Makalah Hematologi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • widi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH GANGGUAN HEMATOLOGI



OLEH : CICI RAHMADANI PUTRI



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PADANG 2017



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai



pengedar oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat- zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan- bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah. Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat- obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.



B.



Tujuan 1.



Mampu mendreskipsikan bagian-bagian darah.



2.



Mengetahui fungsi darah.



3.



Mengetahui hubungan darah dengan kesehatan.



BAB II PEMBAHASAN



A.



Definisi Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi



berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.



B.



Komposisi Darah Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45%



Korpuskuler (bagian padat darah).



C.



Plasma Darah (Bagian Cair Darah) Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta



mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa. Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran. Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu: 1.



Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik



2.



Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi



Pada gambar Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.



D.



Korpuskuler (Bagian Padat Darah) Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:



1.



Sel Darah Merah (Eritrosit) Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa



Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kirakira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh



pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu. Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada selsel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta. Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.



2.



Sel Darah Putih (Leukosit) Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah.



Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.0009.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura). Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.



Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi: a.



Leukosit Bergranula (Granulosit)



Ø Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacammacam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas



untuk memerangi



bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya



Ø Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa- sisa sel yang rusak.



Ø Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.



b.



Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)



Ø Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.



Ø Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit. Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang



lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita



sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya. Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada



dua



macam: 1)



Sel Fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam: a)



Neutrofil, terdapat dalam darah.



b)



Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh.



2)



Sel Limfosit Limfosit terdiri dari: a)



T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)



b)



B Limfosit (B Sel) Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan



ke



seluruh



tubuh



melalui



pembuluh



darah,



menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir



agar terhindar dari lukosit. Namun sel- sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya serangan virus. 3.



Keping Darah (Trombosit) Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran



yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari.



Meskipun demikian trombosit



mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan darah. Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.



E.



Fungsi Darah Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat



(sel darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut: 1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen,



zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air. 2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh



yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC. 3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh



sel darah putih. 4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)



F.



Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran



darah manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel – sel darah : 1.



Anemia Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah



hemoglobin sel darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah merah. Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah. 2.



Leukemia Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan



oleh pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup tinggi.



3.



Hemofilia Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya



dapat diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.



G. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas b. Riwayat kesehatan 1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) lelah, sakit kepala, penglihatan berkunang – kunang, berdebar – debar. 2) Riwayat kesehatan sekarang (Riwayat kesehatan yang diderita pasien saat masuk rumah sakit). 3) Riwayat kesehatan yang lalu (Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita pasien) apakah mafsu makan pasien turun, apakah pasien mempunyai penyakit dengan perdarahan terus – menerus. 4) Riwayat kesehatan keluarga (Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain baik bersifat genetik atau tidak). Apakah dikeluarga ada yang sakit hemofili. c. Pemeriksaan persistem 1) Keadaan Umum : keadaran, vital sign, status gizi (BB, TB) 2) Sistem persepsi sensori kunjungtiva anemis 3) Sistem persyaratan : sakit kepala, kunang – kunang, proses pikir lambat. 4) Sistem pernafasan : nafas pendek, disyna 5) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat dan denyut nadi biasanya keras, tekanan darah normal tetapi tekanan diastolik dapat rendah. 6) Sistem gastrointestinal 7) Sistem integumen : kulit lembab dan dingin, biasanya pucat. 8) Sistem perkemihan 9) Sistem muskoloskeletal : lemah secara umum. d. Pola fungsi kesehatan 1) Pola pesepsi dan pemeliharaan kesehatan 2) Pola nutrisi dan metabolisme : Apakah nafsu makan turun, Adakah anak suka makan sayur – sayuran dan buah – buahan 3) Pola eliminasi : BAK lancer, BAB ada darah 4) Pola aktifitas dan alatihan : apakah anak masih mau bermain 5) Pola tidur dan latihan : apakah anak susah tidur



6) Pola kognitif dan perceptual 7) Pola toleransi dan koping stress 8) Pola nilai dan keyakinan 9) Pola hubungan dan peran.



