Makalah Hospice Home Care [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HOSPICE HOME CARE “ Konsep dan Asuhan Keperawatan Home Care Kasus Hipertensi di Keluarga “



Disusun Oleh: Kelompok 6 : Alda Rahma Fitri Almadila Tasya Andre Andika Putra Ronauli Sitompul Sovia Hamdari Dosen Pembimbing : Ns. Neneng Fitria Ningsih S.Kep M.Biomed PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS PAHLAWAN TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan



Asuhan



Keperawatan Home Care Kasus Hipertensi di Keluarga” ini tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dalam proses penyusunan makalah ini, saya penyusun mengalami banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, saya penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ns. Neneng Fitria Ningsih S.Kep M.Biomed yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa penyusunan dari makalah ini masih belum sempurna dan pastinya ada kekurangan. Kesempurnaan hanya ada pada Allah SWT semata. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kebaikan makalah ini kedepannya. Akhir kata, saya seluruh penyusun berharap agar makalah ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca dan di lingkungan akademis. Aamiin ya robbal’alamin.



Bangkinang, 14 Oktober 2021



Penyusun



i



DAFTARISI



KATA PENGANTAR...............................................................................................................i DAFTARISI..............................................................................................................................ii BAB 1.........................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................1 1.



Latar Belakang..............................................................................................................1



2.



Rumusan Masalah.........................................................................................................2



3.



Tujuan Penulisan..........................................................................................................2



BAB II.......................................................................................................................................3 TINJAU PUSTAKA.................................................................................................................3 2.1. Konsep Perawatan Home Care...................................................................................3 A. Pengertian Perawatan Home Care..........................................................................3 B. Jenis-jenis agen home care.......................................................................................3 C. Standar Pelayanan Home Care................................................................................4 D. Tahapan Pelayanan Home Care..............................................................................5 E. Konsep Dasar Hipertensi Pada Keluarga..................................................................6 F. Tanda dan Gejala.........................................................................................................7 BAB III......................................................................................................................................8 ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................8 2.2.



Proses Asuhan Keperawatan....................................................................................8



BAB IV....................................................................................................................................21 PENUTUP...............................................................................................................................21 3.1.



Kesimpulan..............................................................................................................21



3.2.



Saran.........................................................................................................................21



DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22 ii



iii



BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan saat ini sangatlah pesat. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia kedokteran dan kesehatan, beragam jenis pelayanan pun hadir di tengah‐tengah masyarakat. Mulai dari metode, alat kesehatan, obatobatan, hingga kemampuan dokter dan tenaga kesehatan hadir dengan inovasi‐inovasi terbaru. Berkembangnya pelayanan kesehatan tentunya menjadi tantangan dan nilai tambah bagi pemberi pelayanan. Namun di sisi lain, masyarakat tidak luas tidak begitu memahami akan perkembangan pelayanan kesehatan tersebut. Dalam kondisi mereka atau anggota keluarga memgalami kondisi sakit, yang dipandang oleh masyrakat hanya bagaimana agar mereka memperoleh kesembuhan. Tidak sedikit antrian pasien menumpuk di praktik‐praktik dokter mandiri, di klinik‐klinik yang terlihat biasa, di praktik‐praktik bidan atau perawat, bahkan di pelayanan kesehatan tradisional sekalipun. Pasien yang rela mengantri tidak banyak yang mengharapkan akan mendapat layanan dengan teknologi canggih atau obat‐ obatan terbaru. Dari sekian banyak masyarakat yang mengalami kondisi sakit, beberapa di antaranya tidak sanggup untuk mendatangi fasilitas kesehatan. Kondisi yang sudah sangat lemah, keadaan sakit yang menyebabkan ketergantungan pada alat atau penggunaan cairan parenteral serin g menjadi penyebab pasien atau keluarga berharap mendapatkan pelayanan keseh atan di tempat tinggal mereka. Pelayanan



ini



yang



kemudian



disebut



dengan



pelayanan



home



care.



