keluarga/suami, b. Sosio-ekonomi, termasuk faktor kecukupan gizi dan perawatan kesehatan.



9



c. Tingkat



pendidikan,



dimana



secara



tidak



langsung



akan



berpengaruh terhadap nutrisi, perawatan kehamilan, dan perawatan payudara. D. SIKLUS LAKTASI 1. Laktogenesis stadium 1 ( kehamilan ) : penambahan dan pembesaran lobulus alveolus. 2. Laktogenesis stadium 2 ( ahir kehamilan 2-3 hari postpartum ) : produksi ASI 3. Laktogenesis stadium 3 ( galaktopoeisis ) : mulai 40 hari setelah berhenti menyusui. E. PROSES PEMBENTUKAN LAKTOGENESIS 1. Laktogenesis I : Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti. 2. Laktogenesis II : Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda



10



biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang



produksi



melahirkan.Kolostrum



ASI



sebenarnya



dikonsumsi



bayi



tidak sebelum



langsung



setelah



ASI sebenarnya.



Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan . Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya. 3. Laktogeneses III : Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. F. Reflek Laktasi Refleks menghisap di mulai saat impuls sensoris yang berasal dari puting susu masuk ke medulla spinalis melalui radiks dorsalis-nya.jalur syaraf multisinaps ini naik ke nukleus supraoptik magnoseluler dan paraventrikulae pada hipotalamus melalui neuron-neuron yang yang mengandung aktivin di dalam traktus nukleus solitaries.pengenalan terhadap impuls menyebabkan pelepasan oksitosin dari lobus hipofisis posterior secara episodik. Refleks menghisap juga di pengaruhi aktivitas generator denyut GnRH.isapan menghambat gonadotropin sehingga menghambat ovulasi.efektifitas laktasi sebagai kontrasepsi alami berhubungan dengan frekuensi dan durasi menyusui.



11



Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan reflek saliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi. 1. Reflek - reflek Menyusui pada Ibu dan Bayi Pada saat menyusui akan terjadi beberapa refleks pada ibu dan bayi yang penting pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui. Refleks yang terjadi pada ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap puting susu diantaranya: a. Refleks Prolaktin Refleks prolaktin : Menjelang akhir kehamilan terutama hormon proklatin memegang peranan untuk membuat kolostrum,namun jumlah kolostrum terbatas,karena aktivitas prolaktin dihambta oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya masih tinggi.setelah persalinan dan lepasnya plasenta serta kurang berfungsinya korpus luteum,maka estrogen dan progesteron sangat berkurang,ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susudan payudara,akan merangsang ujung-ujung syaraf sensorif yang berfungsi sebagai sereptor mekanik.rangsangan ini di lanjutkan ke hipotalamus melalui medula spenalis mesensephalon.hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin.



Maka cara yang terbaik



mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalah menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya. Setelah seoarang ibu melahirkan dan terlepasnya plasenta fungsi korpus luteum berkurang maka estrogen dan progestinnya berkurang.Dengan adanya hisapan bayi pada putting susu dan areola akan merangsang ujung-ujung saraf sensorik, rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus akan menekan pengeluaran faktorfaktor



yang



menghambat



sekresi



prolaktin



namun



12



sebaliknya.Hormon prolaktin yang akan merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat susu. Faktor-faktor



yang



memacu



sekresi



prolaktin



akan



merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehimgga keluar prolaktin.hormon in merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akn menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ad peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi,namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.



13



Gambar 1 : Proses pengaliran / Refleks Prolaktin 1. Refleks aliran ( aliran let down ) Bersamaan



dengan



pembentukan



prolaktin



adenohipofise,rangsangan yang berasal isapan bayi ada yang di lanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian mengeluarkan oksitosin.melalui aliran darah,hormon ini di angkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi infolusi dari organ tersebut.oksitosin yang sampai pada alveoli akan memengaruhi sel mioepitelium.kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah di buat untuk kemudian keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan refleks let down adalah : melihat bayi,mendengarkan suara bayi,mencium bayi,dan memikirkan untuk menyusui bayi sedangkan faktor-faktor yang menghambat reflek let



