Makalah Hospitalisasi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dende
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS INDIVIDU MAKALAH HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DAN TERAPI UNTUK MENGATASI STRESS HOSPITALISASI Dosen :Ayu Puspita., Ners., M.Kep



DISUSUN OLEH MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TINGKAT IIB Nama : SUSED



2018.C.10a.0986



YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya,dengan judul “Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah dan Terapi Untuk Mengatasai StressHospitalisasi” Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman - teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide - idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu,Saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.



Palangka Raya,16 Maret 2020 Penyusun



DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN ………………………………………………………………………… KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….…………… 1.1 Latar Belakang …………………………………………………….…………… 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………..…….. 1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………..………… 1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………. BAB 2 TINJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Hospitalisasi …………………………………………….………. 2.2 Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisasi…………………………….……. 2.3 Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi………………………………………….… 2.4 Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi………………………...…………..… 2.5 Dampak Hospitalisasi…………………………………………………………… 2.6 Keperawatan Dalam Mencegah dan Meminimalisir Anak Dengan Hospitalisasi Asuhan ………………………………………………………………………... 2.7 Manfaat Hospitalisasi ………………………………………………………… 2.8 Intervensi keperawatan dalam mengatasi hospitalisasi pada anak …………... BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 3.2 Saran…………………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang  Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat



menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami klien selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit termasuk pada perawat. Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa cemas, rasa kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan psikososial, terutama pada anak-anak. Masalah tersebut akan berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang akan diberikan, karena yang mengalami masalah psikososial akibar hospitalisasi cenderung tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit. Hal ini tentu saja akan menyebabkan terganggunya interaksi baik dari perawat maupun tim medis lain di rumas sakit. Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat adalah tetap memberikan dukungan (support) dan dorongan kepada klien yang efektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien agar klien tidak merasa takut akan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Selain itu perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan pandangan pada keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian lebih pada klien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Hal ini menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat dapat mengurangi rasa cemas maupun jenuh selama klien mengalami  perawatan. 1.2 Rumusan Masalah  



Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan ,rumusan masalah dari makalah



ini,adalah : Bagaimana pengaruh pentingnya pengetahuan tentang hospitalisasi pada anak ?



1.3



Tujuan



1.3.1 Tujuan Umum Untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya mengetahui dampak hospitalisasi pada anak ? 2.8.1



Tujuan Khusus Dengan ini diharapkan agar makalah ini dapat bermanfat untuk pembaca dengan tujuan



untuk : 1 Mengetahui Konsep Dasar Hospitalisasi 2 Mengetahui Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisai 3 Mengetahui Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi Manfaat Hospitalisasi 4 Mengetahui Bagaimana reaksi orang tua terhadap hospitalisasi pada anak 5 Mengetahui Dampak Hospitalisasi 6 Mengetahui Keperawatan Dalam Mencegah dan Meminimalisir Anak Dengan Hospitalisasi Asuhan 7 Mengetahui Manfaat Hospitalisasi 8 Mengetahui Intervensi keperawatan dalam mengatasi hospitalisasi pada anak 1.4



Manfaat Penulisan



1.4.1 Manfaat Bagi Dosen Memberikan informasi kepada dosen tentang pentingnya pengetahun tentang dampak Hospitalisasi pada anak 1.4.2 Manfaat Bagi Kampus Diharapkan makalah ini dapat menjadi masukan dan semangat bagi pihak sekolah terutama staf pendidikan dan pengajar untuk lebih memperhatikan pengaruh pentingnya pengetahuan tentang dampak hospitalisasi pada anak. 1.4.3 Manfaat Bagi Pembaca/Mahasiswa Mengedukasi pembaca agar lebih memahami materi pentingnya pengetahuan tentang dampak hospitalisasi pada anak. 1.4.4 Manfaat Bagi Penyuluh/Pembaca Diharapkan dapat menambah ilmu baru dalam keilmuwan kesehatan tentang pentingnya pengetahuan dampak hospitalisasi pada anak.



BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Hospitalisasi



Menurut Potter & Perry (2005) hospitalisasi adalah pengalaman yang penuh tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti, seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan status kesehatan.Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan (Parini, 1999). Proses hospitalisasi dapat menimbulkan trauma atau dukungan , bergantung pada institusi, sikap keluarga dan teman, respon staf, dan jenis penerimaan masuk rumah sakit (Stuart, 2007, hal :102). Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang terencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi & perawatan sampai dipulangkan kembali ke rumah. Perasaan yang sering muncul pada anak : cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2000). Bila anak stress maka orang tua juga menjadi stress danakan membuat stress anak semakin meningkat (Supartini, 2000). Hospitalisasi terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang memungkinkan anak untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit. Secara sederhana, hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau pengobatan sehingga



dapat



mengatasi



atau



meringankan



penyakitnya.Tetapi



pada



umumnya



hospitalisasidapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhikesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.  Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi dan



perawatan sampai pemulangannya ke rumah. Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti: 1. Lingkungan yang asing 2. Berpisah dengan orang yang berarti 3. Kurang informasi 4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian 5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya. 6. Prilaku petugas Rumah Sakit. 2.2 Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisasi 1. Perubahan konsep diri. Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh ,  perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga diri dan identitasnya. 2. Regresi Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual. 3. Dependensi Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. 4. Dipersonalisasi Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya. 5. Takut dan Ansietas Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya. 6. Kehilangan dan perpisahan Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasing dari orang yang dicintai. 2.3 Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi



1. Masa bayi (0-1 tahun) Dampak perpisahan, usia anak >6 bulan terjadi stanger anxiety (cemas) 



Menangis keras







Pergerakan tubuh yang banyak







Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan



2. Masa todler (2-3 tahun) Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak dengan tahapnya. 



Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain







Putus asa menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis.







Pengingkaran / denial







Mulai menerima perpisahan







Membina hubungan secara dangkal







Anak mulai menyukai lingkungannya



3.



Masa prasekolah (3-6 tahun) Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman, sehingga menimbulkan



reaksi agresif. 



Menolak makan







Sering bertanya







Menangis perlahan







Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan



4.



Masa sekolah (6-12 tahun) Perawatan di rumah sakit memaksakan ; 



Meninggalkan lingkungan yang dicintai







Meninggalkan keluarga







Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan



5.



Masa remaja (12-18 tahun) Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Reaksi yang



muncul ; 



Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan







Tidak kooperatif dengan petugas







Bertanya-tanya







Menarik diri Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi dan Perasaan Yang Muncul Dalam Hospitalisasi







Menolak kehadiran orang lain



2.4: 1. Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua yaitu : takut, rasa bersalah, stress dan cemas (Halsom and Elander, 1997) 2. Rasa takut pada orang tua selama anak di RS terutama pd kondisi sakit anak yang terminal, karena takut kehilangan anak yang dicintainya dan adanya perasaan berduka (Brewis, 1995). 3. Perasaan orang tua tidak boleh diabaikan karena apabila orang tua merasa stress, hal ini akan membuat ia tidak dapat merawat anaknya dengan baik dan akan menyebabkan anak menjadi semakin stress (Supartini, 2000). 4. Perasaan cemas dan takut -



Rasa cemas paling tinggi dirasakan orang tua pada saat menunggu informasi tentang diagnosis penyakit anaknya (Supartini, 2000)



-



Rasa takut muncul pada orang tua terutama akibat takut kehilangan anak pada kondisi sakit yang terminal (Brewis, 1995).



-



Perilaku yang sering ditunjukan orang tua berkaitan dengan adanya perasaan cemas dan takut ini adalah : sering bertanya atau bertanya tentang hal sama berulangulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan bahkan marah (Supartini, 2000)



5. Perasaan sedih -



Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi terminal dan orang tua mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh



-



Pada saat menghadapi anaknya yang menjelang ajal, rasa sedih dan berduka akan dialami orang tua



-



Pada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau didekati orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan (Supartini, 2000).



6. Perasaan frustrasi Perasaan frustasi yang dirasakan menurut Supartini (2004) , adalah sebagai berikut :



-



Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis yang diterima orang tua, baik dari keluarga maupun kerabat lainnya maka orang tua akan merasa putus asa, bahkan frustrasi.



-



Sering kali orang tua menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa (Supartini, 2004).



