MAKALAH GEOGRAFI Kalimantan Selatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH GEOGRAFI KEBUDAYAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN



Disusun Oleh: Yermia Setia Wati Kelas: XI. IPS 1 Guru Pembimbing : ………………………………..



SMA NEGERI SIMPANG SEMAMBANG KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN AJARAN 2018/2019



DAFTAR ISI Kata pengantar ........................................................................................................ii Suku bangsa ..............................................................................................................1 Bahasa daerah ...........................................................................................................1 Rumah adat ................................................................................................................2 Pakaian adat ...............................................................................................................2 Tari-tarian daerah Kalimantan Selatan ......................................................................3 Budaya dan adat istiadat ............................................................................................3



ii



KATA PENGANTAR



Kalimantan Selatan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Kalsel ini merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan, selain Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah. Ibu kotanya sendiri adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 36.985 Km² serta, penduduknya yang mencapai angka 3,626,616 Jiwa (sensus 2010). Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran yang dilakukan tentunya oleh Republik Indonesia Serikat (RIS), spesifiknya, oleh gubernur Dokter Moerjani. Makalah ini disusun berdasarkan kebudayan yang ada di Kalimantan Selatan. Sama halnya dengan peovinsi-provinsi lain di Indonesia, Kalimantan Selantan juga menyimpan kisah unik dibalik kebudayaan-kebudayaannya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua terhadap keberagaman budaya di Indonesia.



Simpang Semambang, April 2019



iii



Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan



Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar teman-teman, yang diantaranya adalah Kerajaan Negara Daha, Negara Dipa, dan Kesultanan Banjar. Setelah Indonesia merdeka, Kalimantan akhirnya dijadikan provinsi tersendiri dengan Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor. Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia ( ALRI ) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya kurang lebih menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar oleh Belanda.



1. Suku Suku dan marga yang terdapat di daerah Kalimantan Selatan adalah Banjang Hulu dan Banjang Kuala.



2. Bahasa Daerah Sedangkan untuk bahasa daerah, provinsi Kalimantan Selatan cenderung tidak memiliki suku dan marga yang majemuk, sehingga bahasa daerahnya pun juga tidak majemuk. Bahasa daerah yang digunakan sendiri ialah bahasa Banjar. 1



3. Rumah Adat



Seperti halnya dalam kegiatan jual beli, aktivitas masyarakat Kalimantan Selatan memang lebih banyak dilakukan di atas sungai. Berdasarkan hal ini, maka rumah yang mereka tinggali konstruksinya juga sering disesuaikan dengan aktivitasnya tersebut, contohnya seperti pada konstruksi rumah adat Baanjung yang berupa rumah pangung. Rumah adat Baanjung adalah nama dari rumah adat Kalimantan Selatan, salah satu rumah adat yang cukup unik gaya arsitekturnya. Berikut ini penjelasan mengenai Rumah adat tersebut secara lengkap mulai dari konstruksi, gambar, dan filosofinya.



4. Pakaian Adat



Pria



: Mengenakan rompi lengan panjang yang dihias dengan motif khusus serta dipadu



celana panjang warna serupa. Di bagian pinggang memakai sarung sampai bagian dengkul. 2



Kepala pria memakai destar yang bagian ujungnya agak naik. Sedangkan sebilah keris diselipkan didepan perut. Wanita : Bagi kaum wanita memakai baju kurung basisit lengkap dengan tapihnya. Disebut baju kurung basisit lenngkap karena di bagian leher dan tangan dilengkapi tali pengikat (tali penyisit). Bahan baju ini dapat dibuat dari kain sutra. Baju ini dikombinasi dengan tapih di bagian kepala, rambutnya di sanggul serta memakai hiasan kembang goyang yang di sebut sumping. Pakaian pengantin ini berdasarkan adat Banjar.



5. Tari tarian Daerah Kalimantan Selatan



a. Tari Baksa Kembang, merupakan tai selamat datang pada tamu agung dengan menyampaikan untaian bunga. b. Tari Radap Rahayu, dipertunjukkan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantun pria dan wanita dipersandingkan dipelaminan. c. Tari Mantang Gandut, tari gandut merupakan jenis tari garapan yang diangkat dari tari tradisional Kalimantan Selatan. Tari ini termasuk jenis tari pergaulan, dimana penari wanita, yang dinamakan Gandut, berusaha menarik simpati penonton, sedangkan penari pria (Mantang) menyambut tantangan itu dengan memilih pasangannya.



