Makalah Ibuv Jahit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Prosedur bedah sering mengakibatkan terjadinya luka yang perlu tindakan penjahitan (suture). Penjahitan yaitu suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang khusus sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Penjahitan diperlukan untuk merapatkan luka sehingga perdarahan yang ditimbulkan dapat diminimalisir dan juga untuk mempercepat proses penyembuhan luka dengan terbentuknya jaringan baru. Jahitan luka memiliki banyak teknik. Setiap teknik jahitan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Secara sederhana teknik jahitan yang paling mudah dan sering digunakan yaitu jahitan terputus sederhana. Namun perlu diperhatikan bahwa pemilihan teknik jahitan tergantung pada lokasi, besarnya luka, dan intensitas perdarahan. Jadi sebelum menjahit luka, perlu diperhatikan apakah jahitan yang diberikan efektif atau tidak dalam proses penyembuhan luka. Begitu pentingnya jahitan luka dalam proses penyembuhan luka maka dokter hewan harus terampil dalam menjahit luka. Keterampilan menjahit ini perlu diasah dan dipelajari lebih dalam oleh para calon dokter hewan praktisi. Sangat penting pula bagi calon dokter hewan bedah. Selain mempelajari teknik jahitan, juga perlu mempelajari alat dan bahan dalam proses menjahit luka. Penggunaan alat dan bahan dalam proses pembedahan juga sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka. Penggunaan alat dan bahan yang menimbulkan traumatis pada jaringan yang sensitif dapat memperburuk luka dan berakibat fatal pada proses penyembuhan luka. Selain itu setiap alat dan bahan untuk pembedahan telah didesain khusus sesuai kebutuhan dan sifat jaringan maka penggunaannya harus sesuai dengan fungsinya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis teknik jahitan luka? 2. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan untuk menjahit? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui jenis-jenis teknik jahitan untuk menutup luka. 2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam proses menjahit. 1.4 Manfaat Isi dari makalah ini dapat dijadikan acuan dalam belajar menjahit luka oleh para calon dokter hewan maupun dokter hewan. 1



BAB II Pembahasan 2.1 Alat menjahit 2.1.1 Gunting Pada umumnya, gunting yang digunakan dalam bedah veteriner ada dua macam yaitu gunting metzenbaum dan gunting mayo . Gunting metzenbaum adalah gunting yang bagian pemegangnya lebih panjang daripada bagian untuk menggunting. Gunting mayo adalah gunting yang bagian pengguntingnya lebih panjang dari metzenbaum. Ujung gunting disesuaikan dengan kebutuhan saat operasi. Ada yang berujung lurus atau bengkok. Ada yang tumpul-tumpul, tumpullancip dan lancip-lancip. Gunting yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting berujung bengkok, tumpul-lancip dan lancip-lancip. Gunting berujung bengkok digunakan untuk melakukan diseksi tumpul yang mempermudah dalam proses penjahitan luka. Gunting berujung tumpul lancip digunakan untuk memotong jaringan yang lembut.



Gambar gunting ujung bengkok (sumber : docplayer.info)



2



Gambar gunting ujung lancip-lancip (sumber : intimedikastore)



Gambar gunting ujung tumpul-lancip (sumber : mastha medica) 2.1.2 Jarum Jarum jahit terbuat dari bahan logam, tidak mudah berkarat (stainless) dengan berbagai ragam bentuk dan penampang yang disesuaikan dengan lokasi dan jenis jaringan yang akan dijahit. Macam-macam bentuk jarum jahit :



- 1/4 lingkaran : biasanya digunakan pada microsurgical dan mata - 3/8 lingkaran : diaplikasikan pada bedah daerah mata, wajah, otot, pembuluh darah, kulit, dan subcuticular - 1/2 lingkaran: digunakan pada saluran pencernaan, pelvis, saluran pernapasan, peritoneum, otot dan saluran urogenital - 5/8 lingkaran : saluran urogenital, pelvis, rongga mulut - 1/2 kurva : digunakan pada oral, mata, dan anterior segmen - Lurus : kulit dan subcuticular