Masih sedikitnya masyarakat yang meminta pelayanan home care salah satunya disebabkan adanya informasi terkait biaya yang ditimbulkan. Oleh karenanya saat ini bermunculan aplikasiaplikasi berbasis mobile application yang dikembangkan oleh perusahaanperusahaan teknologi baik di dalam negeri maupun luar negeri yang menawarkan kepada masyarakat pelayanan home care dengan biaya yang terjangkau atau mekanisme pembiayaan melalui sistem pembayaranonline. Saat ini masih banyak ketidaktahuan dan bahkan kekhawatiran dari pemberi layanan apakah itu dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lain tentang



1



aspek legal pelaksanaan layanan home care. Dalam artike ini akan dicoba untuk mengulas terkait hal tersebut. 2.



Rumusan Masalah



Dari penyusunan makalah ini, adapun rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut : a. Bagaimana konsep perawatan home care b. Bagaimana konsep teori hipertensi pada keluarga c. Bagaimana asuhan keperawatan home care pada keluarga dengan hipertensi 3. Tujuan Penulisan a. Tujuan Umum Setelah melakukan perkuliahan Hospice Home Care ini diharapkan mahasiswa mengetahui dan dapat melakukan asuhan keperawatan home care pada keluarga dengan hipertensi b. Tujuan Khusus 1. Menjelaskan konsep perawatan home care 2. Menjelaskan kosep teori hipertensi pada keluarga 3. Menjelaskan asuhan keperawatan home care pada keluarga dengan hipertensi



2



BAB II TINJAU PUSTAKA



2.1. Konsep Perawatan Home Care A. Pengertian Perawatan Home Care Home care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang cacat atau orang-orang yang bagus harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. (Neis dan Mc. Ewen – 2010). Home care merupakan penyediaan peralatan dan jasa pelayanan keperawatan kepada pasien di rumah yang bertujuan untuk memulihkan dan mempertahankan secara maksimal tingkat kenyamanan dan kesehatan. Dalam kasus apapun efektivitas perawatan berbasis rumah membutuhkan upaya kolaboratif pasien, keluarga, dan professional. (Amerika Medicine Associatin ) B. Jenis-jenis agen home care Tidak semua perawat home care dapat melakukan pelayanan kesehatan sesuai keinginannya sendiri. Hal ini diatur sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh perawat tersebut. Saat ini di home care Insan Medika terdiri dari 4 jenis layanan kesehatan oleh perawat profesional, yaitu: 



Perawat medis. Perawat dapat melakukan penggunaan alat-alat medis kepada



pasien. Minimal lulusan S1 Keperawatan dan telah mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi) yang masih berlaku.  



Perawat orang sakit. Perawat dapat melakukan pendampingan dan



pengawasan kepada pasien yang tengah menjalani masa pemulihan kesehatan pasca operasi, pasca stroke dan menjalani program kemoterapi. Lulusan minimal 3



D3 hingga S1 Keperawatan yang belum mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi). 



Perawat lansia. Perawat ditujukan untuk menjadi pengasuh terhadap orang



lanjur usia atau lansia di rumah secara intensif demi membantu dalam kebutuhan dan mobilitasnya. Perawat minimal adalah lulusan SMK Kesehatan dan telah mendapatkan pelatihan khusus. 



Perawat bayi dan anak berkebutuhan khusus. Perawat home care ini



ditujukkan kepada bayi atau anak yang membutuhkan perawatan khusus yang dilakukan oleh bidan. Minimal pendidikan yang harus dimiliki adalah D3 Kebidanan.  C. Standar Pelayanan Home Care Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dan klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun klien dapat langsung menghubungi agens pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan harus terlihat terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di rumah atau tidak. 2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat dirumah, maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf daripengelola atau agensi perawatan kesehatan di rumah, kemudian bersama‐sama klien dan kelurga akan menentukan masalahnya dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan. 3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan di rumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.



4



4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan. Persyaratan klien yang menerima pelayanan perawatan di rumah adalah : a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola b. Bersedia menandatangani persetuju an setelah diberikan informasi (informed consent). c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehat an di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan haknya dalam menerima pelayanan D. Tahapan Pelayanan Home Care 1. Proses penerimaan kasus a)



Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga.



b)



Pimpinan home care menunjuk manager kasus untuk mengelola kasus



c)



Manager kasus membuat surat perjanjian dan proses peengelolaan kasus.



