Makalah Fix Asuhan Kunjungan Nifas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Asuhan masa nifas diperlukan karena periode ini merupakan masa krtitis bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi. 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Tujuan asuhan masa nifas diantaranya : 



Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik  Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau 



merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan







perawatan bayi sehat Memberikan pelayanan KB Mengingat pentingnya asuhan masa nifas, maka paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mendeteksi, mencegah dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Sebagai mahasiswi kebidanan sudah seharusnya kita mengetahui jadwal kunjungan masa nifas yang telah menjadi kebijakan program nasional tersebut, serta asuhan-asuhan yang diberikan selama masa nifas.



1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana jadwal kunjungan rumah ibu postpartum yang dapat dilakukan oleh bidan sesuai dengan kebijakan program nasional? 2. Asuhan-asuhan apa saja yang diberikan oleh bidan saat kunjungan rumah ibu postpartum? 3. Apa saja keuntungan dan keterbatasan kunjungan rumah pada masa postpartum baik dari segi bidan dan klien ? 1.3 Tujuan 1



1. Memahami jadwal kunjungan rumah ibu postpartum yang dapat dilakukan oleh bidan sesuai dengan kebijakan program nasional 2. Memahami asuhan-asuhan yang diberikan oleh bidan saat kunjungan rumah ibu postpartum 3. Memahami keuntungan dan keterbatasan kunjungan rumah pada masa postpartum baik dari segi bidan dan klien? 1.4 Manfaat 1. Makalah ini dapat menjadi sarana pelatihan pengembangan pemikiran dan penulisan bagi penyusun 2. Makalah ini dapat menjadi referensi ilmu bagi pembaca dan penyusun sendiri 3. Makalah ini dapat menjadi referensi untuk penyusunan makalah berikutnya yang berkaitan dengan jadwal kunjungan rumah dan asuhan pada ibu postpartum.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Jadwal Kunjungan Rumah 2



Peretemuan antara bidan dengan pasien sangat bervariasi, dapat dilakukan dengan mengunjungi rumah klien atau klien yang datang ke bidan ketika mengontrolkan kesehatan bayi dan dirinya. Kualitas pertemuan yang lebih baik adalah jika tenaga kesehatan yang mengunjungi rumah klien karena hasil dari evaluasi akan lebih lengkap dan valid. Bidan akan mengetahui dengan jelas bagaimana kemampuan ibu dalam melakukan perawatan bayinya sehari-hari dan kendala yang ia alami dengan kondisinya di rumah. Selain itu, informasi yang bidan sampaikan kepada keluarga klien juga akan lebih mengena karena bidan akan dapat lebih mudah dalam menyesuaikan isi informasi dengan kondisi rumah dan lingkungannya termasuk peluang adat yang berlaku dalam masyarakat itu. Sesuai dengan kebijakan program nasional, maka jadwal kunjungan rumah yang dapat dilakukan oleh bidan meliputi 6 -8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu pascapersalinan, dan 6 minggu postpartum. 2.2.



Asuhan Lanjutan Masa Nifas Sesuai dengan Jadwal Kunjungan 1. Asuhan pada 6-8 jam Postpartum Pada masa ini, pendampingan yang dilakukan bidan bertujuan untuk : a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan (rujuk bila perdarahan berlanjut) c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri d. Pemberian ASI awal e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2. Asuhan pada 6 Hari Postpartum Pada kunjungan ini, yang perlu bidan kaji antara lain : a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda infeksi e. Bagaimana peningkatan adaptasi pasien sebagai ibu dalam melaksanakan perannya di rumah f. Bagaimana perawatan diri dan bayi sehari-hari, siapa yang membantu, sejauh mana ia membantu Dari beberapa hasil pengkajian tersebut, bentuk asuhan yang diberikan oleh bidan dalam kaitannya dengan perubahan psikologis ibu antara lain : 3



a. Apabila terjadi baby blues maka bidan harus melakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga, serta meningkatkan dukungan mental terhadap pasien dengan melibatkan keluarga b. Menganjurkan dan memfasilitasi ibu untuki selalu berdekatan dengan bayinya c. Membantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui sesuai permintaan bayi (on demand ) d. Memberi pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu dan istirahat yang cukup setelah melahirkan 3. Asuhan pada 2 Minggu Postpartum Pengkajian terhadap ibu meliputi : a. Persepsinya tentang persalinan dan kelahiran, kemampuan kopingnya yang sekarang, dan bagaiamana ia merespon terhadap bayi barunya b. Kondisi payudara meliputi congesti, apakah ibu menyusui atau tidak, tindakan kenyamanan apa yang ia gunakan untuk meng urangi ketidaknyamanan. Selain itu, apakah ibu mengalami nyeri payudara ( lecet, pembengkakan payudara, c. d. e. f. g.