2. Diagnosa Keperawatan a. Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2. b. Anxietas b.d. prosedur transfusi, hospitalisasi, pengalaman lingkungan yang kurang bersahabat. c. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. faktor biologis. d. Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d. kurang informasi. e. Resiko infeksi, faktor resiko pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb). f. Sindrom defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya



3. Intervensi



No. 1.



Diagnosa Kep Intoleransi aktivitas



NOC / Tujuan



NIC / Intervensi



Klien dapat menoleransi



a. Menentukan penyebab intoleransi



b.d ketidakseimbangan aktivitas & melakukan



aktivitas & menentukan apakah



suplai & kebutuhan



penyebab dari fisik,



ADL dengan baik.



O2, kelemahan.



psikis/motivasi Kriteria hasil :



Batasan karakteristik : a. Laporan verbal :



a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dengan



b. Kaji kesesuaian aktivitas & istirahat klien sehari – hari c. Tingkatkan aktivitas secara



kelelahan dan



TD, HR, RR yang



bertahap, biarkan klien



kelemahan



sesuai



berpartisipasi dapat perubahan



b. Respon terhadap aktivitas menunjukan nadi dan tekanan darah



b. Warna kulit normal, hangat dan kering



posisi, berpindah & perawatan diri.



c. Memverbalisasikan



d. Pastikan kilen mengubah posisi



pentingnya aktivitas



secara bertahap. Monitor gejala



abnormal. c. Perubahan EKG



secara bertahap d. Mengekspresikan



intoleransi ativitas e. Ketika membantu klien berdiri,



menunujukkan



pengertian pentingnya



observasi gejala intoleransi spt



aritmia atau



keseimbangan latihan



mual, pucat, pusing, ganguan



disritmia.



& istirahat



kesadaran & tanda vital



d. Dispnea dan



e. Meningkatnya



ketidaknyamanan



toleransi aktivitas



f. Lakukan latihan ROM jika klien tidak dapat menoleransi aktivitas.



yang sangat. 2.



Anxietas b.d. prosedur



Setelah dilakukan



Coping enhancement



transfusi,



tindakan keperawatan



a. Kaji respon takut pasien : data



hospitalisasi,pengalam



selama 3hari perasaan



an lingkungan yang



takut pasien berkurang



kurang bersahabat.



atau hilang.



Batasan karakteristik :



Fear kontrol :



a. Panik



a. Pasien mencari



b. Teror



informasi untuk



c. Perilaku



mengurangi takut



menghindar atau menyerang



b. Pasien tidak



objektif dan subjektif b. Jelaskan pasien/keluarga tentang proses penyakit c. Terangkan pasien / keluarga tentang semua pemeriksaan dan pengobatan d. Dorong orang tua untuk selalu menemani anak



menyerang atau



e. Berikan pilihan yang realistic



d. Implusif



menghindar dari



tentang aspek perawatan



e. Nadi, respirasi, tD



sumber yang



f. Dorong pasien untuk melakukan



sistolik meningkat



menakutkan



aktivitas social dan komunitas



f. Anoreksia



c. Pasien menggunakan



g. Mual, muntah



teknik relaksasi untuk



h. Pucat



mengurangi takut



i. Stimulus sebagai ancaman



d. Durasi takut menurun e. Pasien mampu



j. Lelah



mengontrol respon



k. Otot tegang



takut



l. Keringat meningkat m. Gempar n. Ketegangan



Anxiety control Kriteria : a. Tidur pasien adekuat b. Tidak ada manifestasi



g. Dorong penggunaan sumber spiritual Anxiety Reduction a. Jelaskan semua prosedur termasuk perasaan yang mungkin dialami selama menjalani prosedur b. Berikan objek yang memberikan rasa aman c. Jaga peralatan pengobatan diluar penglihatan pasien



meningkat b. Menyatakan takut



fisik



d. Dengarkan pasien dengan penuh



c. Tidak ada manifestasi perilaku



perhatian e. Ciptakan suasana saling percaya f. Dorong pasien mengungkapkan perasaan, persepsi dan takut secara verbal g. Berikan aktivitas / peralatan yang menghibur untuk mengurangi ketegangan h. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi



3.



