Makalah Islam Dan Ilmu Pengetahuan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AGAMA ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN



DISUSUN OLEH: M. SYAHRUL R.K. L2L006031



UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI SEMARANG



1



OKTOBER 2006 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya kepada kita semua, dan telah memberikan kekuatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah agama Islam ini. Saya sebagai penulis telah berusaha untuk melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya dengan mengambil sumber dari berbagai referensi yang ada. Bersamaan dengan selesainya tugas makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT atas ridho dan segala hidayahNya. 2. Bapak Muhyiddin selaku dosen mata kuliah agama Islam yang telah membimbing, dan memberi pengarahan kepada saya. 3. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a restu dan dukungannya 4. Dan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya tugas penyusunan makalah agama Islam ini . Akhirnya saya menyadari bahwa saya hanya manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan. Demikian juga dengan makalah ini. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran dari teman-teman demi kebaikan kita semua. Dan kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Semarang, 9 Oktober 2006 Penyusun



2



DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………... i Daftar Isi …………………………………………………………………………… ii BAB I



BAB II



BAB III



PENDAHULUAN …………………………………………………. 1 1.



Latar Belakang ….. ………………………………………….. 1



2.



Perumusan Masalah ………….……………………………… 1



3.



Maksud dan Tujuan Penulisan .……………………………… 2



4.



Ruang Lingkup Penulisan ..….……………………………… 2



PEMBAHASAN .………………………………………………….... 3 1.



Pandangan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan ……………… 3



2.



Klasifikasi dan Karakteristik Ilmu Dalam Islam ……….…… 4



PENUTUP ……………………..…………………………………… 7 1.



Kesimpulan .………………………………………………… 7



2.



Saran………………………………………………………… 7



DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 8



3



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam makalah ini dibicarakan, hubungan agama Islam dengan ilmu pengetahuan. Sebagai definisi kerja dapatlah dirumuskan bahwa agama islam adalah agama wahyu yang disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai agama wahyu, seprti telah disebut berulang-ulang, komponen utama agama Islam adalah akidah, syari’ah, dan akhlak yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadis. Selain tentang komponen utama agama Islam, di dalam al-Qur’an perkataan ilmu (pengetahuan tentang sesuatu) sering disebutkan, dapatlah disimpulkan kedudukan ilmu sangat penting dan sentral dalam agama Islam. Perkataan ‘ilm di lihat dari sudut kebahasaan bermakna penjelasan. Dipandang dari akar katanya berarti kejelasan. Semua ilmu yang di sandarkan pada manusia mengandung arti kejelaasan. Menurut al-Qur’an ilmu adalah suatu keistimewaan pada manusia yang menyebabkan manusia unggul dari makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lain. 2. Perumusan Masalah Yang menjadi masalah polemik adalah seberapa besarkah peranan Islam terhadap ilmu pengetahuaan? Lalu bagaimanakah kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam? Dan mampukah umat Islam menghadapi



4



kenyataan hidup yang semakin mengglobal dengan semakin berkembamg pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)? 3. Maksud dan Tujuan Penulisan 3.1. Menguraikan pandangan pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan. 3.2. menjelaskan pentingnya menuntut ilmu. 3.3. menyajikan fakta yang ada bahwa Islam-lah yang telah menyumbangkan sebagian besar ilmu pengetahuan kepada dunia pada jaman keemasan Islam. 4. Ruang Lingkup Penulisan Bagaimana kita menyikapi ilmu pengetahuan yang berkembang pesat secara global. Agar kita tidak tertinggal jauh dari bangsa barat (nasrani). Padahal kalau kita tinjau ke masa lampau, ketika bangsa barat masih berada di kubangan lumpur, ilmu pengetahuan Islam sudah jauh berkembang pesat ketimbang mereka. Hingga akhirnya Islam mengalami keruntuhan, setelah Andalusia (Spanyol) jatuh ke tangan kaum Nasrani, Baghdad ke tangan bangsa Mongol. Maka mulai saat itulah Islam jatuh.