merah, panas, dan lain-lain) Asupan makanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya Nyeri, kram abdomen, fungsi bowel Adanya kesulitan atau ketidaknyamanan dengan urinasi Jumlah , warna, dan bau perdarahan lokia Nyeri, pembengkakan perineum, dan jika ada jahitan, lihat kerapatan jahitan. Ibu mungkin perlu cermin dan memeriksakannya jika ia melaporkan adanya gejala-



gejala tersebut h. Adanya nyeri, edema, dan kemerahan pada ekstremitas bawah i. Apakah ibu mendapatkan istirahat yang cukup, baik pada siang maupun malam hari j. Siapa yang ada untuk membantu ibu baru dengan manajemen rumah tangganya dan bagaimana bantuan ini diberikan ( berguna atau mengganggu ) k. Tingkat aktivitas saat ini, dalam hal perawatan bayi baru lahir, rumah tangga, dan l. m. n. o. p.



latihan ( latihan Kegel dan pengencangan abdomen ) Bagaimana keluarga menyesuaikan diri dengan adanya bayi baru di rumah Tingkat kepercayaan diri ibu saat ini dalam kemampuannya merawat bayi Respon ibu terhadap bayi Bagaimana kedudukan bayi dalam keluarga Sumber-sumber di rumah ( fasilitas MCK, bagaimana suplai air, jendela, gorden, suplai perawatan bayi, dan lain-lain)



Pengkajian terhadap bayi meliputi : a. b. c. d. e.



Bagaimana dengan suplai ASInya, apakah ada kesulitan dalam menyusui Pola berkemih dan buang air besar, termasuk frekuensinya Warna kulit bayi, ikterus atau sianosis Keadaan tali pusat, tanda-tanda infeksi Keadaan genital



4



f. Bagaimana bayi bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk apakah bayi dapat tidur dengan nyenyak, tidur pulas dan tampak puas setelah menyusu, sering menangis, sangat tajam perhatiannya saat terjaga, dan lain-lain Bidan juga perlu melakukan pemeriksaan fisik singkat pada ibu dan bayi meliputi : 



Pada ibu : a. Tekanan darah b. Suhu tubuh c. Keadaan payudara d. Pengkajian abdomen e. Pemeriksaan perineum, termasuk pengkajian lokia  Pada bayi : a. Vital sign b. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit, cekungan fontanel ( ubunc. d. e. f. g. h.



ubun besar ) Auskultasi jantung dan paru-paru Pemeriksaan tali pusat Pemeriksaan sirkumsisi ( jika sudah disirkumsisi ) Penapisan untuk ikterus Observasi responsivitas/perhatian Pengkajian kesejahteraan fisik dan kekuatan pernapasan



Bentuk asuhan yang diberikan dalam tahap ini, antara lain : a. Mendorong suami dan keluarga untuk lebih memperhatikan ibu nifas b. Memberikan dukungan mental dan apresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh ibu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya merawat bayi dan dirinya c. Memastikan tidak ada kesulitan dalam proses menyusui 4. Asuhan pada 6 Minggu Postpartum Pengkajian seperti pada kunjungan 2 minggu postpartum, dan ditambah : a. Permulaan hubungan seksual-jumlah waktu, penggunaan



kontrasepsi,



dispareuni, kenikmatan, dan kepuasan wanita terhadap pasangannya b. Metode KB yang diinginkan, riwayat KB yang lalu c. Telepon ke bidan, dokter, dan RS mengenai masalah yang ada d. Adanya gejala demam, kedinginan, pilek, dan sebagainya e. Keadaan payudara f. Fungsi perkemihan g. Latihan pengencangan otot perut h. Fungsi pencernaan, konstipasi, dan bagaimana penanganannya i. Resolusi lokia, apakah haid sudah mulai lagi j. Kram atau nyeri tungkai Penyuluhan Masa Nifas Di setiap kali pertemuan atau kunjungan ibu nifas, bidan harus sellau memasukkan kegiatan penyuluhan dalam perencanaan asuhan dengan pokok-pokok bahasan sebagai berikut a. Gizi  Mengonsumsi tambahan kalori, 500 kalori tiap hari 5







Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,dan



 



vitamin yang cukup Minum sedikitnya 3 liter setiap hari Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40







hari pascapersalinan. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) untuk memberi asupan vitamin A



juga kepada bayinya, yaitu dengan melalui ASI-nya b. Kebersihan diri dan bayi  Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah imfeksi dan alergi kulit pada bayi. Kulit ibu yng kotor karena keringat atau debu fapat menyebbakan kulit bayi mengalami alergi melalui sentuhan kulit 



ibu dengan bayi. Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari arah depan ke belakang kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai







berkemih dan defekasi. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut(buatan sendiri) setidaknya dua kali sehari. Kain dapat dipakai ulang jika telah dicuci dengan







baik, dan dijemur atau disetrika Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan







sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ada luka episiotomy atau laserasi, sarankan ibu agar jangan menyentuh



daerah luka. c. Istirahat dan tidur  Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang 



berlebihan Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga secara







bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi tidur. Kurang istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal (mengurangi produksi ASI, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan



untuk merawat bayi dan dirinya sendiri) d. Pemberian ASI Bantu ibu meningkatkan kesadaran untuk menyusui, pastikan ibu memahami jika dia menyusui maka : 



