Makalah Hakikat Dai Sebagai Pendakwah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Dalam bahasa al-Qur’an, dakwah terambil dari kata yang secara etimologinya memiliki kesamaan makna dengan kata al-nida, yang berarti menyeru atau memanggil. Dalam menghadapi era globalisasi informasi dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini, dunia dihadapkan kepada cepatnya perkembangan arus informasi. Pemanfaatan alat-alat teknologi sebagai media penyampai informasi kepada khalayak, sepertinya tidak dapat dibendung. Tetapi sebaliknya, keberadaan teknologi canggih di era globalisasi informasi dan komunikasi ini harus dimanfaatkan untuk penyebaran informasi dan pesan-pesan dakwah Islam. Aktivitas dakwah Islam saat ini tidak cukup dengan media tradisional, seperti melalui ceramah dan pengajian yang masih menggunakan media komunikasi oral atau komunikasi tutur. Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan taraf perkembangan daya pikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih mengena sasaran dan tidak out of date.



B. Rumusan MasalaH 1. Apa Pengertian Dakwah? 2. Bagaimana Macam-Macam Dakwah? 3. Bagaimana Hakikat Dai (Pendakwah)?



C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui Pengertian Dakwah 2. Untuk mengetahui Macam-Macam Dakwah 3. Untuk mengetahui Hakikat Dai (Pendakwah)



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Dakwah 1. Secara Etimologi Dakwah berasal dari dua kata, yakni subyek dan dakwah.Subyek yang berarti pelaku dan Dakwah (Bahasa Arab = ‫ )الدعوة‬yang berarti do’a, seruan, panggilan, ajakan, undangan, dorongan, dan permintaan berakar dari kata kerja“‫ ”دعا‬yang berarti berdo'a, menyeru, memanggil, mengajak, mengundang, mendorong, dan meminta. Jadi jika ditinjau dari segi etimologi (bahasa) Subyek Dakwah dapat diartikan sebagai pelaku atau orang yang menyeru atau mengajak.1 2. Secara Terminologi Ditinjau dari segi terminologi, dakwah adalah orang yang melakukan dakwah (yang dalam Bahasa Arab disebut da’i) baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun dalam bentuk perbuatan yang dilakukan secara individu, maupun kelompok (jama’ah). Dalam konteks keindonesiaan, orang yang berdakwah (da’i) memiliki banyak sebutan, diantaranya: muballig, ustas, kiyai, gurutta (Bugis), ajengan (Sunda), teungku (Aceh), dan lain sebagainya. Hal ini didasarkan pada tugas dan eksistensinya yang sama dengan da’i. Meskipun pada hakekatnya tiap-tiap sebutan tersebut memiliki kadar karisma dan keilmuan yang berbeda-beda dalam pemahaman masyarakat Islam di Indonesia. Pada umumnya masyarakat cenderung mengartikan kata da’i atau muballig



dengan



pengertian



yang



sempit,



yakni



orang



yang



menyampaikan ajaran Islam melalui lisan atau dengan kata lain di atas mimbar, seperti penceramah agama, khatib, dan sebagainya. Namun sebenanya pengertian da’i tidaklah sesempit itu. Seorang da’i bisa saja berdakwah melalui lisan, namun orang yang berdakwah melalui media 1



Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, (Jakarta: Raja Gafindo Persada, 20012), h. 244



2



tulisan, seperti buku, koran, majalah, tabloid, artikel, dan sebagainya juga bisa disebut da’i.