2.5 Dampak Hospitalisasi



Dampak Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyaknya faktor,  baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun lingkungan keluarga yang mendampingi selama perawatan. Keluarga sering merasa cemas dengan perkembangan keadaan anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampingi selama perawatan (Marks, 1998). Anak menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Ader (1885) bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akanmudah terserang penyakit, karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan sistem imun (Subowo, 1992). Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan sosial keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian akan mempercepat proses penyembuhan. Dampak hospitalisasi yang dialami anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan rasa tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan. Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum hospitalisasi menimbulkan dampak pada lima aspek yaitu privasi, gaya hidup, otonomi diri, peran, dan ekonomi. 1. Privasi



Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan bersifat pribadi.Sewaktu dirawat di rumah sakit, pasien kehilangan sebagian privasinya. 2. Gaya Hidup Klien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengalami perubahan pada gaya hidupnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien serta oleh perubahan kondisi kesehatan klien.Aktifitas hidup yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan aktifitas yang dijalaninya di rumah sakit. 3. Otonomi Diri Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan. Artinya ia akan pasrah terhadap tindakanapapun yang akan dilakukan oleh petugas kehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini menunjukan, klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan otonomi. 4. Peran Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya.Perubahan yang terjadi akibat hospitalisasi tidak hanya berpengaruh terhadap individu tetapi juga pada keluarga. Perubahan yang terjadi antara lain : -



Perubahan peran Jika salah seorang anggota keluarga sakit, maka akan terjadi perubahan peran dalam keluarga



-



Masalah keuangan Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi .keuangan yang sedianya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untuk kepentingan perawatan klien.



-



Kesepian Suasana di rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga yang dirawat.



-



Perubahan kebiasaan social Sewaktu ada anggota keluarga yang dirawat, keterlibatan anggota keluarga dalam masyarakat menjadi berubah.



-



Ekonomi



2.6 Keperawatan Dalam Mencegah dan Meminimalisir Anak Dengan Hospitalisasi Asuhan Menejemen asuhan keperawatan untuk balita 1. Berikan asuhan keperawatan yang konsisten 2. Menyayi dan berbicara dengan bayi 3. Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus berinteraksi selama prosedur 4. Anjurkan interaksi dengan orang tua : rooming in, orang tua bicara dengan anak dan ijin apabila mau pergi 5. Biarkan mainan yang membuat rasa nyaman dan aman 6. Anjurkan orang tua berada disamping anak saat prosedur invasive yang menyakitkan 7. Dekatkan mainan faforit anak 8. Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa perawata, kenalkan perawata disamping orang tua, ijinkan anak bertemu perawata sebelum prosedur dilakukan 9. Bantu kunjungan saudara kandung Manajemen asuhan keperawatan untuk anak sekolah 1. Batasi aturan dan dorongan pada perilaku 2. Anjurkan orang tua merencanakan kunjungan dengan anak 3. Ijinkan anak memilih dalam batasan yang yang dapat diterima 4. Berikan cara-cara anak dapat membantu pengobatan dan ouji atas kerjasama anak Permasalannya : 1. Rasa takut : pahami penyebab penyakit, dan lihat ekspresi verbal dan non verbal 2. Ansietas : pahan alasan dipisahkan tetapi masih butuk keberadaan orang tua dan lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman-teman 3. Tidak berdaya : anak marah dan frustasi, lamanya imobilisasi dihubungkan dengan menarik diri, bosan, perasaan antipasti. Peduli terhadap kehilangan control emosi, menangis karena malu yang berlebihan karena pengobatan. 4. Gangguan citra diri: peduli terhadap perubahan tubuh, dapat mengalihkan rasa nyeri dengan alihkan perhatian, takut terhadap pembedahan di area genital. Menejemen pada anak usia sekolah 1. Monitor perilaku untuk menentukan kebutuhan emosi terutama pada anak yang menarik diri dan tidak berespon 2. Jelaskan prosedur rinci (jika anak meminta) 3. Anjurkan kunjungan teman sebaya 4. Diskusikan respon thd pertanyaan ttg penyakit dan perubahan tubuh



