Makalah Histogram, Pareto, Dan Fishbone [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENINGKATAN MUTU PRODUKSI HISTOGRAM, DIAGRAM PARETO, DAN DIAGRAM SEBAB AKIBAT



Pengendalian mutu adalah serangkaian tindakan untuk menjaga agar mutu suatu produk atau jasa tetap sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan untuk mencegah terjadinya penurunan mutu. Tujuan utama menerapkan pengendalian mutu adalah menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang efisien. “Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk (dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan”. Ahyari(1999) Adapun Peningkatan mutu produksi memiliki beberapa tujuan, yakni : •



Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.







Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.







Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.







Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin (Assauri) Selain itu terdapat juga faktor faktor yang mempengaruhi mutu, diantaranya :



• • • • • • •



Market Uang Manajemen Manusia Material Mesin Informasi Manajemen Kualitas seringkali disebut sebagai the problem solving, sehingga



manajemen kualitas dapat menggunakan metodologi dalam problem solving tersebut untuk meengadakan perbaikan (Ridman dan Zachary, 1993). Ada berbagai teknik perbaikan kualitas yang dapat digunakan dalam organisasi, antara lain:



Diagram Pareto



diagram pencar (scatter diagram)



histogram



run chart



lembar pengecekan (check



diagram grier



sheet)



box plots peta multivariabel peta pengendali (control chart) analisis



analisis matriks



time series



kemampuan proses



diagram sebab akibat



stem- and-leaf plots



Masing-masing teknik tersebut mempunyai kegunaan yang dapat berdiri sendiri maupun saling membantu antar satu teknik dengan teknik yang lain.



HISTOGRAM A. PENGERTIAN Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Histogram adalah suatu bentuk grafik yang menunjukkan adanya dispersi data. Dari grafik ini kita dapat membuat analisa karakteristik dan penyebab dispersi tersebut. Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Histogram dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran



data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang telah ditetapkan. Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari seven basic tools of quality control. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata. Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang menyatakan frekuensi absolut atau frekuensi relatif. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Bila bentuk histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh



faktor-faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yang



ditentukan. Bila histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah ketidaktepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga berpengaruh pada penetapan batasbatas kelas. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan. Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau pengembangan produk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lain sebagainya. B. FUNGSI Adapun Histogram memiliki beberapafungsi diantaranya : 1. Diagram batang umumnya digunakan untuk mengambarkan perkembanga nilai



suatu objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukan keterangan- keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang- batang terpisah 2. Mengetahui dengan mudah penyebaran data yang ada; 3. Mempermudah melihat dan menginterpretasikan data; 4. Sebagai alat pengendali proses, sehingga dapat mencegah timbulnya masalah. C. Cara Pembuatan Histogram 1. Mengumpulkan data Sampel data haruslah dapat mewakili populasinya. Berapa jumlah sampel yang dapat mewakili populasi dapat dipelajari loebih jauh di bidang kajian statistik atau metodologi penelitian.



2. Pengolahan data Pengolahan data ini menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya dengan langkah pertama agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produk, terutama dalam menentukan besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data



yang



akan



menggambarkan



penyebaran



data



yang



tercipta.



Seberapa banyak kelas-kelas data yang dibuat untuk menggambarkan penyebaran data, ditentukan dengan cara: a. Menentukan batas-batas observasi (rentang). Rentang (r) adalah data tertinggi dikurangi data terkecil. b. Menghitung banyaknya kelas atau sel-sel. Banyak kelas (b) = 1 + 3,3 log n. 3. Menentukan lebar atau panjang kelas



Menentukan lebar atau panjang kelas dengan menggunakan rumus Panjang kelas (p) merupakan hasil pembagian nilai Rentang dengan banyaknya kelas. 4. Menentukan ujung kelas Ujung kelas pertama biasanya diambil dari terkecil. Kelas berikutnya dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas. 5. Menghitung nilai frekuensi histogram masing-masing kelas. 6. Menggambarkan diagram batangnya



D. Pengaplikasian Histogram Aplikasi a. Ingin



histogram



menetapkan



apakah



sangat



tepat



proses



berjalan



digunakan dengan



stabil



pada atau



saat: tidak;



b. Ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses; c. Ingin



menguji



dan



mengevaluasi



perbaikan



proses



untuk



d. Ingin mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses.



peningkatan;



Contoh Grafik Histogram



Adapun Histogram memiliki beberapa jenis, diantaranya : 1.Bentuk normal (simetris / bentuk lonceng): - Harga rata rata histogram terletak ditengah range data. - Frekuensi data paling tinggi di tengah dan menurun - secara bertahap dan simetris pada kedua sisinya. Catatan : Bentuk ini merupakan bentuk yang paling sering dijumpai.



2. Bentuk Multimodal : Bentuk Multimodal ini memiliki lebih dari satu peak Catatan : Bentuk ini bisa terjadi bila jumlah data tidak menentu pada masing2 kelas ada kecenderungan pengumpulan / pembulatan data yang kurang tepat.



3. Bentuk Curam Dikiri : Harga rata2 histogram terletak jauh disebelah kiri dari range dan frekuensi disisi kiri turun menjadi nol secara tiba tiba. Catatan : Bentuk ini mungkin disebabkan adanya batasan yang tidak boleh dilampaui di sisi kiri (data yang dibawah batas bawah tidak dipakai.