2. Proses pelayanan home care a) Persiapan 1. Pastikan identitas pasien 2. Bawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien 3. Lengkapi kartu identitas unit tempat kerja 4. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah 5. Siapkan file asuhan keperawatan 6. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan b) Pelaksanaan 1. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan 2. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawa 3. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien 4. Membuat rencana pelayanan 5. Lakukan perawatan langsung 6. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll 7. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktivitas yang akan dilakukan 8. Dokumentasikan kegiatan 5



a. Monitoring dan evaluasi 1. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal 2. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan 3. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan b. Proses penghentian pelayanan home care dengan kriteria : 1. Tercapai sesuai tujuan 2. Kondisi pasien stabil 3. Program rehabilitasi tercapai secara maximal 4. Keluarga sudah mampu melakuakan perawatan pasien 5. Pasien di rujuk 6. Pasien menolak pelayanan lanjutan’ 7. Pasien meninggal dunia E. Konsep Dasar Hipertensi Pada Keluarga 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah tekanan darah sistolik ≥ )140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien pada tiga kejadian terpisah (Ignatavicius, 1994). Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). 2. Etiologi Semua orang beresiko untuk terkena hipertensi, tetapi factor pencetusnya adalah : 



Keturunan 6







Makanan







Usia stress







Kegemukan







Merokok







Alcohol







Pengaruh pil anti hamil



F. Tanda dan Gejala  Sakit kepala 



Telinga berdenging







Mimisan







Mudah lelah







Mudah marah, sulit tidur







Tengkuk terasa berat







Ingatan yang melemah







Pembengkakan dipergelangan kaki



7



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN



2.2.



Proses Asuhan Keperawatan



1. Pengkajian • Identitas klien/biodata • Keluhan utama



A.







Riwayat kesehatan







Riwayat kesehatan sekarang







Riwayat kesehatan yang lalu







Riwayat kesehatan keluarga







Genogram



Data Bio-Psiko-Sosio-Spiritual Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :



1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Secara umum pada pengkajian pola ini, perawat akan mengetahui bagaimana pasien memandang dirinya sendiri saat sebelum maupun setelah sakit, kemampuan dirinya, perasaan pasien, tanggapan terhadap sakit yang diderita, sejauh mana pasien mengetahui tentang penyakitnya Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan kaji pasien mengenai: 1)



Pandangan pasien mengenai sehat dan sakit



2)



Apakah pasien memahami keadaan kesehatan dirinya?



3)



Apakah jika sakit pasien segera berobat ke dokter, ataukah menggunakan obat tradisional? 8



4)



Apakah pasien sudah memeriksakan dirinya sebelum ke rumah sakit?



2. Pola nutrisi Pada pola nutrisi kaji pasien mengenai: 1) Pola makan a.



Bagaimana nafsu makan pasien selama sakit?



b.



Berapakah porsi makan pasien per sekali makan?



2) Pola Minum a. Berapakah frekuensi minum pasien selama sakit? 3. Pola eliminasi Pada pola eliminasi kaji pasien mengenai: 1. Buang air besar a. b.



Berapakah frekuensi setiap kali buang air besar? Bagaimanakah konsistensi pasien dalam buang air besar?



2. Buang air kecil a.Berapakah frekuensi serta jumlah urine pasien setiap buang air kecil?



4. Aktivitas dan Latihan Pada pola aktivitas dan latihan pasien mengenai: 1) Kemampuan perawatan diri



9



Skor 0 = mandiri



3 = dibantu orang lain &alat



1 = alatbantu



4 = tergantung/tidakmampu



2 = dibantu orang lain 2) Kebersihan diri a.



Berapakah frekuensi pasien mandi dan menggosok gigi per 1 hari saat



sakit? b.



Berapakah frekuensi pasin memotong kuku dan keramas selama seminggu saat sakit?



3) Aktivitas sehari-hari a



* Apakah pasien bisa mengikuti aktivitas shari-hari selama sakit?



4) Rekreasi a. Apakah pasien selama sakit melakukan rekreasi? 5) Olah raga a.Apakah pasien bisa melakukan kegiatan olah raga?