B. Macam-Macam Dakwah Dakwah dalam pengertian yang luas tidak hanya terletak di pundak para ustaz, kiyai, atau ulama, tetapi terletak di pundak kita semua (sebagai umat islam). Setiap umat Islam memikul tanggung jawab untuk melaksanakan



tugas



dakwah



sesuai



dengan



ruang



lingkup



dan



kemampuannya masing-masing. Di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits begitu banyak dalil-dalil yang menginformasikan tentang wajibnya berdakwah. Di antara ayat-ayat yang menerangkan hal tersebut yakni: 1. Q.S. Al-Imran : 104      Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung. 2. Q.S. An Nahl : 125       Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Dalam sabdanya, Rasulullah SAW juga telah menginformasikan tentang kewajiban berdakwah, di antaranya yaitu:



3



3. H.R. Muslim ‫ ومن دعا‬،ً‫شيْئا‬ َ ‫ص ذَلِكَ ِم ْن أجور ِه ْم‬ ُ ُ‫َم ْن دَعا إِلَى هُدًى كانَ لَهُ ِمنَ ْاْل َ ْج ِر ِمثْ َل أ ُ ُج ْو ِر َم ْن تَبِعَهُ الَ يَ ْنق‬ ً ‫آثام ِه ْم شيئا‬ ِ ‫آثام من تبعه ال ينقص ذلك ِم ْن‬ َ ‫ضاللَ ٍة كان‬ َ ‫إلى‬ ِ ‫اْلثْ ِم مث َل‬ ِ ْ َ‫علَ ْي ِه ِمن‬ Artinya: “Siapa yang mengajak kepada hidayah maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya dan hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun.Siapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya dan hal itu tidak mengurani dosa mereka sedikitpun”. C. Hakikat Dai (Pendakwah) Ada tiga hal yang disebut sebagai hakikat dakwah islamiah. yaitu bahwa dakwah itu adalah merupakan sebuah kebebasan, rasionalitas, dan universal.2 1. Kebebasan: islam sebagai agama yang mengajak untuk memikirkan klaim terpenting



tentang



hidup,



dan



mati.



kebahagiaan



dan



siksaan,



kebahagaiaan dunia dan siksaan. maka dakwah atau misi harus dijalankan dengan penih integritas dari pendakwah dan objek dakwah. bila pihakpihak tersebut merusak integritas ini dengan cara mencari keuntungan atau memanfaatkan demi tujuan selain kebenaran dari ALLAH merupakan kejahatan besar dalam dakwah. Dakwah islam harus dilakukan dengan serius dan diharapkanditerima dengan komitmen yang sama terhadap kebenaran. Objek dakwah harus merasa bebas sama sekali dari ancaman. harus benar-benar yakin bahwa kebenaran ini meripakan hasil dari penilaiannya sendiri. sebagaimana yang telah disebutkan dalam ALQur'an surah (AL-Baqoroh ayat 256) َّ ‫اَللِ َويُؤْ ِم ْن بِال‬ ُ ‫طا‬ َّ ِ‫سكَ فَقَ ِد ب‬ ‫ِّين فِي إِ ْك َراهَ ال‬ ِ ‫غو‬ ُّ َ‫ي ِمن‬ َ ‫بِ ْالعُ ْر َوةِ ا ْست َ ْم‬ ِ ‫الر ْشد ُ تَبَيَّنَ قَدْ ال ِد‬ ِِّ َ‫ت يَ ْكفُ ْر فَ َم ْن ْالغ‬ َّ ‫س ِميع َو‬ ‫ام ال ْال ُوثْ َقى‬ َ ‫َع ِليم‬ َ ‫َللاُ لَ َها ا ْن ِف‬ َ ‫ص‬ ''Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa 2