5. Berikan waktu diskusi 6. Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi, 7. Ikuti kenginan anak ttg keberadaan ortu Permasalahan : 1. Rasa takut : paham bahwa penyakit beragam, menunjukkan sedikit rasa takut tetapi bisa ketakutan kalau pengalaman lalu menyakitkan. 2. Ansietas : pada orang tua penting tetapi tidak harus, peduli atas perpisahan dengan guru dan teman, cemas terhadap PR sekolah dan perubahan peran dalam kelompok. 3. Tidak berdaya : anak berusaha mandiri, mencoba berani selama prosedur medis, kasar pada orang tua saat berusaha mandiri membuat stress, peduli dengan cara mengekspresikan perasaan dan malu terhadap perilaku yang berlebihan, merasa tidak pasti tentang masa depan karena penyakit atau hospitalisasi. Manajemen pada anak usia remaja 1. Fasilitasi perencanaan aktifasi (peer) 2. Menjelaskan kepada orang tua tentang kebutuhan mandiri 3. Monitor perilaku anak apabila ingin bicara 4. Berikan permainan dan aktifitas lain yang membantu untuk dapat diskusi 5. Berikan penyuluhan rinci tentang prosedur pengobatan, terapi yang menyangkut area genital. 6. Berikan privasi setiap prosedur tindakan Permasalahan: 1. Rasa takut ; anak dapat berfikir hipotesis tentang penyakitnya, banyak bertanya dan mengekspresikan rasa takut secara verbal tentang konsekuensi penyakit 2. Ansietas : perpisahan dengan sekolah dan teman lebih bermakna dari pada orang tua, menarik diri dikarenakan perubahan penampilan 3. Tidak berdaya : peduli terhadap kehilangan fungsi mandiri, sulit mengijinkan bantuan secara fisik dan emosi  saat marah, menarik diri atau frustasi. 4. Gangguan citra diri : peduli dengan ancaman terhadap perubahan terhadap perkembangan identitas seksualitas dan peran sesuai gender, sangat peduliterhadap perubahan citra diri, kuatir tentang tanggapan orang lain/dikasihi, sulit bekerja sama jika pengobatan yang berhubungan dengan perubahan citra diri. 2.7 Manfaat Hospitalisasi Menurut Supartini (2004, hal :189) manfaat hospitalisasi adalah sebagai berikut :



1. Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara meberi kesempatan keluarga mempelajari reaksi pasien terhadap stressor



yang dihadapi selama



perawatan di rumah sakit. 2. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Perawatan dapat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk belajar tentang penyakit, prosedur, penyembuhan, terapi, dan perawatan pasien. 3. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusan , sehingga tiidak terlalu bergantung pada orang lain dan menjadi percaya diri. 4. Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama klien yang ada, teman sebaya atau teman sekolah. Berikan kesempatan padanya untuk saling kenal dan berbagi pengalaman. 2.8 Intevensi Keperawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi Fokus intervensi keperawatan adalah - meminimalkan stressor - memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga - mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara : - Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan - Mencegah perasaan kehilangan kontrol - Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan : 1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak 2. Modifikasi ruang perawatan 3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah: - Surat menyurat, bertemu teman sekolah Mencegah perasaan kehilangan kontrol: - Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif. - Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan - Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain - Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan



Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri: > Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri > Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak > Menghadirkan orang tua bila memungkinkan > Tunjukkan sikap empati > Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak: > Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar . > Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak. > Meningkatkan kemampuan kontrol diri. > Memberi kesempatan untuk sosialisasi. > Memberi support kepada anggota keluarga. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit > Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak. > Mengorientasikan situasi rumah sakit. Pada hari pertama lakukan tindakan : - Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya - Kenalkan pada pasien yang lain. - Berikan identitas pada anak. - Jelaskan aturan rumah sakit. - laksanakan pengkajian . - Lakukan pemeriksaan fisik



BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya.Tetapi pada umumnya hospitalisasidapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhikesembuhan dan perjalanan penyakit klien selama dirawat di rumah sakit.Reaksi hospitalisasi bersifat individual. Perawat berperan penting dalam memberika respon yang positif untuk keluarga dan pasien dalam hospitalisasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 3.2 SARAN Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang hospitalisasi agar dapat menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan keluarga. Bagi pihak rumah sakit hendaklah mendekorasi ruangannya agar pasien tidak merasa takut dan gelisah berada di rumah sakit.Ruangan hendaklah didesain untuk memberikan kenyamanan bagi pasien.



DAFTAR PUSTAKA Anonim.(2012). E-Book Konsep Hospitalisasi. Diakses pada tanggal 16 Maret 2020 dari http://ebookbrowse.com/dia-122-slide-konsep-hospitalisasi-pdf-d337836072 Shortell, S. M. & Kaluzny A. D. (1997) Essential of health care management. New York: Delmar Publishers. Cheek, J., Doskatsch, I., Hill, P. & Walsh, L. (1995) Finding out: information literacy for the 21st century. South Melbourne: MacMillan Education Ausralia. Stubbe, D. A. (2008). A Focus on Reducing Anxiety in Children Hospitalized for Cancer and Diverse Pediatric Medical Disease Thrugh a Self-enganging Art Therapy Supartini. (2010). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC