Makalah Geostrategi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GEOSTRATEGI INDONESIA MAKALAH disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dosen Pembina Nina Nurani, DR., S.H., M.Si. Oleh : Kelompok 5 Bimo Reinaldy



0113U160



Muhammad Akbar Ridzka



0113U171



Muhammad Reza Ramadhani



0113U247



Kelas: P



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG 2016



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang selalu tercurah pada hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Geopolitik Indonesia”. Makalah



ini



mengulas



tentang



pengertian



Geostrategi



Indonesia



serta



perkembangannya. Makalah ini tentunya masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpatisipasi dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita. Aamiin. Bandung, 24 November 2016



Kelompok 5



i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1 1.1



Latar Belakang............................................................................................. 1



1.2



Identifikasi Masalah..................................................................................... 1



BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2 2.1



Pengertian Geostrategi................................................................................. 2



2.2



Perkembangan Geostrategi Indonesia.......................................................... 2 2.2.3 Wawasan Laut/Bahari/Maritim........................................................ 5 2.2.4 Wawasan Udara/Angkasa/Dirgantara............................................... 5 2.2.5 Wawasan Kombinasi........................................................................ 6



2.3



Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia.................................... 4 2.3.1 Trigatra............................................................................................. 9 2.3.2 Pancagatra........................................................................................11 2.3.3 Hubungan Komponen Strategi Antargatra.......................................28



BAB III KASUS.................................................................................................................29 BAB IV ANALISA KASUS...............................................................................................32 4.1



Analisis.........................................................................................................32



BAB V PENUTUP.............................................................................................................33 5.1



Simpulan dan Saran.....................................................................................33



Daftar Pustaka......................................................................................................................34



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan suatu perjuangan yang amat lama dan sulit. Berbagai taktik dijalankan guna mencapai suatu masa kemerdekaan. Setelah mencapai suatu kemerdekaan, banyak cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia tercantum dalam alenea kedua pembukaan UUD 1945, bahwa kemerdekaan merupakan alat untuk mewujudkan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.Mampukah bangsa Indonesia mencapai cita-cita dan tujuan bernegaranya? Dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan bernegaranya, sudah pasti terdapat berbagai ancaman yang terkadang membahayakan kemerdekaan dan keutuhan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan program ketahanan nasional (geostrategi) guna mempertahankan kemerdekaan dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia.



1.2 IDENTIFIKASI MASALAH 1. Apa pengertian geostrategi? 2. Apa pengertian geostrategi Indonesia? 3. Bagaimana perkembangan geostrategi Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh konsep geostrategi Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?



1



BAB II PEMBAHASAN



2.1 PENGERTIAN GEOSTRATEGI Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara untuk menentukan kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional. Geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik. Merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografis negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangungan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh karena itu, Geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kesejahteraan dan keamanan.



2.2 PERKEMBANGAN GEOSTRATEGI INDONESIA 1. Pada awalnya perkembangan awal Geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung. Pada tahun 1962. Isi konsep Geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis. Geostrategi Indonesia pada waktu itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan territorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi komunis di indo-cina. 2. Pada tahun 1965-an lembanga ketahan nasional mengembangkan konsep Geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan rumus sebagai berikut : Bahwa geostrategi Indonesia harus berupa konsep strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan,dan gangguan baik secara internal maupun eksternal. Gagasan ini agak lebih progresif, tapi tetap terlihat konsep Geostrategi Indonesia baru sekedar membangun kemampuan nasional sebagai factor kekuatan penangkal bahaya.



2



3. Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang Geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada era itu konsep Geostrategi



Indonesia dibatasi sebagai metode untuk



mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan pendekatan keamanan dan kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan serta integritas nasional sehingga tujuan nasional dapat tercapai. 4. Terhitung mulai tahun 1974 Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan ketahanan nasilan sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional.



Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bahkan juga dikembangkan oleh Negaranegara lain dengan tujuan : 1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional, baik yang berbasis pada aspek ideology, politik, social budaya, dan hankam, maupun aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistensi hidup Negara dan bangsa dalam mewujudkan cita-cita prolamasi dengan tujuan nasional. 2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam : a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order) b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity) c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and security) d. Terwujudnya keadilan hokum dan keadilan social (yuridical justice and social justice),serta e. Tersedianya kesempatan rakyat untu mengaktualisasikan diri (freedom of the people) Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat pokok sebagai berikut 1. Bersifat daya dangkal. Dalam kedudukan nya sebagai konsepsi penangkalan, Geostrategi Indonesia ditujukan menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dalam identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan Negara Indonesia. 2. Bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.



3



2.3 KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA 1. Perkembangan Konsep Pengertian Ketahanan Nasional a. Gagasan Ketahan Nasional tahun 1960-an Ketahanan Nasional adalah pertahanan wilayah oleh seluruh rakyat. b. Gagasan Ketahanan Nasional oleh Lemhanas tahun 1963-an. Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun maupun dari dalam yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan Negara dan bangsa Indonesia. c. Gagasan ketahanan nasional oleh Lemhanas tahun 1969-an Ketahanan Nasional adalah keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan Negara dan bangsa Indonesia. d. Gagasan ketahanan nasional berdasarkan SK Menhankam / Pengab No. SKEP/1382/XII/1974 Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan nasional. 2. Hakikat Ketahanan Nasional Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan Negara. Ketahanan nasional ini bergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga Negara dalam membina aspek alamiah serta aspek social sebagai landasan penyelenggaran kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional, baik fisik maupun social, serta memiliki hubungan erat antar gatra di dalamnya secara komprehensif integral. Kelemahan salah satu bidang akan mengakibatkan kelemahan pada bidang yang lain, yang dapat mempengaruhi kondisi keseluruhan. 3. Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari: a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan



4



Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar serta esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam Sistem Kehidupan Nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, Sistem Kehidupan Nasional tidak akan dapat berlangsung, sehingga dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai instrinsik yang ada pada Sistem Kehidupan Nasional itu sendiri. Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan, tetapi tidak berarti mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Baik kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolak ukur ketahanan nasional. b. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan dan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral) c. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar  Mawas ke dalam Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk mengingkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional mengandung 



sikap isolasi atau nasionalisme sempit. Mawas ke luar Mawa keluar bertujuan untuk dapat mengantisipasi, dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negri, serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan



5



ketergantungan, kepentingan



dengan nasional,



dunia



internasional.



kehidupan



Untuk



nasional



harus



menjamin mampu



mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. d. Asas Kekeluargaan Asas kekeluargaan mengandung keadlian, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegaraa. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan dan perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan, serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistic yang saling menghancurkan. 4. Sifat-sifat Ketahanan Nasional Untuk mewujudkan ketahanan nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan menyelenggarakan kesejahteraan dan kemanan terhadap system kehidupan nasional. Sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, metode pendekatan dan pengkajian ketahanan nasional terdiri atas pendekatan, kemanan dan pendekatan kesejahteraan. Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai berikut: a. Manunggal b. Mawas ke dalam c. Kewibawaan d. Berubah menurut waktu e. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan f. Percaya diri,serta g. Tidak bergantung pada pihak lain 5. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional a. Model Astagrata Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala



kekayaan



alam



yang



dapat



dicapai



dengan



menggunakan



kemampuannya. Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan nasional, yaitu : 1) Aspek Trigatra Kehidupan Alamiah : a. Gatra letak dan kedudukan geografi; b. Gatra keadaan dan kekayaan alam;serta c. Gatra keadaan dan kemampuan pendudukan. 2) Aspek Pancagatra Kehidupan Sosial: 6



a. b. c. d. e.



Gatra ideologi Gatra politik Gatra ekonomi Gatra sosial budaya, dan Gatra pertahanan keamanan



b. Model Morgenthau Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila model Lemhanas berevolusi dari observasi empiris perjalanan oerjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisanya, Morganthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan Negara-negara lain. Artinya,ia menanggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan under position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah balanced power. c. Model Alfred Thayer Mahan Mahan dalam bukunya “The Influence Seapower on History” mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1) Letak Geografi 2) Bentuk atau wujud bumi 3) Luas wilayah’ 4) Jumlah penduduk 5) Watak nasional atau bangsa 6) Sifat pemerintah d. Model cline Cline melihat suatu Negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh Negara lain. Baginya hubungan antar Negara pada hakekatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu Negara terhadap Negara lainnya, termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari Negara lain. Menurut Cline suatu Negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau Negara secara fisik yang wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu Negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai Negara yang besar. Sebaliknya, suatu Negara dengan wilayah yang besar, tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi Negara yang besar walaupun berteknologi maju. 6. Komponen Strategi Astagatra



7



Komponen strategi astagrata merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan manfaat dan menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut, dapat dicapai dengan peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional.



2.3.1



TRIGATRA Komponen Strategi Trigatra adalah gatra posisi lokasi geografi, keadaan kekayaan alam, dan kemampuan penduduk. Trigatra merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah. Ketiga gatra tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Posisi Lokasi Geografi Posisi dan lokasi geografi suatu Negara menunjukkan bentuk ke dalam dan bentuk ke luar. Contoh Indonesia bentuk ke dalam Indonesia adalah Negara kepulauan dan bentuk keluarnya Indonesia terletak di antara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia) dan dua samudera (samudera pasifik dan samudra hindia) Dilihat dari posisi dan lokasi geografi menunjukkan ada Negara hanya memiliki daratan, Negara yang memiliki daratan dan lautan, dan ada Negara yang berada di lautan (terpisahkan dari daratan benua) Dilihat dari posisi dan lokasi geografi menunjukkan adanya: a) Negara-negara yang dikelilingi daratan yang dikenal dengan Land Lock Country/Land Lock Position artinya posisi mati atau terkuci. b) Negara-negara yang dikelilingi lautan yang dikenal dengan Archipelgic State (Negara kepulauan) yang terdiri dari sea studded with island (wilayah laut yang diseraki/ditebari oleh pulau-pulau an Achain of Island (sekumpulan pulau-pulau berantai ) c) Island state (Negara pulau) terdiri dari satu atau beberapa pulau. Posisi dan lokasi geografis suatu Negara akan mempengaruhi pandangan dan teori geopolitik dan geostrategi wawasan atau cara pandang suatu bangsa bahkan akan mempengaruhi perumusan politik strategi nasional atau bangsa. 2) Keadaan dan kekayaan alam



8



Pemanfaatan sumber potensi alam oleh manusia dapat menimbulkan berbagai masalah yang sangat kompleks dalam pergaulan internasional antar bangsa. Hal ini disebabkan oleh dua ciri khusus potensi alam dunia, yaitu : a. Penyebaran/distribusi sumber potensi alam dunia tidak merata (ada Negara kaya, ada Negara miskin ditinjau dari potensi alam). b. Ada beberapa sumber potensi alam yang dapat diperbaharui ada pula sumber potensi alam yang tidak diperbaharui. Akibat dua ciri khusus tersebut dalam pergaulan internasional antar bangsa tidak dapat dihindari 



terjadinya : International interdependency of resources ( ketergantungan internasional







akan sumber potensi alam ) Internasional flow of resources ( terjadinya aris perpindahan internasional sumber potensi alam dunia ).



3) Keadaan dan Kemampuan Penduduk Dalam pembahasan keadaan dan kemampuan penduduk terdapat 4 masalah pokok yang mendapatkan pertimbangan dan diperhitungkan dalam program pemecahan masalah yaitu : a. Jumlah Penduduk Masalah pertambahan jumlah penduduk dunia yang cukup tinggi harus menjadi dan mendapatkan perhatian dari seluruh bangsa diseluruh



dunia



karena



dapat



mempengaruhi



dan Negara



pertumbuhan



dan



perkembangan setiap Negara.. Jumlah penduduk sangat dipengaruhi mortalitas (tingkat kematian), fertilitas (tingkat kelahiran) yang disebabkan oleh kesuburan dan migrasi (perpindahan penduduk). Dari ketiga factor tersebut yang paling besar 



pengaruhnya terhadap jumlah penduduk adalah fasilitas yang dapat : Berdampak positif, yaitu bertambahnya golongan muda, angkatan kerja mendorong pemerintah melaksanakan pembangunan karena terpaksa mereka sangat membutuhkan fasilitas pengembangan pendidikan ,







kesempatan dan lapangan kerja serta kehiduoan lainnya. Berdampak negatif, yaitu terjadinya keresahan masyarakat yang disebabkan banyaknya golongan muda putus sekolah rendahnya tingkat kesejahteraan



masyarakat dan meningkatkan tingkat pengangguran dan tindak criminal. b. Komposisi penduduk



9



Komposisi penduduk menyangkut pengelompokan penduduk susunan penduduk atau struktur penduduk misalnya dikelompokan dalam jenis kelamin, suku bangsa dan ras agama, dan kepercayaan status sosial , pendidikan dan sebagainya. Komposisi penduduk sangat dipengaruhi oleh mirtalitas,fertilitas dan migrasi dan dimana tetap fertilitas sangat besar pengaruhnya. c. Distribusi penduduk Masalah distribusi atau penyebaran penduduk Indonesia merupakan masalah yang sangat kompleks dalam pembangunan nasional. Hal ini disebabkan antara lain :  Penyebaran penduduk yang tidak merata dari 17.000 pulau dan 65 % hidup 



dipulau Jawa, Madura, Bali, Lombok. Fasilitas pembangunan yang kurang memadai , misalnya fasilitas







transportasi, komunikasi sector-sekotr industry yang terbatas. Terbatasnya biaya pembangunan dan terpusatnya pembangunan di pulau Jawa.



Berbagai masalah penduduk tersebut harus menjadi perhatian dan tanggungjawab bersama dan Negara-negara berkembang . Negara – Negara berkembang, Negara – Negara maju dan organisasi – orgasnisasi internasional ( perserikatan bangsa dengan segenap jajarannya ). 2.3.2



PANCAGATRA Komponen strategi pancagatra adalah gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pancagtra merupakan kelompok gatra yang intangible atau bersifat kehdupan – kehidupan sosial dapat diuraikan dibawah ini :



1. Aspek Ideologi Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Dalam ideologi juga terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita – citakan oleh suatu bangsa. Kempuhan suatu ideologi tergantung kepada rangkaian nilai yang dikandungnnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat. Secara teori suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/filsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.



10



a) Liberalisme Aliran pikiran perseorangan atau individualistic. Aliran pikiran ini mengajarkan bahwa Negara adalah masyarakat hokum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Menurut aliran pikiran ini kepentingan harkat dan martabat manusia ( individu) dijunjung tinggi sehingga masyarakat tiada lebih dari jumlah para anggotanya saja tanpa ikatan nilau tersendiri. Hak dan kebebasan orang seorang dibatasi hanya oleh hak yang sama yang dimiliki orang lain bukan kepentingan masyarakat seluruhnya. Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, terkecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham liberalism mempunyai nilai – nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak yaitu kebebasan mengejar kebehagiaan hidup di tengah - tengah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai dengan bebas. Paham liberalisme selalu mengaitkan aliran pikirannnya denga hak asasi manusia yang menyebabkan paham terebut memiliki daya tarik yang kuat dikalangan masyarakat tertentu. (Aliran pikiran perseorangan / individualistic diajarkan oleh Thomas Hobbes, JohnLocken, Jean Rousseau, Herbert Spencer dan Harold J.LAsta”) b) Komunisme Aliran pikiran teori golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan Lenin bermula merupakan kritik Karl Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran pikiran golongan ( class Theory) ini beranggapan bahwa Negara adalah susunan golongan (kelas ) untuk menindas kelas lain. Kelas atau golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan prolotas ( kaum buruh ). Oleh karena itu Marx menganjurkan agar proletas kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebutkan kekuasaan Negara dari kaum golongan kaya kapitalisme dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur Negara. Aliran pikiran ini erat hubungannya dengan aliran 11



material dialiktis atau materialistic . Aliran pikiran ini sangat menonjolkan adanya kela/ penggolongan , pertentangan antar golongan , konflik dan jalan kekerasan / revolusi dan perebutan kekuasaan Negara. Pikiran – pikiran Karl Marx tentang sosial, ekonomi, politik yang kemudian disistematisasikan oleh Fredrick Engels ditambah dengan pikiran Lenin terutama dalam pengorganisasian, dan operasionalnya menjadi landasan dari paham Komunisme. Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme maka dalam upaya merebut kekuasaan ataupun mempertahankan kekuasaannya maka komunisme akan: 



Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan - golongan tertentu serta







menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Ajaran komunis adalah atheis dan didasarkan pada kebendaan (materialitis) dan tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan agama dinyatakan







sebagai racun bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat komunis bercorak internasional. Masyarakat yang dicita - citakan komunis adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional. Hal ini tercermin dalam serua Marx yang terkenal “Kaum buruh diseluruh dunia bersatulah”. Komunisme menghendaki masyarakat tanpa







nasionalisme. Masyarakat komunis pembangunan masyarakat dan Negara perombakan masyarakat hanya dapat dilaksanakan melalui jalan revolusi. Setelah berhasil hanya kaum proletas saja yang akan pemerintahan secara diktaktor mutlak (diktaktor proletariat) yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang aman dan tenteram tidak ada pertentangan, tidak adanya hak mlik



pribadi atas alat produksi dan hapusnya pembagian kerja. c) Paham Agama Ideologi bersumber falsafah agama yang termuat dalam kita suci agama.Negara membina kehidupan keagamaan umat. Negara bersifat spiritual religious.