Ketidakseimbangan



Setelah dilakukan



nutrisi : kurang dari



tindakan keperawatan



kebutuhan tubuh



selama 6 hari status



berhubungan dengan



nutrisi meningkat dengan b. Amati kecenderungan



faktor biologis



kriteria :



Batasan Karakteristik : a. Intik makan dan a. Berat badan 20 %



minum adekuat



atau lebih di bawah b. Tanda – tanda ideal b. Dialaporkan



malnutrisi tidak ada c. Membran konjungtifa



adanya intake



dan mokus tidak



makanan yang



pucat



kurang dari RDA (Recomended daily Allowance)] c. Membran mukosa dan konjungtiva pucat d. Kelemahan otot



d. Nilai lab : o Protein total 6-8 gr % o Albumen : 3,55,3 gr % o Glogulin 1,8-3,6 gr %



yang digunakan



o Hb tidak kurang



untuk menelan /



dari 10 gr %



mengunyah



§ Monitoring Gizi a. Timbang berat badan pasien pada interval tertentu



pengurangan dan penambahan berat badan c. Monitor jenis dan jumlah latihanyang dilaksanakan d. Monitor respon emosional pasien ketika ditempatkan pada suatui keadaan yang ada makanan e. Monitor lingkungan tempat makan f. Amati rambut yang kering dan mudah rontok g. Monitor mual dan muntah h. Amati tingkat albumen, protein total hemoglobin, dan hematokrit i. Monitor tingkat energi rasa tidak enak badan, keletihan dan kelemahan j. Mati jaringan penghubung yang



makanan e. Luka, inflamasi pada rongga mulut f. Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan g. Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan h. Dilaporkan adanya perubahan sesnsasi rasa i. Perasaan ketidaknyamanan untuk mengunyah makanan j. Miskonsepsi k. Kehilangan BB dengan makanan cukup l. Keengganan untuk makan m. Kram pada abdomen n. Tonus otot jelek o. Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi p. Kurang berminat terhadap makanan q. Pembuluh darah kapiler mulai



pucat, kemerahan dan kering k. Monitor masukan kalori dan bahan makanan § Manajemen Nutrisi a. Kaji apakah pasien ada alergi makanan b. Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori, protein dan lemak secara tepat sesuai dengan kebutuhan pasien c. Anjurkan masukan kalori sesuai kebutuhan d. Ajari pasien tentang diet yang benar sesuai kebutuhan tubuh e. Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan gizi dan jumlah kalori f. Timbang berat badan secara teratur g. Anjurkan penambahan inti protein, zat besi dan vitamin C yang sesuai h. Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang berserat tinggi untuk mencegah sembelit i. Beri makan protein tinggi, kalori tinggi dan makanan bergizi yang sesuai j. Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizinya



§ Terapi Gizi



rapuh



a. Monitor masukan cairan dan



r. Diare dan atau



makanan dan hitung kalori



steatorrhea



makanan dengan tepat



s. Kehilangan rambut



b. Berikan pendidikan kesehatan



yang cukup banyak



tentang pentingnya gizi



(rontok)



c. Kolaborasi ahli gizi d. Pastikan diet gizi serat dan buah –



t. Suara usus hiperaktif



buahan yang cukup



u. Kurangnya



e. Pantau lab. Jika perlu f. Evaluasi tanda – tanda



informasi, misinformasi



4.



kekurangan gizi



Kurang pengetahuan



Setelah dilakukan



Teaching : Disease Process



tentang penyakit b.d



penjelasan selama 3 x



a. Berikan penilaian tentang tingkat



kurangnya informasi



pertemuan, pasien /



Batasan Karakteristik : keluarga mengetahui a. Mengungkapkan masalah b. Tidak tepat mengikuti perintah c. Tingkah laku yang



tentang penyakitnya.



pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik b. Jelaskan patofisiologi dari



