Makalah Human Relation [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HUMAN RELATION Pengaruh Human Relation dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus : PT. Sindu Amritha Kota Pasururan)



Disusun Oleh: Marina Sisteria Nandayani Sianturi



FAKULTAS ISIPOL JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK 2020



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat karunia dan taufik hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul” human relation” dapat diselesaikan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Atas dukungan moral dan materi diberikan penyusun makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu kami, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan dalam penulis. Yang menjadi topik dalam makalah ini adalah mengenai pengaruh Human Relation dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Tidaklah sempurna makalah ini tanpa saran dan kritik yang membangun dari rekanrekan dan dosen pengampu sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.



Sibolga,19 Desember 2020 Hormat saya



Marina SN Sianturi



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii DAFTAR ISI..................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................................iv B. Rumusan Masalah...........................................................................................iv C. Tujuan...............................................................................................................iv BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian human relation............................................................................vi B. Sifat Dan Tujuan Human Relation ...............................................................vi C. Pentingnya Human Relation .........................................................................vi D. Pengaruh



Human



Relation



dan



Lingkungan



Kerja



terhadap



Kinerja



Karyawan........................................................................................................viii E. Hambatan Atau Tantangan Baru Dalam Human Relation............................viii F. Kekuatan Yang Mempengaruhi Perilaku Di Lingkungan Kerja.......................ix G. Perkembangan Human Relation......................................................................ix H. Tema Utama Dalam Human Relation.............................................................xii I. Manfaat Human Relation BAB III PENUTUP Simpulan...............................................................................................................xxii Saran.....................................................................................................................xxii DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Human relations adalah hubungan kemanusiaan yang lebih ditekankan kepada unsur unsur rohaniah yang meliputi: sifat, watak, tingkah laku, pribadi serta aspek-aspek kejiwaan lainnya yang terdapat dalam diri manusia yang menuju suatu kebahagiaan dan puas hati. Proses rohaniah dengan perasaan bahagia ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam hubungan komunikatif yakni komunikasi antar persona yang sifatnya dialogis, sehingga masing-masing tahu, sadar, danmerasakan efeknya. Jika semua merasa bahagia, maka kegiatan human relations itu berhasil. Apabila tidak menimbulkan rasa puas, maka human Dalam kegiatan human relations tidak terlepas dari keberadaan pimpinan dalam memberikan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu perusahaan harus terus memperhatikan kebutuhan karyawannya, karena karyawan merupakan aset penting bagi sebuah perusahaan, serta memberikan lingkungan yang nyaman sehingga karyawan merasa betah dan loyal dalam bekerja dengan perasaan senang dan puas hati, tanpa adanya beban atau keterpaksaan sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai perusahaan atau organisasi. Tujuannya untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang B. Rumusan Masalah 1.



Mengetahui Pengertian Human Relation.



2.



Apa Tujuan Human Relation.



3.



Mengetahui Apa Manfaat Human Relation.



C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian human relation 2. Mengetahui tujuan human relation 3. Mengetahui manfaat human relation 4.



untuk mengetahui tantangan human relation



1



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Human Relation Human Relation merupakan salah satu unsur yang penting bagi keberhasilan komunikasi antarpersonal maupun dalam komunikasi kelompok dan kelompok dalam public relation. bahkan human relation juga sangat penting bagi seorang pemimpin yang sahari-harinya banyak melakukan komunikasi baik secara vertikal maupun horizontal. human relation biasa dilakukan atau terjadi dalam segala situasi dan daalam semua bidang kehidupan serta terhadap siapa saja, kecuali human relation sangat berpengaruh untuk mengubah sikap, opini dan perilaku orang lain. oleh karena itu human relation adalah action oriented. tetapi yang penting disini adlah bahwa kedua-duanya dpat merasa puas dan senang, bukan sebaliknya. Human relation tidak sama dengan hubungan antar manusia. dalam suatu situsi hubungan antar manusia, baru tejadi human relation apabila manusia yang atu mempengaruhi secara sengaja manusia lain dengan bujukan, ajakan atau imbalan emosional agar melakukan suatu kegiatan diama kedua belah pihak sama-sama mengalami kepuasan batiniah. jadi, human relation berorintasi kepada kegiatan dan kegiatan itu merupakn upaya mempengaruhi: sifatnya psikologis dan kedua pihak samasama merasa puas. Definisi Human Relation menurut para ahli: 1. Menurut Wursanto dalam bukunya etika komunikasi kantor, human relation adalah terjemahan kata hubungan kemanusiaan yang bersifat rohaniah dengan memperhatikan aspek kejiwaan yang adal didiri manusa misalnya; watak, sikap, tingkah laku dan lainnya aspek kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia. 2. Menurut The Liang Gie, mengemukakan bahwa human relation adalah adanya suatu interaksi, bukan sekedar relasi attau hubungan yang pasif, melainkan suatu aktivitas yang merupakan action oriented untuk mengembangkan hasil yang produktif dan memuaskan 3. Menurut Stan Kossen, mengartikan human relation sebagai perilaku manusia dan antar