4. Bentuk Curam Dikanan: Harga rata2 histogram terletak jauh disebelah kanan dari range dan frekuensi disisi kanan turun menjadi nol secara tiba tiba. Catatan : Bentuk ini mungkin disebabkan adanya batasan yang tidak boleh dilampaui di sisi kanan (data yang dibawah batas bawah tidak dipakai.



5. Bentuk Plateau : Bentuk ini terjadi bila frekuensi di masing masing kelas hampir sama dan hanya pada ujung yang berbeda cukup banyak. Catatan : Bentuk ini mungkin disebabkan adanya penggabungan beberapa kumpulan data yang mempunyai harga rata-rata berdekatan.



6.Bentuk dengan 2 puncak Pada bentuk ini frekuensinya dibagian tengah agak rendah dan terdapat 2 puncak di masing2 sisinya. Catatan : Bentuk ini dapat terjadi bila ada penggabungan 2 kumpulan data yang harga



rata-ratanya berbeda jauh.



DIAGRAM PARETO A. PENGERTIAN Diagran Pareto adalah sebuah proses stratifikasi dan penentuan tingkatan berdasarkan data yang ada. Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia yang bernama Vilfredo Frederigo Samoso pada tahun 1897 merupakan pendekatan logis dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya. Kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran secara luas dalam kegiatan kendali mutu untuk menangani kerangka proyek, proses program, kombinasi pelatihan, proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan.



B. FUNGSI Fungsi dari penggunaan Diagram Pareto dalam 7 tools, yaitu sebagai berikut: 1. Menunjukkan persoalan utama;



2. Menyatakan 3. Menunjukkan



perbandingan tingkat



masing-



masing



persoalan



perbaikan



setelah



adanya



terhadap tindakan



keseluruhan; perbaikan;



4. Menunjukkan perbandingan masing- masing persoalan sebelum dan setelah perbaikan. Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab-penyebab yang dominan (yang seharusnya pertama kali diatasi) maka kita akan bisa menetapkan prioritas perbaikan. Perbaikan atau tindakan koreksi pada faktor penyebab yang dominan ini akan membawa akibat atau pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penyelesaian penyebab yang tidak berarti. Prinsip Pareto adalah “sedikit tapi penting, banyak tetapi remeh”. Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses. Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa. Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel terhadap situasi yang diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari penyederhanaan pemecahan. Langkah-langkah pembuatan diagram pareto, yaitu sebagai berikut: 1.



Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan



2.



masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian dan sebagainya. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristikkarakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit dan sebagainya.



3.



Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.



4.



Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga yang terkecil.



5.



Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.



6.



Menggambar diagram batang menunjukkan tingkat kepentingan relative masingmasing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapatkan perhatian. Berdasarkan langkah-langkah pembuatan diagram pareto tersebut di atas jelas bahwa



secara sederhana dan mudah akan dapat digambarkan penyimpangan-penyimpangan mana yang cukup penting dan mendesak untuk segera diatasi. Untuk melaksanakan perbaikan atau korelasi ini maka 3 hal berikut cukup penting untuk dipertimbangkan (Wignjosoebroto, 2006): 1. 2. 3.



Setiap orang yang terlibat dalam permasalahan ini harus sepakat untuk bekerja sama mengatasinya. Tindakan perbaikan harus benar-benar akan memberikan dampak positif yang kuat yang akhirnya juga akan menguntungkan semua pihak. Tujuan nyata (dalam hal ini efisiensi dan produktivitas kerja diharapkan akan meningkat) harus bisa diformulasikan secara konkrit dan jelas. Diagram pareto dapat diaplikasikan untuk proses perbaikan dalam berbagai macam



aspek permasalahan. Diagram pareto ini seperti halnya diagram sebab akibat tidak saja efektif digunakan untuk usaha pengendalian kualitas suatu produk, akan tetapi juga bisa diaplikasikan untuk (Wignjosoebroto, 2006): 1.



Mengatasi permasalahan pencapaian efisiensi atau produktivitas kerja yang lebih tinggi lagi.



2.



Permasalahan keselamatan kerja (safety).



3.



Penghematan atau pengendalian material, energi, dan lain-lain.



4.



Perbaikan sistem dan prosedur kerja.



contoh diagram Pareto



DIAGRAM FISHBONE / SEBAB AKIBAT A. PENGERTIAN Ada banyak metode untuk mengetahui akar penyebab dari masalah yang muncul diperusahaan. Metode – metode tersebut antara lain : 1. Brainstorming 2. Bertanya Mengapa beberapakali (WHY – WHY) 3. Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart. Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan



sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh perusahaan Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang – orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan. B. FUNGSI Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang diinginkan. Dengan adanya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan. Masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah – masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah :



a) keterlambatan proses produksi b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi c) mesin produksi yang sering mengalami trouble d) output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi e) produktivitas yang tidak mencapai target f) complain pelanggan yang terus berulang Pada dasarnya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut : a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan e) Membahas issue secara lengkap dan rapi f) Menghasilkan pemikiran baru Penerapan diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya. Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa, kita terlebih dahulu harus melihat, di departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab – sebab yang berpengaruh signifikan terhadap masalah yang mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan. Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni 1. Menyiapkan sesi analisa tulang ikan . 2. Mengidentifikasi akibat atau masalah. 3. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama.



4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran. 5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama 6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin



Contoh diagram fishbone/sebab akibat