3



Macam-macam bentuk penampang ujung jarum jahit : o Taper Ujung jarum taper dengan batangbulat atau empat persegi cocok digunakan untuk menjahit daerah otot, saraf, peritoneum, pembuluh darah dan katup.



o Blunt Blunt point dan batang gepeng cocok digunakan untuk menjahit daerah usus besar, ginjal, limpa dan hati



o Triangular Ujung segitiga dengan batang gepeng atau empat persegi dapat digunakan untuk menjahit daerah kulit, fascia, ligament, dan tendon.



o Tapercut Ujung jarum berbentuk segitigayang lebih kecildengan batang gepeng, dapat digunakan untuk menjahit fascia, ligament, uterus, rongga mulut dan sebagainya.



4



2.1.3 Benang Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu 1. jenis bahannya 2. kemampuan tubuh untuk menyerapnya 3. susunan filamentnya. Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai. Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan tergantung jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit. Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba meskipun namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgat kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat, kira kira dalam waktu satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu. Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dalam dipakai pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin ditandai adanya indurasi. Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak menimbulkan reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat berasal dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai, dan dari polyester yang merupkan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon. Selain itu terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari polipropilen yang terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat dari baja tahan karat. Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang jenis ini biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan terbentuk fistel yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing dikeluarkan. 5



Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi dengan jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya tegangnya cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam sebelum digunakan. Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi oleh bahan pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus sehingga tidak mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar dan dipakai untuk jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang besar. Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari satu serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Cara menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung. Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada sternum setelah torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi. 



Ukuran Benang (size) Benang dengan ukuran besar dipakai untuk menjahit struktur yang alot/liat. Untuk menjahit struktur halus, misalnya pada operasi mata, digunakan benang-benang mulai dari ukuran 00000 (5/0) hingga 7/0. Makin banyak angka nol-nya , makin halus ukurannya. Untuk bedah mikro, dipakai benang ukuran 8/0 hingga 10/0. Harus diingat, makin besar ukuran benang, makin besar pula benda asing yang kita masukkan kedalam tubuh penderita, yang berarti semakin besar pula reaksi jaringan. a. Seide (silk/sutera) Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali. Warna : hitam dan putih Ukuran : 5,0-3 Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)



b. Plain catgut Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari 6



Warna : putih dan kekuningan Ukuran : 5,0-3 Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil. Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.



c. Chromic catgut Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras dan diserap lebih lama 20-40 hari. Warna : coklat dan kebiruan Ukuran : 3,0-3 Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.



d. Ethilon Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain Warna : biru dan hitam Ukuran : 10,0-1,0



7



Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah mata. e. Ethibond Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minimum, tidak terserap. Warna : hiaju dan putih Ukuran : 7,0-2 Penggunaan : kardiovaskular dan urologi



f. Vitalene Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis Warna : biru Ukuran : 10,0-1 Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic, menjahit kulit g. Vicryl Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan Warna : ungu Ukuran : 10,0-1 Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic h. Supramid Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap Warna : hitam dan putih Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis i. Linen 8



Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum Warna : putih Ukuran : 4,0-0 Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah j. Steel wire Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul Warna : putih metalik Kemasan atraumatuk Ukuran : 6,0-2 Kegunaan : menjahit tendo 2.2 Bahan menjahit 



carpal hingga metacarpal extremitas kambing







organ viscera kambing (duodenum, ilium, jejunum, kolon)



2.3 Teknik menjahit 2.3.1 Jahitan untuk Organ Dalam 1. Lambert Jahitan lambert digunakan untuk menjahit jaringan dari organ viscera. Jahitan lambert juga merupakan pola dasar untuk macam jahitan gastrointestinal lain. Tipe jahitan ini memiliki beberapa kelebihan, yakni cukup baik dlam mencegah terjadinya kebocoran, dapat mempercepat proses penyembuhan lukademgan inversi jaringan serosa gastrointestinal. Pola jahitan ini hanya menembus lapisan muscular (seromuskular), tidak sampai menembus mukosa. Caranya, dengan menusukkan jarum secara tegak lurus dengan garis insisi.



2. Cushing Pola jahitan ini termasuk dalam pola jahitan seromuskular, yakni hanya menembus lapisan muscular. Pola jahitan ini merupakan modifikasi dari pola 9



jahitan lambert. Namun, cara penusukannya yang berbeda. Pada pola jahitan cushing, jarum ditusukkan dengan arah sejajar dengan garis insisi.



3. Comell Pola jahitan comell merupakan modifikasi dari pola jahitan cushing. Namun, jarum menembus hingga lapisan mukosa. Kerugian dari pengaplikasian pola jahitan ini adalah kemungkinan terjadinya stenosis cukup besar.



4. Parker-kerr Pola jahitan parker-kerr merupakan modifikasi dari pola jahitan cushing, namun disertai dengan bantuan alat clamp. Pola jahitan ini biasa digunakan untuk menutup organ yang berbentuk saluran, seperti usus dan uterus.



5. Halstead Pola jahitan halstead merupakan modifikasi dari pola jahitan lambert. Namun menggunakan teknik jahitan terputus dengan hasil akhir seperti pola jahitan matrass inverting.



2.3.2 Jahitan Terputus Jahitan terputus adalah jenis jahitan yang sering digunakan untuk menjahit luka insisi. Jahitan terputus meliputi jahitan putus sederhana, jahitan matras vertical, matras horizontal, matriks silang , stent and quilled dan near and far. Pada praktikum kali ini jenis jahitan terputus yang digunakan adalah jahitan putus sederhana dan matriks silang. 1. Jahitan terputus sederhana Digunakan untuk menjahit jaringan muskulus, jaringan lemak dan kulit. Keuntungan :



10







Lebih baik dan aman dipakai dalam menunjang proses penyembuhan luka, karena lebuh sempurna dalam mempertautkan kedua tepi permukaan Luka.







Apa bila ada salasatu jahitan simpul yang lepas tidak akan berpengaruh terhadap luka secara keseluruhan.



Kerugian : 



Waktu yang diperlukan dalam melaksanakan penjahitan lebih lama dan membutuhkan bahan benang yang lebih banyak.



2. Matras silang Matras merupakan jenis jahitan yang digunakan untuk menjahit kulit pada bedah kosmetik karena pembentukan jaringan granulasi sangat minim. Khususnya pada anjing, kuda dan sapi Matras silang menghasilkan pola jahitan menyilang dengan garis insisi Keuntungan :pola jahitan ini menghasilkan kekuatan yang cukup bagus dan tingkat eversi yang kecil. biasanya digunakan untuk menjahit ujung ekor, lengan dan kaki (oprasi amputasi ekor dan kaki).



2.3.3 Jahitan Menerus (Continous Suture) 1.



Jahitan Menerus Sederhana  Jahitan ini digunakan untuk menjahit lemak dan fasia



11



 Keutungan pola jahitan ini lebih praktis karena waktu yang dibutuhkan lebih singkat serta benang jahit yang dibutuhkan juga lebih sedikit.  Kerugiannya : Penggunaannya terbatas karena pada pola jahitan ini tepi permukaan luka tidak dapat dipertautkan dengan baik sehingga pembentukan jaringan granulasi akan lebih banyak dan membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama, apabila terjadi lepasnya simpul maka jahitan akan terbuka secara keseluruhan.



2. Jahitan Interlocking (Lock Stitch)  Jahitan ini sangat stabil dan digunakan untuk penjahitan kulit  Keuntungan : Lebih kuat dalam mempertahankan luka, waktu yang diperlukan cukup singkat  Kerugian : Bahan (Benang) yang dibutuhkan lebih banyak.



2.4 Langkah-langkah menjahit Prosedur penjahitan Simple Interupted Suture : 1. Pegang bagian tepi luka dengan pinset Chirurgis 2. Masukkan ujung jarum dari tepi luka sekitar 1 cm. Masukkan ujung jarum dari dalam ujung luka dan keluarkan kurang lebih 1 cm dari tempat insisi dari tempat luka/ insisi. 3. Tarik benang mengikuti bentuk jarum dan jangan sampai ada yang tertekuk. 4. Buat simpul dengan meililitkan benang pada needle holder sebanyak 2 kali.



12



5. Kencangkan simpul dan lakukan minimal 2 kali yaitu dengan 2 kali lilitan lalu 1 kali lilitan pada needle holder. Menarik simpul jangan terlalu erat. 6. Potong bagian benang yang tersisa, ratakan luka jangan sapi terjadi tumpang tindih kulit. 7. Lanjutkan hingga luka / insisi tertutup semua. Setiap jahitan diberi jarak antar 0,3 – 0,5 cm dari jahitan sebelumnya. 8. Letak benang jahit di jahitan selanjutnya harus sejajar Prosedur penjahitan metode Continous Suture : 1. Pegang bagian tepi luka dengan pinset chirurgis 2. Masukkan ujung jarum dari tepi luka sekitar 1 cm. Masukkan ujung jarum dari dalam ujung luka dan keluarkan kurang lebih 1 dari tempat insisi. 3. Buat simpul dengan meililitkan benang pada needle holder sebanyak 2 kali. 4. Kencangkan simpul dan lakukan minimal 2 kali yaitu dengan 2 kali lilitan lalu 1 kali lilitan pada needle holder. Menarik simpul jangan terlalu erat. 5. Jahit kebawah tanpa memotong benang hingga luka menutup 6. Buat simpul di akhir luka / insisi seperti cara sebelumnya. Prosedur penjahitan metode matras silang 1. Pegang bagian tepi luka dengan pinset chirurgis 2. Masukkan ujung jarum dari tepi luka sekitar 1 cm. Masukkan ujung jarum dari dalam ujung luka dan keluarkan kurang lebih 1 dari tempat insisi. 3. Tusukkan kembali jarum dengan letak berseberangan dengan tempat keluarnya jarum pada jahitan sebelumnya. 4. Simpulkan benang dengan bagian benang yang pendek pada jahitan yang pertama.



13



BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Ilmu bedah merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh dokter hewan, karena ilmu bedah merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya penanganan pasien di dalam ruang operasi. Selain itu, dalam melakukan operasi juga diperlukan teknik menjahit yang tepat. Dengan teknik menjahit yang tepat dapat mempercepat kesembuhan dan mengurangi resiko terlepasnya jahitan. Adapula bebebrapa teknik menjahit yang di gunakan antara lain simple interupted suture, continous suture, dan metode matras silang. Adapula alat-alat yang digunakan untuk operasi antara lain 1 buah pinset anatomis, 1 buah pinset sirugis, 1 buah scalpel beserta blade, 3 buah gunting ( tumpul-lancip bengkok, tumpul-lancip lurus, lancip-lancip lurus dan 1 buah needle holder. Persiapan yang perlu dilakukan yaitu persiapan alat operasi dan meja operasi. Persiapan ini sangat penting untuk dilakukan guna menghindari kekurangan atau kesalahan pada saat dilakukan operasi. Selain itu hal penting yang harus dilakukan sebelum operasi adalah sterilisasi alat operasi guna menjaga agar tidak ada kontaminasi pada saat operasi. Teknik sterilisasi yang dapat dilakukan yaitu sterilisasi secara fisik, sterilisasi kimiawi dan sterilisasi gas dalam ruangan tertutup.



14