Makalah Hormon Yang Mempegaruhi Persalinan WILDA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin. Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga kali dibandingkan dengan kehamilan aterm. Ada komplikasi yang lebih sering menyertainya seperti; letak defleksi, posisi oksiput posterior, distosia bahu dan pendarahan postpartum. Pada kehamilan lewat waktu perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan sehingga hasil akhir menuju well born baby dan well health mother dapat tercapai. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses Kontraksi dalam Persalinan ? 2. Apasaja hormone-hormon yang mempengaruhi persalinan?



1



BAB II PEMBAHASAN



2.2 KONTRAKSI PERSALINAN 1.



HIS



His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. His dapat terjadi sebagai akibat dari : 1.



Kerja hormon oksitosin



2.



Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi



3.



Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.



Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat : 1. Kontraksi simetris (Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus) 2. Fundus dominan (Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus) 3. Relaksasi(Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi) 4. involuntir : terjadi di luar kehendak 5. intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling) 6. terasa sakit 7. Terkoordinasi 8. kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis Perubahan-perubahan akibat his : a)



Pada uterus dan servik Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).



b)



Pada ibu



2



Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah. c)



Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis. Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus



diperhatikan dari his: 1. Frekuensi his : Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh menit. 2. Intensitas his : Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini. 3. Durasi atau lama his : Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya selama 40 detik. 4. Datangnya his : Apakah datangnya sering, teratur atau tidak. 5. Interval : Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit 6. Aktivitas his : Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.



Pembagian his: 1. His pendahuluan : his tidak kuat dan tidak teratur 2. His pembukaan (Kala I) : menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur dan sakit 3. His pengeluaran (His mengedan)(Kala II) : untuk mengeluarkan janin ; sangat kuat, simetris, terkoordinir dan lama ;koordinasi bersama antara kontraksi otot perut, diafragma dan ligament 4. His pelepasan uri (Kala III) : kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta



3



5. His pengiring (Kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.



His Palsu His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.



2.



Kontraksi otot dinding perut atau oto-otot rahim



Kontraksi yang lebih kuat akan terjadi ketika usia kehamilan cukup bulan, pada minggu ke 37 hingga 40, sebagai kontraksi tanda persalinan. Yang dominan di daerah fundus uteri dan semakin berkurang ke arah serviks diikuti dengan meningkatnya jaringan ikat. Setiap kali berkontraksi, serabut otot rahim akan memendek sedikit. Akibatnya, leher rahim tertarik ke atas. Penarikan demi penarikan akan memaksa leher rahim membuka mulutnya semakin lama semakin lebar. Inilah yang disebut dilatasi leher rahim atau lebih dikenal dengan istilah pembukaan. Fase tenang biasanya berlangsung hingga mulut rahim membuka selebar 2-3 jari atau 4-5 cm. Pembukaan 3 jari atau 5 cm berati sudah separuh dari pembukaan sempurna.



3.



Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.



Timbul akibat perangsangan fleksus frakenhouser (fleksus ini terletak di sekitar serviks uteri). Terjadi kontraksi pada diafragma, pelvis yang berguna untuk mempercepat pembukaan serviks dan melebarkan bagian bawah vagina pada saat mengejan anus tampak terbuka. Tenaga Mengejan/Meneran Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdomen. Tenaga ini



4



serupa dengan tenaga mengejan ketika kita buang air besar tetapi jauh lebih kuat lagi. Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu refleks yang menyebabkan ibu menutup glttisnya, mengkontraksikan otot- otot perutnya dan menekan diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif ketika ada his. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otototot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forcep. Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim. 4.



Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.



Ligamentum rotundum (Ligamentum uteri) adalah jaringan otot yang pada saat hamil mengalami hipertropi dan hiperflasi. Fungsinya adalah untuk menahan uterus agar tetap berada dalam posisi antefleksi.



