Makalah Gotong Royong [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NILAI-NILAI GOTONG ROYONG UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL



Dosen Pengampu : Noviani Achmad Putri, S.Pd., M.Pd. Kelompok 7 : 1. Andini Febriana Putri



(3601419001)



2. Rina Dwi Ratna N.



(3601419009)



3. Amazya Ravista



(3601419021)



4. Erna Vidia Wati



(3601419059)



5. Saeful Gunawan



(3601419075)



6. Umi Dary Mu’aafat



(3601419079)



PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep gotong royong sebagai sebuah nilai kultural dasar masyarakat Indonesia sudah sering dibahas orang dalam berbagai kesempatan. Sebut saja misalnya, Prof. Koentjaraningrat, Ina Slamet, Prof. Bintarto, dan Prof. Sartono Kartodirjo. Namun demikian, tidak banyak orang yang mencoba untuk mendefinisikannya dan menguraikannya dalam bentuk yang lebih rinci dan eksplisif. Bahkan kebanyakan mereka mencampuradukan pengertian gotong royong dengan nilai cultural penting lainnya yaitu tolong menolong dan kekeluargaan. Makalah ini membahas tentang konsep gotong royong dan konsep-konsep lain yang berdekatan dengan konsep tersebut, yaitu tolong menolong dan kekeluargaan. Makalah ini juga membahas perbedaan dari ketiga konsep tersebut. Dengan ini diharapkan pengertian kita tentang nilai dasar budaya Indinesia



kaitannya



kekeluargaan



dapat



dengan gotong royong, tolong dipahami



dan



dapat



menolong,



diimplementasikan



dan dalam



pembangunan nasional. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari gotong royong? 2. Apa saja bentuk dari gotong royong? 3. Apa perbedaan konsep kekeluargaan dengan konsep gotong royong? 4. Apa saja nilai-nilai dan manfaat dari gotong royong sehingga dapat digunakan dalam pembangunan nasional? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari gorong royong. 2. Mengetahui bentuk-bentuk dari gotong royong. 3. Mengetahui perbedaan antara konsep kekeluargaan dengan konsep gotong royong.



4. Mengetahui nilai-nilai dan manfaat dari gotong royong sehingga dapat digunakan dalam pembangunan nasional. 1.4 Manfaat 1. Untuk penulis dapat memberi wawasan mengenai konsep gotong royong kaitannya dengan pembangunan nasional. 2. Untuk pembaca dapat memberi pengetahuan kepada khalayak umum tentang gotong royong dapat menjadi landasan pembangunan nasional. 3. Dapat memberi kesadaran kepada masyarakat serta pemerintah akan pentingnya budaya gotong royong untuk pembangunan nasional.



BAB II PEMBAHASAN 2.1.Pengertian Gotong Royong “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!”. Kalimat tersebut sempat populer di kalangan masyarakat Indonesia pada tahun 90-an, namun dengungannya kini mulai jarang sekali terdengar. Kalimat tersebut singkat, namun maknanya dapat tergambar dengan sangat jelas. Persatuan adalah landasan semangat yang sejak dulu digunakan oleh para pejuang untuk membangun bangsa. Budaya gotong royong merupakan salah satu perwujudan nyata dari semangat persatuan masyarakat Indonesia. Presiden Republik Indonesia yang pertama, yakni Presiden Soekarno, bahkan menyampaikan jika gotong royong merupakan “jiwa” masyarakat Indonesia pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di tahun 1945. Sayangnya, saat ini budaya gotong royong mulai hilang. Jika kita berbicara masa lalu, mudah sekali menemukan budaya gotong royong dalam berbagai bentuk. Mulai dari kerja bakti yang seringkali dilakukan warga masyarakat setiap satu minggu sekali hingga budaya gotong royong antar umat beragama. Budaya gotong royong adalah identitas nasional. Karenanya, budaya gotong royong seharusnya terus dijaga supaya terus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Koentjaraningrat konsep gotong royong yang kita nilai tinggi itu merupakan satu konsep yang erat kaitannya dengan kehidupan rakyat sebagai petani dalam masyarakat agraris, gotong royong merupakan suatu sistem pengerahan tenaga tambahan dari luarkalangan keluarga, untuk mengisi kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitet produksi bercocok tanam di sawah. Untuk keperluan itu, petani meminta dengan sopan santunyang sudah tetap beberapa orang lain sedesanya untuk membantunya, misalnya salam hal mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang



baru(memperbaiki saluran air dan pematang-pematang, menyangkul, membajak, dan menggaru, dan sebagainya). Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harafiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam memberi nilai positif dari setiap obyek, permasalahan, atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan, sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan. Dalam perspektif sosiologi budaya, nilai gotong royong adalah semangat yang diwujudkan dalam bentuk perilaku atau tindakan individu yang dilakukan tanpa mengharap balasan untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama demi kepentingan bersama atau individu tertentu. Gotong royong menjadikan kehidupan manusia Indonesia lebih berdaya dan sejahtera. Dengan gotong royong, berbagai permasalahan kehidupan bersama bisa terpecahkan secara mudah dan murah, demikian halnya dengan kegiatan pembangunan masyarakat. 2.2 Bentuk Gotong Royong Menurut Prof. Koentjaraningrat taksonomi gotong royong ada dua konsep yaitu Taksonomi Gotong Royong A dan B. Taksonomi gotong royong A dijelaskan bahwa menurut Koentjaraningrat, gotong royong dibedakan menjadi dua bentuk yaitu tolong menolong dan kerja bakti. Gotong royong kaitannya dengan tolong menolong dapat berupa kegiatan sambatan untuk di bidang pertanian, guyuban untuk kegiatan di sekitar rumah dan pekarangan, njurug untuk kegiatan semacam pesta dan selamatan, dan tetulung layat untuk kegiatan yang berhubungan dengan kemalangan dan bencana. Sedangkan gotong royong kaitannya dengan kerja bakti itu



berupa



pengerahan tenaga tanpa bayaran untuk menyelesaikan suatu proyek yang



bermanfaat untuk umum, atau yang berguna untuk pemerintah, seperti yang biasa dilakukan di daerah Jawa yaitu kerigan, gugur gunung, rodi, atau kompenian. Untuk kerja bakti sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu kerja bakti yang dilakukan atas inisiatif para warga dan ketja bakti yang dilakukan atas perintah pemerintah atau pihak lain. Taksonomi gotong royong B diuraikan oleh Koentjaraningrat, bahwa terdapat perbedaan tolong menolong dari gotong royong. Perbedaan antara tolong menolong dengan gotong royong dapat dilihat dari ciri-cirinya yaitu : a. Gotong royong merupakan bentuk kerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan kepentingan bersama, sedangkan tolong menolong merupakan bentuk kerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan individu atau keluarga. b. Gotong royong tidak ada prinsip reciprocity (timbal balik) karena disini tidak ada seseorang yang memberikan sesuatu atau balasan kepada orang yang lain, sedangkan tolong menolong dilakukan atas dasar prinsip reciprocity (timbal balik), artinya siapa yang menolong tentu akan mendapat pertolongan balikdari pihak yang ditolong. c. Pada gotong royong kecurangan terjadi apabila seseorang tidak berpartisipasi dalam suatu gawe atau pekerjaan, sedangkan pada tolong menolong kecurangan terjadi apabila seseorang tidak membalas jasa/benda yang telah diterimanya dari pemberi. 2.3 Perbedaan Konsep Kekeluargaan dengan Konsep Gotong Royong Pada bahasan tentang bentuk gotong royong sudah dijelaskan tentang bentuk dari gotong royong yang berupa tolong menolong dan kerja bakti, serta menjelaskan perbedaan antara gotong royong dengan tolong menolong yang kebanyakan orang menganggapnya memiliki pengertian yang sama. Selain tolong menolong, konsep lain yang hampir sama dan berdekatan dengan gotong royong adalah kekeluargaan. Sebagaimana pengertian tolong menolong, sebagian orang juga mengacaukan pengertian kekeluargaan dengan gotong royong. Padahal



antara keduanya ada perbedaannya, hal ini terdapat pada kalimat Bung Karno dalam siding BPUPKI, 1 Juni 1945, yang intinya bahwa : a. konsep kekeluargaan bersifat statis, artinya pada konsep ini berkaitan dengan ciri-ciri kekeluargaan



yang berasal dari perasaan atau jiwa



kekeluargaan yang berupa semangat, atau nilai yang menjadi dasar dalam gotong royong atau hubungan sosial yang lain. Dengan kata lain, kekeluargaan sama artinya dengan hubungan persaudaraan atau hubungan kekerabatan. b. konsep gotong royong bersifat dinamis, artinya dari penggunaannya selalu dikaitkan dengan kata-kata membangun, bekerjasama, menggalang tenaga, berkarya, perjuangan, dan seterusnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa konsep dari gotong royong adalah bentuk nyata atau hasil yang didapat dari adanya suatu penerapan konsep kekeluargaan. 2.4 Nilai-Nilai dan Manfaat Gotong Royong a) Nilai-nilai dari Gotong Royong 1. Kebersamaan Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat. Dengan gotong royong, masyarakat mau bekerja secara bersamasama untuk membantu orang lain atau untuk membangun fasilitas yang bisa dimanfaatkan bersama. 2. Persatuan Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan antar anggota masyarakat. Dengan persatuan yang ada, masyakarat menjadi lebih kuat dan mampu menghadapi permasalahan yang muncul.



