Makalah Ikd 14 Perawatan Luka Sederhana Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ILMU KEPERAWATAN DASAR I PERAWATAN LUKA SEDERHANA



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 14 1. Dinda Yunisel (1911311032) 2. Gezi Maretha (1911313019) 3. Silsa Yahya Yogihaz (1911311029)



Dosen : Ns. Sidaria, M.Kep



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2019



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perawatan Luka Sederhana”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I . Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara perawatan luka yangbaik dan benar, yang kami sajikan berdasarkan berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendalakendala yang penulis hadapi teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Padang, November 2019 Penyusun Kelompok 14



ii



DAFTAR ISI



JUDUL..........................................................................................................i KATA



PENGANTAR



...................................................................................ii



DAFTAR ISI ........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1 1.1. Latar Belakang..................................................................................................1 1.2. Tujuan ..............................................................................................................1 1.3. Manfaat.............................................................................................................2 BAB II KERANGKA TEORI .......................................................................3 2.1. Defenisi Luka..............................……………………………………………..3 2.2. Klasifikasi Luka........................................................................................4 2.3 Prinsip Perawatan Luka..............................................................................7 2.4. Prosedur Perawatan Luka..........................................................................9 BAB III PENUTUP.......................................................................................12 3.1.Kesimpulan .............................................................................................12 3.2. Saran .....................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................13



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. 1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH Tujuan penulisan makalah ini antara lain : 1. Mampu menjelaskan konsep perawatan luka sederhana. 2. Mampu menjelaskan prinsip perawatan luka sederhana. 3. Mampu menerapkan prosedur perawatan luka sederhana dalam kehidupan sehari-hari serta dalam prakrik keperawatan.



1



1.3 MANFAAT 1. Sebagai acuan dalam asuhan keperawatan perawatan luka sederhana. 2. Sebagai bahan pembelajaran untuk dunia keperawatan. 3. Untuk mengetahui prosedur perawatan luka sederhana.



2



BAB II KERANGKA TEORI



2.1 DEFINISI LUKA Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat, 1997). Menurut Murtutik dan Marjiyanto (2013), Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.



Penyebab luka



dapat



berasal



dari



tusukan/goresan benda tajam, benturan benda tumpul, kecelakaan, terkena tembakan, gigitan hewan, bahan kimia, air panas, uap air, terkena api atau terbakar, listrik dan petir. Menurut Koiner dan Taylan, Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan dibawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam.



Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul : 1.



Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ



2.



Respon stres simpatis



3.



Pendarahan dan pembekuan darah



4.



Kontaminasi bakteri



5.



Kematian sel



3



2.2 KLASIFIKASI LUKA Luka dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, antara lain : 1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka a. Luka Bersih (Clean Wounds) Luka bersih adalah luka bedah tidak terinfeksi yang mana luka tersebut tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan juga infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinaria tidak terjadi. b. Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds) Jenis luka ini adalah luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan,



genital



atau



perkemihan



dalam



kondisi



terkontrol,



kontaminasi tidak selalu terjadi. c. Luka terkontaminasi (Contamined Wounds) Luka terkontaminasi adalah luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna. d. Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds) Luka kotor atau infeksi adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka. Dan tentunya kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin besar dengan adanya mikroorganisme tersebut.



2. Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka a) Stadium I : Luka Supersial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit. b) Stadium II



: Luka “Partial Thickness”.



Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti halnya abrasi, blister atau lubangnya yang dangkal. c) Stadium III



: Luka "Full Thickness".



Luka jenis ini adalah hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis



4



sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya. d) Stadium IV



: Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah luka yang



telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas.



3. Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka a. Luka Akut Luka akut merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Contoh : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka jahit, skin graft. b. Luka Kronis Luka kronis adalah luka yang berlangsung lama atau sering rekuren, dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Contoh : Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus varicosum, dll.