5



BAB II PEMBAHASAN 1. Pandangan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan sangat lah erat karena ilmu dalam Islam merupakan komponen ke dua setelah al-Qur’an dan al-Hadis.karena menurut hadis dari Rasulullah SAW yang artinya; Menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimah. Imam Ghazali telah mengklasifikasikan ilmu menjadi dua bagian. Yaitu ilmu fardu kifayah dan ilmu fardu ‘ain. Istilah fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap muslim dan muslimah. Ilmu fardu ‘ain adalah ilmu yang wajib dituntut, dicari dan diamalkan oleh setiap pemeluk agama Islam. Istilah fardu kifayah merujuk pada hal-hal yang merupakan perintah Allah yang mengikat komunitas muslim dan muslimat sebagai satu kesatuan, tidak mengikat setiap anggota komunitas. Contohnya, mempelajari agama dengan mengikuti mata kuliah Pendidikan Agama adalah fardu ‘ain (kewajiban individual setiap mahasiswa dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (pasal 29 ayat 1) UUD 1945 dan sila pertam Pancasila), sesuai dengan agama yang dipeluknya. Mempelajari ilmu kedokteran adalah fardu kifayah bagi komunitas mulim mahasiswa Indonesia, tetapi kewajiban itu tidak mengikat bagi mahasiswa fakultas-fakultas lainnya, karena sudah ada mahasiswa fakultas kedokteran yang melakukan atau mempelajarinya. Tetapi, kalau tidak ada seorang pun mahasiswa Indonesia mempelajari ilmu kedokteran, dilihat dari fardu kifayah (kewajiban sosial atau kewajiban kemasyarakatan) ini, semua anggota komunitas



6



Indonesia, terutama mahasiswanya, berdosa karena meninggalkan atau tidak melaksanakan fardu kifayah itu, dan memikul akibatnya, kalau, misalnya , anggota komunitas indonesia sakit,tidak ada ahli ilmu kedokteran (dokter), yang mengobati atau menyembuhkannya. 2. Klasifikasi dan Karakteristik Ilmu Dalam Islam Akal menghasilkan ilmu dan ilmu berkembang dalam masa keemasan Islam. Supaya dapat dipelajari dengan baik dan benar, ilmu perlu diklasifikasikan (digolong-golongkan). Klasifikasi ilmu, karena itu, merupakan salah satu kunci untuk memahami tradisi intelektual Islam.sejak al-Kindi di abad ketiga H/kesembilan M hingga Syah Waliullah dari Delhi pada abad kedua belas H/kedelapan belas M, generasi demi generasi sarjana muslim telah mencurahkan pikiran dan kemampuannya untuk membuat klasifikasi ilmu dalam Islam secara rinci.sebagian klasifikasi ilmu itu asli dan berpengaruh besar, tetapi sebagian lagi hanyalah pengulangan klasifikasi sebelumnya yang kemudian dilupakan orang. Dalam uraian berikut akan disebutkan secara ringkas dan dalam garisgaris besarnya klasifikasiyang dibuat oleh al-Farabi,Imam al-Ghazali, dan Qutubuddin al-Syirazy. Menurut al-Farabi,klasifikasi dan perincian ilmu adalah sebagai berikut: (I) Ilmu Bahasa, yang dibagi menjadi tujuh bagian. (II) Ilmu Logika, dibagi menjadi delapan bagia. (III) Ilmu-ilmu Matematis, dibagi menjadi tujuh bagian. (IV) Ilmu Metafisika, dibagi menjadi tiga bagian. (V)Ilmu Politik, dibagi menjadi dua bagian. (VI)Ilmu Fikih, dibagi menjadi dua bagian. (VII)Ilmu Kalam, dibagi menjadi dua bagian. Karakteristik klasifikasi ilmu al-Farabi itu adalah, pertama, dimaksudkan sebagai petunjuk umum ke arah berbagai ilmu, sehingga para pengkaji dapat dapat memilih subyek-subyek yang benar-benar membawa manfaat bagi dirinya. Kedua, klasifikasi tersebut memungkinkan seseorang belajar tentang hierarki (urutan tngkatan) ilmu. Ketiga, berbagai bagian bagian