6. Budaya dan Adat Istiadat Dalam siklus kehidupan manusia, berbagai peristiwa yang dialami manusia dianggap sangat penting. Oleh karena itu, masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya suku Banjar memiliki beberapa upacara adat yang masih dijalankan hingga kini. Keseluruhan upacara berisi doa dan permohonan agar manusia selalu mendapat limpahan rahmat dan karunia Allah swt. Selanjutnya, manusia dijauhkan dari berbagai bencana yang tidak diinginkan. Beberapa upacara tersebut adalah mandi tian mandaring, ba’ayun mulud, perkawinan, dan upacara kematian. a. Upacara Adat Mandi Tian Mandaring Upacara tradisional ini dilakukan sebagai ungkapan syukur dan pengharapan akan lahirnya seorang bayi. Kelahiran seorang bayi umumnya dimaknai sebagai karunia Tuhan yang amat berharga. Oleh karena itu, kedatangannya senantiasa ditunggu dengan 3



penuh harap dan doa. Keluarga berharap semoga sang bayi lahir dengan selamat, serta kelak menjadi orang yang bertakwa pada Allah swt. dan berbakti kepada orang tua. Sewaktu kandungan seorang ibu telah berumur tujuh bulan, Upacara Mandi Tian Mandaring dilaksanakan. Upacara ini sering pula disebut dengan istilah bapagar mayang, karena tempat mandi dalam Upacara itu menggunakan pagar mayang. Pada Upacara ini disediakan pagar mayang, yaitu sebuah pagar yang sekelilingnya digantungkan mayangmayang pinang. Sang calon ibu yang akan mandi di Upacara itu didandani dengan pakaian sebagus-bagusnya. Saat berada dalam pagar mayang untuk dimandikan, pakaian yang dikenakan diganti kain kuning. Selesai upacara, wanita tian mandaring dibawa ke dalam rumah. Di hadapan hadirin yang semuanya wanita, rambutnya disisir, dirias dan digelung serta diberi pakaian bagus. Upacara ini diakhiri dengan bersalam-salaman sambil mendoakan wanita tian mandaring.



b. Upacara Adat Ba'ayun Mulud Upacara seputar kelahiran dalam masyarakat Kalimantan Selatan disebut Upacara adat Ba’ayun Mulud. Pelaksanaan upacaranya dengan meletakkan bayi yang berusia empat puluh hari di atas ayunan. Ayunan terbuat dari tiga lapis kain. Hiasan bunga warna-warni digantungkan di sekitar ayunan. Dalam upacara ini dibacakan berbagai syair, seperti syair barzanji, syair syarafal anam, dan syair diba'i. Saat pembacaan asyarakal dikumandangkan, anak dalam ayunan diayun secara perlahan-lahan dengan cara menarik selendang yang diikat pada ayunan. Maksud diayun pada saat itu adalah untuk mengambil berkah atas kemuliaan Nabi 4



Muhammad saw. Orang tua berharap anak yang diayun menjadi umat Islam yang taat, bertakwa kepada Allah swt. dan Rasul-Nya. Peserta baayun mulud ini tidak terbatas pada bayi yang ada di kampung yang melaksanakan saja. Peserta dari kampung lain boleh ikut meramaikan. Bahkan, tidak jarang ada orang yang sudah tua ikut baayun karena mereka merasa waktu kecil dulu tidak sempat ikut upacara baayun mulud. Tradisi yang dilakukan secara massal ini sebagai pencerminan rasa syukur kepada Allah swt. atas limpahan rahmat dan karuniaNya atas kelahiran Nabi Muhammad saw. yang membawa rahmat bagi sekalian alam.



c. Upacara Adat Perkawinan Perkawinan adat Banjar dipengaruhi oleh ajaran agama Islam. Dalam perkawinan Banjar, tampak jelas besarnya penghormatan terhadap wanita. Hal itu merupakan penerapan dari ajaran Islam yang meyakini bahwa ”surga ada di bawah telapak kaki ibu” dan ”wanita itu adalah tiang negara”. Acara demi acara yang dilaksanakan semuanya berpusat di tempat atau di rumah pihak mempelai wanita. Pihak keluarga laki-laki datang untuk menghormati keluarga mempelai wanita. Hari batatai adalah hari saat kedua mempelai duduk bersanding setelah akad nikah. Karena perkawinan merupakan salah satu hal penting dalam hidup, maka keluarga kedua mempelai berupaya sedapat mungkin untuk memberikan kesan yang istimewa bagi kedua mempelai. Adat Banjar mengatakan bahwa perkawinan pada hakikatnya bukan saja terjadi antara dua orang manusia yang berlainan jenis. Perkawinan juga menyatukan dua keluarga besar. Setelah upacara pernikahan selesai, kedua pengantin baru dan sanak keluarganya harus saling mengunjungi. Basarangan atau maatar kada adalah acara keluarga mempelai pria dan wanita saling berkunjung secara bergantian setelah pernikahan. Pada acara basarangan, kedua pihak membawa makanan dan kue-kue untuk dimakan bersama. Tiga hari setelah hari pernikahan, pihak keluarga mempelai wanita berkewajiban membawa pasangan baru 5