14



down adalah : stres,seperti keadaan bingung/pikiran kacau,takut,dan cemas. Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisi depan,tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang,yang mengeluarka hormon oksitosin.Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran,sehingga ASI dipompa keluar.Makin sering menyusui,pengosongan bendungan susu makin kecil,dan menyusui akan makin lancar saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyusuan,tetapi juga berakibat mudah terkena infeksi. Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga infolusi rahim makin cepat dan baik.tdak jarang perut ibu terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula. Untuk lebih jelasnya,refleks aliran (refleks let down) ini dapat di jelaskan sebagai berikut: a. Di samping menghasilkan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,rangsangan yang berasal dari isapan bayi juga sebagian ada yang di lanjutkan ke hipofise posterior untuk kemudian mengeluarkan oksitosin. b. Hormon oksitosin ini melalui darah,di bawah menuju ke uterus yang dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga terjadi infolusi uterus. c. Oksitosin



ada



yang



sampai



alveoli



untuk



kemudian



menpengaruhi sel mioepitelium. d. Sel ini akan berkontraksi sehingga dapat air susu yang telah di buat untuk keluar dari alveoli. e. Dari alveoli,air susu masuk ke sistem duktulus yang kemudian mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.



15



 Refleks Oksitosin Refleks oksitosin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting susu. Ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak. Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran



ASI



secara



refleks,



tetapi



kadang-kadang



juga



menghambatnya. Perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. Refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh. Manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.  Pengeluaran ASI (Oksitosin) Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandulapituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan selselmiopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.



16



17



Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi 1. Refleks Menangkap (Rooting Refleks) Refleks



ini



memungkinkan



bayi



baru



lahir



untuk



menemukan puting susu apabila diletakkan dipayudara dan menempelkan pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi.Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susuyang menempel kemudian diikuti dengan membuka mulut sehingga puting susu ditarik masuk kedalam mulut. Bila bibirnya di rangsang dengan papilla mamae atau bila payudara ibu menempel pada pipi atau daerah sekitar mulut, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap puting



18



susu. Hal tersebut merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. 2. Refleks Menghisap (Sucking Refleks) Refleks imi timbul apabila langit-langit bayi tersentuh biasanya oleh puting susu,sedangkan teknik menyusui yang baik jika seluruh areola payudara sedapat mungkin masuk semuannya ke dalam mulut bayi,untuk itu agar puting mencapai bagian belakang palatum,maka sebagaian besar areola masuk mulut bayi.Dengan demikian maka sinus yang berada dibawah areola akan tertekan gusi,lidah dan palatum sehingga ASI terperas keluar dengan maksimal.Tidak dibenarkan bila rahang bayi hanya menekan puting susu saja,karena bayi hanya dapat menghisap susu dalam jumlah sedikit,selain itu dapat juga menimbulkan lecet pada puting susu ibu. 3. Refleks Menelan (Swallowing Refleks) Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.Reflek ini timbul jika air susu keluar dari puting yang kemudian akan disusul dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi dan gusi dalam menekan areola sehingga pengeluaran air susu akan bertambah.Selain itu reflek ini juga dapat merangsang pembentuka rahang bayi. Mekanisme menyusu pada payudara berbeda dengan mekanisme minum dari botol, karena dot karetnya panjang dan tidak perlu diregangkan, maka bayi tidak perlu menghisap kuat.bila bayi telah biasa minum dari botol/dot akan timbul kesulitan bila bayi mnyusu pda ibu, karena ia akan mengisap payudara seperti halnya ia mengisap dot. Terjadilah bingung puting. Pada keadaan ini ibu dan bayi perlu bantuan untuk belajar meyusui dengan baik dan benar. Produksi ASI selalu bersinambungan; setelah payudara di susukan,maka akn terasa kosong dan payudara melunak.keadaan