7



dan sub bagiannya memberikan sarana yang bermanfaat dalam menentukan sejauh mana spesialisasi dapat ditentukan secara benar. Keempat, klasifikasi menginformasikan kepada para pengkaji temtang apa yang seharusnya dipelajari sebelum seseorang dapat mengklaim (menuntut pengakuan) diri ahli dalam suatu ilmu tertentu. Dalam berbagai karyanya, Imam al-Ghazali,menyebut empat klasifikasi ilmu yaitu, (1)Ilmu-ilmu teoritis dan praktis, (2)Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai, (3)Ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu intelektual, (4)Ilmu fardu ‘ain (kewajiban setiap orang) dan ilmu fardu kifayah (kewajiban masyarakat). Mengenai (1) ilmu teoritis dan praktis, Ghazali mengatakan ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan-keadaan yang wujudnya diketahui sebagaimana adanya. Ilmu praktis berkenan dengan tindakan- tindakan manusia untuk memperoleh kesejahteraan di dunia ini dan akhirat nanti. Tentang (2) ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai, pembagiannya didasarkan atas perbedaan caracara mengetahuinya. Menurut Ghazali pengetahuan yang



dihadirkan bersifat



langsung, serta merta, suprarasional, (diatas atau diluar jangkauan akal), intuitif (secara intuisi, berdasarkan bisikan hati) dan kontemplatif (bersifat renungan). Waktu menjelaskan perbedaan antara (3) ilmu- ilmu keagamaan dengan ilmu hasil penalaran (intelektual), Ghazali mengatakan bahwa ilmu-ilmu keagamaan ialah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak hadir melalui akal manusia biasa. Pembagian ilmu ke dalam (4) kategori fardu ‘ain dan fardu kifayah dilakukan oleh Ghazali berdasarkan pertimbangan bahwa fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap muslim dan muslimah. Dengan fardu kifayah, dia merujuk kepada hal-hal yang merupakan perintah Ilahi yang bersifat mengikat komunitas (kelompak orang) bagi muslim dan muslimat sebagai satu kesatuan. Menurut Qutubuddin al-Syirazy, klasifikasi ilmu dibagi dua, ilmu filosofis dan ilmu non filosofis. Ilmu filosofis (kefilsafatan) dibagi menjadi dua bagian ilmu teoritis dan ilmu praktis, masing-masing dipecah lagi menjadi beberapa



8



butir. Ilmu-ilmu non filosofis, ilmu-ilmu ini diistilahkannya sebagai ilmu religius, jika didasarkan atas, atau termasuk dalam ajaran-ajaran wahyu. Jika sebaliknya, disebut ilmu non religius. Ilmu- ilmu religius dapat diklasifikasikan menurut dua cara yang berbeda: (1) ilmu-ilmu naqli (keagamaan) dan ilmu-ilmu intelektual (aqli atau akal). (2) klasifikasi ilmu tentang pokok-pokok (usul) dan ilmu tentang cabang- cabang (furu’). Selain ketiga tokoh tersebut, ada tokoh-tokoh lain seperti; Ibnu Syina, Ibnu Rusyd, dan masih banyak tokoh-tokoh yang lain yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengeetahuan bagi umat Islam, bahkan umat manusia di dunia.



9



BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan ilmu pengetahuan sangat lah erat kaitannya dengan islam karena ilmu pengetahuan merupakan komponen ke dua setelah al-Qur’an dan al-Hadis. Imam Ghazali telah mengklasifikasikan ilmu menjadi dua bagian. Yaitu ilmu fardu kifayah dan ilmu fardu ‘ain. Agar dapat dipelajari dengan baik dan benar, ilmu perlu diklasifikasikan, karena itu, merupakan kunci untuk memahami intelektual Islam., generasi demi generasi sarjana muslim telah mencurahkan pikiran dan kemampuannya untuk membuat klasifikasi ilmu dalam Islam secara rinci. al-Farabi,Imam al-Ghazali, dan Qutubuddin al-Syirazy. Mereka adalah tokoh-tokoh islam yang telah mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam beberapa bagian. 2. Saran a. Sebaiknya umat islam dalam mencari ilmu pengetahuan jangan mau tertinggal dari bangsa barat. b. Jadikanlah Al-Qur’an dan Al-Hadis sebagai pedoman dasar ilmu pengetahuan. c. Dalam mengembangkan ilmu pengetahan sebaiknya kita melihat ke belakang (jaman keemasan Islam).



10



DAFTAR PUSTAKA Al-Attas, S.M. al-Naquib: Islam dan sekularisme, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1978. Ali, H.M.Daud: Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 2003. Al-Attas, S.M: Ilmu dan Ulama, Jakarta, Erlangga,2000. Natsir, Mohammad: Rangka Pikir Islamisasi Ilmu, Bandung, Rosda,1997.



11