hubungannya



dalam



gerakan



dalam



organisasi



dengan



tujuan



menggabungkan kebutuhan-kebutuhan dan sasaran pribadi dengan kebutuhan sasaran organisasi secara menyeluruh. 



2



4. Menurut Keith Davis “human relation at work” adalah interaksi antara seseorang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merpakan interaksi orang-orang menuju ssituasi kerja yang memotivasi untuk bekerja sama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial 5. Menurut Zinun mengatakan bahwa, human relation sebagai suatu lapangan dari kegiatan manajemen, lebih merupakan proses pengintegrasian manusia pada suatu situasi kerja sehingga mereka dapat didorong untuk bekerja secara produktif guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 6. Menurut Effendy, human relation yaitu, dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan sehingga menimbulkan kebahgian dan kepuasan hati kedua belah pihak. Dalam arti sempit, human relation adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerja sama yang produktif dengan perasaan bahasia dan kepuasan hati. B. Sifat dan Tujuan Human Relation Tujuan human relations menurut Wursanto dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor (1990:170) Tujuan human relations adalah : a.



Kepuasan hati para karyawan



b.



Semangat kerja (morale) yang tinggi



c.



Kerjasama yang tinggi antara pegawai



d.



Moral tinggi



e.



Disiplin yang tinggi



f.



Produksi yang tinggi, baik kuantitas maupun kualitas



g.



Loyalitas yang tinggi dari para karyawan Apabila tujuan-tujuan itu tercapai, berarti orang-orang dalam organisasi itu benarbenar bekerjasama dengan tujuan dan dorongan bersama. a. Memenuhi kebutUhan antara individu yang satu dengan yang lain. b. Memperoleh pengetahuan dan informasi baru. c. Menumbuhkan sifat kerjasama d. Menghilangkan sikap egois / merasa paling benar.



3



Menghindari sikap stagnan karena “ manusia adalah mahkluk homo socius”. Mengubah sikap dan prilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantan. e. Untuk dapat mengurangi akan aspek-aspek negatif dari timbulnya konflik maupun frustasi. f. Menghilangkan salah interprestasi g. Untuk meningkatkan hubungan kerja serta kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan maupun sebaliknya, serta kerja sama diantara teman kerja. h. Untuk mengetahui sejauh mana faktor-faktor psikologi, manajemen, sosiologi maupun komunikasi serta ekologi mempengaruhi hubungan kerja di dalam suatu organsasi i. Agar pegawai dapat berprestasi lebih tinggi dan lebih produktif dalam rangka memenuhi kebutuhan tuntutan instansinya. C. Pentingnya Human Relation Human relation merupakan jembatan penghubung yang menghubungkan antara atasan dan bawahan. Untuk menciptakan kepuasan dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas kerja. Dengan kemampuan human relation yang baik seorang pemimpinan akan dapat memecahkan masalah para karyawannya, sedangkan komunikasi merupakan alat perantaranya. Pentingnya komunikasi dalam human relations merupakan salah satu unsur penting yang membangun



sebuah tim, yang dapat membawa tim tersebut kedalam tingkat



keberhasilan. Kemampuan berkomunikasi secara jelas berguna untuk mendominasi dalam bidang yang digelut, komunikasi adalah kunci yang dapat membangun tim yang kuat dan mendorong kinerja yang lebih baik. Pentingnya keterampilan komunikasi yang baik perlu ditekankan dalam program pelatihan, komunikasi pun salah satu aspek penting dalam human relation diantaranya yaitu : membantu membangun tim dan menghindari kesalah pahaman



D. Pengaruh Human Relation dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan 



Lingkungan Kerja Menurut Sedarmayanti (2011:21) definisi lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun



4



sebagai kelompok.Indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2011: 46) adalah sebagai berikut:Penerangan, Suhu udara, Kebisingan, Penggunaan warna, Ruang gerak yang diperlukan, Keamanan kerja. 