Asep Shaifuddin, Sheh (Surabaya: Garisi, 2011), h. 28



Sulhawi



Rubba, Fikih



4



Ibadah



Safari



ke



Baitullah,



yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Disitu disebutkan dengan jelas bahwa kegiatan dakwah itu tidak ada unsur paksaan. Dakwah islam adalah ajakan yang tujuannya dapat tercapai hanya dengan persetujuan tanpa ada paksaan dari objek dakwah. Karena tujuannya untuk menyakinkan objek dakwah bukan memaksa objek dakwah, seseorang yang dengan suka rela atau penuh kesadaran telah memilih suatu agama maka yang bersangkutan telah berkewajiban untuk melaksanakan ajaran tersebut secara sempurna. 2. Rasionalitas: ke Dalam islam, manusia merupakan makhluk ALLAH yang lebih unggul dibanding makhluk lain,tinggian dan kelebihan manusia terletak pada akal yang dianugrahkan ALLAH kepadanya, akallah yang membuat manusia memiliki kebudayaan, dan peradaban yang tinggi, Begitu penting peranan akal dalam kehidupan manusia maka kedudukan akal sangatlah penting dalam berdakwah, Karena kalau kita menelaah AL-Qur'an dan hadits, sebagai sumber utama materi dakwah,di samping wahyu, akal memiliki peranan yang besar dalam islam. Dakwah islam merupakan ajaran untuk berfikir, berdebat, dan beragumen. Dakwah islam tidak bisa disikapi dengan sinis, Dakwah harus disampaikan sesuai dengan akal pemikiran yang bisa dibuktikan secara rasional. 3. Univesal: Universal dakwah artinya bahwa objek dakwah islam adalah semua manusia tanpa mengenal batasan sedikit pun, Islam memandang bahwa semua orang memiliki kewajiban untuk mendengarkan bukti dan menerima sebuah kebenaran. Islam mengandung ajaran-ajaran yang berlaku untuk semua tempat dan zaman, Karakteristik dan kualitas dasar-dasar ajaran islam yang mengandung nilai-nilai universal, antara lain berkaitan dengan tauhid, etika, moral, bentuk dan sistem pemerintahan, sosial politik dan ekonomi, partisipasi dan demokrasi, keadilan sosial, perdamaian, pendidikan dan intelektualisme, etos erja, lingkungan hidup, dan sebagainya.



5



1. Syarat-Syarat Da’i Menurut Jum'ah Amin Abdul Aziz, antara dakwah dan da’i-nya tidak bisa dipisahkan, karena seorang muslim yang memahami dakwahnya dengan pemahaman yang benar, akan tetapi kurang tepat dalam menyampaikan dakwahnya kepada manusia sama bahayanya dengan seorang muslim yang tidak memahami Islam dengan pemahaman yang benar, akan tetapi ia pandai berargumen, pandai bicara, dan baik dalam



menyampaikan.



Kelompok



yang



pertama



tidak



pandai



menyampaikan sekalipun dia paham, sementara yang kedua baik dalam menyampaikan meski dengan segala kebodohannya. Oleh karena itu, Islam hanya akan menjadi dakwah yang benar apabila dibawakan seorang da’i yang wa’in (paham) dan berakhlaq.3 Berpijak pada hal tersebut, maka kedudukan da’i yang begitu penting dalam aktifitas dakwah, harus dilengkapi dengan beberapa kualifikasi. Dari sini maka da’i dituntut memiliki 3 (tiga) syarat yaitu: a. Syarat yang Menyangkut Jasmaniyah. Dakwah memerlukan akal yang sehat, sedangkan akal yang sehat terletak pada badan yang sehat (Al-aqlu as-saliymu fii al-jismi assaliymu).Oleh karena itu seorang da’i memerlukan persyaratan jasmani.Sebenarnya aktivitas dakwah dapat juga dilakukan oleh orang yang tidak sehat jasmaninya, akan tetapi apabila seorang da’i yang profesional yang berdakwah dengan sasaran yang berjumlah banyak, maka kesehatan jasmani masih juga diharuskan. Sebab kondisi badan yang tidak memungkinkan sedikit banyak akan mengurangi kegairahan dan ketahanannya untuk berdakwah. Dakwah yang dilakukan oleh orang yang dalam keadaan sakit, bukannya membuat da’i tidak bergairah atau kurang spirit, tapi dapat mengganggu konsentrasi pikiran da’i itu sendiri, di samping itu obyek 3



Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Pejaten Barat: Pustaka Firdaus, 2000), h. 121-122