Dalam bentuk lain Negara melaksanakan hokum.ketentuan agama



dalam kehidupan dunia, Negara berdasarkan agama. d) Ideologi Pancasila



12



Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali/dikristalisasikan dari nilainilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang dalam masyarakat di Indonesia. ( Ir. Soekarno 1 Juni 1945 ) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengandung nilai spiritual, memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. Nilai ini berfungsi sebagai kekuatan mental spiritual dan landasan etik dalam Ketahanan Nasional, dengan demikian atheism tidak berhak hidup dibumi Indonesia dalam kerukunan dan kedamaian hidup beragama. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Tersimpulkan nilai sama derajat, sama kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan nilai gotong royong. Sila Persatuan Indonesia. Dalam masyarakat Indonesia yang pluralistic mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat, dan menjamin keutuhan nasionak atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Nilai ini mempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan sebaliknya kepentingan pribadi dan golongan diserasikan dalam rangka kepentingan bangsa dan Negara. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Mengandung nilai kedaulatan berada di tangan rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar . Nilai ini mengutamakan kepentingan Negara bangsa dengan tetap menghargai kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat dan menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai nilai kebenaran dan keadilan. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Mengandung nilai sikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban , menghormati hak orang dan sikap gotong royong, dalam suasana kekeluargaan , suka memberi pertolongan kepada orang , suka bekerja keras dan bersama – sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social. Konsepsi tentang Ketahanan Ideologi, Ideologi adalah system nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Dalam ideology juga 13



terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita – citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideology tergantung kepada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjadim segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia , baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat.. Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideology bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan , ancaman , hambatan, serta gangguan yang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideology bangsa dan Negara Republik Indonesia. Dalam rangka mewujudkan ketahanan ideology terseut diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan kebeneran ideology Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara serta pengalamannya yang konsitensi dan berlanut, bagaimana pelaksanaan nilai – nilai yang terkandung dalam ideology tersurat paling tidak terseirat dalam UUD 1945 dan segala peraturan perundangan – undangan dibawahnya, serta segala kegiatanpenyelenggaraan Negara. Pelaksanaan subyektif adalah bagaiman nilai – nilai tersebut dilaksanakan oleh pribadi masing – masing dalam kehidupan sehari- hari, sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara. Pancasila mengandung sifat idealistic. Realistic dan fleksibilitas , sehingga terbuka terhadap perkembangan yang terjadi sesuai realitas perkembangan kehidupan , tetapi sesuai dengan idelisme yang terkadung didalamnya. Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD1945, KEtetapan MPR RI Nomor:XVII /MPR/1998. PAncasila sebagai PAndangan Hidup dan Sumber Hukum KEtetapan MPR RI Nomor: XX/MPRS/1966, Ketetapan MPR RI Nomor: IX/MPR/1978. 2. Aspek Politik Pemahaman politik di Indonesia dengan tidak memisahkan antara Politics dan Policy, sehingga kita mengandung satu paham yaitu Politik. Hubungan ini tercermin dalam fungsi pemerintah Negara sebagai penentu kebijaksanaan serta aspirasi dan tuntunan masyarakat sebagai tujuan yang ingin diwujudkan , sehingga



14



kebijaksanaan pemerintah Negara tersebut haruslah serasi dan selaras dengan dan aspirasi masyarakat. a) Politik di Indonesia Politics di Indonesia harus dapat dilihat dalam konteks KEtahanan Nasional ini, yag meliputi dua nagian utama yaitu politik Dalam Negara dan Politik Luar Negeri. 



Politik Dalam Negeri



Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu system , yang unsur unsurnya terdiri dari struktur politik , proses politik, budaya politik, komunikasi politik dan partisipasi politik., budaya politik, komunikasi politik dan partisipasi politik. (1) Struktur politik. Merupakan wadah penyaluran pengambilan berupa kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional. (2) Proses politik. Merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang puncaknya terselenggara dalam Pemilu. (3) Budaya Politik. Merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara, yang dilaksanakan secara sadar dan rasional, baik melalui pendidikan politik maupun kegiatan – kegiatan politik yang sesuai dengan disiplin nasional. (4) Komunikasi Politik. MErupakan suatu hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara, baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pipinan-pimpinan Nasional. (5) Partisipasi Politik. Merupakan kegiatan/ tanggapan masyarakat terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.







Politik Luar Negeri Politik luar negeri adalah salah satu saran pencapaian kepentingan nasional



dalam pergaulan antar bangsa. Politik luar negeri Indonesia berlandaskan pada



15



Pembukaan UUD 1945 yakni melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, serta anti penjajahan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri keadilan sebagai bagian integral dari strategi nasional. Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan kedalam kehidupan antar bangsa . Dijiwai oleh falsafah Negara PAncasila sebagai tuntutan modal dan etika , politik luar negeri Indonesia diabadikan kepada kepentingan nasional nasional terutama untuk pembangunan nasional. Dengan demikian politik luar negeri merupakan bagian integral dari strategi nasional dan secara keseluruhan merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan nasional. Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif . Bebas dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan – kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian tidak pasif, dimana peranan Indonesia dalam percaturan internasional tidak berperan serta atas dasar cita cita bangsa yang tercermin dalam pancasila dan pembukaan UUD 1945. Karena heteroginitas kepentingan bangsa 0 bangsa didunia , maka politik luar negeri harus bersifat kenyal, dalam arti bersikap moderat dalam hal yang kurang principal maupun tetap berpegangan pada prinsip-prinsip dasar seperti yang ditentukan dalam Pembukaan UUD 1945. Lincah , dimana dengan dinamika perubahan – perubahan hubungan antar bangsa yang cepat dan tidak menentu didunia , maka diperlukan daya penyesuaian yang tinggi demi kepentingan nasional dalam menanggapi dan enghadapi perkembangan – perkembangan itu. b) Ketahanan Pada Segala Aspek Politik Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamika kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan DUD 1945.