Kriteria Hasil :



penyakit dan bagaimana hal ini



a. Pasien dan keluarga



berhubungan dengan anatomi dan



menyatakan pemahaman tentang



fisiologi, dengan cara yang tepat c. Gambarkan tanda dan gejala



berlebihan



penyakit, kondisi,



yangbiasa muncul pada penyakit,



(misalnya histeris,



pronogsis, dan



dengan cara yang tepat



sikap bermusuhan,



program pengobatan



agitasi, apatis)



b. Pasien dan keluarga



d. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat



mampu melaksanakan e. Identifikasi kemungkinan prosedur yang dijelaskan dengan benar c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan



penyebab, dengan cara yang tepat f. Berikan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat g. Sediakan bagi keluarga atau SO



kembali apa yang



informasi tentang kemajuan



dijelaskan perawat /



pasien dengan cara yang tepat



tim kesehatan



h. Sediakan informasi tentang pengukuran diagnostik yang tersedia, dengan tepat i. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang atau proses pengontrolan penyakit j. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan k. Gambarkan pilihan terapi rasional rekomendasi manajemen terapi / penanganan l. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasi m. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat n. Rujuk pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat o. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat p. Sediakan telepon untuk memanggil jika komplikasi terjadi q. Kuatkan informasi yang



disediakan oleh anggota tim kesehatanlain, dengan cara tepat 5.



Resiko infeksi, faktor



Setelah dilakukan askep



Kontrol infeksi :



resiko pertahanan



…. jam tidak terdapat



a. Bersihkan



sekunder tidak adekuat faktor risiko infeksi dg (penurunan Hb)



lingkungan



setelah



dipakai pasien lain.



KH:



b. Batasi pengunjung bila perlu dan



a. bebas dari gejala infeksi, b. angka normal 11.000) c. V/S dbn



anjurkan u/ istirahat yang cukup c. Anjurkan keluarga untuk cuci



lekosit (4-



tangan



sebelum



dan



setelah



kontak dengan klien. d. Gunakan



sabun



anti



microba



untuk mencuci tangan. e. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan. f. Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung. g. Pertahankan



lingkungan



yang



aseptik selama pemasangan alat. h. Lakukan



perawatan



luka



dan



dresing infus,DC setiap hari jika ada i. Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan yang adekuat j. berikan antibiotik sesuai program. Proteksi terhadap infeksi a. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. b. Monitor hitung granulosit dan WBC. c. Monitor



kerentanan



terhadap



infeksi. d. Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.



e. Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas. f. Monitor perubahan tingkat energi. g. Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan latihan. h. Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program. i. Ajarkan tanda



keluarga/klien dan



gejala



tentang



infeksi.dan



melaporkan kecurigaan infeksi. 6.



Sindrom defisit self Setelah dilakukan askep Bantuan perawatan diri care b/d kelemahan, … penyakitnya



jam



klien



dan a. Monitor



kemampuan



pasien



keluarga dapat merawat



terhadap perawatan diri yang



diri : activity daily living



mandiri



(adl) dengan kritria : a. Kebutuhan



b. Monitor kebutuhan akan personal klien



sehari-hari terpenuhi



hygiene, berpakaian, toileting dan makan, berhias



(makan, berpakaian, c. Beri toileting,



berhias,



hygiene,



oral



higiene) b. Klien



bantuan



mempunyai



sampai



klien



kemapuan



untuk



merawat diri d. Bantu klien dalam memenuhi



bersih



tidak bau.



dan



kebutuhannya sehari-hari. e. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas



sehari-hari



sesuai



kemampuannya f. Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin g. dorong untuk melakukan secara mandiri tapi beri bantuan ketika klien



tidak



mampu



melakukannya. h. Berikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah). Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma. Korpuskuler (bagian padat darah) terdiri dari : 1. Sel Darah Merah (Eritrosit) 2. Sel Darah Putih (Leukosit) 3. Keping Darah (Trombosit)



Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut : 1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen,



zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air. 2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh



yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC. 3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh



sel darah putih. 4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)