2.2 HORMON-HORMON YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN Siklus hidup wanita tak lepas dari pengaruh berbagai hormon sejak masih di dalam kandungan hingga lanjut usia. Pada saat hamil dan melahirkan, peranan hormon tersebut meningkat guna melakoni proses yang dialami setiap wanita. Berikut ini akan kita bahas mengenai hormon yang bersangkutan dengan persalinan wanita hamil. Menjelang persalinan terjadi penurunan hormon progesteron. Hormon ini berfungsi menyiapkan kondisi rahim agar dapat dihuni calon janin. Pada masa awal kehamilan, progesteron sangat dibutuhkan agar tidak tejadi keguguran. Namun, menjelang persalinan wanita fungsi tersebut sudah tidak diperlukan lagi sehingga produksinya menurun. Di sisi lain produksi estrogen, oksitosin, dan prostaglandin meningkat pesat. Peningkatan ini tentu juga dipengaruhi hormon-hormon lain yang dari hipofise seperti somatomamotropin, luteinizing hormon, relaksin, dan sebagainya. 1. Estrogen Bersama hormon yang lain estrogen meningkat menjelang persalinan. Hormon ini bekerja merangsang kelenjar mammae dan menyebabkan



5



kontraksi rahim. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta selama proses kehamilan terjadi hingga saat melahirkan tiba. 2. Relaksin Hormon ini berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir sehingga siap untuk dilalui bayi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum (bagian tepi rahim). Hormon ini sangat berperan dalam percepatan proses persalinan wanita. 3. Oksitosin Hormon oksitosin banyak diproduksi menjelang persalinan. Oksitosis menyebabkan kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi mendorong penurunan kepala bayi. Disisi lain, hormon oksitosin bertugas menyiapkan laktasi dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting payudara. Produksi oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi puting susu. Cara ini dilakukan apabila kontraksi rahim ibu inadekuat. 4. Prolaktin Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior ini bertugas menstimulasi pertumbuhan alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon ini dipacu oleh estrogen. Pada akhir kehamilan atau menjelang persalinan wanita prolaktin bertugas memproduksi air susu untuk bayi setelah dilahirkan. 5. Prostaglandin Prostaglandin



bekerja



membantu



oksitosin



dan



estrogen



dalam



merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini dihasilkan oleh rahim dan produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Terkadang wanita juga mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan intim. Oleh karena itu, bagi ibu hamil yang waktu persalinannya mundur disarankan untuk berhubungan seks agar mendapatkan pasokan prostaglandin untuk memicu kontraksi uterus.



6



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama 37 – 42 minggu, presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil di bawah sympisis melalui jalan lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang dari 24 jam. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik. Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan. 3.2 Saran 1.



Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan pada ibu yang bersalin normal sesuai teori dan metode yang telah ditentukan.



2.



Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.



7



DAFTAR PUSTAKA



Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo (YBP-SP). Rasman. 2010. Persalinan. (Online). http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/ 2063232-persalinan/#ixzz27Q5M4p53. diakses pada tanggal 24 September 2012.



8



MAKALAH HORMON-HORMON YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN DAN KONTRAKSI DALAM PERSALINAN



Disusun Oleh :



Nama



: WILDA SRI WAHYUNI



Nim



: 18060033P



Dosen Pembimbing



: Aida Yunizar,SST, M.Kes



Mata Kuliah



: Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROGRAM PROFESI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AUFA ROYHAN PADANG SIDIMPUAN 2018 9



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah “Hormon-Hormon Yang Mempengaruhi Persalinan Dan Kontraksi Dalam Persalinan” Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari bersifat membangun guna kesempurnaan makalah penulis selanjutnya. Akhir kata, penulis menyucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta penulis berharap agar makalah ini dapat bermamfaat untuk kita semua.



Padangsidimpuan,



Desember 2018



Penulis



i 10



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Tujuan ......................................................................................... 1



BAB II



PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kontraksi Dalam Persalinan ...................................... 2 2.2 Jenis-Jenis Hormon Dalam Persalinan......................................... 3



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .................................................................................. 14 3.2 Saran ............................................................................................ 14 DAFTAR PUSTAKA



ii 11



12