Makalah Hidrokarbon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HIDROKARBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa ini tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon, seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa karbon paling sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai komponen utama minyak bumi dan gas alam. Senyawa hidrokarbon terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Hal ini tidak dipungkiri, karena atom karbon yang memiliki sifat - sifat khusus. Sifat senyawa -senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena itu, untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau kenakan dalam menjalankan aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa hidrokarbon. Seperti pakaian, alat masak, alat tulis tempat pensil, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh produk - produk dari hidrokarbon, namun masih ada beberapa orang yang belum mengetahui produk – produk yang dihasilkan dari hidrokarbon.



B. Rumusan Masalah 1) 2) 3) 4)



Apakah senyawa hidrokarbon itu? Bagaimana karateristik dan klasifikasi hidrokarbon? Apa itu Alkana, Alkena dan Alkuna ? Apa manfaat dari senyawa hidrokarbon ?



C. Manfaat



Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai seluk beluk senyawa hirokarbon bagi kalangan pelajar maupun kalangan umum. Sehingga kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai penggolongan senyawa hidrokarbon dan pemanfaatannya dalam kehidupan.



BAB II PEMBAHASAN A. Senyawa hidrokarbon Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara. Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi: CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l) Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di laboratorium.



Karbon organic



Karbon anorganik



Di dalam strukturnya terdapat rantai atom karbon.



Di dalam strukturnya tidak terdapat rantai atom karbon.



Struktur molekulnya dari yang sederhana sampai yang besar dan kompleks



Struktur molekulnya sederhana



Mempunyai isomer



Tidak mempunyai isomer



Mempunyai ikatan kovalen



Mempunyai ikatan ion Titik didih/leleh tinggi



Titik didih/leleh rendah Mudah larut dalam air Umumnya tidak mudah larut dalam air



Kurang stabil terhadap pemanasan



Lebih stabil terhadap pemanasan



Reaksi umumnya berlangsung lambat



Reaksi berlangsung lebih cepat



KEKHASAN ATOM KARBON Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan di samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4). Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada etana, etena dan etuna (lihat pelajaran Tata Nama Senyawa Organik). Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau siklik). Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon. Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk etana (CH3–CH3). Jika atom hidrogen pada etana



diganti oleh gugus –CH3 maka akan terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya hingga terbentuk senyawa karbon berantai atau siklik.



B.



Penggolongan Senyawa Hidrokarbon



Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya A. B. C. D.



Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.



keterangan: nomor (1) : atom C primer nomor (2) : atom C sekunder nomor (3) : atom C tersier nomor (4) : atom C kuartener Berdasarkan kerangkanya A. Senyawa hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan Senyawa hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan tunggal atau berikatan rangkap 2 atau rangkap 3. B. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup (asiklik), adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai tertutup. Dibagi menjadi dua golongan, yaitu:  



Senyawa hidrokarbon asiklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup yang mengandung ikatan jenuh atau tidak jenuh. atau dapat ditulis. Senyawaa hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup yang membentuk cincin benzena atau terdapat ikatan rangkap dan tunggal yang bergantian. atau dapat ditulis.



Hidrokarbon berdasarkan klasifikasi tatanama organik terbagi atas : 1. Alkana Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur. A. Sifat Fisis Alkana Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena, karbontetraklorida, dan alkana lainnya. Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:     B.



Titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya lebih tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah). kerapatannya makin besar. viskositas alkana makin naik. volatilitas alkana makin berkurang Sifat Kimia Alkana



Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia zat-zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu: 1. Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada pembakaran elpiji di atas. 2. Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non polar karena beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat bereaksi dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn perekasi polar/ionik seperti asam kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.



Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan dibahas di sini, yakni: pembakaran alkana, perengkahan (craking)/eliminasi alkana, dan reaksi substitusi alkana oleh halogen. 1. Pembakaran Alkana 2. Perengkahan ( Reaksi Eliminasi ) Alkana



3. Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen Deret Homolog Alkana Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor cabangnya sama. Sifat-sifat deret homolog alkana :    



Mempunyai sifat kimia yang mirip Mempunyai rumus umum yang sama Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14 Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya



No. Rumus



Nama



1.



CH4



Metana



2.



C2H6



Etana



3.



C3H8



Propana



4.



C4H10



Butana



5.



C5H12



Pentana



6.



C6H14



Heksana



7.



C7H16



Heptana



8.



C8H18



Oktana



9.



C9H20



Nonana



10.