19



ini ibu akan tidak akan kekurangan ASI, karena ASI akan terus d produksi asal bayi tetap menghisap, ibu cukup makan dan minum serta adanya keyakinan mampu memberi ASI pada anaknya. Menurut literatur,produksi ASI berkisar antara 600cc-1 liter sehari. Dengan demikian ibu dapat menyusui secara eksklusif sampai 6 bulan, dan tetap memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun bersama makanan lain. Bila kemungkinan lain di sapih, refleks prolaktin akan terhenti. Sekresi ASI juga berhenti. Alveoli mengalami apoptosis (kehancuran), kemudian bersama siklus menstruasi dimana hormon estrogen dan pogesteron berperan,alveoli akan terbentuk kembali. Siklus berulang ketika ibu hamil (alveoli matur,siap produksi) kemudian laktasi (alveoli memproduksi ASI) kemudian penyapihan (alveoli gugur) di sebut siklus laktasi dan akn selalu berulang selama wanita belum menapause. E. Pemeliharaan laktasi Dua faktor penting untuk pemeliharaan laktasi yaitu : a. Rangsangan Bayi perlu di susui sesering mungkin terutama pada hari-hari neonatal awal.Penting bahwa bayi “difiksasi” pada payudara dengan posisi yang benar apabila di inginkan untuk meningkatkan rangsangan yang tepat.rangsangan gusi bayi sebaiknya berada pada kulit aerola sehingga tekanan di berikan pada ampula yang ada di bawahnya sebagai tempat di simpannya air susu.Dengan demikian bayi minum dari payudara bukan dari papila mamae, jika ibu merasakan sakit saat menyusui maka berarti bayi tidak di susui dengan posisi yang benar. b. Pengosongan payudara secara sempurna Bayi sebaiknya mengosongkan satu payudara sebelum diberikan payudara yang lain.Apabila tidak mengosongkan yang kedua, maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara yang kedua ini



20



yang diberikan.Atau bayi sudah kenyang dengan satu payudara, maka payudara yang kedua diberikan pada pemberian air susu berikutnya. c. Kesehatan umum Ibu yang kesehatannya baik, yang telah melahirkan secara normal dan yang telah dipersiapkan secara memadai baik secara mental maupun secara fisik untuk pemberian air susu ibu selama antenatal, akan memulai fase laktasi dengan segala keuntungannya.Kesehatan umum ibu harus dipertahankan dan harus di cegah timbulnya anemia pada saat itu dengan pemberian diet yang seimbang seperti yang mereka makan sebelum melahirkan.Apabila ibu telah mengkonsumsi zat besi saat antenatal, maka konsumsi zat besi tadi perlu diteruskan. d. Penopang dan kebersihan Seperti pada wanita di masa antenatal, kebanyakan para ibu lebih nyaman memakai bra, terutama pada hari kedua dan ketiga saat payudara mulai terisi.Jenis-jenis bra yang dipakai selama kehamilan juga cocok untuk dipakai saat postnatal.Kolostrum atau air susu ibu dapat menetes (keluar dengan sendirinya) dari payudara sehingga bantalan penghisap sekali pakai dapat dipakai disebelah dalam bra. e. Tehnik memberi air susu Setelah kelahiran yang normal, maka bayi diberi minum air susu ibu.Apabila kelahiran tidak normal,maka pemberian susu dilakukan segera setelah kondisi ibu dan bayi memungkinkan.Pada beberapa jam pertama ibu biasanya lama mendekapkan bayinya pada payudara dan memberikan air susunya terdapat sedikit air susu di dalam payudara segera setelah melahirkan, namun reflek menghisap naluriah bayi sebaiknya dipuaskan juga.Pemberian yang pertama yang meskipun hanya sedikit akan memuaskan ibu dan bayi, dan harus dibantu oleh bidan terampil yang bisa mengajari ibu bagaiman memfiksasi bayi secara benar. f. Pemeriksaan harian



21



Pemeriksaan payudara dan papilla mammae harian untuk menilai aliran dan banyaknya air susu ibu serta untuk menyingkirkan adanya infeksi, memberikan kesempatan yang cukup untuk merencanakan pemberian minum selama 24 jam berikutnya. g. Dorongan Dorongan dan bantuan yang didapat oleh ibu pada setiap akan memperkuat dan mendukung faktor lain yang penting untuk laktasi yang berhasil. a) Inisiasi pemberian air susu ibu secara dini b) Letak bayi yang benar pada waktu memberi air susu ibu c) Lama dan frekuensi minum air susu ibu yang tidak dibatasi. Apabila ibu telah dipulangkan dari rumah sakit, ia harus tahu kepada siapa harus berhubungan apabila ibu merasa memerlukan pertolongan. h. Penekanan laktasi Apabila penekanan (supresi) laktasi dilakukan segera setelah melahirkan, maka jelas bahwa bayi tidak mendapatkan air susu ibu di bangsal bersalin.Apabila tidak terjadi penghisapan payudara oleh bayi, maka tidak terjadi perangsangan perlepasan prolaktin pada hari ketiga atau ke empat setelah melahirkan, bendungan pembuluh darah akan memperbesar pembuluh lactifel dan air susu ibu perlu di peras dengan hati-hati



dan



ini



hanya



untuk



menghilangkan



rasa



tidak



nyaman.Payudara perlu di sanggah dengam baik dengan memakai bra.Rasa tidak nyaman dapat di hilangkan dengan pemberian analgetik ringan. i. Obat-obatan Estrogen sintetik, dapat dipakai untuk menekan pelepasan prolaktin, dan dengan demikian menghambat laktasi, tetapi obat di duga dapat meningkatkan resiko emboli dan karsinoma payudara dan sekarang jarang dipakai.Bromkriptin, menghambat pelepasan.