6



dakwah merasa tidak mendapatkan layanan memuaskan, terlebih apabila penyakitnya yang dapat mendatangkan bahaya/menular kepada obyek dakwah. Maka, seorang da’i mutlak diperlukan untuk menjaga kesehatannya, agar dalam melaksanakan dakwahnya dapat mencapai pada tujuan yang diinginkan. b. Syarat Ilmu Pengetahuan Syarat ilmu pengetahuan yang harus dimiliki da’i yaitu ia harus memahami secara mendalam ilmu, makna-makna serta hukum-hukum yang terkandung dalam al-Qur'ān dan al-Sunnah. Bentuk pemahaman itu dapat dirinci ke dalam tiga hal : Pemahaman terhadap aqidah Islam dengan baik dan benar serta berpegang teguh pada dali-dalil al-Qur'ān dan al-SunnahPemahaman terhadap tujuan hidup dan posisinya di antara manusia. Pemahaman terhadap ketergantungan hidup untuk akhirat dengan tidak meninggalkan urusan dunia.Sejalan dengan uraian di atas, menurut Hamzah Ya'kub setiap da’i harus: 1) Mengetahui tentang al-Qur'ān dan Sunnah Rasul sebagai pokok agama Islam 2) Memiliki pengetahuan Islam yang berinduk kepada al-Qur'ān dan Sunnah, seperti tafsir, ilmu hadith, sejarah kebudayaan Islam dan lain-lain. 3) Memiliki pengetahuan yang menjadi alat kelengkapan dakwah seperti: teknik dakwah, ilmu dakwah, ilmu jiwa (psychology), sejarah, antropologi, perbandingan agama dan sebagainya. 4) Memahami bahasa umat yang akan diajak kepada jalan yang diridai oleh Allah. Demikian juga ilmu retorika dan kepandaian berbicara serta mengarang. Selain pengetahuan di atas, da’i harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang:



7



1) Obyek dakwah, yaitu pemahaman bahwa orang yang dihadapi memiliki keaneka ragaman dalam segala seginya. 2) Dasar dakwah, yaitu pemahaman terhadap latar belakang secara yuridis dalam melakukan dakwah. 3) Tujuan dakwah, yaitu pemahaman terhadap apa yang akan dicapai di dalam usaha dakwah. 4) Materi dakwah, yaitu pemahaman terhadap pesan/informasi atau ajaran agama yang akan disampaikan kepada orang lain secara benar atau baik. 5) Metode Dakwah, yaitu pemahaman terhadap cara-cara yang akan dipakai dalam melaksanakan dakwah. 6) Alat dakwah, yaitu pemahaman terhadap alat-alat yang perlu digunakan dalam berdakwah. c. Syarat kepribadian Syarat kepribadian tampaknya merupakan syarat yang paling banyak dibicarakan oleh para ahli, sehingga dalam soal ini banyak pendapat dikemukakan. Berkait dengan soal tersebut, ayat 159-164 surat AlImran menyebut secara rinci kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang da’i, yaitu : 1. Berlaku lemah lembut dalam berdakwah 2. Bermusyawarah dalam beberapa urusan, termasuk dalam urusan dakwah 3. Memiliki tekad yang kuat dalam berdakwah. 4. Bertawakkal kepada Allah setelah bermusyawarah dan melakukan kebulatan tekad. 5. Selalu memohon pertolongan Allah 6. Tidak melakukan tindakan curang 7. Mendakwahkan ayat Allah untuk menjalankan jalan hidup bagi umat manusia. 8. Membersihkan jiwa raga manusia dengan jalan mencerdaskan mereka



8



9. Mengajarkan manusia kitab suci al-Qur'ān dan hikmah. Dalam Tafsir Dakwah ditambahkan sifat-sifat yang harus menjadi cermin kepribadian da’i yaitu : 1.



Tidak



bersikap



emosional,



sebab



dia



hanya



bertugas



menyampaikan kebenaran, sedangkan petunjuk dan kesesatan ada di tanagn Allah. 2.



