Makalah Home Care [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari pembangunan kesehatan saat ini adalah meningkatakan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan yang setingggi-tingginya. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut maka visi Kementerian Kesehatan RI adalah mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, dan berkeadilan. Upaya kesehatan telah dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Perawat meruapakn salah satu tenaga kesehatan yang secara konstan dan berkesinambungan mengadakan kontak dengan individu, keluarga, dan kelompok komunitas, oleh karena itu sangat potensial untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan pada berbagai tatanan. (Kemenkes RI, 2010) Pelayanan keperawatan keluarga merupakan kegiatan yang strategis yang mempunyai daya ungkit besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan, khususnya dalam upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya. Penyediaan pelayanan keperawatan keluarga dapat dilakukan melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah atau kegiatan tindak lanjut keperawatan, mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui integrasi program kesehatan prioritas kedalam pelayanan keperawatan keluarga (Kemenkes RI, 2010) Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 99,7 % menyatakan perlu dikembangkannya pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan dirumah memerlukan ijin operasional. Selain home care, di Indonesia juga dikenal dengan pelayanan One Day Care atau pelayanan rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka waktu pendek, yaitu 1 hari atau 24 jam. Menurut penelitian hamper 70 % rumah sakit di Indonesia menerapkan system One Day Care untuk menghindarkan klien dari infeksi nosokomial karena pasien tidak perlu di rawat lama di rumah sakit sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan klien



1



1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa pengertian dari Home Care? 1.2.2 Apa tujuan dari Home Care ? 1.2.3 Apa saja manfaat dari Home Care? 1.2.4 Apa saja ruang lingkup dalam Home Care? 1.2.5 Apa saja jenis pelayanan pada Home Care? 1.2.6 Apa aspek etik dan hukum yang terdapat pada Home Care? 1.2.7 Apa saja peran perawat dalam Home Care? 1.3 Tujuan Masalah 1.3.1 Menjelaskan pengertian dari Home Care 1.3.2 Menjelaskan tujuan dari Home Care 1.3.3 Menjelaskan manfaat dari Home Care 1.3.4 Menjelaskan ruang lingkup dalam Home Care 1.3.5 Menjelaskan jenis pelayanan pada Home Care 1.3.6 Menjelaskan aspek etik dan hukum yang terdapat pada Home Care 1.3.7 Menjelaskan peran perawat dalam Home Care



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Home Care Merupakan suatu komponen dari perawatan kesehatan komprehensif, dimana pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan maksud untuk meningkatkan, memelihara, memulihkan dan memaksimalkan tingkat kemandirian dibidang kesehatan sambil mengurangi dampak dari cacat dan sakit termasuk pada penyakit-penyakit terminal (Suardana, 2001). Home care atau perawatan di rumah diartikan sebagai proses keperawatan dirumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini bisa dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah (Surhayati, 2003) Depkes (2002) menyebutkan bahwa home care merupakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka untuk meningkatkan, mempertahankan, atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat penyakit. Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Dapertemen Kesehatan RI dalam makalahnya pada seminar nasional 2007: tentang “Home Care : Bukti Kemandirian Perawat” menyebutkan bahwa home care sebagai salah satu bentuk praktik mandiri perawat. Home care merupakan sintesis dari pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dari keterampilan teknis keperawatan klinik berasal dari spesialisasi keperawatan tertentu. 2.2 Tujuan Home Care Home care mencakup upaya untuk menyembukan, mempertahankan, memelihara dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, atau emosi klien. Pelayanan diberikan di rumah dengan melibatkan klien dan keluarganya atau pemberi pelayanan yang lain. Tujuan khusus home care antara lain:



3



1. Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi klien secara bio, psiko, sosio, spiritual 2. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan 3. Terpenuhinya pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai kebutuhan klien Home care merupakan salah satu jenis perawatan jangka panjang yang dapat diberikan oleh tenaga professional maupun non professional yang telah mendapat pelatihan. Home care merupakan lanjutan dari asuhan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit termasuk dalam rencana pemulangan dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas dimana klien berada , atau tim keperawatan khusus yang menangani klien di ruma. Pelayanan home care merupakan suatu komponen rentang keperawatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu oleh keluarga di tempat tinggal mereka 2.3 Manfaat Home Care Manfaat dari pelayanan home care bagi klien menurut Triwibowo (2012) antara lain: a. Playanan akan lebih sempurna , holistik, dan komprehensif b. Pelayanan lebih profesional c. Pelayanan keperawatan mendiri bisa diaplikasikan dengan di bawah ruangan legal dan etik keperawatan d. Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional 2.4 Ruang Lingkup Praktik Home Care Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan keearawatan neonatal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :



4



1. Melakukan keperawatan langsung ( direct care ) yang meliputi pengkajian bio- psikososio- spritual dengan langsung pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanan,dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan keterampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusi yang menyimpang, baik tindakan- tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahana wewenang (terapi medis) memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi. Mendokumentasikan setiap pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumen ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan keperawatan yang diberikan . Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok 2. Sebagai pembela/pendukung (advokat) klien dalan memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjt kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan/asuhan yang diterima oleh klien 3. Menentukan frekuensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus dilakukan Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokan sebagai berikut : 1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan 2. Pelayanan sosial dan upaya menciptkan lingkungan yang teraoeutik 3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik 4. Pelayanan informasi dan rujukan 5. Pendidikan,pelatihan dan penyuluhan kesehatan 6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan 7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social



5



2.5. Jenis Pelayanan Home Care Menurut Rice(2006), jenis kasus yang dapat



dilayani pada perawatan



kesehatan di rumah meliputi kaasus-kasus yang umum pascaperawatan dirumah sakit dan kasus-kasus khusus yang dijumpai di komunitas. Kasus umum yang merupakan pascaaperawatan di rumah sakit adalah, klien dengan penyakit gagal jantung, klien dengan gangguan oksigenasi, klien dengan perlukaan kronis, klien dengan diabetes, klien dengan gagguan sistem perkemihan, klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi, klien dengan terapi caairan infus di rumah, klien dengan gangguan fungsi persyarafan, serta kklien ddengan HIV/AIDS. Sedangkan kasus ddeengann kondisi khusus meliputi klien dengan post partum, klien dengan gangguan kesehatan mental, klien dengan kondisi usia lanjut, klien dengan kondisi terminal, dan kklien dengan penyakit obstruksif paru kronis. 1. Berdasarkan fokus masalah keperawatan Berdasarkan jenis masalah kesehatan yang dialami oleh pasien, pelayanan keperawatan dirumah (home care) di bagi tiga kategori yaitu: a. Layanan perawatan pasien sakit Keperawatan pasien yang sakit dirumah merupakan jenis yang paling banyak dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu dirawat dirumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untukk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit. b. Layanan berbasis promotif dan preventif Pelayanan



atau



asuhan



kesehatan



masyarakat



yang



fokusnya pada promosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan,



pemeriksaan



berkala



tumbuh



kembang



anak,



mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua,serta teentang diet mereka. c. Pelayanan atau asuhan spesialistik



6



Pelayanan



atau



asuhan



pesialistik



yang



mencakup



pelayanan pada penyakit-penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan dan asuhan pada anak. 2. Berdasarkan institusi penyelenggara Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care(HC), antara lain: a. Institusi pemerintah Di indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung



dilakukan



adalah



dalam



bentuk



perawatan



kasus/keluarga resiko tinggi(baik ibu, bayi, balita, maupun lansia) yang



akan



dilaksanakan



oleh



tenaga



keperawatan



puskesmas(digaji oleh pemerintah). Pasien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN). b. Institusi sosial Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pengabdian kepada tuhan. c. Institusi swasta Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care(HC) dalam bentuk praktek mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari pasien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). d. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care) Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis



7



program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah: a) Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga



untuk



mengajarkan



bagaimana



cara



menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perinuem ibu, senam post partum, dll) belum diilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu massih kurang. b) Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada pasien yang dirawat dirumah sakit c) Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan biaya yang besar d) Perlunya kesinambungan perawatan



pasien dari



rumah sakit ke rumah, sehingga akan meningkatan kepuasan pasien maupun perawat. 3. Berdasarkan Pemberi Layanan Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu: a. Tenaga informal Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan kepada pasien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender & Spradley,2001) b. Tenaga formal Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan,, sehingga harus memperhatikan semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan menguasai keterapilan klinik dan harus seorang RN. Dengan



8



demikkian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. 2.6 Aspek Etik dan Hukum dalam Home Care 2.6.1 Aspek etik dalam home care a. Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga hak pasien terhadap privasi dengan bijaksana melindungi informasi yang bersifat rahasia. b. Kode etik keperawatan indonesia (PPNI, 2000) yaitu perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang



berwenang



sesuai



ketentuan



hukum



yang



berlaku



(Muhammad Mu’in, 2015) c. Di dalam praktik harus memeperhatikan dimensi politi, etika dan isu-isu seperti akses ke layanan atau alokasi sumber daya, manajement kasus mmenjadi semakin pragmatis, serta berbagai tanggapan dari masyarakat terhadap praktik mandiri (Kristin Bjornsdottir,2009) 2.6.2 Aspek hukum dalam home care 1. Fungsi hukum dalam praktik perawat : a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakkan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum. b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profeesi lain. c. Membantu



menentukan



keperawatan



dengan



batas-batas



meletakkan



kewenangan



posisi



perawat



tindakan memiliki



akuntabilitas dibawaah hukum. 2. Landasan hukum : a. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah



9



c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah d. UU No. 29 tahun 2004 tentaang praktik kedokteran e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regristrasi dan praktik perawat f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan perkesmas h. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional perawat i. PP No. 32 tahun 1996 tentang kesehatan j. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayanan medik swasta 2.7 Peran Perawat dalam Home Care Peran merupakan seperangkat perilaku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam unit social



(Robbins, 2002).



Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah: 1. Pemberi Asuhan Keperawatan ( Cave Provider) Ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan masyarakat yang utuh (holistic) serta berkesinambungan (komprehensif). Asuhan keperawatan dapat diberikan secara langsung maupun tidak langsung pada berbagai tatanan kesehatan meliputi puskesmas, runag rawat inap puskesmas, dan lainnya 2. Peran Sebagai Pendidik (Educator) Untuk memeberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan dimasyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat. Perawat bertindak sebagai pendidik harus mampu mengakaji kebutuhan klien yaitu kepada indiividu, keluarga, kelompok masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik sehat ataupun sakit. Misalnya penyuluhan



10



tentang nutrisi, senam lansia, manajemen stress, terapi relaksasi dan lainnya 3. Peran Sebagai Konselor (Counselor) Melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat 4. Peran Sebagai Panutan (Role Model) Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberika contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehta yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat 5. Peran Sebagai Pembela (Advocate) Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok, atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan social yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan yang terbaik untuk klien dan memastikan kebutuhan klien terpenuhi 2.8 Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan Home Care 1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisen lagi apabila dirawat ddi institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan 2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakt degenaratif yang memerlukan perawatan yang relative lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatanya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah 3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profil, merasakan bahwa perawatan klien yang sangat lama tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen



11



4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan yang membatasi kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan 5. Lingkungan dirumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu di adaptasi (Depkes, 2002) 2.9 Keuntungan dan Kekurangan dalam Pelayanan Home Care 1. Keuntungan pelayanan home care 1) Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus pada satu klien, sedangkan di rumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pada pasien 2) Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehesif 3) Home care menjaga privasi klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang diberikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu 4) Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya dengan relative lebih rendah daripada biaya kesehatan di rumah sakit 5) Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor kebiasaan klien seperti makan minum, pola tidur, dimana berguna memahami perubahan pola dan perawatan klien 2. Kekurangan dalam pelayanan home care 1) Home care tidak termanaged dengan baik jika mengunakan agency yang belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain 2) Klien home care membutuhkan waktu yang relative lebih banyak untuk mencapai unit-unit yang terdapat di rumah sakit 3) Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan total



12



4) Jika pendidikan



kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan



kurang berhasil maka tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan 5) Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency



13



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Home care merupakan pelayanan kesehatan yang holistik dengan mempertimbangkan aspek bio, psiko, sosial, dan spritual dan ekonomi secra komprehensif dengan mengutamakan kepentingan dan kepuasan pasien yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ada beberapa bentuk pelayanan homecare dimasyarakat sehingga home dapat menjadi upaya terbaik bagi pasien-pasien penyakit kronik atau terminal untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan optimal. Dalam pelaksanaan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatiakan seperti aspek legal dan etik dalam home care, perizinan pendirian home care, kebijakan dalam home care, dan kepercayaan dan budaya dalam home care. Hal ini dialkukan untuk menghindari adanya saling menyalahkan dalam home care sehingga tidak ada pihak yang saling merugikan . Sehingga pasien juga mendapatkan perawatan yang baik serta perawat juga mengerti dan memahami peraturan-peraturan yang ada dan langkah-langkah dalam menjalankan home care. Hal tersebut juga dapat menekan terjadinya pro dan dan kontra home care di masyarakat. Sebagai tenaga profesional, perawat harus mengerti standar pelayanan dan peran serta fungsi dalam home care sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan etis kepada pasien. Dalam home care juga diperlukan team kesehatan yang solid untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan paripurna kepada pasien sehingga peningkatan kualitas hidup pasien dapat tercapai. 3.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar para pembaca khususnya kepada mahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahamannya



14



DAFTAR PUSTAKA Widyanto, Faisalado Chandra. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Nuha Medika Siti Nur Kholifa. 2012. Home Care. Jurnal Keperawatan. 5(1): 44-47. Parellangi, Andi. 2015 Home Care Nursing. Jakarta: Andi M. Sukmana, 2011. Mandiri Keperawatan: Home Care. Modul



15