4. Berdasarkan Jenisnya a. Luka Abrasi/Babras/Lecet Merupakan luka yang tidak dalam (Superfisial). Ciri-ciri : mengenai sebagian/seluruh kulit, tidak sampai jaringan subkutis, sangat nyeri karena mengenai ujung-ujung saraf yang terluka. b. Luka Robek (Lacerasi) Ciri-ciri : Banyak terjadi karena benda tajam atau tumpul. Bila terkena benda tajam : tepi luka rata, teratur. Bila terkena benda tumpul: tepi luka tidak rata dan tidak teratur. Bentuk luka robek : lurus, lengkung, patah atau berbentuk (stelat). c. Luka Tusuk Penyebab : benda tajam dan runcing. Ciri luka : lebar luka lebih kecil dibanding dalamnya.



5



Perhatikan luka tusuk pada toraks dan abdomen, apakah mengenai organ dalamnya, mudah terjadi infeksi oleh bakteri an-aerob atau tetanus. d. Luka Tembak Penyebab : peluru Ciri Luka : luka tembak masuk dan luka tembak keluar. Pada luka tembak masuk, luka steril karena peluru panas. Untuk mengetahui dimana lokasi peluru dilakukan pemeriksaan rontgen. Peluru bersarang : mengenai otot, tulang, organ-organ dalam toraks atau abdomen. e. Luka Gigitan Luka gigitan biasanya berasal dari binatang berbisa atau tidak berbisa, bentuknya kecil dan dalam. Untuk luka binatang berbisa diperlukan serum anti bisa. f. Luka Avulsi Yaitu luka kulit dan jaringan bawah kulit yang terkelupas, tapi sebagian masih ada hubunganya dengan tubuh. g. Luka Hancur Luka hancur ini sulit untuk dilakukan penggolongan pada salah satu jenis luka. Ciri-cirinya : jaringan yang hancur, banyak jaringan non-vital dan sering terjadi amputasi.



5. Berdasarkan Ada Tidaknya Hunbungan dengan Luar. a) Luka Tertutup ( Vulnus Occlusum) adalah luka yang tidak melampaui tebal kulit. Misalnya: luka abrasi, kontusio atau memar. b) Luka Terbuka ( Vulnus Apertum) adalah luka yang melampaui tebal kulit. Misalnya: luka robek.



6



2.3 Prinsip Perawatan Luka a. Menghentikan perdarahan 



Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan (lihat gambar di bawah).







Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat (< 10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proksimal pembuluh arteri.







Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.



b. Mencegah infeksi 



Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran, jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing.







Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.







Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.







Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hatihati. Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu:



7



o



Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).



o



Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus disayat/dilebarkan untuk membunuh bakteri anaerob.



c. Profilaksis tetanus 



Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif bila diberikan sebelum 24 jam luka







Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah waktunya.



d. Menutup luka 



Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka primer).







Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.







Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan menggunakan kasa lembap.







Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang tertunda).







Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan sendirinya.



e. Infeksi luka



a. Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan mengeluarkan nanah. b. Tatalaksana i. Buka luka jika dicurigai terdapat nanah ii. Bersihkan luka dengan cairan desinfektan iii. Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari, lebih sering bila perlu



8



iv. Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya dalam waktu 5 hari). 1. Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari) karena sebagian besar luka biasanya mengandung Staphylococus. 2. Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari), gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) jika dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna. 2.4 Prosedur Perawatan Luka A. Persiapan Alat Alat-alat Steril (dalam wadah steril) 1. Pinset anatomis 2. Pinset chirungis 3. Arteri klem 4. Kain kassa 5. Kapas alcohol/kapas bensin 6. Bengkok/nierbekken 7. Waskom kecil 8. Gunting lurus 9. Handscoon/sarung tangan Alat-alat tidak steril 1. Gunting biasa 2. Pembalut sesuai kebutuhan 3. Plester 4. Botol berisi alcohol 70% 5. Cairan pencuci luka:NaCl 0,9 % 6. Obat desinfektan:betadine,rivanol 7. Sabun 8. Tempat sampah 9