C10H22



Dekana



2. Alkena Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun cukup reaktif. Gugus fungsi alkena yang terpenting adalah adanya ikatan rangkap dua (C=C). 1. Sifat Fisik Alkena Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan titik didih bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik didih dan massa jenis alkana berikut ini. Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian. Deret Homolog Alkena Pemberian nama alkena sesuai dengan pemberian nama alkane hanya mengganti akhiran –ana dengan –ena. Deret homolog senyawa alkena dapat dilihat di bawah ini. No. Rumus



Nama



1.



C2H4



Etena



2.



C3H6



Propena



3.



C4H8



Butena



4.



C5H10



Pentena



5.



C6H12



Heksena



6.



C7H14



Heptena



7.



C8H16



Oktena



8.



C9H18



Nonena



9.



C10H20



Dekena



3. Alkuna Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C C-). Memiliki sifat yang sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki rumus CnH2n-2. a. Ciri – ciri Alkuna 1. Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga. 2. Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif. 3. Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 + Ca(OH)2. 4. Sifat-sifat : Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak Suatu gas, tak berwarna, baunya khas b. Sifat Fisika Alkuna Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik didihnya, tiga senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Perhatikan tabel berikut. Tabel Sifat fisik alkuna Rumus Nama alkuna molekul Etuna Propuna 1-Butuna 1-Pentuna 1-Heksuna 1-Heptuna 1-Oktuna 1-Nonuna 1-Dekuna



C2H2 C3H4 C4H6 C5H8 C6H10 C7H12 C8H14 C9H16 C10H18



Mr



Titik leleh (oC)



Titik didih (oC)



26 40 54 68 82 96 110 124 138



-81 -103 -126 -90 -132 -81 -79 -50 -44



-85 -23 8 40 71 100 126 151 174



Kerapatan Fase pada (g/Cm3) 25°C 0,690 0,716 0,733 0,740 0,766 0,765



Gas Gas Gas Cair Cair Cair Cair Cair Cair



Alkuna sangat sukar larut dalam air tetapi larut di dalam pelarut organik seperti karbontetraklorida. Massa jenis alkuna sama seperti alkana dan alkena lebih dari air. Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi. b. Sifat Kimia Alkuna  Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.  reaksi adisi pada alkuna.  Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)



Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.  



Reaksi alkuna dengan hidrogen halide. Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut :  Reaksi alkuna dengan hydrogen.  Polimerisasi alkuna.  Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.  Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O. 



2CH=CH + 5 O2 � 4CO2 + 2H2O



Deret Homolog Alkuna Asetilena adalah induk deret homolog alkuna, maka deret ini juga disebut deret asetilena. Atom C



Rumus Molekul



Nama



1



-



-



2



C2H2



Etuna



3



C3H4



Propuna



4



C4H6



Butuna



5



C5H8



Pentuna



6



C6H10



Heksuna



7



C7H12



Heptuna



8



C8H14



Oktuna



9



C9H16



Nonuna



10



C10H18



Dekuna



C. Tata Nama Senyawa A. Tata Nama Alkana Berdasarkan deret homolog alkane di dapat bahwa selisih antara alkana yang jumlah atom C–nya berbeda 1 selalu sama, yaitu –CH2atau 14 satuan massa atom sehingga membentuk suatu deret yang disebut deret homolog (deret sepancaran). Berdasarkan deret homolog senyawa alkana, senyawa alkana memiliki rumus umum CnH2n+2 Berdasarkan rumus strukturnya, senyawa alkana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu rantai lurus dan rantai bercabang. Berikut beberapa contoh senyawa alkana rantai bercabang. Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa alkana. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga rantai cabang menempel pada atom C yang bernomor paling kecil. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil. Tabel. Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil 6. Tuliskan nomor cabang, diikuti tanda (-), nama rantai cabang yang menyambung dengan nama rantai lurus. Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang Lebih dari 1 Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut merupakan senyawa alkana. Tentukan rantai induk terpanjang dan jumlah rantai cabangnya yang paling banyak. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga salah satu rantai cabang menempel pada atom C yang paling kecil. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.



Tuliskan nomor cabang 1 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 1, nomor cabang 2 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 2, ditulis bersambung dengan nama rantai lurus. Nama alkil disusun berdasarkan abjad. Jika rantai cabang memiliki gugus alkil yang sama, rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan jumlah rantai cabangnya. Tabel Jumlah Rantai Cabang dan Namanya 8. Tuliskan nomor-nomor cabang, diikuti tanda (-), nama jumlah rantai cabang dan gugus alkil ditulis bersambung dengan nama rantai lurus. B.