Kinerja Karyawan Mangkunegara (2012:9) dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia,mendefinisi kinerja karyawan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Menurut Robbins dalam Mangkunegara



(2012:75)



a)



indikator



kinerja



adalah



Kualitas



sebagai



berikut



:



kerja



Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya



dikerjakan.



b)



Kuantitas



Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masingmasing. c)



Tanggung



Jawab



Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan. d) Kerjasama Yaitu Pegawai mampu bekerja sama dengan rekan kerjanya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh organisasi atau instansi. e)



Inisiatif



Yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau pegawai dapat melaksanakan tugas tanpa



harus



bergantung



terus



menerus kepada atasan. Analisa dan Pembahasan Hasil



Penelitian



Berdasarkan hasil analisa deskriptif diketahui dari 65 orang responden yang diteliti yang merupakan Karyawan PT. Sindu Amritha (Sin A). Dari hasil keluaran analisis regresi linier berganda dengan program SPSS Ver. 22 for Windows menunjukan Pengaruh Human Relation Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Sindu Amritha Kota 5



Pasuruan dapat dilihat dengan menggunakan teknik analisis regresi. Untuk itu, bagian pembahasan ini akan berisi pembahasan yang lebih terperinci mengenai masing-masing variabel. Menurut H1:Variabel human relation dan variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel kinerja karyawanpada PT. Sindu Amritha Kota Pasuruan, hasil uji F menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari Human Relation Dan Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan sebesar 19,802 > 3,15 dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Oleh karena signifikansi kurang dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Human Relation Dan Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Human Relation Dan Lingkungan Kerja maka semakin tinggi Kinerja Karyawan. Hasil penelitian juga diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,370 atau 37,0% yang berarti bahwa Human Relation Dan Lingkungan Kerja memiliki kontribusi mempengaruhi Kinerja Karyawan sebesar 37,0% dan sisanya sebesar 63,0% dipengaruhi oleh variabel lain di luar varibel penelitian.Kegiatan human relation juga sangat penting dilakukan padasetiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta, baik yang bersifat komersial maupun non komersial. Demikian juga dengan PT. Sindu Amritha Kota Pasuruan dalam upaya memberikan kualitas produksi yang baik kepada masyarakat (customer) yang semakin hari semakin banyak dan meningkat sangat cepat. Kondisi lingkungan kerja juga merupakan faktor yang cukup penting dan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan di suatu perusahaan. Kondisi lingkungan kerja yang baik, nyaman dan menyenangkan akan membuat karyawan merasa betah berada di ruangan kerjanya, lebih bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik meliputi kondisi lingkungan kerja fisik maupun kondisi lingkungan kerja non fisik, dari Hasil Penelitian terdahulu juga terdapat sinkronisasi penelitian yang dilakukan Muhammad Syajidin (2017) dengan judul “Analisis Pengaruh Hubungan Antar Manusia, Pelatihan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Kecamatan Rangkui Pangkalpinang)” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Human Relation secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap Kinerja Pegawai dengan nilai t hitung kurang dari t tabel. Untuk variabel pelatihan dan variabel lingkungan kerja, menunjukkan pengaruh yang signifikan secara parsial Kinerja Pegawai.Sedangkan untuk Uji F secara simultan, variabel Human Relation pelatihan dan variabel lingkungan kerja, menunjukkan pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja



Pegawai.



Menurut H2: Variabel human relationberpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawanpada PT. Sindu Amritha Kota Pasuruan Berdasarkan hasil penelitian diketahui 6



bahwa Human Relation berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar (2,537) > t tabel sebesar (1,99897). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh nyata antara variabel Human Relation terhadap Kinerja Karyawan. Di samping itu, nilai probability 0,014 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel Human Relation (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Menurut H3: Variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawanpada PT. Sindu Amritha Kota Pasuruan, Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar (3,652) > t tabel sebesar (1,99897). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh nyata antara variabel Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Di samping itu, nilai probability 0,001 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel Lingkungan Kerja (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja



Karyawan



(Y).