tersebut berkunjung ke rumah orang tua mempelai pria. Di rumah itulah diadakan upacara sujud. Setelah itu, dua mempelai wajib berkunjung ke rumah para kerabat dekat dan orang-orang yan dihormati (baailangan).



d. Upacara Adat Kematian Membantu orang yang tertimpa musibah khususnya kematian pada masyarakat Kalimantan Selatan merupakan suatu kewajiban yang dilakukan dangan ikhlas. Segala keperluan biasanya ditanggung bersama secara gotong royong. Kaum wanita membantu mempersiapkan segala kebutuhan selamatan, sedangkan kaum pria membantu upacara penguburan. Kaum pria juga mencari kayu untuk memasak dalam rangka selamatan upacara baaruah sampai manyaratus hari. Secara umum tata cara merawat mayat orang yang telah meninggal mangikuti hukum Islam. Para pelayat membacakan surat yasin, memandikan jenazah, menyalatkan, lalu menguburkannya. Semua pakaian si mati disedekahkan kepada fakir miskin dan orang-orang yang memandikan. Khusus kepada panalkinan, yaitu orang yang mengurus mayat, diberikan selembar tikar dan staples berisi air yang telah ditawarkan dengan bacaan ayat-ayat Alquran. Setelah upacara penguburan, biasanya masih dilakukan upacara selamatan baaruah yang dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah upacara turun tanah. Ini dilakukan pada malam pertama setelah orang yang meninggal dikuburkan. Acara didahului dengan tahlil lalu doa selamat dipanjatkan. Jamuan utamanya adalah nasi dengan masakan daging hewan ternak. Pada malam kedua, masih berlangsung upacara baaruah. Sajiannya berupa apam surabi. Malam-malam selanjutnya juga diadakan upacara memanjatkan doa bersama bagi arwah orang yang meninggal dengan menggunakan hitungan maniga ari (3 hari), mamitung (7 hari), manyalawi (25 hari), mamatang puluh (40 hari), manyala ari (50, 60, 70, 80, 90 hari), serta diakhiri dengan upacara manyaratus ari (100 hari). e. Basunat Kalimantan Selatan



Dalam pemahaman warga Kalimantan Selatan, Basunat merupakan hal yang sangat penting. Bahkan, keislaman seseorang belum dianggap sempurna apabila orang tersebut belum bersunat. Oleh sebab itu, orang-orang Banjar sejak masih anak-anak



6



(laki-laki berumur antara 6 – 12 tahun, dan perempuan biasanya lebih muda) telah disunat (Alfani Daud, 1997: 252). Selain



dilakukan



oleh



kalangan



orang



Islam



untuk



menyempurnakan



keislamannya, ternyata sunat juga dilakukan oleh masyarakat lokal yang masih menganut agama Balian maupun yang beragama Kristen (ibid). Dilain waktu akan kita ulas secara detail tentang hal ini. f. Aruh Ganal



Upacara adat Aruh Ganal termasuk sebuah tradisi yang ada di Kalimantan Selatan. Arti Aruh Ganal adalah kenduri besar, yaitu pesta yang diadakan setelah panen raya sebagai ungkapan syukur atas rizqi yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta. Selain itu, Aruh Ganal juga sebagai permohonan agar hasil pada musim tanam berikutnya semakin melimpah dan dijauhkan dari hama perusak tanaman. Penting diketahui, kesejahteraan para petani tidak hanya dari hasil panen yang berlimpah saja. Impor dari negara lain harus di kurangi, bila perlu di stop sehingga hasil panen yang berlimpah bisa di export ke negara lain.



7



DAFTAR PUSTAKA



https://www.silontong.com/2019/01/10/upacara-adat-istiadat-kalimantan-selatan/ http://upacaratradisi.blogspot.com/2013/04/upacara-adat-dikalimantan-selatan.html https://www.senibudayaku.com/2018/01/upacara-adat-kalimantan-selatan.html https://dokumen.tips/documents/adat-istiadat-kalimantan-selatan.html



8