Bertindak sebagai pemersatu umat; bukan pemecah belah umat; mengutamakan pengertian Islam yang sebenar-Nya dan bukan pengertian Islam yang sudah dikebiri oleh kepentingan pribadi dan golongan.



3.



Tidak bersikap materialistis, artinya materi tidak sebagai tujuan utama dakwahnya.



2. Tujuan dan Fungsi Subyek Dakwah a. Tujuan da’i antara lain sebagai berikut: 1) Meluruskan Aqidah. Dalam hal ini da’i berfungsi sebagai penyampai kebenaran ajaran tauhid, dan membersihkan jiwa manusia dari kepercayaankepercayaan yang keliru. Dalam kaitan ini ada beberapa golongan yang sangat memerlukan pelurusan tersebut 2) Mendorong dan Merangsang Orang untuk Giat Beramal Sālih Fungsi da’i di sini adalah memberi rangsangan, motivasi dan dorongan, menganjurkan serta memberi teladan dengan amal salih karena banyak di antara orang yang tidak mau beramal disebabkan :tidak tahu bagaimana caranya;



tidak mengerti



hikmah dan faedahnya ; karena kemalasan dan kelalaiannya ; karena unsur kesengajaan Maka kemampuan da’i diuji di sini, bagaimana caranya dorongan dan rangsangan beramal itu menjadi suatu kesadaran. 3) Membersihkan dan Menyucikan Jiwa Tugas yang satu ini disebabkan berbagai macam kerusakan dan kejahatan seringkali muncul karena kekotoran jiwa atau rohani



9



manusia. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka da’i dapat berfungsi sebagai berikut: a) Sebagai pemimpin, karena dia adalah penyeru kepada kebajikan dan orang yang mencegah kemunkaran. Dalam kaitan ini, da’i dituntut untuk bisa menjadi uswah hasanah bagi umat. b) Sebagai mujahid, artinya sebagai pejuang dan penegak ajaran Allah. Dalam hal ini da’i dituntut memiliki jiwa besar dan mampu membesarkan jiwa orang lain. c) Sebagai obyek, karena da’i selain sebagai penyeru kebajikan kepada orang lain, dia juga harus menyeru dirinya sendiri supaya berbuat kebajikan dan menjauhi kemunkaran. d) Sebagai pembawa missi yaitu pembawa amanah Allah. e) Sebagai pembangun, yaitu pembawa perubahan ke arah yang lebih baik.



10



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dakwah adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Dengan banyaknya media yang ada, maka seorang da’i harus memilih media yang paing efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Bentuk-bentuk media dakwah terbagi menjadi dua, yaitu media massa dan media nonmassa. Jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah maka media itu terbagi kedalam tiga golongan, yakni yang berbentuk ucapan, tulisan, dan yang berbentuk gambar hidup. Sedangkan bila dilihat dari



segi



sifatnya,



makawasilah dakwah



itu



dibedakan



menjadi wasilah tradisional dan wasilah modern. Disamping itu juga terdapat beberapa



benda



yang



secara



umum



digunakan



sebagai



media



dakwah. Pertama, yaitu media visual misalnya film slide, OHP, dan gambar (foto). Kedua, yaitu media audio seperti radio dan tape recorder. Ketiga, yakni media audio visual misalnya televise, internet, dan film. Dan yang terakhir yaitu media cetak seperti halnya surat kabar, buku dan majalah.



B.



Saran Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.



11



DAFTAR PUSTAKA



Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. Shaifuddin,



Asep



&



Sheh



Sulhawi



Rubba,



2011. Fikih



Ibadah



Safari



ke



Baitullah, Surabaya: Garisi. Saputra, Wahidin. 2012. Pengantar Ilmu dakwah, Jakarta: Raja Gafindo Persada. Yaqub, Ali Mustafa. 2000. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, Pejaten Barat: Pustaka Firdaus. Wachid, Abdul. 2005. Wacana Dakwah Kontemporer . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



GILANG



12 ii