Hasil perhitungan uji t dapat disimpulkan bahwa variabel independen lingkungan kerja (X2) lebih dominan berpengaruh terhadap variabel dependen Kinerja Karyawan (Y) dengan nilai t hitung sebesar 3,652) > t tabel sebesar (1,99897). dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 %.Human relation adalah jembatan yang menghubungkan antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan dan bawahan dengan bawahan dengan tujuan untuk menciptakan kepuasan dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas kerja karyawan serta membantu seorang pemimpin dalam komunikasi vertikal maupun horizontal.Human relation adalah,



hubungan



manusiawi



yang



termasuk



kedalam



komunikasi



antarpersonal



(interpersonal communication) sebab berlangsung pada umumnya antara dua orang secara dialogis, dikatakan bahwa hubungan manusiawi itu komunikasi karena sifatnya action oriented,mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang (Effendy, 2009:138). E. Tantangan Baru Dalam Human Relation Hambatan human relation pada umumnya mempunyai dua sifat objektif dan subjektif hambatan yang sifatnya objektif adalah gangguan dan halangan terhadap jalannya human relation yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Gangguan cuaca terhadap jalanya pidato radio, gangguan lalu lintas terhadap ceramah di sebuah tempat tepi jalan raya merupakan rintangan yang bersifat objektif, ini pula mulai disebabkan oleh kurangnya kemampuan berkomunikasi misalnya,”field of experience” yang tidak “in tune” antara komunikator dan komunikan,



7



approach penyajian yang kurang baik, time-ing yang tidak cocok, penggunaan media yang keliru, dan sebaginya. Hambatan yang bersifat subjektif ialah yang sengaja dibuat oleh orang lain sehingga merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu usaha komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan karena adanya pertentangan kepentingan, perjudi, tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya. F. Perkembangan Human Relation Sejarah perkembangan Public Relations di Indonesia secara konsepsional terjadi pada tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi HUMAS pertama kali di perusahaan perminyakan negara ( Pertamina). Peranan divisi HUPMAS ( Hubungan Pemerintah dan Masyarakat ) Pertamina ini sangat penting dalam upaya menjalin hubungan komunikasi timbal balik dengan pihak klien, relasi bisnis, perusahaan swasta/BUMN/Asing dan masyarakat.Kemudian pada tahun 1954, secara resmi HUMAS diterapkan pada jajaran kepolisian. Dilanjutkan di berbagai instansi pemerintah dan perusahaan swasta pada tahun 1970-an.Jika dikaitkan dengan state of being, dan sesuai dengan method of communication, maka istilah Humas dapat dipertanggung jawabkan. Tetapi, jika kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Hubungan Masyarakat itu, hanya mengadakan hubungan dengan khalayak di luar organisasi, misalnya menyebarkan press release ke massa media, mengundang wartawan untuk jumpa pers atau wisata pers, maka istilah hubungan masyarakat tersebut tidaklah tepat apabila dimaksudkan sebagai terjemahan dari public relations.Bapak Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di Indonesia dalam 4 periode sebagai berikut : a.



Periode 1 ( Tahun 1962 ) secara resmi pembentukan HUMAS di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/divisi HUMAS. Dijelaskan pula garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah : Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu memberikan informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah supaya tercipta citra atas lembaga/institusi yang diwakilinya.



b.



Periode 2 ( Tahun 1967 – 1971 ) Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan,



serta



melakukan



pembinaan



dan



pengembangan



profesi



kehumasan.Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada 8



setiap departemen.Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang menjelaskan sebagai institusi formal dalam lingkungan Departemen Penerangan RI. Bakohumas tersebut beranggotakan Humas departemen, Lembaga Negara serta unit usaha negara/BUMN. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan dan kehumasan. c.



 Periode 3 ( Tahun 1972 – 1993 ) Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations kalangan profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut: a)



Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) sebagai wadah profesi HUMAS oleh kalangan praktisi swasta dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro (mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina), dllpada konvensi Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association (IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).



b)



Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi HUMAS lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI). Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaanperusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan).



d.



Periode 4 ( Tahun 1995 – sekarang ) Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional khusus (spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa). Dengan indikator sebagai berikut: a.



Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang ( H-3). Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran di Indonesia).



b.



Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan ( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi bagi para pejabat HUMAS ( Public Relations Officer ), baik bank pemerintah ( HIMBARA), swasta ( PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa perbankan di Indonesia. 9



c.



Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten (perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.4. Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia) pada tanggal 11 november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA(Public Relations Society of Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di Amerika yang diakui secara internasional.PRSI atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August Parengkuan seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua Perhumas-Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan kesadaran, kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan serta pastisipasi para anggotanya untuk berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas secara nasional maupun internasional



D. Tema Utama Dalam Human Relation Tema utama dalam human relation adalah sebagai berikut: 1.



Komunikasi Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian sesuatu, pertanyaan oleh seseorang kepada orang lain. Jika didalam pengertian ini terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward, mengenai komunikasi manusia yaitu, komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan unt uk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif menurut Effendy, bahwa para peminat komunikasi seringkali menutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, the structure and function of communication in society. Paradigma Lasswell diatas menunjukan bahwa secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk pesan dan menyampaikannya melalui saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.



2. Self Awareness Self disini berisi pola pengamatan dan penilaian yang sadar terhadap diri sendiri baik sebagai subjek maupun objek. Istilah self didalam psikologi, mempunyai 2 arti, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendri dan 10



suatu keseluruhan proses psikologi yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Teori modern mengenai self yang berpendapat bahwa ada aspek kejiwaan sebagai sesuatu yang ada didalam yang mengatur perbuatan-perbuatan manusia. Self itu baik dimaksudkan sebagai obyek maupun sebagai proses ataupun keduanya bukanlah suatu homunculus atau manusia disalam dada atau jiwa, tetapi pengertian tersebut terutama dimasukan untuk menunjuk kepada objek proses psikologis itu sendiri dan proses proses tersebut dianggap dikuasai oleh hukum sebab akibat. Dengan kata lain, pengertian self itu tidak dipakai dalam arti metafisis atau keagamaan, tetapi dipakai dalam arti psikologis ilmiah. Teori self menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk menyelidiki gejala-gejala dan membuat konsepsi dari hasil penyelidikan mengenai tingkah laku itu. Jadi, didalam menunjukkan self sebagai proses, itu yang dimaksud tidak lain daripada nama bagi sekelompok proses. Sedangkan awareness adalah kesadara, keadaan, kesiagaan atau mengetahui sesuatu didalam pengenalan atau pemahaman periatiwa-peristiwa lingkungan atau kejadian-kejadian internal. Secara istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi, pemikiran atau perasaan dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam pengertian awareness sama artinya dengan mawas diri. Namun seperti apa yang kita lihat, kesadaran juga mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatian terpusat. Jika digabungkan, self awareness (kesadaran diri) adalah wawasan kedalam atau wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri, pemahaman diri sendiri. Self awareness pada umumnya dimaknai sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri dalam pengertian yang mempunyai obyek secara relatif tetapi membuka dan menerima penilaian dari kebenaran sifat individu.dalam memahami self awareness, individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menghargai masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualsasi diri.  3. Self Acceptance Menurut Hurlock



penerimaan diri (self acceptance) adalah suatu tingkat



kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik dirinya. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai individu yang 11



tidak bermasalah dengan dirinya dirinya sendiri. Calhoun dan acocella menambahkan bahwa individu yang bisa menerima diri secara baik tidak memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri, sehingga lebih banyak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan.  Di sisi lain Muryantinah, Dkk. Juga mengungkapkan bahwa penerimaan diri adalah sejauhmana seseorang dapat menyadari dan mengakui karakteristik pribadi dan menggunakannya dalam menjalani kelangsungan hidupnya. Sikap penerimaan diri ditunjukkan oleh pengakuan seseorang terhadap kelebihankelebihannya sekaligus menerima kelemahan-kelemahannya tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri (self acceptance) adalah kemampuan individu dalam menyadari dan mengakui karakteristik dirinya dalam menjalani hidup tanpa memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri. 4. Motivasi Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan keajegan dalam belajar. Motivasi ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut. Elliott et al. mencontohkannya dengan nilai, hadiah, dan/atau penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi seseorang. Misalnya, dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses dan motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu.  5. Trust Dalam buku Intimate Relationship pengertian trust adalah pengharapan bahwa pasangan akan memperlakukan dengan baik dan secara terhormat. Menurut Giffin memberikan pengertian trust sebagai mengandalkan perilaku orang untuk 12



mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Holmes & Rempel menyatakan bahwa trust adalah kepercayaan bahwa pasangan tidak hanya akan responsif tetapi akan berkali-kali mengurangi