5. Tidur dan Istirahat Pada pola tidur dan istirahat kaji pasien mengenai: 1) Pola tidur • Bagaimanakah pola tidur pasien selama sakit? Yang digambarkan dengan pukul berapa pasien mulai tidur dan sampai pukul berapa pasien tidur saat malam hari? 2) Frekuensi tidur • Bagaimana frekuensi tidur pasien selama sakit? Yang digambarkan dengan berapa lama pasien tidur malam? 3) Intensitas tidur • Apakah pasien mengalami pola tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement)? Ataukah pasien mengalami pola tidur REM (Rapid Eye Movement)?



6. Sensori, Presepsi dan Kognitif Pada pola sensori, persepsi, dan kognitif, kaji pasien mengenai: 1) Bagaimana cara pembawaan pasien saat bicara? Apakah normal, gagap, atau 10



berbicara tak jelas? 2) Bagaimanakah tingkat ansietas pada pasien? 3) Apakah pasien mengalami nyeri ? Jika iya, lakukan pengkajian dengan menggunakan: •



P (provoking atau pemacu): factor yang memperparah atau meringankan nyeri







Q (quality atau kualitas): kualitas nyeri (misalnya, tumpul, tajam, merobek)







R (region atau daerah): daerah penjalaran nyeri







S (severity atau keganasan): intensitasnya







T (time atau waktu): serangan, lamanya, frekuensi, dan sebab



7. Konsep diri - Body image/gambaran diri a. Adakah prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh? b. Apakah pasien memiliki perubahan ukuran fisik? c.



Adakah perubahan fisiologis tumbuh kembang?



d. Adakah transplantasi alat tubuh? e.



Apakah pernah operasi?



f.



Bagaimana proses patologi penyakit?



g. Apakah pasien menolak berkaca? h. Apakah fungsi alat tubuh pasien terganggu? i.



a



Adakah keluhan karena kondisi tubuh?



Role/peran



■ Apakah klien mengalami overload peran?



b. Adakah perubahan peran pada pasien?



-



Identity/identitas diri



a. Apakah pasien merasa kurang percaya diri? 11



b. Mampukah pasien menerima perubahan? c. Apakah pasien merasa kurang memiliki potensi? d. Apakah pasien kurang mampu menentukan pilihan?



-



Self esteem/harga diri



a. Apakah pasien menunda tugas selama sakit? b. Apakah pasien menyalah gunakan zat?



-



Self ideals/ideal diri



a. Apakah pasien tidak ingin berusaha selama sakit ?



8. Seksual dan Reproduksi



a



- Kapan pasien mengalami menstruasi terakhir?



b.



Apakah pasien mengalami masalah menstruasi ?



c.



Apakah pasien pernah melakukan pap smear dankapan pap smear terakhir?



d.



Apakah pasien melakukan pemeriksaan payudara dan testis sendiri tiap bulan?



e.



Apakah pasien mengalami masalah seksual?



9. Pola Peran Hubungan Pada pola peran hubungan pasien mengenai: 1) Apakah pekerjaan pasien? 2) Bagaimanakah kualitas pekerjaan pasien? 3) Bagaimanakah pasien berhubungan dengan orang lain?



10. Manajemen Koping Setress 12



Menggambarkan bagaimana pasien menangani stress yang dimilikinya serta apakah kalien menggunakan sistem pendukung dalam menghadapi stres



11. Sistem Nilai Dan Keyakinan Mengenai bagaimana pasien memandang secara spiritual serta keyakinannya masing- masing - Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum a. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum TTV, BB, GCS 2) Keadaan Umum : lemah Kesadaran (E:M:V) TTV, BB/TB 3) Integumen Kulit lansia keriput ( kerena proses penuaan yang terjadi), kelenturan dan kelembaban kurang. 4)



Kepala Normal cephali, distribusi rambut merata, beruban, kulit kepala dalam keadaan bersih, tidak terdapat ketombe ataupun kutu rambut, wajah simetris, nyeri tekan negatif.



5)



Mata Pasien umumnya mengeluh pandangan kabur.



6)



Telinga Pasien umumnya tidak mengeluhkan gangguan pendengaran yang berkaitan dengan hipertensi.



7)



Hidung dan sinus Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.



8)



Mulut dan tenggorokan Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.



9)



Leher 13



Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan. 10) Dada Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan. 11) Pernafasan Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan. 12)



Kardiovaskular TD= 160/100 mmHg, Nadi = 88x/menit (nadi teraba cukup kuat). Lansia biasanya mengeluh dadanya berdebar - debar. Terkadang terasa nyeri dada.