22



F. Proses produksi ASI 1. Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirim pesan ke hipotalamus. 2. Ketika menerima pesan itu, hipotalasmus melepas “rem” proklaktin. 3.



Untuk memulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara.



G. Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi ASI Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. 1. Frekuensi Penyusuan Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup (de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. 2.



Berat Lahir Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14hari pertama 23



setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI. 3.



Umur Kehamilan saat Melahirkan Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.



4.



Stres dan Penyakit Akut Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman.. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.



5.



Konsumsi Rokok Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6 – 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa ibu



24



yang merokok lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 3050% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok. 6.



Konsumsi Alkohol Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal (Matheson, 1989).



7.



Pil Kontrasepsi Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. Ada dua cara untuk mengukur produksi ASI yaitu penimbangan berat badan bayi sebelum dan setelah menyusui; dan pengosongan payudara. Kurva berat badan bayi merupakan cara termudah untuk menentukan cukup tidaknya produksi ASI (Packard, 1982). Dilihat dari sumber zat gizi dalam ASI maka ada 3 sumber zat gizi dalam ASI yaitu : 1) disintesis dalam sel secretory payudara dari precursor yang ada di plasma; 2) disintesis oleh sel-sel lainnya dalam payudara; 3) ditransfer secaralangsung dari plasma ke ASI (Butte, 1988). Protein, karbohidrat, dan lemak berasal dari sintesis dalam kelenjar payudara dan transfer dari plasma ke ASI, sedangkan vitamin dan mineral berasal dari transfer plasma ke ASI. Semua fenomena fisiologi dan biokimia yang mempengaruhi komposisi plasma dapat juga mempengaruhi



25



komposisi ASI. Komposisi ASI dapat dimodifikasi oleh hormon yang mempengaruhi sintesis dalam kelenjar payudara (Vaughan, 1999). Aspek gizi ibu yang dapat berdampak terhadap komposisi ASI adalah intik pangan aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam penggunaan zat gizi. Perubahan status gizi ibu yang mengubah komposisi ASI dapat berdampak positif, netral, atau negatif terhadap bayi yang disusui. Bila asupan gizi ibu berkurang tetapi kadar zat gizi dalam ASI dan volume ASI tidak berubah maka zat gizi untuk sintesis ASI diambil dari cadangan ibu atau jaringan ibu. Komposisi ASI tidak konstan dan beberapa faktor fisiologi dan faktor non fisiologi berperan secara langsung dan tidak langsung. Faktor fisiologi meliputi umur penyusuan, waktu penyusuan, status gizi ibu, penyakit akut, dan pil kontrasepsi. Faktor non fisiologi meliputi aspek lingkungan, konsumsi rokok dan alkohol (Matheson, 1989).



H. Keunggulan dan manfaat ASI ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan. Keunggulan ASI dibanding susu formula adalah : 1.



ASI praktis, ekonomis,dan hygienis.



2.



Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.



3.



Dapat diberikan dimana aja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.



4.



Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.



5.



Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.



6.



Mengandung imunoglobulin.



7.



Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.



a) Manfaat Asi Untuk Bayi



26



Manfaat ASI bagi bayi adalah ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi, secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bayi (seperti untuk bayi prematur), ASI memiliki kandungan protein lebih tinggi, bebas kuman karena diberikan secara langsung, suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, lebih muda dicerna dan diserap oleh usus bayi, mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan dan menyusui akan melatih daya isap bayi dan membantu membentuk otot pipi yang baik serta memberikan keuntungan psikologis (Maryuni, 2009). ASI mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI terutama kolostrum mengandung lebih banyak imunoglobulin yang dapat melindungi bayi dari infeksi terutama infeksi saluran nafas dan pencernaan (murray & mcKinney,2007; WHO, 2009).Penelitian yang dilakukan oleh Hale tahun 2007 dan Venter tahun 2008 menyatakan bahwa ASI mengandung probiotik yang menjaga pertumbuhan flora normal usus sehingga



memperkuat



sistem



imun.ASI



dapat



mencegah



infeksi



gastrointesfinal dan respiratori, menurunkan resiko obesitas, menurunkan resiko otitis media, meningkatkan kesehatan kardiovaskuler.ASI juga menurunkan resiko terjadi alergi, infeksi saluran kemih dan diabetes melitus