atau



bahkan



mengorbankan



minatnya



untuk



membantu



pasangannya.menurut Johnson & Johnson, trust merupakan aspek dalam suatu hubungan dan secara terus menerus berubah serta bervariasi yang dibangun melalui rangkaian tindakan trusting dan trustworthy. Trusting adalah kemauan untuk mengambil resiko terhadap akibat yang baik ataupun buruk, sedangkan Trustworthy adalah perilaku yang melibatkan penerimaan terhadap kepercayaan orang lain.dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil suatu definisi bahwa trust adalah kepercayaan pada pasangan yang didasarkan pada kemauan untuk mengambil resiko terhadap akibat baik atau buruk dan menerima kepercayaan dari pasangan. 6. Self disclosure Pengungkapan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapinya serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapan individu tersebut. Dalam istilah di indonesia, self-disclosure disebut sebagai membuka diri  atau penyingkapan diri. Penyingkapan diri adalah membeberkan informasi tentang diri sendiri. Banyak hal yang dapat diungkapkan tentang diri melalui ekspresi wajah, sikap tubuh, pakaian, nada suara, dan melalui isyarat-isarat non verbal lainnya yang tidak terhitung jumlahnya meskipun banyak diantara perilaku tersebut tidak disengaja, namun, penyingkapan diri yang sesungguhnya adalah perilaku yang disengaja. Penyingkapan diri tidak hanya merupakan bagian integral dari komunikasi dua orang, penyingkapan diri telah sering muncul dalam konteks hubungan dua orang daripada dalam konteks komunikasi lainnya. Pengertian membuka diri atau self disclosure menurut para ahli: a. Menurut Johnson menjelaskan bahwa membuka diri  (self-disclosure) adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan di masa kini tersebut. b. Menurut Morton



mengungkapkan



bahwa



pengungkapan



diri



atau



keterbukaan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi 13



yang akrab dengan orang lain. Pengungkapan diri dapat bersifat baik deskriptif maupun evaluatif. 7. Manajemen konflik Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. Menurut Ross bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif E. Manfaat Human Relation a.



Menghubungkan semua usur yang berkomunikasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara sesama.



b. Semua jajaran pimpinan dapat langsung mengetahui keadaan bidang-bidang yang dibawahi. c.



Meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota, dan melibatkan mereka pada kepentingan organisasi.



d. Memunculkan saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing, sehingga meningkatkan rasa kesatuan.



14



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkarn pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Human Relation Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sindu Amritha Kota Pasuruan, maka penulis



dapat



menarik



kesimpulan



sebagai



berikut:



1. Berdasarkan Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari Human Relation dan Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan sebesar 19,802 > 3,15 dengan nilai signifikan 0.000. Oleh karena signifikansi kurang dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Human Relation dan Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Human Relation dan Lingkungan Kerja maka semakin tinggi Kinerja Karyawan. Dari hasil penelitian juga diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,370 yang berarti bahwa Human Relation dan Lingkungan Kerja memiliki kontribusi mempengaruhi Kinerja Karyawan sebesar 37,0%, dan sisanya sebesar 63,0% dipengaruhi oleh variabel lain di luar varibel



penelitian.



2. Hasil analisis diperoleh bahwa variabel Human Relation(X1) memiliki koefisien regresi sebesar 0,347 atau 34,7% (bertanda positif) terhadap Kinerja Karyawan (Y) dan nilai thitung sebesar 2,537 lebih besar dari ttabel yaitu (2,537 > 1,99897) dengan tingkat signifikansi 0,014 (< 0,05). Dan variabel Lingkungan Kerja (X2) memiliki koefisien regresi sebesar 0.344 atau 34,4% (bertanda positif) terhadap Kinerja Karyawan (Y) dan nilai thitung sebesar 3,652 lebih besar dari ttabel yaitu (3,724 > 1,99897) dengan tingkat signifikansi 0,001 (< 0,05) dan artinya variabel independen Lingkungan Kerja (X2) lebih dominan berpengaruh terhadap variabel dependen Kinerja Karyawan (Y). B. Saran Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasaan makalah dalam kesimpulan di atas.



DAFTAR PUSTAKA



15



Kossen, Stan. Aspek Manusiawi dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga. http://jais-amq.blogspot.com/2010/08/human-relation.html http://www.lusa.web.id/hubungan-antar-manusia-human-relation/ http://balawawan.blogspot.com/2012/06/human-relation.html http://blogerkomunikasi.blogspot.com/2016/11/human-relation.html?=1 http://Rizalarid.blogspot.com/2017/05/makalah-human-relation-dan-komunikasi.html. Jurnal : Irnanda,dina. 2019. PENGARUH HUMAN RELATION DAN LINGKUNGAN KERJA



TERHADAP



KINERJA



KARYAWAN



PASURUAN



16



PT.



SINDU



AMRITHA



KOTA