16







Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri 1. Sistem pemerintahan yang berdasarkan hokum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat absolut, kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat. 2. Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai dasar, sehingga tidak antagonistis yang dapat menjurus kepada konflik fisik. 3. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodikasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat, dengan tetap dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. 4. Terjalin komunikasi politik timbal balik antara peerintah dengan asyarakat, dan antar kelompok dalam masyarakat dalam rangka mencapai Tujuan







Nasional dan Kepentingan Nasional. Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri 1. Hubungan luar negeri ditujukan untuk lebih meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan, meningkatka citra positif Indonesia di luar negeri, memantapkan kesatuan bangsa dan keutuhan NKRI. 2. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerja sama antar Negara berkembang dan antara Negara berkembang dengan Negara maju sesuai dengan kemamuan dan demi kepentingan nasional. 3. Perkembangan, perubahan dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama agar secara dini dapat diperkirakan terjadinya dampak negative yang dapat mempengaruhi



stabilitas nasional serta yang menghambat



kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional. 4. Langkah bersama Negara berkembang untuk memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidak adilan dengan Negara industry maju perlu ditingkatkan dengan melaksanakan perjanjian perdagangan internasional serta kerjasama dengan lembaga-lembaga euangan internasional. 5. Perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social melalui penggalangan dan pemupukan solidaritas dan kesamaan sikap serta kerjasama internasiona dengan memanfaatkan berbagai forum regional dan global. 6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan secara menyeluruh terhadap system pendidikan, pelatihan dan



17



penyuluhan calon diplomat agar dapat menjawab tantangan tugas yang dihadapi. 7. Perjuangan bangsa Indonesia di dunia yang menyangkut kepentingan nasional seperti melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negative Negara lain dan hak-hak warga Negara Republik Indonesia di luar negeri perlu ditingkatkan. 3. Aspek Ekonomi Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat. System perekonomian yang dianut oleh suatu Negara akan memberi corak atau warna terhadap kehidupan perekonomian dari Negara tersebut. System perekonomian liberal dengan orioentasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. System liberal yang terdapat di dunia kapitalis sudah menyerap beberapa unsur dari sosialisme, sedangkan Negara-negara komunis sudah mulai memasukkan beberapa aspek kapitalisme meskipun dengan modifikasi tertentu. a. Perkonomian Indonesia Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia mengacu kepada pasal 33 UUD 1945, menyebutkan bahwa: system perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Cabangcabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Bumi dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. b. Ketahanan Pada Aspek Ekonomi Ketahanan ekonomi diartikan sebagai



kondisi



dinamika



kehidupan



perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup perekonomian bangsa dan Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk dapat mencapai tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap berbagai hal yang dapat menunjangnya, antara lain yaitu: 18



1. Sistem



ekonomi



Indonesia



diarahkan



untuk



dapat



mewujudkan



kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui ekonomi kerakyatan untuk menjamin kesinambungan Pembangunan



Nasional



kelangsungan



hidup



bangsa



dan



Negara



berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi kuat dan tidak memungkinkan ekonomi kerakyatan berkembang. 3. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antar sector pertanian dengan perindustrian. 4. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan dibawah pengawasan anggota masyarakat secara aktif. 5. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis dalam mempertahankan



serta



meningkatkan



eksistensi



dan



kemandirian



perekonomian nasional, dengan memanfaatkan sumber daya nasional secara optimal dengan sarana Iptek tepat guna dalam menghadapi setiap permasalahan serta dengan tetap memperhatikan kesempatan kerja.



4. Aspek Sosial Budaya Istilah sosial budaya mencakup dua segi utama kehidupan bersama manusia yaitu dimana manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan kerjasama dengan sesame manusia, dan segi budaya yang merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang terlembagakan. Masyarakat budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa focus budaya, misalnya nilai terutama yang mengintegrasikan semua umur kebudayaan menjadi satu konfigurasi kultural. Fokus budaya dapat berupa nilai dan norma religius, ekonomis atau nilai sosial kultural lain, seperti misalnya ideology modern, ilmu pengetahuan dan teknologi. a. Struktur Sosial di Indonesia Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok sesuai dengan fungsi, peran, dan profesinya dengan maksud untuk memudahkan kegiatan menjalankan tugas



19



dalam keterkaitan dengan kata lain, kehidupan masyarakat terstruktur berdasarkan peran dan fungsi masing-masing anggota masyarakat. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini menghasilkan struktur sosial masyarakat yang cukup beragam. Terlebih lagi sejalan dengan modernisasi dan sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi, maka fragmentasi kelompok dalam masyarakat semakin berkembang, baik secara horizontal sesuai dengan bidang pekerjaan atau bidang keahlian, maupun secara vertical sesuai dengan tingkat pekerjaan atau keahlian. b. Kondisi Budaya di Indonesia 1) Kebudayaan Daerah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan sub-etnis, yang masingmasing memiliki kebudayaannya sendiri. Oleh karena suku-suku bangsa tersebut mendiami daerah-daerah tertentu maka kebudayaannya sering disebut sebagai kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudyaan daerah sebagai suatu system nilai yang menuntun sikap, perilaku dan gaya hidup, merupakan identitas dan menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing,atau sering disebut sebagai “local genius”. Local genius inilah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing. 2) Kebudayaan Nasional Mengingat budaya Indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa yang mendiai bumi Nusantara, maka kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil interaksi dari budaya-budaya suku bangsa yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Kebudayaan national juga dapat merupakan hasil ineraksi dari nilai-nilai budaya yang telah ada dengan budaya luar, yang kemudian juga diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Hal yang penting adalah bahwa interaksi budaya tersebut harus berjalan secara wajar dan alamiah, tidak ada unsur pemaksaan dan dominasi budaya satu daerah tertentu terhadap budaya daerah lainnya. Dengan demikian kebudayaan nasional akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan berkembangnya budaya daerah. 3) Integrasi Nasional Komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh suku suku bangsa yang mendiami bumi Nusantara ini pada tahun 1928 telah mampu menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi ini terwujud secara hukum dan diakui oleh bangsa bangsa lain di dunia melalui proklamasi 20



kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945. Kenyataan sejarah menunjukan bahwa keanekaragaman budaya justru merupakan kihmah bagi bangsa Indonesisa dan di masa lalu telah mampu memunculkan faktor faktor perekat persatuan atau integrasi bangsa. Dimana depan, upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat persatuan bangsa, yaitu keinginan dan semangat untuk hidup bersama dan meraih cita cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa. 4) Kebudayaan dan Alam Lingkungan Sejak jaman dahulu suku suku bangsa yang mendiami kepulauan Nusantara ini sudah terbiasa hidup dekat dengan alam, apakah sebagai petani, ladang, atau sebagai pelaut. Namun kedekatan ini terbatas hanya sampai pada pemanfaatan alam berserta kekayaan nya yang ada dengan pengetahuan yang terbatas. Pemanfaatan alam belum dibarengi dengan budaya untuk melestarikan alam demi kepentingan masa depan. Kebiasaan untuk membuka hutan tanpa pemikiran untuk penghijauan, kebiasaan untuk menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan limbah manusia, merupakan budaya yang tidak ramah terhadap lingkungan. Demi kepentingan masa depan, harus ditumbuhkan budaya melestarikan alam. Bangsa Indonesia harus disadarkan bahwa mereka adalah bagian dari alam, sehingga mereka tidak boleh memanfaatkan alam tanpa batas. Apabila alam lingkungan rusak maka manusia Indonesia akan rusak kehidupan nya. 5) Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya Ketahanan di bidang sosial budaya atau ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamika budaya bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemmapuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dab bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan 21



seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan penyelanggaraan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia dengan demikian adalah pengembangan kondisi sosial budaya dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya yang dilandasi nilai nilai pancasila. Nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila yang akan diwujudkan sebagai ukuran tuntutan sikap dan tingkah laku bagi bangsa dan negara Indonesia akan memberikan landasan, semangat dan jiwa yang secara khas merupakan ciri pada elemen elemen sosial budaya bangsa dan negara republik Indonesia. 5. Aspek Pertahanan Dan Keamanan a) Pokok-pokok Pengetahuan Pertahanan Dan Kemanan Pertahanan dan kemanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan Keamanan Negara, dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan Negara Kesatuan republik indonesia. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia dilaksanakan dengan menyusun, mngerahkan dan meggerakan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang kehidpuan nasional secara terintegrasi dan terkoodinasi. Penyelanggaraan pertahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungsi utama dari pemerintah dan Negara Republik Indonesia dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan kemanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan Ketahanan Nasional Indonesia. b) Pengertian Ketahanan nasional Ketahanan Pertahanan dan Kemanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan Pertahanan dan kemanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Ksatuan Republik Indonesia Indonesia berdaarkan Pancasila dan UUD 1945.



22



Wujud Ketahanan Pertahanan dan Kemanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan kemanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. Analog dengan pengertian Ketahanan Nasional maka ketahanan pertahanan dan Keamanan pada hakikatnya adalah keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer dan kepolisian disusun dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoodinasi, untuk menjamin penyelanggaraan Sistem Kemanan Nasional (dahulu Sishankamrata) menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang ditandai sebagai berikut : 



Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang Damai Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahaabat dengan semua bangsa di dunia serta tidak menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun perang. Karena itu, bangsa Indonesia berhasrat dalam setiap penyelsaian pertikaian baik nasional maupun internasional selalu mengutamakan cara cara damai. Walaupun cinta damai, namun lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan nya . Bagi bangsa Indonesia perang adalah jalan terakhir yang terpaksa harus ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan dasar negara Pancasila, kemerekaan dan kedaulatan negara Republik







Indonesia serta keutuhan bangsa. Penyelanggaraan Perthanan dan Kemanan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dilandasi oleh landasan idil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945 dan landasan visional Wawasan Nusantara. Pertahanan dan kemanan Negara merupakan hak dan kewajiban bagsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah, terpeliharanya keamanan nasional dan







tercapainya tujuan nasional. Pertahanan dan Kemanan Negara merupakan Upaya Nasional Terpadu. Hal ini melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang dilaksanakan dengan oenuh kesadaran dan tanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, tanpa mengenal menyerah. Upaya



23



pertahanan dan kemanan negara yang melibatkan segenap potensi dab kekuatan nasional tersebut dirmuskan ke dalam doktrin yang selama ini disebut Doktrin 



Pertahanan an Kemanan Negara Republik Indonesia. Pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia diselenggarakan dengan Siskamnas (Siahankamrata) Hal ini yang bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan. Penyalahgunaan potensi nasional dalam pengelolaan pertahanan dan kemanan negara dilakukan secara optimal dan terkoordinasikan untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan kemanan negara dalam keseimbangan dan keserasian anatara







kepentingan kesejahteraan dan kemanan. Segenap Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta. Diorganisasikan kedalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia(Polri) Pembangunan Ankatan perang Republik Indonesia (APRI) dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional,peran nya tetap diabdikan bagi kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.