(carmudan,2007;Hale,2007;Venter,2008).Bayi



yang



tidak



mendapatkan ASI eksklusif selam 6 bulan memiliki resiko 1,6 kali lebih tinggi terkena ISPA di banding bayi yang mendapat ASI eksklusif (Rustam,2010).ASI juga terbukti dapat melindungi bayi dari Suddent Infant Death Syndrome (SIDS) (Hauck,2011).Secara umum, bayi yang mendapat ASI memiliki resiko kesakitan lebih rendah di banding yang tidak mendapatkan ASI.Hal ini terjadi karena adanya faktor anti infeksi yang terdapat dalam ASI (Wright,1998). ASI mengandung karbohidrat yang mudah di cerna oleh pencernaan bayi yang masih belum matur.Kandungan oligosakarida dalam ASI melindungi saluran pencernaan dari bakteri patoghen.Penelitian Lamberti tahun 2011 menyatakan bahwa bayi yang di berikan ASI



27



memiliki resiko lebih rendah terkena diare di bandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI (Lamberti,2011). Kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi dalam ASI berperan untuk perkembangan otak bayi.Kandungan DHA dan ARA dalam ASI meningkatkan perkembangan neurologi bayi (Guxens,2011). Manfaat lainnya : 1. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir dan mengurangi obesitas. 2. Mengandung antibodi Kolostrum



mengandung



antinodi



yang



kuat



untuk



mencegah terjadinya infeksi. 3. ASI mengandung komposisi yang tepat Berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang di perlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. 4. Mengurangi karies dentis Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula



lebih



tinggi



dibandingkan



dengan



yang



mendapatkan ASI, karena menyusui dengan botol waktu akan tidur menyebabkan gigi akan lebih lama dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk merusak gigi. 5. Memberikan rasa nyaman pada bayi Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.



b) Manfaat Asi Untuk Ibu 28



Menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah seacara umum dikenal sebagai metode amenorea laktasi (MAL) serta ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi umur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya (Hager,2008). Menyusui bayi segera setelah melahirkan maka akan mengurangi kemungkinan terjadi pendarahan,karna pada ibu menyusui terjadinya peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk penutupan pembuluh darah,menjarangkan kehamilan karena merupakan cara kontrasepsi yang murah,aman,dan cukup berhasil. Ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil,mengurangi kemungkinan terjadinya kanker,lebih ekonomis,mudah dibawa kemana-mana dan praktis,tidak merepotkan dan hemat waktu,memeberi kepuasan bagi ibu (Roesli,2005). Sinclair (2009), meyebutkan bahwa meyusui menyebabkan involusio uterus lebih cepat,perlindungan terhadap kanker ovarium,menurunkan resiko kanker payudara,premenopause khususnya jika laktasi pertama terjadi sebelum usia 20 tahun dan berlangsung selama sekurang-kurangnya enam bulan, resiko osteoporosis dapat dipastikam meneurun khususnya wanita yang telah hamil dan menyusui bayi mereka, menunda ovulasi yang mendukung pengaturan jarak anak, sekresi prolaktin meningkatkan relaksasin dan prolaktin serta oksitosin meningkatkan kelekatan ibu dan anak serta menghilangkan penggunaan kaleng formula,botol susu,dan pelapis botol. Manfaat bagi ibu antara lain mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mengurangi terjadinya anemia karena kekurangan zat besi akibat perdarahan, menjarangkan kehamilan, mengecilkan rahim, ibu lebih cepat langsing kembali, mengurangi kemungkinan menderita kanker pada ibu yang memberikan ASI eksklusif dan lebih ekonomis serta mudah karena menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan untuk menyusui dan persiapan untuk pembuatan susu formula (Roesli, 2000).