Rahimnya akan cepat pulih ke ukuran semula 6







Imunitas bayi akan lebih baik sehingga bayi lebih tahan dari serangan penyakit







Ibu bisa menghemat pengeluaran uang karena susu formula yang mahal







Bisa melakukan KB secara alami



e. Perawatan Payudara  Menjaga payudara tetap bersih dan kering  Menggunakan bra/ BH yang menyokong payudara  Bila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Kegiatan menyusui tetap dilakukan   



mulai dari putting susu yang tidak lecet Bila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. Untuk menghilangkan nyeri, dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:  Pengompresan payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit  Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.  Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara, sehingga putting susu menjadi lunak  Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap, seluruh



ASI dikeluarkan dengan tangan.  Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui  Payudara dikeringkan f. Latihan/senam nifas  Diskusikan pentingnya mengembalikan fungsi otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan otot perutnya menjadi kuat, 



sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa latihan tertentu selama beberapa menit setiap hari sangat







membantu. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot bokong dan pinggul, tahan







sampai 5 hitungan. Relaksasi otot dan ulangi latihan sebanyak 5 kali. Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.



g. Hubungan seksual  Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami-istri begitu darah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. 7



Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, inilah saat yang 



aman untuk memulai melakukan hubungan suami-istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu. Misalnya, setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan mulainya hubungan seksual bergantung pada pasangan yang



persangkutan. h. Keluarga Berencana  Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengjarkan kepada mereka 



cara mencegah kehamilan yang tidak di inginkan. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur atau ovulasi sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat digunakan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah







terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah sebesar 2% terjadi kehamilan. Terkait dengan metode KB, hal berikut sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu kepada ibu.  Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya  Kelebihan atau keuntungan  Kekurangan  Efek samping  Bagaimana menggunakan metode ini  Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascapersalinan yang menyusui.  Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, sebaiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada masalah bagi pasangan dan apakah metode tersebut bekerja dengan baik.



i. Tanda-tanda bahaya Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah:  Demam tinggi hingga melebihi 38°C  Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba betambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau 



busuk. Nyeri perut hebat/ rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta



  



ulu hati. Sakit kepala parah/ terus menerus dan pandangan nanar/ masalah penglihatan Pembengkakan pada wajah, jari-jari atau tangan Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki 8



  



Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam Putting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas



 



terengah-engah Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air







kecil Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri-sendiri



Isi dari materi penyuluhan selalu disesuaikan dengan kondisi pasien, mulai dari berapa lama waktu setelah melahirkan, persalinan spontan atau tidak, paritas, sampai keadaan bayi normal atau tidak 2.3 Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah 2.3.1 Keuntungan Kunjungan Rumah dan Kedekatan Bidan dengan Pasien dari Segi Bidan : a. Bidan dapat melihat dan berinteraksidengan ibu dan anggota keluarga yang lain sehingga bisa memantau bagaimana mereka melakukan peran barunya sebagai orang tua b. Bidan mampu mengkaji kecakupan sumber, keamanan dan lingkungan sekitar di rumah pasien c. Bidan akan mudah melakukan pengajaran atau konseling mengenai perawatan ibu nifas dan bayi baru lahir jika bisa melakukan interaksi dengan baik d. Bidan lebih mudah mengidentifikasi penyesuaian fisik dan psikologis keluarga 2.3.2



Keuntungan Kunjungan Rumah dan Kedekatan Bidan dengan Pasien dari Segi Klien : a. Orang tua bisa berkonsultasi mengenai bagaimana perawatan bayi baru lahir b. Merasa ada yang membantu memberikan dukungan secara emosional khususnya bagi pasangan yang jauh dari keluarga



2.3.3



Keterbatasan Kunjungan Rumah Postnatal a. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh 9



b. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi layanan kesehatan c. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerha-daerah tertentu ( misalnya daerah yang berbahaya)



BAB III KESIMPULAN 3.1.1



Jadwal kunjungan rumah pada masa postpartum sesuai dengan kebijakan program nasional , bidan dapat melakukan kunjungan rumah sebanyak 4x, meliputi : 6 -8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu pascapersalinan, dan 6 minggu



3.1.2



postpartum. Asuhan yang diberikan oleh bidan pada kunjungan rumah disesuaikan dengan kebutuhan



3.1.3



ibu,bayi, dan keluarga Kunjugan rumah memberikan keuntungan baik dari segi bidan maupun dari segi klien tetapi dari segi bidan, kunjungan rumah memiliki beberapa keterbatasan.



10



DAFTAR PUSTAKA Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC Johansson, Katarina et all. First-time parents' experiences of home-based postnatal care in Sweden ; 2010. Dikutip dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20074000.PDF (Diakses pada 28 September 2012) Maryunani, A. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: Trans Info Media Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC 11