3. Rela berkorban Gotong royong mengajari setiap orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat berbentuk apapun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang. Semua pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama. 4. Tolong menolong Gotong royong membuat masyarakat saling bahu-membahu untuk menolong satu sama lain. Sekecil apapun kontribusi seseorang dalam gotong royong, selalu dapat memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain. 5. Sosialisasi Di era modern, kehidupan masyarakat cenderung individualis. Gotong royong dapat membuat manusia kembali sadar jika dirinya adalah maskhluk sosial. Gotong royong membuat masyarakat saling mengenal satu sama lain sehingga proses sosialisasi dapat terus terjaga keberlangsungannya. b) Manfaat Gotong Royong Gotong royong merupakan budaya masyarakat yang akan memberikan banyak manfaat antara lain: 1. Meringankan beban pekerjaan yang harus ditanggung Semakin banyak orang yang terlibat dalam usaha membangun atau membersihkan suatu lingkungan, maka akan semakin ringan pekerjaan dari masing-masing individu yang terlibat di dalamnya. Selain meringankan pekerjaan yang harus ditanggung oleh masing-masing individu, gotong royong juga membuat sebuah pekerjaan menjadi lebih cepat untuk diselesaikan. Artinya, gotong royong dapat membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. 2.



Menumbuhkan



sikap



sukarela,



tolong-menolong,



kekeluargaan antar sesama anggota masyarakat



kebersamaan,



dan



Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gotong royong memiliki nilai-nilai yang menjadikan gotong royong menjadi budaya yang sangat baik untuk dipelihara. Gotong royong dapat menumbuhkan sikap sukarela, tolong-menolong, kebersamaan, dan kekeluargaan antar sesama anggota masyarakat. Masyarakat yang mau melakukan gotong royong akan lebih peduli pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Mereka rela untuk saling berbagi dan tolong menolong. Masyarakat juga dapat lebih “guyup” karena gotong royong menjaga kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama anggota yang ada di masyarakat. 3. Menjalin dan membina hubungan sosial yang baik dan harmonis antarwarga masyarakat Lingkungan yang harmonis akan menyehatkan masyarakatnya. Ketika ada satu anggota masyarakat yang kesulitan, maka anggota masyarakat lain akan sigap memberikan pertolongan. Hubungan sosial yang baik dan harmonis seperti ini dapat dibangun jika masyarakat mau malakukan kegiatan gotong royong. Gotong royong dapat menumbuhkan hubungan sosial yang baik pada masyarakat. Sebagai akibatnya, hubungan antaranggota masyarakat pun akan semakin harmonis. 4. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional Dalam skala yang lebih besar, gotong royong dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional. Masyarakat yang sudah solid di tingkat RT atau RW akan mampu menjalin persatuan yang lebih besar lagi dalam skala nasional. Gotong royong mampu menyadarkan masyarakat jika kita semua berada di tanah air yang sama, sehingga sikap persatuan dan kesatuan yang ada juga harus diwujudkan dari Sabang sampai Merauke, yakni pada seluruh daerah di Indonesia.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut Koentjaraningrat konsep gotong royong yang kita nilai tinggi itu merupakan satu konsep yang erat kaitannya dengan kehidupan rakyat sebagai petani dalam masyarakat agraris, gotong royong merupakan suatu sistem pengerahan tenaga tambahan dari luarkalangan keluarga, untuk mengisi kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitet produksi bercocok tanam di sawah. Untuk keperluan itu, petani meminta dengan sopan santunyang sudah tetap beberapa orang lain sedesanya untuk membantunya, misalnya salam hal mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru(memperbaiki saluran air dan pematang-pematang, menyangkul, membajak, dan menggaru, dan sebagainya). Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harafiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Bentuk dari gotong royong ada dua yaitu tolong menolong dan kerja bakti, dimana dari pengertian tolong menolong dan gotong royong banyak yang menganggap sama. Pada kenyataannya keduanya terdapat perbedaan yang dapat dilihat dari ciri-cirinya. Sama halnya dengan tolong menolong, konsep kekeluargaan yang oleh sebagian besar dianggap dekat dengan gotong royong juga terdapat perbedaan dari pengertiannya, dimana konsep kekeluargaan merupakan bentuk perasaan persaudaraan atau kekerabatan, sedangkan gotong royong merupakan tindak nyata dari adanya konsep kekeluargaan tersebut. Nilai dari gotong royong dapat berupa kebersamaan, persatuan, rela berkorban, tolong menolong, dan sosialisasi. Serta manfaat dari gotong royong untuk pembangunan nasional antara lain meringankan beban pekerjaan yang harus ditanggung, menumbuhkan sikap sukarela, tolong-menolong, kebersamaan, dan kekeluargaan antar sesama anggota masyarakat, menjalin dan membina hubungan



sosial yang baik dan harmonis antarwarga masyarakat, dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional. B. Saran Sebagai seorang mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa, maka wajibnya kia sadar akan pentingnya budaya gotong royong sebagai bentuk pembangunan



nasional.



Budaya-budaya



tolong



menolong,



kekeluargaan



merupakan cakupan dari bentuk gotong royong, oleh karena itu kita wajib untuk menerapkannya dalam berbangsa dan bernegara. Budaya tersebut juga merupakan budaya persatuan bangsa yang terlihat sederhana namun memiliki peran dan manfaat yang berguna bagi pembangunan nasional.



DAFTAR PUSTAKA 



Antropologi dan Pembangunan Indonesia, Amri Marzali