29



b) Manfaat Asi Untuk Negara Manfaat ASI bagi negara dapat menghemat devisa untuk pembelian



susu



formula,perlengkapan



menyusui,serta



biaya



yang



menyiapkan susu,menghemat untuk biaya sakit karena muntah dan mencret serta saluran nafas,menghemat obat-obatan,tenaga,dan sarana kesehatan,menciptakan



generasi penerus bangsa yang teguh dan



berkualitas untuk membangun negara,langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi indonesia (Roesli,2005). Manfaat lainnya : 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI mnjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian menurun. 2. Aspek psikologi Kebahagiaan keluarga bertambah,karena kelahiran lebih jarang,sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. 3. Aspek kemudahan Menyusui sangat praktis,karena dapat diberikan dimana saja.keluarga tidak erlu repo menyiapkan air masak,botol dan dot yang harus selalu di bersihkan. Manfaat ASI untuk keluarga 1. Aspek ekonomi ASI tidak perlu dibeli sehingga dana yang digunakan untuk membelikan susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. 2. Aspek psikologis Kebahagiaan keluarga bertambah,karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. 3. Aspek kemudahan



30



Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyediakan air masak,botol dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. d) Kerugian Air Susu Buatan/Formula Air susu buatan/formula mempunyai beberapa kerugian yaitu: 1.



pengenceran yang salah Pengenceran yang salah dapat diartikan 2 hal yaitu melarutkan susu formula lebih encer dari seharus nya atau lebih pekat dari seharus nya.keduanya



akan



menimbulkan



masalah



pada



bayi



dan



anak.penyebabnya adalah anturan yang tertera pada label kaleng susu formula tidak dapat di mengerti oleh ibu-ibu. 2. kontaminasi mikroorganisme Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin bebas dari kontaminasi mikroorganisme patogen. 3. Menyebabkan alergi Kejadian alergi susu sapi bukannya tidak jarang, prevalensinya dilaporkan antara 0,5 -1 %. Tetapi tidak banyak petugas kesehatan yang menyadari. 4. Susu sapi dapat menyebabkan diare kronis Ada dugaan bahwa diare akut dapat berlanjut menjadi kronis pada anak yang minum susu sapi.Diduga kerusakan mukosa usus yang terjadi pada diare akut menyebabkan terjadinya akut menyebabkan terjadinya diare kronis melalui mekanisme peningkatan absorsi antigen melalui mukosa. 5. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah Saat ini banyak susu formula yang beredar dipasaran.Ada diantaranya yang digunakan untuk penyakit tertentu atau keadaan tertentu. 6. Tidak Mempunyai manfaat ASI Dari uraian manfaat ASI di atas dapatlah dikatakan bahwa kekurangan lain dari susu formula adalah, bahwa susu formula tidak mempunyai manfaat seperti halnya ASI.



31







Jadi air susu buatan / formula : 1. Nutriennya tidak sesempurna ASI 2. Tidak mengandungzat protektif 3. Mudah menimbulkan alergi 4. Lebih mudah menimbulkan karies dentis 5. Lebih mudah menimbulkan maloklusi 6. Kurang menimbulkan efek psikologis yang menguntungkan 7. Tidak merangsang involusi rahim 8. Tidak berefek men4jarangkan kehamilan 9. Tidak mengurangi insiden karsinoma mammae 10. Tidak praktis 11. Tidak ekonomis 12. Bagi negara menambahkan beban anggaran yang harus dikeluarkan untuk membeli susu formula, biaya perawatan ibu dan anak.



I. Persiapan laktasi usia dini Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI/ menyusui. Klinik Antenatal Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah: 1. Gizi ibu hamil Dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan



32



metabolisme tubuh ibu, dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri. 2. Perilaku ibu hamil. a. Kecukupan istirahat Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan dan gerakannya sehari hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu tersebut harus adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot. b. Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda. Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi. 3. Obat-obatan Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi. 4. keluhan lain Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi /mulut, infeksi lainya. 5. Hygiene personal dan lingkungan. Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan mudah menyerap keringat. 6. Pendukung Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya. Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus di bina.



33



J. PERAWATAN PAYUDARA Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi cukup.tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah menyusui. Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu



akan



mengalami



pembesaran



payudara,akan



lebih



padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol. Perawatan Payudara antara lain : 1. Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan payudara. 2. Latihan otot-otot yang menopang payudara. 3. Hygiene payudara Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah papila dan aerola pada saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk menghindari keadan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar Montgomery.Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dinfeksi.