13)



Gastrointestinal Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.



14)



Perkemihan Pada umumnya pasien mengalami proteinuria.



15)



Genitourinaria Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.



16)



Muskuloskeletal Lansia biasanya merasakan kesemutan dan keram pada lutut saat cuaca dingin sehingga sulit berdiri. Tonus otot berkurang, tulang dada, pipi, klavikula tampak menonjol, terjadi sarkopenia, ekstremitas atas bawah hangat.



17)



Sistem saraf pusat Lansia biasanya mengalami sedikit penurunan daya ingat, tidak ada disorientasi, emisi tenang, siklus tidur memendek.



18)



Sistem endokrin Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.



2.



Diagnosa Keperawatan a. Penurunan curah j antung b.d perubahan irama jantung, perubahan frekuensi jantung, perubahan kontraktililitas, perubahan preload, perb ahan afterload. b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, tirah baring, imobilitas , gaya hidup monoton.



14



c. Nyeri akut (sakit kepala) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral d. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif e. Koping Tidak Efektif f. Defisit pengetahuan b.d Keteratasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliran mengikuti anjuran, kurang terpapar infomasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi.



3. Rencana Keperawatan No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 1 Penurunan curah SLKI :Curah Jantung SIKI Perawatan Jantung jantung Setelah dilakukan Observasi tindakan



,.x...



diharapkan jantung



1.



1.



jam,



Identifikasi



tanda/gejala



curah



primer



penurnan



meningkat



curah



dengan :



jantung



(meliputi



Kriteria Hasil



dispnea,



kelelahan



Kekuatan nadi perifer



,edema ,dll) 2.



meningkat (skor 5) 2.



tan da/g ej a la



Lelah



sekunder



menurun(skor 5) 3.



I dentifikas i penurnan



curah



Edema



jantung



( meliputi peningkatan



menurun (skor 5) 4.



palpitasi, batuk, kulit



Dispnea



pucat)



menurun (skor



3.



5) 5.



Tekanan Darah



Batuk menurun



Periksa tekanan darah



(skor 5) 6*



Monitor



Tekanan



Edukasi



1. Anjurkan



beaktivitas



fisik sesuai toleransi



Darah 15



membaik (skor 5)



2.



Anjurkan



beaktivitas



fisik secara bertahap 3. Anjurkan



berhenti



merokok 2



Intoleransi aktivitas



Kolaborasi



SLKI :



SIKI



Toleransi aktivitas



Terapi aktivitas



Setelah



dilakukan



tindakan -



Observasi



,.x... j am, diharapkan toleransi 1 .Identifikasi aktivitas meningkat dengan :



berpartisipasi



dalam



aktivitas tertentu 2.



Kriteria Hasil :



Identifikasi



aktivitas rutin (mis. Bekerja)



1. Frekensi meningkat (skor 5)



dan waktu luang



Kelhan lelah menurun (skor 5) 1. 3. Dispnea saat aktivitas menurun (skor 5) Dispnea



setelah



menurun (skor 5)



makna



aktivitas



Terapeutik Fasilitasi



makna



aktivitas sesuai usia 2. Fasilitasi aktivitasi fisik rutin 3. Libatkan keluaga dalam aktivitas 4.



Jadalkan



aktivitas



dalam rutinitas sehari-hari -



Edukasi



1.



Jelaskan



metode



aktivitas fisik sehari-hari. 2.



Ajarkan cara melakkan



aktivitas yang dipilih - Kolaborasi 3.



Kolaborasi



terapis



okupusi



merencanakan 16



dengan dalam dan



memonitor 3



Nyeri Akut



aktivitas. SIKI



SLKI: Tingkat Nyeri Setelah



program



dilakukan



Manajemen Nyeri tindakan



- Obsevasi



,.x... jam, diharapkan Tingkat 1 Nyeri menurun dengan :



.Identifikasi



lokasi



karakteristik,



duasi,



frekuensi, Keluhan nyeri menurun (skor 1. 2. 5) Meringis



(skor



Identifikasi skala Nyeri Identifikasi



respon



menurun nyeri non verbal 3. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan



5) Sikap Protektif menurun (skor 5) 4.



kualitas,



intensitas nyeri.