c) Postur Kekuatan Pertahanan dan Kemanan Postur kekuatan Hankam. Mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk membangun postur kekuatan Hankam terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan ancaman, misi, kewilayahan dan politik. Dalam konteks ini perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas anatara masalah dan masakah kemanan. Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar negri dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negri dan menjadi tanggung jawab POLRI. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah kemanan apabila diminta atau POLRI sudah tidak mampu lagi karna eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat. Gejolak dalam Negeri ini, di dalam era globalisasi saat ini dan di masa mendatang, tiak menutup kemungkinan akan mengundang campur tangan asing, dengan alasan menegakan nilai nilai HAM, demokrasi, Penegakan hukum dan lingkungan hidup, di batik kepentingan nasional mereka. Situasi seperti kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsur unsur utama kekuatan Hankam dan komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negri. Untuk itu ancaman yang paling realistik adalah adanya “link up” antara kekuatan dalam negeri dengan luar negri. d) Ketahanan Pada Aspek Pertahanan dan Keamanan



24







Pertahanan dan Kemanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara,



yang



penyelanggaraan



berisi



ketangguhan



SISKAMNAS



(



,



kemampuan



dan



SISHANKAMRATA)



kekuatan untuk



melalui menjamin



kesinambungan Pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara 



berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dalam kedaulatan nya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan negara, oleh karnanya haruslah diselenggarakan dengan mengandalkan pada kekuatan dan keampuan







sendiri. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan kemanan dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas kemanan yang diabdikan untuk kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan







negara. Potensi nasional dan hasil hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan, agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan







kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia. Perlengkapan dan oeralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan kemanan sedapat mungkin harus dihasilkan oleh industri dalam negri, pengadaan dari luar negri dilakukan karena terpaksa dimana industri dalam negri masih terbatas kemampuan nya oleh karna itu harus







ditingkatkan kemampuan nya. Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan keampuan pertahanan dan kemanan haruslah diselenggarakan oleh manusia manusia yang berbudi luhur, arif bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damai. Kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa , memerlukan dukungan manusia manusia yang bermutu tinggi, tanggap dan tangguh serta bertanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban demi kepentingan







bangsa dan negara di atas kepentingan golongan dan pribadi. Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI , berpedoman pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan pertahanan, dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecl, profesional, eketif, efisien dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan



25



bersenjata 



dalam



wadah



tunggal



TNI



disusun



dalam



SISKAMNAS



( SISHANKAMRATA) dengan strategi penangkalan. Sebagai kekuatan inti Kamtibmas, Polri berpedoman kepada Tri Brata dan Catur Prasetiya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan







penegakan hukum, memelihara dan mewujudkan kemanan ketertiban masyarakat. Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan kesadaran dan ketaatanya kepada hukum. Dengan demikian Ketahanan Pertahanan dan Kemanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsadilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas Pertahanan dan kemanan Negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil hasilnya, serta kemampuan memeprtahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.



2.3.3



Hubungan Komponen Strategi Antargatra Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra, serta antagatra ini sendiri terdapat hubungan timbali balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan ketergantungan ( Interpedency). Oleh karna itu, hubungan komponen strategi dalam trigatra dan pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh ( Komprehensif Integral) di dalam komponen strategi astagatra.



26



BAB III KASUS Kasus timor- timur Angkatan bersenjata Indonesia memasuki Timor Timur pada bulan Desember 1975 dan kawasan ini menjadi satu dengan Republik Indonesia di tahun 1976.Hal ini menyebabkan perdebatan di Australia. Di samping itu, kematian lima wartawan Australia di Timor Timur di tahun 1975 telah menjadi perhatian masyarakat Australia dan media. Namun pada akhirnya Australia mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor Timur secara de jure tahun 1979. Namun dinamika politik dalam negeri Indonesia telah berubah secara dramatis dengan jatuhnya Pemerintahan mantan Presiden Soeharto. Pada tanggal 30 Agustus 1999, melalui jajak pendapat, rakyat Timor Timur memilih merdeka (78.5%).Pengumuman hasil pemilihan umum tersebut diikuti dengan kekerasan yang meluas oleh unsur-unsur pro-integrasi. Integrasi Timor Timur 1976 ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste yang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal dengan Pulau Atauro. Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975. Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama berkuasa selama 3 bulan ketika terjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste antara bulan September,Oktober dan November, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar 60.000 penduduk sipil (sebagian besarnya wanita dan anak – anak karena para suami mereka adalah pendukung faksi integrasi dengan Indonesia). Berdasarkan itulah, kelompok pro-integrasi kemudian mendeklarasikan integrasi dengan Indonesia pada 30 November 1975 dan kemudian meminta dukungan Indonesia untuk mengambil alih Timor Leste dari kekuasaan FRETILIN yang berhaluan Komunis. Tiga Kuburan Masal sebagai bukti pembantaian FRETILIN terhadap pendukung integrasi terdapat di Kabupaten Aileu (bagian tengah Timor Leste), masing-masing terletak di daerah Saboria, Manutane dan Aisirimoun. Ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste pada tanggal 7 Desember 1975, FRETILIN memaksa ribuan rakyat untuk mengungsi ke daerah pegunungan untuk dijadikan tameng hidup atau perisai hidup (human shields) 27