34



35



Gambar 3 : Perawatan Payudara



K. Langkah – Langkah menyusui dengan baik Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut : 1. Persiapan mental dan fisik ibu menyusui Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air sebelum menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang menggendong bayi. 2. Hygiene personal ibu menyusui Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui, tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua payudara.



36



3. Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan dijadwalkan. Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya. 4. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong. Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah lecet. 5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah. Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep menyusui dengan mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya harus dihindari. 6. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja,kepala dan tubuh bayi lurus, hadapakn bayi ke dada ibu,sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.



Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan



37



berhenti menyusui dalam keadaan ini. Apabila bayi telah menyusu dengan benar ,maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut : 1. Bayi tampak tenang Badan. 2. Bayi menempel pada perut ibu. 3. Mulut bayi terbuka lebar. 4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu. 5. Sebagian areaola masuk kedalam mulut bayi,areola bawah lebih banyak masuk. 6. Bayi nampak menghisap dengan ritmen perlahan-lahan. 7. Puting susu tidak terasa nyeri. 8. Telinga dan lengan bayi terletak pada stu garis lurus. 9. Kepala bayi agak menengandah.



38



Gambar 4 : Langkah – langkah menyusui dengan baik.



L. DUKUNGAN BIDAN Bidan dapat mempunyai peran yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI.Bidan harus mempelajari cara-cara spesifik yang dapat membantu ibu memberi ASI dengan baik dan mencegah terjadinya masalah. Bukti menunjukan bahwa bila ibu mengetahui cara yang benar memosisikan bayi pada payudaranya menyusui waktu yang diinginkan bayi,serta memperoleh dukungan dan percaya diri tentang kemampuannya memberi ASI berbagai penyulit yang umum dapat dihindari atau dicegah. Peran bidan dalam mendukung pemberian ASI : 1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang cukup dari payudara ibunya. 2. Membantu ibu hingga ia mampu menyusui bayinya Bidan dapat memberikan dukungan pada pemberian ASI dengan cara sebagai berikut :



39



1. Izinkan bayi bersam ibunya segera setelah dilahirkan dalam beberapa jam pertama. Ini penting sekali untuk membina hubungan atau ikatan selain untuk pemberian ASI. Bayi yang normal berda dalam keadaan bangun dan sadar selama beberapa jam pertama sesudah lahir. Selanjutnya, meraka akan memasuki masa tidur pulas. Penting untuk membuat bayi menerima ASI pada waktu masih terbangun tersebut. Seharusnya di lakukan perawatan mata bayi pada jam pertama sebelum atau sesudah bayi menyusui untuk pertama kalinya buat



bayi



merasa



hangat



dengan



membaringkan



dan



menempelkan tubuh bayi pada kulit ibunya dan menyelimuti mereka. 2. Ajarkan ibu cara merawat payudara untuk mencegah masalah umum yang timbul. ibu harus menjaga agar tangan dan puting susunya selalu bersih untuk mencegah kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Ini juga mencegah luka pada puting susu dan infeksi pada payudara. Seorag ibu harus mencuci tagannya dengan sabun dan air sebelum menyentuh puting susunya dan sebelum menyusui bayi. Ia juga harus mencuci tangan sesudah berkemih, devikasi, atau menyentuh sesuatu yang kotor. Ia juga harus membersihkan payudaranya dengan air bersih, tidak boleh mengoleskan krim, minyak, akohol, atau, sabun pada puting susunya. 3. Bantu ibu pada waktu pertma kali memberi ASI



40



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Fisiologi laktasi dipengaruhi oleh hormone dimulai dari proses produksi ASI yang dipengaruhi oleh hormone Prolaktin. Pada proses pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormone Oksitosin. Dalam pemeliharaannya ini dipengaruhi oleh rangsangan maupun pengosongan ASI. Proses laktasi sangat penting karena komposisi ASI mempunyai nutrisi dan antibody yang baik bagi bayi seperti kolostrum. Bagi ibu rangsangan yang ditimbulkan dari isapan bayi dapat membantu proses involusi uterus serta salah satu alat kontrasepsi alami.



41



DAFTAR PUSTAKA setiawati widyah dan khilmiana rania ‘hubungan pengetahuan tentang Asi ekslusif pada ibu bekerja dengan pemberian Asi ekslusif 2010 VOL II NO 1’



42