9. Sampiran bila perlu



B. Persiapan Pasien 1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Atur posisi pasien yang menyenangkan dan memudahkan pekerjaan C. Prosedur Pelaksanaan 1. Memberi salam 2. Cek identitas pasien 3. Alat-alat didekatkan ke pasien 4. Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga 5. Pasang sampiran bila perlu untuk menjaga privasi pasien 6. Perawat mencuci tangan 7. Pasang handscoon bersih 8. Buka balutan lama dengan menggunakan pinset chirungis 9. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan pencuci luka( NaCl 0,9 % atau cairan lain sesuai resep dokter) dengan arah melingkar (cirkumer) dari dalam kearah luar luka kurang lebih 1 cm dari tepi luka 10. Apabila luka kotor dan terdapat jaringan mati serta terindikasi infeksi lakukan irigasi luka dengan cairan NaCl 0,9 % menggunakan spuit 35 ml dan jarum ukuran 19 11. Jika terdapat indikasi infeksi ,bersihkan luka dengan larutan desinfektan dengan cara yang sama seperti diatas,kemudian buang kasa kotor ke tempat sampah 12. Ulangi beberapa kali sampai luka bersih 13. Berikan obat (tetesi atau oleskan) permukaan luka dengan obat yang tersedia (sesuai indikasi dan resep dokter) 14. Tutup luka dengan kasa steril 15. Luka diplester dengan rapi 16. Alat-alat dibereskan,dibersihkan,dan dikembalikan ke tempat semula 17. Perawat mencuci tangan 18. Dokumentasikan



10



D. Hal-hal yang Harus Diperhatikan  Pertahankan teknik aseptic  Jangan terlalu menekan saat melakukan pembersihan luka (karena dengan merusak pertumbuhan jaringan granulasi dan sel epitel baru)  Bersihkan jaringan mati/nekrosis  Cegah jangan sampai ujung serat kassa melekat pada luka  Jangan menyinggung perasaan pasien (bila bau/kotor)  Hindarkan hal-hal yang membuat pasien merasa malu  Bekerja secara rapi,cepat,dan teratur  Catat keadaan luka (warna,bau,pus,infeksi,dll)  Perhatikan keadaan umum pasien



E. Evaluasi 1. Luka sembuh secara fisiologis 2. Tidak terjadi komplikasi 3. Pasien terbebas dari rasa nyeri



11



BAB III PENUTUP



3.1 KESIMPULAN Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Penyebab luka dapat berasal dari tusukan/goresan benda tajam, benturan benda tumpul, kecelakaan, terkena tembakan, gigitan hewan, bahan kimia, air panas, uap air, terkena api atau terbakar, listrik dan petir. Luka dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu kejadiannya, berdasarkan jenisnya, kedalaman dan luasnya luka, tingkat kontaminasi terhadap luka, serta berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan luar. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunjang perawatan luka yang berkualitas. 3.2 SARAN Seorang perawat diharapkan mampu mengkaji luka secara komperehensif, menguasai pengetahuan dan keterampilan klinis. Serta dalam melakukan perawatan luka dapat melakukannya sesuai dengan SOP (Standar Operational Prosedur).



Peralatan



dipertanggungjawabkan.



yang Agar



steril luka



dan tidak



disembuhkan.



12



kemampuan bertambah



parah



yang



bisa



dan



cepat



DAFTAR PUSTAKA



Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta: EGC. Harmanto,Addi Mardi.2013.Modul 3 Perawatan Luka dan Pemberian ObatObatan.Jakarta:PPSDM Kemenkes Maryunani, Anik. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK). Jakarta : TIM Susmiati,dkk.2019. Modul Pratikum Ilmu Keperawatan Dasar I. Padang: Universitas Andalas



13