untuk melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang dari penduduk ini kemudian mati di hutan karena penyakit dan kelaparan. Selain terjadinya korban penduduk sipil di hutan,terjadi juga pembantaian oleh kelompok radikal FRETILIN di hutan terhadap kelompok yang lebih moderat. Sehingga banyak juga tokoh-tokoh FRETILIN yang dibunuh oleh sesama FRETILIN selama di Hutan. Semua cerita ini dikisahkan kembali oleh orang-orang seperti Francisco Xavier do Amaral, Presiden Pertama Timor Leste yang mendeklarasikan kemerdekaan Timor Lestepada tahun 1975. Seandainya Jenderal Wiranto (pada waktu itu Letnan) tidak menyelamatkan Xavier di lubang tempat dia dipenjarakan oleh FRETILIN dihutan, maka mungkin Xavier tidak bisa lagi jadi Ketua Partai ASDT di Timor Leste sekarang. Selain Xavier, ada juga komandan sektor FRETILIN bernama Aquiles yang dinyatakan hilang di hutan (kemungkinan besar dibunuh oleh kelompok radikal FRETILIN). Istri komandan Aquilis sekarang ada di Baucau dan masih terus menanyakan kepada para komandan FRETILIN lain yang memegang kendali disektor Timur pada waktu itu tentang keberakaan suaminya. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok pro-kemerdekaan terhadap tentara Indonesia tentang keberadaan komandan Konis Santana dan Mauhudu yang dinyatakan hilang ditangan tentara Indonesia. Selama perang saudara di Timor Leste dalam kurunwaktu 3 bulan (September-November 1975) dan selama pendudukan Indonesia selama 24 tahun (1975-1999), lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal (60.000 orang secara resmi mati di tangan FRETILN menurut laporan resmi PBB). Selebihnya tidak diketahui apakah semuanya mati kelaparan atau mati ditangan tentara Indonesia. Hasil CAVR menyatakan 183.000 mati di tangan tentara Indonesia karena keracunan bahan kimia (tidak dirinci bagaimana caranya), namun sejarah akan menentukan kebenaran ini, karena keluarga yang sanak saudaranya meninggal di hutan tidak bisa tinggal diam dan kebenaran akan terungkap apakah benar tentara Indonesia yang membunuh sejumlah jiwa ini ataukah sebaliknya. Situasi aktual di Timor Leste akhir-akhir ini adalah cerminan ketidak puasan rakyat bahwa rakyat tidak bisa hidup hanya dari propaganda tapi dari roti dan air. Rakyat tidak bisa hidup dari ³makan batu´sebagaimana dipropagandakan FRETILIN selama kampanye Jajak Pendapattahun 1999 Lebih baik makan batu tapi merdeka, dari pada makan nasi tapi dengan todongan senjata´. Kenyataan membuktikan bahwa batu tidak bisa dimakan´, dan



28



rakyat perlu makanan yang layak dimakan manusia. Dalam masalah ini, timor leste kekurangan pengetahuan dalam bidang pertahanan nasionalnya, aspek aspek nya pun tidak memadai atau lebih tepatnya tidak mengetahui tentang pertahanan nasional, SDM dan perangkat Negara nya tidak mendukung dalam melaksanakan pertahanan nasional,. Terlebih aspek polisi atau perangkat keamanan nya tidak berjalan baik karena terbukti bahwa banyak warga negaranya yang mati karena perang saudara didalam timmor leste sendiri



BAB IV ANALISA KASUS 4.1 ANALISIS Berdasarkan kasus yang dipaparkan pada Bab III, maka dapat dikaitkan dengan beberapa teori yang sebelumnya telah di jelaskan pada bab II, antara lain:  Jika disesuaikan dengan perkembangan geostrategi Indonesia, bertepatan dengan deklarasi integrasi dengan Indonesia pada tanggal 30 November 1975, maka dapat terlihat



bahwa



konsep



Geostrategi



Indonesia



telah



berada



pada



tahap



pengembangan dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional. Termasuk ke dalam geostrategi indonesia yang bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan



29



kekuatan bangsa dalam ideologi, politik dan hankam untuk mencapai kesejahteraan 



penduduk Timor Timur dalam meraih kemerdekaan. Sesuai dengan ketahanan nasional sebagai Geostrategi Indonesia, kasus ini berkaitan dengan beberapa asas yang terkandung didalam asas-asas ketahanan nasional. Salah satunya adalah Asas Kesejahteraan dan Keamanan. Dalam kasus ini Indonesia memang memberikan bantuan keamanan untuk mengusir pasukan Freitlin untuk mengambil alih Timor Timur dari kekuasaannya. Namun Indonesia memberikan prioritas pada keamanan tetapi mengabaikan kesejahteraan rakyat







Timor Timur. Terkait dengan Pancagatra, kasus ini dapat berhubungan langsung dengan konsep di dalam aspek politik yaitu politik luar negeri. Politik luar neger Indonesia berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945 yakni melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta anti penjajahan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dalam hal ini, Indonesia memenuhi panggilan bantuan dari pihak Timor Timur untuk membebaskan Timor Timur dari pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Freitlin.



BAB V PENUTUP 5.1



SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari contoh kasus ini yang berkaitan dengan



geopolitik dan geostrategi adalah kekayaan alam dan sumber daya yang terkandung di dalamnya dimiliki sebuah Negara hendaknya dinikmati dan dimanfaatkan oleh rakyatnya. Tanpa pengecualian melupakan tugas kita merawat dan melindungi suatu ketahanan nasioanal suatu bangsa yang berdimensi astagatra, yang artinya segenap kehidupan nasional yang kompleks, di petakan secara sederhana, namun tetap mencerminkan kehidupan nasional yang nyata. Jika semua itu dapat terjalin dengan baik dapat memungkinkan suatu Negara dapat memberi jaminan kesejahteraan dan keamanan kepada seluruh warganya. Saran yang terbaik dalam contoh kasus ini adalah kita yang sebagai pemuda bangsa harus bisa meneruskan cita-cita yang telah di buat oleh para founding fathers kita yang 30



menginginkan bahwa Negara kita harus menjadi Negara yang maju, mandiri, dan sejahtera. Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Tidak hanya kaum muda saja yang harus menjaga bangsa ini melainkan seluruh rakyat Indonesia. Dan mulai sekarang kita harus menjaga dan melindungi apapun yang telah ada di Negara ini jangan sampai mengalami nasib yang sama di kemudian hari nanti.



DAFTAR PUSTAKA Teaching Learning Office



(TLO) Universitas Widyatama. 2015. Mata Kuliah



Pengembangan Kepribadian, Pendidikan Kewarganegaraan. Book Citizenship, Sedarnawati Yasni [Online] Google Wikipedia “pulau sipadan dan ligitan” [Online] https://www.academia.edu/9771934/Makalah_Geopolitik_Indonesia



31