Kriteria Hasil :



2.



,



Gelisah menurun (skor 5)



tentang nyeri. 4.



Monitor



samping



penggnaan



analgetik. 5.



Kesulitan tidur menurun (skor 5)



efek



Terapeutik



6.Berikan



teknik



nonfarmakologis 6.



Frekuensi



membaik



Nadi



untuk mengurangi rasa nyeri (mis.



(skor 5)



Akupresure,



terapi



pijat, kompres hangat/dingin ) 7. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 8.



Fasilitas istirahat dan



tidur 9. Edukasi 10. Jelaskan



penyebab,



periode, dan pemicu nyeri



17



11. Jelaskan



stategi



meredakan nyeri 12. Kolaborasi .Kolaborasi 4.



Ansietas



pemberian



SLKI :



analgetik SIKI



Tingkat Ansietas



Terapi Relaksasi



Setelah



dilakukan



tindakan



-



Observasi



,.x... jam, diharapkan Tingkat 1 Ansietas menurun dengan : Kriteria hasil Verbalisasi



.Identifikasi



relaksasi yang pernah efektif digunakan



kebingungan 2.



Identifikasi



menurun ( skor 5) Verbalisasi



teknik



akibat kemampuan



dan



yang



dihadapi penggunaan



teknik



menurun ( skor 5)



sebelumnya.



kondisi



khawatir



kesediaan,



Perilak gelisah menurun ( skor 3. otot 5) Perilak tegang menurun ( skor 5) Konsentrasi membaik ( skor 5) Pola Tidur membaik ( skor 5)



Periksa ,



ketegangan



frekuensi



nadi,



tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah latihan 4.



Monitor



respon



terhadap terapi relaksasi -



1.



Terapeutik Ciptakan



lingkungan



tenang dan tanpa



gangguan dengan



pencahayaan dan suhu ruang nyaman. 2.



Berikan infomasi tertlis



tentang



persiapan



dan



prosedur teknik relaksasi 3.



18



Gunakan



pakaian



longgar Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik



atau



tindakan



medis lain 4. Implementasi Tindakan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien. 5. Evaluasi Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.



19



BAB IV PENUTUP 3.1.



Kesimpulan Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, Home care merupakan



pelayanan kesehatan yang holistik dengan mempertimbangkan aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan ekonomi secara komprehensip dengan mengutamakan kepentingan dan kepuasan klien yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Home care merupakan upaya terbaik bagi klien penyakit kronis dan lain-lain untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan individu secara optimal. Home care nursing banyak manfaat yang dapat diperoleh yaitu hemat dalam biaya, waktu, tenaga dan pikiran. Sebagai praktek lahan kemandirian profesi dituntut kemampuan profesional. Dengan kemajuan masyarakat, kode etik dan standar profesi harus sebagai dasar dalam melaksanakan tugas sebagai profesi. Diperlukan team kesehatan yang solid untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan paripurna, Sedangkan Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang dimana meningginya tekanan darah berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, isufisiensi renal, dan peyakit vaskuler perifer. Prevalensi hipertensi semakin meningkat dengan bertambahnya usia, dan pemberian obat-obatan terbukti sangan bermanfaat untuk mengobati hipertensi. Namun dengan obat-oabatan saja tidak dapat mengobati penyakit kardiovaskuler - renal akibat hipertensi. Pencegahan merupakan faktor penting. 3.2. Saran Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP, harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya. Dan Hendaknya 20



pasien serta keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care, manicotti anjuran dari perawa, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat



21



DAFTAR PUSTAKA



Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC



Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :EGC Herdman, Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta : EGC Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC jilid 1 & 2. Jakarta : MediAction Putri, Puniari Eka.2012Aliran Darah dan Denyut Jantung. (Online). Available: https://id.scribd.com/doc/99106200/Aliran-Darah-Dan-Denyut-Jantung. Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “Dokumentasi Evaluasi”. (Online). Available at https://www.scribd.com/doc/106424735/makalahdokumentasi- evaluasi -keperawatan. Tim Pokja SDKI DPP PPNI . 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tim Pokja SIKI DPP PPNI . 2018. Standar Intevensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tim Pokja SLKI DPP PPNI . 2019 . Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.



22