Tata Nama Alkena



Alkena mempunyai rumus umum CnH2n, dengan n= 2, 3, …Alkena yang paling sederhana adalah C2H4, etilena, dimana kedua atom karbonnya terhibridisasi sp2 dan ikatan ikatan rangkap duanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Senyawa alkena sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya karet dan plastik. Tata nama alkena mirip dengan alkana hanya saja ,hanya mengantikan akhiran –ana menjadi – ena . Tata nama struktur alkena,aturannya adalah sebagai berikut :’ Rantai utama ( rantai terpanjang) harus mengandung ikatan rangkap dua Atom C yang memiliki ikatan rangkap dua harus memiliki nomor terkecil Aturan –aturan lain sama dengan aturan pada tata nama alkana Urutan penyebutan : a. Rantai tidak bercabang : no. ikatan rangkap – nama alkena b. Rantai bercabang : no.cabang – nama cabang-nomor ikatan rangkap – nama alkena. C. Tata Nama Alkuna Rumus umum alkuna yaitu : CNH2N-2; n = jumlah atom C. Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadiuna . Tata nama alkuna bercabang seperti penamaan alkena. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap.



Ikatan diberi nomor untuk menunjukkan letak ikatan rangkap Penulisan cabang-cabang sama seperti alkena. Urutan penamaan : Nomor cabang – Nama cabang – Nomor ikatan rangkap – Nama rantai utama.



D.



Penggunaan Hidrokarbon Dalam Kehidupan 1. Alkana 1. Gas Alam Hampir 80 % gas alam tersusun dari senyawa alkana yaitu metana (rumus CH4) dan 20% sisanya terdiri dari senyawa alkana lainnya seperti etana, propana, dan juga butana. Gas alam yang diolah dan dikemas dalam tabung bisa menjadi bahan bakar alternatif selain minyak bumi. Gas alam yang ditaruh pada suhu minus 160 derajat akan berubah wujud menjadi cair yang kita kenal dengan Liquified Petroleum Gas (populer dengan nama elpiji). Dalam bentuk inilah gas alam terasa sekali kegunaanya di kehidupan sehari-hari, mulai dari memasak, las, bahan bakar kendaraan (BBG), dan lain – lain. 2. Metil Klorida atau Monoklor Metana (CH3Cl) Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah tidak ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida. Senyawa yang dihasilkan dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan sebagai pada pendingan kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon. 3. Kloroform (CHCl3) Kegunaan senyawa alakan berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang sering digunakan sebagai agen anastetik atau pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama obat bius. Dalam dunia medis zat ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa sakit saat operasi. Tidak hanya itu, kloroform pada suhu kamar punya wujud cair sering digunakan sebagai bahan pelarut organik. 4. Karbon Tetraklorida Di dalam tabung pemadam kebakaran ada salah satu senyawa alkana yaitu Karbon Tetraklorida namanya. Zat ini ampuh untuk memadamkan api dengan cepat. Sama dengan kloroform, zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pelarut nonorganik.



5. Minyak Tanah Hampir semua produk olahan minyak bumi tersusun dari senyawa alkana. Salah satunya yang sering kita manfaatkan adalah minyak tanah. Walaupun sekarang sudah jarang yang memakai tapi sobat tidak bisa mengelak kalau dulu minyak yang satu ini sangat berguna. Minyak tanah berasal dari minyak bumi yang difraksinasi sehingga menghasilkan berbagai produk salah satunya minyak tanah. 6. Butana Berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis. 7. Ktana Komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin. 2. Alkena Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE). Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan polimer, yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak. 3. Alkuna Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang dengan air : CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya. Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki kegunaan yang tidak dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari dalam bidang sandang, pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun memiliki peran tersendiri dalam kegunaannya sehari-hari.



B. Saran Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa mengerti tentang reaksisenyawa hidrokarbon. Jadi, belajar itu tidak hanya dari satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa, karena buku adalah ilmu pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan, keraguan adalah sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut pada kegagalan. tetapi pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.



DAFTAR PUSTAKA    



Anshory, Irvan. 2003. Kimia SMU untuk kelas 3. Erlangga. Jakarta Ciptadi. 1999. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Palangkaraya: UNPAR Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta Hart, Harold. 1999. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta



MAKALAH HIDROKARBON



Nama



: Achmad Iffandi D.F



No.



: 04



Kelas



: XI TKR-1



DAFTAR ISI



A. B. C. A B. C. D. E.



Daftar isi.............................................................................................................................. i BAB I . PENDAHULUAN................................................................................................ Latar Belakang........................................................................................................ Rumusan Masalah.................................................................................................... Tujuan...................................................................................................................... BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................ii Senyawa Hidrokarbon............................................................................................... Klasifikasi Hidrokarbon ......................................................................................... Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen...................................................................... Tata Nama Senyawa................................................................................. Penggunaan Hidrokarbon Dalam Kehidupan......................................................



BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................................. B. Saran........................................................................................................................ Daftar Pustaka.....................................................................................................................iii